Hanya pikiran spontan... hanya belajar...

Kamis, 29 Desember 2011

More Than Just Life (part2)

ditulis 27 nov 2011

Pernahkah kita merasa tidak nyaman karena ketidak adilan? Atau merasa tidak nyaman karena kita sadar bahwa kita belum melakukan sesuatu yang maximal dari benih baik yang kita punyai?

Pada kenyataannya saat kita merasa tidak nyaman atau merasa resah karena belum melakukan sesuatu atau ingin melakukan hal yang lebih maksimal, apakah dalam hal kita mengasihi, mencintai pasangan hidup, anak, orang tua ataupun merasa resah ingin melakukan sesuatu untuk tetangga kita yang berkekurangan, saat itulah kita siap untuk melangkah ke level berikutnya.
 
Ada satu hal yang penting dari hal “zona nyaman” dan "zona tidak nyaman", yaitu melangkah kepada kedewasaan. Menjadi dewasa adalah hal alamiah, hanya jika kita bertumbuh dengan baik. Syarat utamanya adalah mendapat asupan makanan yang bergizi, udara dan tempat untuk berisitirahat. Kita tidak bisa memaksa seorang anak untuk cepat dewasa. Waktulah yang menentukannya. Tidak ada orang tua manapun juga yang menarik-narik tubuh anaknya utk segera menjadi tumbuh besar dan dikatakan dewasa.

More Than Just Life

ditulis 6 Nov 2011

Senang sekali rasanya dapat bertemu dengan Om Fred, Om Hengky Lie dan Om Djoko. Sayang sekali tak bertemu dengan tante Ilona. Dan juga Kak Riris yang tak jadi dating. Sudah lama rasanya tak bertemu dengan Kak Riris dan bercerita dengannya.
Aniway… seharian kemarin, sepulang kantor, aku bertemu dengan orang-orang yang luar biasa, yang tentunya mempengaruhi cara ku berpikir. Mulai dari kopdar gpdiworld, pertemuan dengan seorang teman lama, dan seorang teman lagi yang bekerja sebagai manajer toko  buku rohani. Rasanya waktu yang bergulir tak terasa, sampai akhirnya pintu mall yang menghentikan semuanya. Artinya sudah jam sepuluh malam, harus seera pulang.

Banyak hal aku dapat belajar dari mereka. Uppss… mungkin mereka juga tak sadar telah berbagi hidup mereka denganku. Seringkali kita tidak sadar bahwa di dalam kita mempunyai permata yang berkilau. Dan ketika kita bersedia berbagi dengan orang lain, menyediakan waktu kita, menyediakan telinga untuk mendengar, atau hanya menemaninya berjalan melalui lorong-lorong hidup… ternyata kita sedang membagikan kilauan permata kepada orang lain. Dan… permata yang berkilau harus berada pada tempatnya, agar kilaunya terlihat dan member manfaat.