Hanya pikiran spontan... hanya belajar...

Kamis, 09 Januari 2014

"ONE" Efesus 2

Suatu hari, beberapa saat setelah siaran selesai mengudara, ada sms masuk yg mengatakan "thanks buat siarannya, gw jadi mau ke gereja lagi". Begitulah kira-kira isi smsnya. Kami jadi saling bertanya "emangnya kita blg apa ya?". Kami tidak tau apakah sms itu beneran atau fiktif,tapi apapun itu artinya ada respon yg mau sms. That's great.

Hari itu kami siaran tentang Efesus 4. Dan saya tutup dengan ayat favorit saya dalam versi TSI, Ef 4:16 "Dialah yang mengatur supaya semua anggota disusun dan disatukan dengan sempurna, supaya kita seperti tubuh yang bisa bergerak dan bertumbuh karena ada sendi-sendi dan anggota-anggota tubuh yang lain. Ketika tiap-tiap anggota berfungsi dengan teratur, kita seperti tubuh yang sehat, karena saling menguatkan dan saling mengasihi".

Sayang sekali belum menjelaskan secara jelas, siaran sudah berakhir...

Efesus 4 adalah bagian dari pengaplikasian dari doktrin. Ef 1-3 adalah doktrin/ dasar, sementara Ef 4-6 adalah bagian dari pengaplikasian. Pada bagian Ef 2, dalam dua sesi kami membahas tentang kesatuan. Ada hal yang sangat mengantol di pikiran saya, dan membuat saya berpikir bahwa kesatuan itu tidak mudah. Kita berpikir kesatuan adalah ngumpun-ngumpul antar denominasi, atau paling ga satu youth dalam satu gereja bisa ngumpul bareng, ntah nonton bola bareng, ntah buat acara KKR, atau doa bareng. Saya agaknya kurang setuju dengan defenisi seperti itu. Sudah sejak lama. Namun karena sulit untuk menjelaskan alasannya, saya tidak bisa menerompetkan pendapat saya. Setelah baca EFESUS, banyak paradigma saya yang terbuka. Saya menemukan dasar-dasar untuk berpijak, menemukan alasan-alasan yang tepat. Tidak salah para sarjana teologi mengatakan bahwa Efesus adalah queen of epistle. Suratan ini tidak hanya menggambarkan kekinian, tetapi juga membeberkan tujuan penciptaan dunia, sehingga kita tidak mengatakan bahwa "Yesus lahir untuk mati bagi kita". Jika Anda setuju bahwa "Yesus lahir untuk mati bagi kita", itulah yang membuat Anda hidup sembarangan ketika Anda sudah yakin Anda diselamatkan. Sadarkah Anda bahwa orang yang buat rusuh di dunia justru orang Kristen yang mengatakan bahwa mereka anak Raja? Ya benar kita diadopsi menjadi anak Raja, dengan demikian kita seharusnya sadar tanggung jawab sebagai anak raja, bukan justru sebaliknya hidup asal-asalan.

Kesatuan yang dibahas di EFESUS adalah tentang satu tubuh, satu darah, satu bangunan, dan satu pengharapan. Pernahkah kita renungkan bagaimana orang di sebelah Anda menjadi orang yang sedarah, artinya menjadi saudara serumah. Bagaimana dengan rekan bisnis Anda yang menyebalkan itu menjadi teman satu rumah?? Saya sering mendengar seorang yang sangat cantik dipuji-puji orang. Hmm... pujian itu bagus. Saya hanya bergumam dalam hati bukan karna iri lohh "dia cantik kalau ga serumah dengan Anda, kalau dia serumah dengan Anda... silahkan nikmati lah". Kita memnag hanya tau tampilan orang dari luar. Ketika kita dekat dengan mereka kita mulai merasakan sifatnya, karakternya, kemarahannya, kekesalannya. Coba bayangkan bagaimana orang dengan temperamen tinggi dapat serumah, sedarah dengan Anda, mampukah Anda? Bukankah kita diselamatkan bukan karena perbuatan baik, bukan karena kecantikan, kebodohan, kemalasan, ketidaktelitian, dll.

Bagaimana dengan menjadi satu bangunan? Dalam bangunan berarti masing-masing bagian haruslah berfungsi. Bagaimana jika semen kehilangan fungsinya sebagai perekat? Atau bagaimana semen dapat merekatkan tanpa air? Coba perhatikan saudara-saudara kita serumah, apakah mereka semua berfungsi? Mungkin Saudara yang ga berfungsi. Bagaimana jika adik/kakak/abang kita bermalas-malasan di atas sofa sambil nonton tv, sementara Anda berjuang mati-matian membersihkan ruang tamu, dapur, mencuci baju, mencuci mobil, setrika, dll. Kenyataan kecil yang kita hadapi dalam keluarga kita saja rasanya sudah membuat kita mau meledak. Bagaimana kita mampu  meresponi keadaan ketika kita harus bekerja keras, sementara teman serumah Anda tidak melakukan apa-apa? Marilah kita sadari diri kita masing-masing agar kita berfungsi sesuai tujuan keluarga kita masing-masing.


Kenyataan yang paling nyata, manusia tidak suka melihat orang yang hanya bisa ngomong, tetapi ingin melihatnya untuk action juga. Ketika kita mendengar kotbah Pak Pendeta bahwa kita semua harus saling mengasihi, kita ingin melihat beliau memberi makan anak yatim atau membantu korban banjir atau paling ga kita melihatnya senyum kepada semua orang setiap saat. Namun, kita harus sadari bahwa ada beberapa orang yang sangat berusaha untuk tersenyum, ketika ia lelah, ia tidak tersenyum lagi.

Bagaimana seharusnya kita bersikap, ketika teman-teman, keluarga atau orang-orang di sekitar kita (ring 1) tidak berfungsi? Mari kita memulai dari diri kita untuk berfungsi untuk mengurangi kekesalan orang-orang dekat kita. Kadang-kadang memang kita harus bersabar terhadap orang dekat kita yang tidak berfungsi semestinya, beri kesempatan kepada mereka, tolong mereka membuat perubahan kecil, hargai perubahan itu. Tidak mudah memang, tetapi kita diselamatkan tidak sampai di situ aja, tetapi kita didesign untuk melakukan perbuatan baik. Look... ketika kita diselamatkan, seketika itu kita menjadi keluarga kerajaan sorga, kita boleh duduk disorga, namun untuk memperoleh warisan kerajaan sorga itu kita harus melakukan perbuatan baik yang telah Allah tetapkan bagi kita. Seorang anak dalam kerajaan mempunyai tanggung jawab menjadi duta bagi kerajaan tersebut. Secara sikap, karakter, performance, semuanya dilihat orang. Mereka tidak mampu melihat hati Saudara yang bersinar, mereka hanya mampu melihat perbuatan Saudara saja. Seseorang bisa keluar masuk hotel, tetapi untuk diwariskan hotel, mereka harus mengerjakan tanggung jawab mereka. 

Memang sulit bagi kita untuk mengerti ini, karena zaman sekarang, seorang anak tidak melakukan pekerjaan bapaknya aja bisa mendapat warisan. Saya tidak habis pikir ketika mendengar jawaban seorang anak SMU yang ditanya "mau jadi apa nanti klo sekolah aja malas", dia menjawab "mau nerusin usaha papa". Bahkan apa yang dikerjakan bapaknya aja dia tidak tau. how come? Zaman sekarang itu sepertinya sudah umum jika kekayaan itu hancur ditangan cucu, atau bahkan anak.

Bersatu di sini adalah ketika masing-masing orang dapat berfungsi dengan baik, bukan seragam, tetapi justru dalam perbedaan tugas itu dapat mencapai tujuan. Mari kita membantu orang-orang didekat kita agar mereka mau berfungsi. Dan yang paling penting... mari kita masing-masing berfungsi!