Hanya pikiran spontan... hanya belajar...

Senin, 20 Juni 2011

Zat Sisa

Aku teringat kepada suatu peristiwa tertidur ketika mendengar kotbah. Kala itu rasanya tubuh bak rontok, dan mata tak tertahan untuk terjaga. Berat rasanya seperti berada di antara dua dunia yang saling tarik-menarik. Anehnya, seperti ada kekuatan dari dalam yang turut berperang untuk membuatku segera terjaga. Tiba-tiba ku terbangun. Rasanya nafas tersnggal-senggal dan kaget. Tak heran jika beberapa tetangga menatapku sinis, tertawa sambil geleng kepala. Ahh... ku usap-usap mata, ku gerak-gerakkan kaki dan seluruh badan supaya kuat untuk mendengarkan pesan penting ini. Ntah kenapa pesan ini rasany begitu kuat sampai aku bisa mengingatnya hingga hari ini.

Pesannya kotbah yang nyantol di hati dan kepala yang dapat kuterima dengan segenap hati kala itu, "bahayangkan saudara-saudara jika Anda ga bisa BAB di pagi hari. Kita patut mensyukuri hal-hal yang terlihat sepele, bahkan hanya soal BAB itu". Ok dehh... terdengar agak jorok dan kurang sopan. Tetapi aku mencoba merenungkannya setelah tiba di rumah. Maklum lah sesuatu yang kita ingat berulang-ulang ketika bangun tidur, akan menjadi 'ingatan jangka panjang'. Pikiran ini masih berkomentar, "ahh... masak sih", karena saat itu aku ga da kesulitan dalam BAB. Namun ga sedikit orang yang kesulitan dalam mebuang zat sisa di pagi hari. Sangat menderita rasanya. Begah. Rasanya bobot tubuh bertambah. Dan jika memang kotoran itu tidak dibuang dalam waktu yang lama, maka ia akan menjadi racun bagi tubuh kita.



Dalam hal penggaraman pun, akan membentuk suatu persenyawaan baru dan pasti ada zat sisa atau residu yang terjadi. Demikian juga ketika kita hendak menjadi garam (persenyawaan baru), harus ada zat sisa yang menjadi residu yang harus dibuang. Dalam hidup kita sehari-hari, ketika kita menjadi garam, bukan hanya orang lain yang berubah, tetapi kita sendiri juga harus membuang residu sikap-sikap kita yang buruk, sehingga diri kita sendiri pun berubah menjadi baik.

Bersediakah Anda untuk menjadi garam? Bersiaplah untuk membuang sikap-sikap buruk kita sedikit demi sedikit, agar orang-orang sekitar kita juga dapat membuang sika-sikap buruk mereka. Zat sisa harus dibuang setiap hari untuk menjaga pertumbuhan rohani yang sehat setiap hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar