Hanya pikiran spontan... hanya belajar...

Kamis, 27 Februari 2014

Berbuah

Dalam Alkitab Perjanjian Baru kita mengenal beberapa prinsip berbuah, seperti:
  1. Benih yang ditanam di tanah subur (Mat 13)
  2. Pohon Ara (Mat 21; Luk 13)
  3. Pokok Anggur (Yoh 15)
  4. Injil (Kol 1:16)
  5. Pohon Kehidupan (Wahyu 22)
Dari antara kelima hal yang berbuah di atas, yang paling nyata dan dapat diselidiki adalah Pohon Ara dan Pokok Anggur. Jadi prinsip berbuah dapat kita pelajari dari kedua pohon ini. Memang kita kreatif banget, karena kedua pohon ini tidak terlalu populer di negeri kita, kita menggantinya dengan pohon jambu atau pohon mangga, atau pohon beringin yang mirip dengan pohon ara. Mari kita pelajari tentang pohon ara, pohon beringin dan pokok anggur.

Karena saya bukan ahli biologi, maka saya mengutip beberapa artikel dari beberapa sumber untuk dipergunakan sebagai data di artikel ini. adapun sumber yang saya gunakan adalah
merdeka.com
alkitab.sabda.org
id.wikipedia.org

Pohon ara
Tin atau Ara (Ficus Carica L.) adalah sejenis tumbuhan penghasil buah-buahan yang dapat dimakan yang berasal dari Asia Barat. Buahnya bernama sama. Nama "Tin" diambil dari bahasa Arab, juga dikenal dengan nama "Ara" (buah ara / pohon ara) sedangkan dalam bahasa Inggris disebut fig (common fig; "pohon ara umum"), sebenarnya masih termasuk kerabat pohon beringin dari dari genus yang sama, yaitu Ficus. Pohon ara (Ficus) kebanyakan hijau sepanjang tahun dan dapat tumbuh di berbagai daerah ekologi, sebagian merupakan spesies deciduous yang tumbuh di daerah di luar wilayah tropis dan di dataran tinggi. (sumber id.wikipedia.org)

Ada beberapa kontroversi tentang buah ara ini, karena buah ara dikenal sebagai buah yang tidak dapat dimakan. Tetapi jika kita melihat konteks di kitab Injil ketika Yesus mencari buah ara, pastilah ini buah ara yang bisa dimakan. Di Arab, buah ara ini dikenal sebagai buah Tin. Dan beberapa orang mengklaim bahwa buah Tin yang dapat dimakan bukan buah ara. Tetapi jika kita mengecek bahasa Ibrani dari ara ini adalah "Tenah", populer disebut dengan "Ten" atau "Tin". Selanjutnya yang kita bicarakan di sini adalah buah ara yang dapat dimakan.


(buah ara/ buah tin -- sumber merdeka.com) 

(pohon ara di australia sumber: wikipedia.org)


-000-

Keterangan tentang Pohon ara dari Alkitab (dikutip dari http://alkitab.sabda.org/)

  1. 1. Menghasilkan buah yang manis dan baik.
  2. Hak 9:11
  3. 2. Tidak terdapat di padang gurun.
  4. Bil 20:5
  5. 3. Terdapat banyak di:
    1. 3.1 Mesir.
    2. Mazm 105:33
    3. 3.2 Kanaan.
    4. Bil 13:23; Ul 8:8
  6. 4. Kadang-kadang tumbuh di hutan.
  7. Am 7:14
  8. 5. Kadang-kadang ditanam di kebun anggur.
  9. Luk 13:6
  10. 6. Diperbanyak oleh orang Yahudi.
  11. Am 4:9
  12. 7. Perlu dicangkul di sekelilingnya.
  13. Luk 13:8
  14. 8. - mulai berbuah setelah musim dingin.
  15. Kid 2:11,13
  16. 9. Ranting-rantingnya bertunas, sebagai tanda bahwa musim panas
  17. sudah hampir.
    Mat 24:32
  18. 10. Boleh berharap akan mendapat buah - apabila berdaun banyak.
  19. Mr 11:13
  20. 11. Buah - :
    1. 11.1 Dapat dimakan langsung dari pohonnya.
    2. Mat 21:18,19
    3. 11.2 Dikumpulkan dan disimpan dalam keranjang-keranjang.
    4. Yer 24:1
    5. 11.3 Dikeringkan dan dibuat kue.
    6. 1Sam 30:12
    7. 11.4 Yang pertama kali masak yang paling dihargai.
    8. Yer 24:2; Hos 9:10
    9. 11.5 Dipakai untuk menyembuhkan Hizkia secara ajaib.
    10. 2Raj 20:7; Yes 38:21
    11. 11.6 Dijual di pasar-pasar.
    12. Neh 13:15
    13. 11.7 Dikirim sebagai hadiah.
    14. 1Sam 25:18; 1Taw 12:40
  21. 12. Suatu jenis - mengeluarkan buah yang busuk dan tidak dapat dimakan.
  22. Yer 29:17
  23. 13. Daun - dipakai oleh Adam sebagai penutup.
  24. Kej 3:7
  25. 14. Memberi naungan yang teduh.
  26. Yoh 1:48,50
  27. 15. Sering tidak berbuah.
  28. Luk 13:7
  29. 16. Kalau tidak menghasilkan buah, suatu malapetaka yang besar.
  30. Hab 3:17
  31. 17. Orang Yahudi dihukum dengan cara:
    1. 17.1 - dibinasakan oleh Allah.
    2. Hos 2:11
    3. 17.2 Tidak mendapatkan buah - .
    4. Yer 8:13; Hag 2:20
    5. 17.3 Musuh-musuh makan buah - .
    6. Yer 5:17
    7. 17.4 Dikelupas kulitnya dan dimakan oleh belalang.
    8. Yoel 1:4,7,12; Am 4:9
  32. 18. Melukiskan:
    1. 18.1 (Tidak berbuah) orang yang hanya mengaku beragama
    2. tetapi tidak percaya sungguh-sungguh. Mat 21:19; Luk 13:6,7
    3. 18.2 (Duduk di bawah pohon - masing-masing) ketenteraman
    4. dan kesejahteraan. 1Raj 4:25; Mi 4:4
  33. 19. Buah - melukiskan:
    1. 19.1 Perbuatan baik.
    2. Mat 7:16
    3. 19.2 (Yang baik) orang-orang kudus.
    4. Yer 24:2,3
    5. 19.3 (Yang tidak baik) orang fasik.
    6. Yer 24:2,3-8
    7. 19.4 (Yang pertama kali masak) para bapa jemaat Yahudi.
    8. Hos 9:10
    9. 19.5 (Sebelum waktunya sudah gugur) orang fasik yang sudah
    10. waktunya dihukum. Yes 34:4; Nah 3:12; Wahy 6:13

  34. -000-

  35. Pohon ara mempunyai genus dari Ficus. Jadi seringkali ketika bicara soal Ficus, bicara juga soal pohon ara (Ficus carica) ataupun pohon beringin (Ficus benjamina) dan juga sejumlah spesies Ficus. Tetapi species dari Ficus yang mempunyai buah dan buahnya bisa dimakan adalah pohon ara.


Pohon Beringin  (Ficus Benjamina)
Seringkali ketika membahas tentang pohon ara, pikiran kita langsung mengarah ke Pohon Beringin, karena pohon ara tidaklah populer di Indonesia. Pohon Beringin sangatlah populer di Indonesia.

Beringin, yang disebut juga waringin atau (agak keliru) ara (ki ara, ki berarti “pohon”), dikenal sebagai tumbuhan pekarangan dan tumbuhan hias pot. Pemulia telah mengembangkan beringin berdaun loreng (variegata) yang populer sebagai tanaman hias ruangan. Beringin juga sering digunakan sebagai objek bonsai.
Beringin (Ficus benjamina dan beberapa jenis (genus) Ficus lain dari suku ara-araan atau Moraceae) sangat akrab dengan budaya asli Indonesia. Tumbuhan berbentuk pohon besar ini sering kali dianggap suci dan melindungi penduduk setempat. Sesaji sering diberikan di bawah pohon beringin yang telah tua dan berukuran besar karena dianggap sebagai tempat kekuatan magis berkumpul. Beberapa orang menganggap tempat di sekitar pohon beringin adalah tempat yang “angker” dan perlu dijauhi. Pohon bodhi sering dipertukarkan dengan beringin, meskipun keduanya adalah jenis yang berbeda. (sumber: id.wikipedia.org).
Pohon beringin senidiri sebenerarnya mempunyai buah, namun bukan buahnya yang banyak dimanfaatkan. Daunnya yang banyak dimanfaatkan sebagai obat-obatan. Akarnya dimanfaatkan untuk mencegah erosi, dlsb.

                                        
                                                           (sumber: ud.wikipedia.org)

Fakta lain dari beringin, saya kutip dari http://sulur.wordpress.com/. Tapi kemungkinan penulisnya sedang membicarakan beringin secara umum, which is Ficus, dan lebih mengarah ke pohon ara.
Beringin (Ficus spp) adalah pohon yang memiliki nilai khusus bagi orang Timur, dikenal sebagai pohon kehidupan, simbol kekuasaan yang melindungi. Arsitektur pohon beringin yang besar, rimbun dan melebar, merupakan tempat yang nyaman untuk berlindung dan sekaligus lahan mencari makan bagi berbagai jenis burung dan mamalia. Tuhan menciptakan beringin sebagai lumbung makanan bagi berbagai jenis burung pemakan buah di hutan alam. Beringin merupakan sedikit dari pohon hutan yang mampu memproduksi buah dalam jumlah besar (hingga jutaan), masak dalam waktu yang cepat dan biasanya terjadi secara serempak. Saat musim buah tiba, suasana pagi hari di seputar pohon beringin begitu riuh-rendah oleh suara burung, layaknya sebuah pasar, ramai oleh lalu lintas burung yang hilir-mudik mengambil buah. Uniknya, produksi buah beringin tidak mengikuti aturan musim, beringin terus berbuah, ketika pohon-pohon lain berhenti berbuah. Karena itu, buah beringin berperan sebagai ’jaring pengaman sosial’ bagi burung pemakan buah. Bukan hanya jumlahnya yang melimpah, kandungan gisinyapun tinggi. Buah beringin kaya akan gula, juga kalsium yang sangat dibutuhkan burung untuk pembentukan tulang dan cangkang telur. Buah beringin disukai burung karena mudah dicerna. Burung menggantungkan sekitar 70 – 85 % jenis pakannya dari beringin. Kelimpahan (jumlah) pohon beringin di dalam suatu blok ekosistem hutan tropika, karena itu, menentukan kelimpahan jenis burung pemakan buah di wilayah blok tersebut. Sedikitnya ada empat puluh jenis pohon beringin di hutan-hutan alam Sulawesi. Keragaman jenis beringin di suatu hutan, berbanding lurus dengan keragaman jenis lebah penyerbuknya (wasps). Uniknya, setiap jenis lebah penyerbuk, hanya mampu membantu proses penyerbukan beringin jenis tertentu saja. Sehingga apabila suatu jenis lebah punah, akan diikuti oleh kepunahan suatu jenis beringin pula. Hal ini menunjukkan betapa tingginya keterkaitan dan ketergantungan antara tumbuhan dan satwa. Implikasinya, konservasi keragaman hayati di hutan tropika harus dilakukan berdasarkan pendekatan ekosistem. Sebuah hutan yang satwanya habis oleh kegiatan perburuan, secara perlahan akan diikuti oleh kehancuran hutannya, karena kelangkaan agen penyerbuk maupun penyebar biji. Demikian pula sebuah hutan yang telah gundul, akan diikuti oleh kelangkaan satwanya, karena lenyapnya tempat berteduh (shelter) dan lumbung makanan. Konservasi jenis, seperti konservasi anoa, tarsius, kuskus, rangkong, barung rangkong, kupu-kupu, kayu kuku dan sebagainya, karena itu tidak dapat dilakukan sendiri-sendiri, melainkan harus dilakukan dengan mempertahankan keutuhan ekosistem hutan secara menyeluruh! ***

 Kembali ke beringin. Dari pertumbuhannya dikenal dua jenis beringin. Beringin yang langsung tumbuh dari biji yang bersemai langsung di tanah dan besar sebagai pohon yang mandiri. Kedua adalah beringin pencekik (strangling fig) yang mengawali hidup sebagai parasit (hidup menumpang dari) pohon lain, kemudian setelah besar mematikan pohon inangnya dengan cara mencekik. Kehidupan beringin pencekik ini berawal dari biji yang dibawa oleh monyet atau burung, biji tersebut kemudian terjatuh dan menyangkut di tajuk sebuah pohon. Setelah bersemai, kemudian menjadi parasit yang menempel di cabang pohon. Sebagai parasit, awalnya beringin kecil ini, memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya dari mengisap zat hara dari pohon inangnya. Setelah akarnya tertancap kuat pada inangnya, beringin secara perlahan mulai membangun kekuatan, akar-akar sulurnya tumbuh kebawah dengan merambat dan membelit pohon inangnya, untuk mendapatkan asupan makanan secara langsung dari tanah hutan. Seiring dengan perjalanan waktu, ukuran akar beringinpun semakin besar dan daya cekiknya juga semakin kuat. Kematian pohon inang biasanya disebabkan oleh, (1) belitan akar-akar beringin; (2) terampasnya aliran sumber makanan oleh akar-akar beringin; (3) ternaunginya tajuk pohon inang oleh kerimbunan tajuk beringin.

Pokok Anggur
Pohon/pokok anggur seringkali disebutkan bersamaan dengan pohon ara. Ternyata kita dapat menemukan bahwa pokok ara ada di ladang anggur pada Luk 13:6 "Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya".

Anggur,  tidak selalu dibicarakan secara denotasi, tetapi kadang juga dipakai sebagai gambaran kata. Yesus berkata dalam Yoh 15 "Akulah pokok Anggur yang benar...". Tanpa mengurangi rasa hormat kepada Tuhan Yesus, pernahkah kita membayangkan tentang pokok anggur? 

sumber: :http://dunia-buah-buahan.blogspot.com

Tanaman anggur dapat tumbuh baik di daerah dataran rendah, terutama di tepi-tepi pantai, dengan musim kemarau panjang berkisar 4-7 bulan. Pohon anggur adalah tanaman yang Tumbuh rendah dan menjalar. Pohonnya tidak terlihat terlalu kokoh, tetapi ia mampu menahan buah-buah anggur yang berat. Tanah yang baik untuk tanaman anggur adalah mengandung pasir, lempung berpasir, subur dan gembur, banyak mengandung humus dan hara yang dibutuhkan. Derajat keasaman tanah yang cocok untuk budidaya anggur adalah 7 (netral).

Dari data-data di atas mari kita menganalisa tentang berbuah. Konsep berbuah yang di Alkitab yang palig mungkin adalah prinsip berbuah "Pohon Ara" dan "Pohon Anggur". Jika ditinjau dari segi quantitas berbuah, maka kita bisa belajar dari pohon ara yang selalu berbuah tidak memandang musim. Tetapi secara kualitas, atau bagaimana cara menghasilkan buah, kita dapat belajar dari pohon/ pokok anggur. Daripada kita salah paham, mari kita baca Yohanes 15:1-11 (ITB).

1 Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. 2 Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. 3 Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. 5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. 6 Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.8 Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku." 9 Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. 10 Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. 11 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.

Jika kita memperhatikan pohon anggur yang mana cabangnya lembut. Jika bagian cabangnya tidak mempunyai buah, maka cabang tersebut mengering. Bagian cabang yang mengering tersebut perlu dibersihkan agar tumbuh lagi cabang baru yang bisa menghasilkan buah. Prinsip pohon yang merambat ini hampir sama seperti pohon timun yang merambat. Bedanya, timun tidak tumbuh pada zaman Yesus dulu. Tanaman yang paling populer, pada zaman itu adalah anggur. Jadi perumpamaan yang dipakai adalah pokok anggur. Dan kesamaan ini hanya untuk prinsip menjalar dan pembersihan cabang-cabangnya.

Jadi sudah bisa kita bayangkan, tentang prinsip berbuah ini. Dari pohon ara kita dapat belajar bahwa kita diharapkan unuk selalu berbuah. Dan kita sekarang dapat mengerti mengapa Tuhan Yesus mengutuk pohon ara yang tidak berbuah, yaitu karena ia tidak menemui destinynya, ia tidak berfungsi sebagaimana seharusnya. Seharusnya seperti namanya "ara" ia harus berbuah terus tanpa mengenal musim, tetapi ia tidak berbuah. Dari pokok anggur kita dapat belajar bahwa kita hanyalah cabang, dan Yesus adalah pokok anggur itu, Bapa pengusahanya. Ketika cabang itu tidak berbuah, berarti cabang itu tidak mengalirkan nutrisi, akibatnya layu, kering dan mati. Memang penting bagi kita untuk terhubung dengan Tuhan Yesus, namun ketika hidup kita tidak memberikan nilai (buah) kepada lingkungan sekitar kita, berarti kita tidak mengalirkan nutrisi dari Kristus itu kepada lingkungan sekitar kita. Akibat dari orang yang tidak mengalirkan nutrisi atau tidak memberi dampak tersebut adalah menjadi layu, kering dan mati. Jika cabang yang mati itu tidak segera disingkirkan maka akan mengganggu pertumbuhan cabang lain yang seharusnya bisa menghasilkan buah.

Apakah prinsip ini dapat masuka akal bagi Saudara? Mari kita tetap berbuah, memberikan dampak bagi lingkungan sekitar kita.