Hanya pikiran spontan... hanya belajar...

Minggu, 04 Juli 2010

Menunggu sampai terjadi

“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” Ibr 11:1

Let’s we learn something from the bible. Hampir semua orang Kristen tau dan hafal betul ayat ini. But, let we learn from the detail. Gw suka belajar sesuatu dari detail, karena biasanya kita dapat melihat sesuatu yg tidak orang lain lihat.

Yuk kita lihat, “Iman adalah dasar … ”, dalam bahasa Inggris disebut substance (KJV) = bahan dasar, assurance of (RV) = keyakinan, jaminan. Dalam bahasa Yunani disebut hupostasis, yang artinya:
1. The ground of confidence, assurance, guarantee, or proof; not fides but fiducia (= Fondasi dari kepercayaan, jaminan, garansi, bukti; bukan fides (=dewi kepercayaan Romawi kuno), tetapi fiducia (= trust, confidence, assurance, boldness-kegagahan/ keberanian, courage-keteguhan hati, (law) deposit, pledge-perjanjian, mortgage-hipotek/menggadaikan). Iman berarti kepercayaan dalam sesuatu yang diharapkan. Ezra 19:5 – “Sia-sia si induk menunggu anaknya”.
2. Suatu kualitas yang menyebabkan orang mau berdiri di bawah kepercayaannya, ketegasan, keberanian, keyakinan, mengambil tindakan, melakukan sesuatu atas apa yg dipercayainya.
3. Substansi yang menopang, what really exist under any appearance, reality, essential natural (Ibrani 1:3 “…menopang segala yang ada..”. Yesus adalah substansi yang kelihatan dari keberadaan Bapa).

“Hupostasis” atau “Substance” berarti sesuatu yang menopang. Berarti sewaktu kita menunggu jawaban doa kita, ada yang harus kita kerjakan. Kita tidak bisa hanya diam saja. Ketika kita beriman, kita seperti menggadaikan kepercayaan kita, sehingga kita tidak perlu kuatir, dan kita dapat melakukan aktivitas kita. Ketika kita beriman, harus ada buktinya, yaitu kita bisa merasa tenang/ nyaman, tetap mengerjakan aktivitas sesuai fokusnya masing-masing. Ketika kita dalam waktu “menunggu”, “substansi” apa yang “menopang” kepercayaan kita itu? Dengan kata lain, beriman adalah tetap melakukan aktivitas sesuai fokusnya, tanpa kuatir karena jaminan keberhasilan itu sudah kita “gadaikan” di tangan Tuhan, sehingga kita dapat tenang berjalan. Bukti dari kita beriman adalah tetap berjalan tanpa ragu, mengambil tindakan walau terlihat tidak mungkin.

Story for Kids, "Kelahiran Yesus, Raja Mulia"

ditulis 9 November 2009


Pada suatu kali, Gerombolan orang majus sedang bersiap-siap mengunjungi bayi Yesus. Wow.. mereka banyak sekali. Mereka datang dari timur, mereka adalah orang-orang pintar, ada ilmuwan, ada pedagang, dokter. Mereka jago membaca peta dan bintang. Orang majus juga membawa budak-budak untuk menjadi pengawal supaya tidak dirampok di tengah jalan. Perjalanan menuju Betlehem adalah jauh sekali. Jadi mereka harus menyiapkan perbekalan mereka. Bawa makanan, minuman, dan peralatan perang juga, mana tau mereka disergap musuh di jalan.


“Hayoo…. Kibin, kamu kemana aja, apakah kamu sudah menyiapkan makanan kesukaanku? Obat tidurku? Buku-buku? Kompas? Tombakku, baju-bajuku?”

“Sudah Tuan Chang, hamba sudah menyiapkan semuanya”, seru Kibin. “Tuan sudah ditunggu oleh rombongan di halaman”.

“Mari kita berangkat Kibin, jangan sia-siakan waktu, Sang Raja sudah menunggu kita. Kita tidak punya waktu lebih lama lagi. Perjalanan pasti lama sekali”. Tuan Chang beserta teman-temannya pun berangkat menuju Bethlehem. Mereka harus menempuh perjalanan darat dan laut yang sangat jauh sekali. Mereka harus melawan ombak besar di lautan beserta para bajak laut yang iseng. Belum lagi mereka harus melewati para perompak padang gurun. Tetapi mereka bukanlah orang-orang yang mudah menyerah, mereka tetap maju terus. Mereka punya satu tujuan, yaitu menemui Bayi Yesus, Sang Raja yang telah lama dinanti.


Orang-orang majus berasal dari Timur, Asia. Nenek moyang mereka sudah sering berdagang ke Yerusalem pada zaman Raja Daud. Apa saja yang dilihat dan dialami nenek moyang mereka diceritakan turun-temurun kepada mereka, sehingga anak cucu mereka bisa tau kabar tentang kelahiran seoarang Raja Mulia, Yesus.

“Turunkan jangkar, kita sudah sampai sekarang”. Tidak terasa waktu setahun lebih telah terlewatkan. Tetapi mereka belum benar-benar sampai. Mereka harus berjalan lagi… lagi dan lagi. Tidak mudah untuk memimpin rombongan yang besar itu. Para pengawal juga harus diperhatikan supaya tidak ada yang memberontak.


“Heyy… lihat, bintang yang terang itu. Kita harus berjalan mengikuti arah bintang itu. Hayoo jangan malas, kita hampir sampai.” Merekapun berjalan terus berjalan mengikuti arah bintang.

“Waduhh… masih jauh yaa, pegel nehhh”

“Dasar kamu, ngomel terus kapan dewasanyaaa”.


“Pren, istirahat dulu, ngosh… ngoshan nehhh”.

“Yaudah kita istirahat dulu, hei… siapa yang bertugas jaga malem nih, jangan sampai emas yang kita bawa dirampok orang. Kita sudah berjalan sejauh ini. Aku tidur dulu yaaa, cu gut nait.”

“Ohh… aku kangen mama”

“Sama nih, biasannya kan mama buatin susu coklat”

“Woiii… bisa diem ga sehhh udah malem nehhh, besok kita harus jalan lagi neh… apa lu mau gendong gw besok”

“ Tak gendong… kemana-mana…”.

“Beriiiisssiiiikkkkkk…”

Tettttttttttt…… sirene panjang harus dibunyikan, tanda waktunya tidur.


“Tok.. tok…tok… Good morning…. Permisi Tuan-tuan, waktunya Sarapan pagi”

“Kibin, ga tau ya.. aku masih ngantuk? Huaahh…”

“Maaf Tuan, tapi kita harus segera berangkat”

Setelah selesai sarapan mereka pun berangkat, beramai-ramai. Ga nyampe-nyampe juga. Pasukan pada kelelahan, belum lagi kuli yang bertugas mengangkat emas, mur dan kemenyan. Banyak sekali yang mereka bawa. Pasti perlu usaha besar.



Akhirrrrrnyaaaa…. Nyampe juga. Mereka berhenti tepat di bawah bintang terang itu. Upsss…. Para pengawal Herodes dah nyegat mereka. Ooo…ooww, troubles come.

“Berhentiiii!! Apa-apaan ni, rame-rame, kalian mau demo yaaa? Banyak sekali emas, mur kemenyan, kalian perampok yaaa…. Kalian kami tangkap!!”

Semua rombongan di bawa ke istana Herodes. Mereka harus diwawancarai oleh Herodes dengan pertanyaan-pertanyaan yang menyiksa jiwa.

“Mau apa kalian dating ke negeri ini?” Tanya Herodes


“Kami hendak menemui Raja Mulia yang baru lahir di kota Bethlehem”

“Hahh.. Raja? Akulah raja di sini, apa kalian mau mati membusuk di penjara?

“Bukan begitu Tuan Raja, tidakkah Tuan tau Yesus, Sang Raja Mulia telah lahir di kota ini?


“Hahh… ga tau tuhh”

(bisik bisk..) ”Ihkhh.. ni raja ga gaul banget deh”

“Ok, kalian kulepaskan, tapi jika kalian dah ketemu raja yg kalian maksud itu, lapor sama aku yaaa… supaya aku bisa dating menyembahnya juga. Kan ga enak sesame raja ga saling ngunjungin”.

“Ok deh Tuanku Raja, kami minta diri”



Akhirnya mereka dilepas oleh Herodes. Mengikuti arah bintang lagi. Eh… ketemu dengan gembala di padang. Nanya-nanya sama gembala, dan akhirnya gembala membawa rombongan itu ke rumahnya.

“Hahhh…. Ga salah nehhh… koq Raja lahir di rumah gembala, ini mah kandang.”

“Sttt…. Lu yakin Chang? Kita ga salah alamat neh?”

“Diem luu… ga liat tuh bintang terang yg kita ikutin berhenti di atas rumah ini. Lu sendiri kan yang ngitungin jarak, kalkulus, sudut elevasi. Udah deh.. masuk aja. Kita liat apa nih gembala nipu kita apa ga”.

Akhirnya mereka masuk dan melihat Bayi Yesus, Maria dan Yusuf ada di situ. Spontan mereka semua sujud menyembah Bayi Yesus nan mungil dan berkharisma itu. Rombongan lain yang ga muat masuk ke dalam rumah juga sujud di luar rumah. Wihhh.. hebohhh… tetangga juga pada celingak-celinguk liat aya naon, what happening. Persembahan pun dikeluarkan diletakkan dihadapan Raja Mulia, Yesus Kristus. Kelelahan mereka pun sirna ketika melihat Sang Bayi. Air mata pun menitik.

Adik-adik, Yesus telah lahir buat kamu dan saya. Mari bawa persembahanmu yang terbaik kepadaNya. Yesus sayang kepada semua anak-anak. (iyut)

Gold

ditulis 27 Des 2009

Andrew Russel berkata, "apa yg ada dlm benakmu ketika dikatakan Afrika?".

Pertanyaan ini adalah pertanyaan yg sama, ketika kita ditanya, "apa yg kamu pikirkan tentang Papua?". Wow... Petama kali yg saya pikirkan adalah Gold, emas. Dan pikiran saya memikirkan "emas Papua" setelah diteliti sama spt "emas nya Israel".

Bisa kita buktikan dari 2Taw 9 dan 1 Raj 10. Menurut sejarah setiap 3 thn sekali (pardon me if I'm wrong), kapal Tarsis berangkat ke arah timur. Dari pelabuhan bagian Selatan Israel berlayar ke Timur.

Alkitab mengatakan kekayaan bangsa2 akan datang kepadamu. Dari Arab, dari Libanon, dari Timur datangnya kekayaan Salomo, dari China - sutera, dari Hongkong - wangi2an, dari Kalimantan- monyet, dari India - burung merak, Afrika-gading gajah, Maluku-rempah2, dari Papua - emas. Tidak heran mengapa jenis emas Papua sama seperti emas di Israel. Note: Indonesia disebut negara rempah2 oleh Belanda. (So... Bisa jadilah klo salah satu org majus adalah org Indo... Hehe... Ngarep mode on). If the star is different, kecerlangannya berbeda, sptnya tdk diperlukan ahli astrologi, pedagang mampu membacanya.

Sejak 3000 thn lalu, bangsa2 datang melakukan perdagangan di Yerusalem, mereka datang ke Yerusalem. Dan kebiasaan/ buadaya Israel pun dipelajari oleh bangsa2, salah satunya adalah budaya bercerita, ayah ke anak. Sehingga cerita2 org Israel pun menyebar ke seluruh dunia, dan disampaikan ke anak cucu mereka.

Tentang nubuatan Yesus pun dapat terdengar oleh orang2 Timur. dan kemungkinan besar org majus adalah org2 Asia, org2 pedagang, org2 pintar. Pedagang = saudagar, dlm bahasa Persik, sau-banyak, dagar-akal, saudagar = banyak akal, org pintar. Pada zaman itu, org2 pintar pasti terlibat dengan perdagangan. Perdagangan membuat pertukaran budaya itu sedemikian cepat.

Supplier rumah Tuhan selalu berdatangan ke Yerusalem, krn berdagang dengan Raja Salomo itu selalu menguntungkan. Semakin banyak org yg semakin penasaran dengan hikmatnya Raja Salomo. Semakin byk yg ingin berbisnis dengan Salomo. Seperti Ratu negeri Syeba, membawa beberapa karyawannya utk bisa training langsung, melihat kesempurnaan pelayanan yg diberikan oleh karyawannya Salomo.

So, apa yg ada dipikiranmu ttg Papua? Think out of the box. Perbendaharaan pengetahuan bisa membuat kita membuka mata dan menyadari hal2 yg org lain tidak sadari. Pengetahuan menciptakan kebenaran sendiri bagi diri kita. Memang belum tentu apa yg kita anggap benar adalah benar dimata Tuhan. Namun, kebenaran atau sesuatu yg kita anggap/ setuju bahwa itu benar akan membawa kita kepada damai sejahtera dalam mengambil keputusan.

Seperti halnya Andrew Russel, ide gila (changing mind) yg membuat dia yakin utk mengubah pola pikir teman2 sebangsanya. Afrika juga bisa produce coffee. 14 kali gagal, tdk membuat dia menyerah, malah mengantarkannya ke gerbang kesuksesannya.

Perubahan hrs dimulai dari pikiran kita sendiri. Perubahan pikiran juga diawali oleh bersedia menerima pengetahuan. Pengetahuan itu sendiri haruslah disertai oleh pengertian. Pengertian yg dikerjakan itu akan membuahkan hasil.

So let we learn more, perolehlah hikmat, tetapi yg lebih berharga adalah pengertian.

Setia

ditulis 30 Des 2009

Banyak sekali ayat yang menerangkan tentang kesetiaan di dlm alkitab. Tuhan kita setia adanya. Kata 'Setia' selalu dilekatkan kepada orang saleh/ orang benar. Setia berarti dapat dipercaya (trustworthy), dengan kata lain berarti bertanggung jawab.

Seringkali kita mendengar tentang 'setia', selalu dianjurkan utk setia beribadah, setia bayar perpuluhan, setia melayani, dll. Arti kata 'setia' pada 'setia beribadah' lebih dari sekedar asal datang, duduk, diam, isi absen, tetapi lebih dari itu, ada rasa tanggung jawab untuk memberikan ucapan syukur kepada Tuhan, rasa menaklukkan diri kepada Tuhan.

Alkitab menerangkan bahwa Tuhan itu setia adanya. Ketika Tuhan memberikan kita suatu tugas/ tanggung jawab Dia selalu memperlengkapi terlebih dahulu. Ketika manusia diberikan 'panggilan khusus' Tuhan juga sudah memperlengkapinya dengan talenta/ gift/ kemampuan khusus juga.

Seperti Maria, diberi tugas melahirkan, membesarkan, mengasuh Yesus. Tuhan tidak membiarkan Yusuf dan Maria tanpa biaya yang cukup, makan yang cukup, dll. Tuhan telah menyediakan terlebih dahulu apa yg mereka butuhkan, sebab Allah kita adalah Allah yang setia adanya. Persembahan dari Orang Majus kemungkinan dijadikan modal usaha oleh Yusuf.

Orang Majus yang datang dari Timur membawa persembahan untuk Bayi Yesus. Alkitab menjelaskan ada 3 jenis persembahannya, (bukan 3 orang majusnya) emas, kemenyan, mur. Sepertinya tidak mungkin orang majus hanya datang bertiga, karena tidak mungkin persembahan yang dibawa dari jauh hanya 3 genggam saja. Kemungkinan persembahan yang di bawa berpeti-peti, dan yang mengangkut peti tdk mungkin hanya 3 orang saja. Mereka harus membawa kuli panggul (mengangkut peti-peti), pengawal bersenjata (pertahanan thd perampok, 'bajing loncat'), orang2 pembaca peta, tabib (kemungkinan jalan jauh sekitar 1-2 tahun), filsafat, dan para pedagang sendiri yg mengetahui trend keuntungan dari kelahiran seorang raja. Tim ekspedisi ini bisa berjumlah ratusan.

Orang Majus dari Timur, adalah orang2 yang terkenal pintar. Pada zaman dahulu, orang pintar selalu identik dengan orang yg jago berhitung. Orang yg jago berhitung adalah para pedagang. Dari akar kata 'saudagar' (dari bahasa Persik), sau: banyak, dagar: akal, saudagar: banyak akal, alias pintar. Kemungkinan orang Majus adalah para pedagang, yang memiliki pengetahuan warisan nenek moyang, sejak dari zaman Salomo.

Budaya orang Israel adalah 'bercerita kepada anak2nya', tanpa sengaja menular ke para pedagang/ supplier yang melakukan transaksi dengan mereka. Akhirnya mereka juga mendengar nubuatan tentang kelahiran seorang raja mulia. Para pedagang saja sudah sangat senang bertransaksi dengan Salomo, karena mereka mendapat keuntungan besar dari penyuplaian barang2 keperluan pembangunan rumah Tuhan pada zaman Salomo. Sekarang mereka mendengar ada raja yang lebih hebat dari Salomo yang akan lahir, mereka ingin juga mencari peruntungan, oleh sebab itu mereka rela melakukan ekspedisi ke Yerusalem untuk memberikan persembahan kepada raja yang baru lahir, dengan mengikuti petunjuk arah bintang. Belum tentu mereka orang yang takut Tuhan, mungkin saja mereka org fasik.

2Taw 9:21 dan 1 Raj 10:11. Menurut sejarah setiap 3 thn sekali kapal2 Hiram berangkat ke arah timur (Asia). Dari pelabuhan bagian Selatan Israel berlayar ke Timur.

Tim ekspedisi ini menunggu kapal yang melewati Timur utk kembali ke Yerusalem. Perjalanan mereka bisa menempuh 1,5 tahun perjalanan laut, dan kemungkinan 6 bulan perjalanan darat. Terbukti ketika mereka bertemu Herodes, bayi di bawah umur 2 tahun harus dibunuh. Berarti Yesus sudah berumur kira-kira 2 tahun saat orang Majus bertemu Yesus.

Persembahan yg dibawa org Majus dikelola dengan baik oleh Yusuf. Yusuf menjadi businessman, pengusaha kayu. Ini membuktikan kesetiaan Tuhan kepada Yusuf dan Maria. Tuhan bertanggung jawab atas hidup mereka.

Ketika Yesus lahir pun Tuhan Allah menyediakan rumah gembala, yang disebut kandang itu sebagai tempat Maria bersalin. (Saya pernah pergi ke kandang kuda di Pulomas, rumah penduduk setempat pun disebut kandang. Begitulah kira2 sebutan rumah gembala pada saat itu). Ini bentuk kesetian/ tanggung jawab Tuhan terhadap Maria.

Temans, sebentar lagi kita akan memasuki tahun 2010. Apakah kita sudah berlaku setia dalam hidup ini? Sudahkah kita setia terhadap pekerjaan/ sekolah/ kuliah/ pelayanan kita? FirTu berkata, bahwa kita tdk menjadi ekor tetapi menjadi kepala. Iya, jika kita setia/ bertanggung jawab. Jika kita setia (beribadah, thd tugas2 kita, keluarga, dll) maka tinggal tunggu waktunya pasti kita menjadi kepala bukan ekor.