Hanya pikiran spontan... hanya belajar...

Jumat, 28 Februari 2014

MARANATHA... Mesias akan Segera Datang!

Sebenarnya artikel ini seharusnya terbit sebelum natal 2013 tiba, tetapi saya terlalu banyak alasan sehingga tidak menuliskannya. Bukan hanya artikel ini tetapi banyak sekali artikel-artikel yang tidak sempat terbit, hanya terbang-terbang di pikiran dan lenyap bersama dengan memory pikiran yang menguap, alias LUPA. Hal yang paling disesali ketika melewati tahun 2013 lalu adalah saya hanya merelease 23 artikel saja di tahun 2013. Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun 2013 adalah rekor paling buruk. Hmm... penyesalan selalu datang terlambat, karena jika terlalu dini datang namanya warning.

Tahun ini, hal yang paling ingin saya pelajari adalah pelajaran tentang akhir zaman. Dulu memang saya suka pelajaran tentang akhir zaman, sampai akhirnya saya menemukan banyak orang menjadi takut dan tidak mau berkarya lagi, maka saya kesampingkan terlebih dahulu pelajaran tentang akhir zaman. Tetapi... karena terlalu banyak yang sudah saya lupakan, saya harus mengingatnay kembali. Saya harus belajar lagi. Dukung saya!! haha.

Bicara soal akhir zaman tidak terlepas dengan "nubuatan". Yohanes sebagai penulis kitab Wahyu, ia menuliskan tentang masa depan dengan gaya bahasa zaman dia hidup. Gimana pun juga ia harus memperluas pengetahuannya secara cepat, mendeskripsikan sesuatu yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Ga heran jika ia tercengang, bergidik, kerignat dingin, tidak bisa tidur, tidak bisa makan. Jika kita berpikir logis, mengetahui apa yang di depan kita, masa depan, terlebih dahulu tidak selalu menyenangkan, karena kita dituntut berpikir lebih luas, lebih jauh dari yang biasanya. Saya masih terkagum dengan Yohanes, bagaimana ia mendeskripsikan masa depan dengan bahasanya sendiri (dengan gaya bahasa masa lampau, dan bahasanya itu harus relevan di segala zaman). Bayangkan bagaimana seseorang yang hidup di tahun 1981 menjelaskan perkembangan internet di zaman ini (tahun 2014).

Banyak orang ingin mempunyai karunia bernubuat, menjadi nabi (mungkin karena Alkitab mengatakan "jangan banyak diantara kamu yang mau jadi guru") dan senang untuk mengatakan "Tuhan berkata kepada saya... ini itu...". Klo sudah Tuhan yang berkata, ya kita sdh tidak dapat berbuat apa-apa. Saudaraku... saya hanya mau bilang, setiap orang Kristen sudah seharusnya dapat mendengar suara Tuhan. Tetapi apapun yang kita dengar dari Tuhan itu, ada tujuannya masing-masing. Seorang nabi pun harus dapat mendengar nabi lainnya, tidak seharusnya ada kekacauan. Suara nubuatan haruslah berlandaskan Firman Tuhan, yaitu berlandaskan Firman yang tertulis di dalam buku Alkitab. Suara nubuatan juga harus ada dukungan dari suara nubuatan lain.

Beberapa waktu ini, mulai dari akhir tahun, pembukaan awal tahun, hingga kini, Indonesia diguncang oleh bencana. Kalau dulu bencana tsunami Aceh, orang bisa bilang karena Tuhan marah supaya banyak bertobat. Sekarang bencana banjir Menado, orang tidak bisa memberi alasan yang jelas lagi. Tidak kah aneh ada banjir di gunung? Orang kristen harus banyak belajar, jangan cepat bereaksi, jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan yang hanya memberi makan jiwa, sedangkan secara logika tidak dapat diterima sama sekali. Mari kita belajar secara logis. Mari kita ajarkan generasi ini untuk berpikir, bukan haya menerima "berita cenayang".

Btw saya tidak menentang nubuat, saya hanya mau mengajak teman-teman muda untuk mengumpulkan data secara logis terlebih dahulu sebelum mengintepretasikannya.

Saya belajar  skema ini:
Hermeneutika -> Eskatology -> Eklesialogy -> Hermeneutika.

Hermeneutika itu ilmu tafsir, intepretasi
Eksatology itu ilmu tentang akhir zaman
Eklesialogy itu adalah ilmu tentang gereja

Jadi dari skema itu Penafsiran kita menentukan bagaimana kita dapat mengerti tentang akhir zaman. Pengertian kita tentang akhir zaman menentukan hidup kita dalam bergereja. Hidup bergereja akan menetukan penafsiran kita. So... ini seperti rantai yang tak terputus. Sebelum kita menafsirkan/ mengintepretasikan sesuatu harus ada data. Jika kita terlalu cepat untuk mengintepretasi, pengertian kita tentang akhir zaman pun akan sangat dangkal. Pengertian yang dangkal tentang akhir zaman akan membuat dangkal juga pengertian kita sebagai gereja, sehingga kita hanya berpikir "yang penting gw dah selamat", "mengutamakan 'grace' dan melupakan tujuan untuk 'melakukan perbuatan baik' ". Gereja seharusnya menjadi terang, tetapi masih end up menjadi garam. Akibatnya intepretasi ketika membaca alkitab pun menjadi sangat dangkal.

Selama ini memang ada gereja yang kuat di hermeneutika, tetapi lemah di eskatology, berarti ada yang nyangkut di hermeneutika. Ada juga yang menganggap diri kuat di eskatology tetapi sebenarnya output di eklesialogy sangat lemah, jadi sebenarnya input hermeneutikanya lemah. Ada juga gereja yang kuat di hermeneutika tetapi langsung cut off ke eklesiology, sehingga kita tau ada input yang kurang dari eskatology sehingga ekelsialogy (masih bisa berdiri tapi) kurang komplit. Aniway blum ada gereja yang sempurna, tetapi kita harus bekerja sesempurna mungkin, nanti "grace" yang akan membuat komplit.

Menanggapi soal bencana global, cuaca ekstrim tidak menentu, banyak orang kristen yang mulai menjadi cenayang, I meant mencari-cari hal-hal yang nge-roh, karena tidak mampu menjawab secara logis. Tidak ada yang salah untuk menilik beberapa nubuat dari beberapa orang yang berkarunia nabi, namun kita tidak perlu mengkultuskannya. Seolah-olah Mesias mau datang besok, akibatnya pekerjaan rutinnya menjadi terbengkalai. Ketakutan, heroic, reaktif. Artinya hanya cari Tuhan ketika lagi ada bencana aja.

Belakangan ini sangat banyak nubuat yang muncul ketika kematian Ariel Sharon. Banyak sekali broadcast link melalui bbm seperti http://dunia.news.viva.co.id/news/read/472669-kematian-ariel-sharon-dan-ramalan-kedatangan-al-masih. Masih banyak lagi. Okey.. saya tidak mau ketinggalan untuk menuliskan ini, walaupun sebenarnya sudah terlebih dahulu dituliskan oleh blog "Glory of God Ministries" (http://sonnyelizaluchu.blogspot.com/2014/01/rabi-kaduri-ariel-sharon-nubuatan.html). Saya tidak akan membahas ayat-ayat yang sudah dibahas di blog "Glory of God Ministries". Silahkan Saudara membacanya sendiri.

Saya akan membahas tentang nubuatan Mesias akan segera datang. Kenyataannya Mesias akan datang untuk kedua kalinya, apakah ada yang menubuatkannya dalam masa ini ataupun tidak ada. Ada nubuatannya pun tidak perlu dirisaukan dan menjadi takut. Mari kita menyikapi setiap nubuatan berdasarkan apa yang Alkitab katakan. Makanya perlu untuk membaca Alkitab dan mengerti tentang apa yang dibaca itu.

Seperti yang telah disinggung di atas, banyak orang yang membahas tentang Kaduri. Yitzhak Kaduri adalah seorang Yahudi Kabalah. Informasi singkatnya, Kabalah adalah paham Yahudi yang menganut mistisme, berpikir secara mistis. Sebelum akhir hidupnya, Kaduri berpesan bahwa sesudah kematian Ariel Sharon maka akan terungkap tentang Mesias. Ariel Sharon meninggal Sabtu 11 Januari 2014. Kaduri meninggal  28 Januari 2006. Sebelum meninggal ia menitipkan surat pesan singkat untuk pengikutnya. Ia meminta agar surat tersebut dibuka setelah 1 tahun kematiannya. Dimana sebelum ia meninggal, katanya sih ia sudah bertemu dengan Mesias. Isi suratnya:
Reishei-Tivot of Mashiach:
Yarim Ha'am Veyojiakh Shedvaro Vetorato Omodim
Ini adalah huruf inisial yang menunjuk ke Yeshoshua atau Yeshua. Mengingat bahwa sebagian orang Yahudi tidak percaya Yesus sebagai Mesias, maka pesan Kaduri ini begitu penting bagi orang Yahudi pada zaman sekarang ini. Bagi orang yang sudah percaya kepada Yesus sebagai Mesias, pesan ini agaknya menjadi pesan yang lain, yaitu tentang kedatangan Mesias kedua kali. Padahal Kaduri di sini menunjuk bahwa Yehosua (Yesus) yang sudah datang itu adalah Mesias. Pesan ini semakin memuncak ketika muncul teori Four Blood Moon yang akan terjadi nanti pada saat Paskah 2014 dan 2015. Seolah-olah pesan ini menyatakan bahwa Mesias akan datang setelah peristiwa Four Blood Moon ini. Adapun  tanggal yang agak beragam di sini Four Blood Moon akan terjadi:

  • Passover 15/4/2014
  • Sukkot 8/10/2014
  • Adar 29 Nissan 1 20/3/2015
  • Passover 4/4/2015
  • Sukkot 28/9/2015
Beberapa orang ahli menyatakan bahwa ini adalah penggenapan dari Yoel 2, dan ini bukan gerhana bulan yang biasa, tetapi suatu badai antariksa karena tabrakan benda langit, atau jatuhnya meteor yang sangat besar, sehingga menimbulkan gempa besar dan pengaruh kepada warna benda langit lainnya. Hal yang memuat ini menjadi menarik adalah ini akan terjadi saat Paskah. Dari kalangan Ilmuwan menyatakan bahwa ini hanya gerhana bulan biasa. Tentu saja ini mendatangkan kebingungan di antara orang Kristen. Ada orang Kristen yang menyatakan bahwa kita sudah hidup di Perjanjian Baru, jadi tidak perlu lagi melakukan ritual Perjanjian Lama. tetapi ada golongan Kristen yang menganggap ini penting, berhubung karena "tanda-tanda" itu penting untuk orang Yahudi.

Sebanrnya tentang ke-Mesias-an Yesus lebih mudah diterima oleh orang yang belum mengenal Taurat sebelumnya (Yes 9:1). Menurut orang Yahudi, Yes 53:1 itu bukan menunjuk kepada Yesus. Hal ini yang membuat mereka sulit untuk menerima Yesus sebagai Mesias. Rabi Kaduri telah bertemu dengan Mesias sebelum ia meninggal, itulah pengakuannya. Dan ia ingin agar pengikutnya menjadi percaya kepada Yesus sebagai Mesias, dan tidak perlu menunggu lagi Mesias yang akan datang.

Ada orang bijak yang mengatakan bahwa "Mempunyai persiapan, rencana, menyatakan bahwa orang tersebut mempunyai iman". Ya tentu ini benar sekali. Dalam hal ini, kita harus mengerti tentang nubuatan dan tidak perlu takut. Jika kita merasa hidup kita lagi ga bener, ya harus bertobat dan dibenerin. Para kaum Mesianic sedang mempersiapkan diri dengan versinya mereka untuk segera bertemu dengan Mesias. Persiapan apa yang sudah kita lakukan untuk bertemu dengan Mesias? Kita hanya perlu percaya dan bersatu dengan Dia, Mesias, Kristus itu.

Masalah kapan Mesias akan datang, tidak seorang pun yang mengetahuinya. Hal yang dapat kita lakukan adalah mempersiapkan diri dengan tetap percaya kepada-Nya. Kitab Yohanes ditulis agar para pembacanya dapat percaya, dan terus percaya kepada Kristus Yesus Tuhan. Dalam kitab Yohanes juga dapat kita temukan karakteristik "percaya". Apa yang Yohanes pikirkan ketika menulis injil ini adalah agar pembacanya dapat keep on believing. Sehingga ketika Yesus datang kembali ke bumi, kita dapat dijemput-Nya sebagai mempelai yang berlayak.

Ketika Yesus memberikan tubuh dan darahnya, yang kita peringati dalam perjamuan kudus (1 Kor 11:23), Ia sedang meminang gereja-Nya degnan darah-Nya sendiri. Kebiasaan orang Yahudi ketika meminang mempelai perempuan, ia akan meminangnya dengan segelas anggur. Ketika itu sah disaksikan oleh orang-orang sebagai saksi, maka ia pulang ke rumah untuk mempersiapkan segala sesuatu. Menyampaikan maksudnya kepada orangtua dan keluarganya. Sementara mempelai perempuan harap-harap cemas menantikan kapan datangnya mempelai pria untuk melangsungkan pernikahan. Demikian juga kedatangan Kristus. Kita sebagai gereja, mempelai perempuan harus menyiapkan diri untuk menyongsong kedatangan mempelai pria, Kristus, untuk menjemput kita di bawa ke rumah-Nya.

So... apapun nubuatan orang-orang tentang kedatangan Mesias, kita tidak peru takut. Persiapkan diri saja. Nanti akan banyak orang yang berkata, Mesias ada di sini.. di sana... Tetapi kita perlu untuk keep on believing.


 






Teman-teman, kitatidak hidup karena perkataan manusia. Mari kita mulai pelajari Alkitab dan temukan kebenarannya!

Kamis, 27 Februari 2014

Berbuah

Dalam Alkitab Perjanjian Baru kita mengenal beberapa prinsip berbuah, seperti:
  1. Benih yang ditanam di tanah subur (Mat 13)
  2. Pohon Ara (Mat 21; Luk 13)
  3. Pokok Anggur (Yoh 15)
  4. Injil (Kol 1:16)
  5. Pohon Kehidupan (Wahyu 22)
Dari antara kelima hal yang berbuah di atas, yang paling nyata dan dapat diselidiki adalah Pohon Ara dan Pokok Anggur. Jadi prinsip berbuah dapat kita pelajari dari kedua pohon ini. Memang kita kreatif banget, karena kedua pohon ini tidak terlalu populer di negeri kita, kita menggantinya dengan pohon jambu atau pohon mangga, atau pohon beringin yang mirip dengan pohon ara. Mari kita pelajari tentang pohon ara, pohon beringin dan pokok anggur.

Karena saya bukan ahli biologi, maka saya mengutip beberapa artikel dari beberapa sumber untuk dipergunakan sebagai data di artikel ini. adapun sumber yang saya gunakan adalah
merdeka.com
alkitab.sabda.org
id.wikipedia.org

Pohon ara
Tin atau Ara (Ficus Carica L.) adalah sejenis tumbuhan penghasil buah-buahan yang dapat dimakan yang berasal dari Asia Barat. Buahnya bernama sama. Nama "Tin" diambil dari bahasa Arab, juga dikenal dengan nama "Ara" (buah ara / pohon ara) sedangkan dalam bahasa Inggris disebut fig (common fig; "pohon ara umum"), sebenarnya masih termasuk kerabat pohon beringin dari dari genus yang sama, yaitu Ficus. Pohon ara (Ficus) kebanyakan hijau sepanjang tahun dan dapat tumbuh di berbagai daerah ekologi, sebagian merupakan spesies deciduous yang tumbuh di daerah di luar wilayah tropis dan di dataran tinggi. (sumber id.wikipedia.org)

Ada beberapa kontroversi tentang buah ara ini, karena buah ara dikenal sebagai buah yang tidak dapat dimakan. Tetapi jika kita melihat konteks di kitab Injil ketika Yesus mencari buah ara, pastilah ini buah ara yang bisa dimakan. Di Arab, buah ara ini dikenal sebagai buah Tin. Dan beberapa orang mengklaim bahwa buah Tin yang dapat dimakan bukan buah ara. Tetapi jika kita mengecek bahasa Ibrani dari ara ini adalah "Tenah", populer disebut dengan "Ten" atau "Tin". Selanjutnya yang kita bicarakan di sini adalah buah ara yang dapat dimakan.


(buah ara/ buah tin -- sumber merdeka.com) 

(pohon ara di australia sumber: wikipedia.org)


-000-

Keterangan tentang Pohon ara dari Alkitab (dikutip dari http://alkitab.sabda.org/)

  1. 1. Menghasilkan buah yang manis dan baik.
  2. Hak 9:11
  3. 2. Tidak terdapat di padang gurun.
  4. Bil 20:5
  5. 3. Terdapat banyak di:
    1. 3.1 Mesir.
    2. Mazm 105:33
    3. 3.2 Kanaan.
    4. Bil 13:23; Ul 8:8
  6. 4. Kadang-kadang tumbuh di hutan.
  7. Am 7:14
  8. 5. Kadang-kadang ditanam di kebun anggur.
  9. Luk 13:6
  10. 6. Diperbanyak oleh orang Yahudi.
  11. Am 4:9
  12. 7. Perlu dicangkul di sekelilingnya.
  13. Luk 13:8
  14. 8. - mulai berbuah setelah musim dingin.
  15. Kid 2:11,13
  16. 9. Ranting-rantingnya bertunas, sebagai tanda bahwa musim panas
  17. sudah hampir.
    Mat 24:32
  18. 10. Boleh berharap akan mendapat buah - apabila berdaun banyak.
  19. Mr 11:13
  20. 11. Buah - :
    1. 11.1 Dapat dimakan langsung dari pohonnya.
    2. Mat 21:18,19
    3. 11.2 Dikumpulkan dan disimpan dalam keranjang-keranjang.
    4. Yer 24:1
    5. 11.3 Dikeringkan dan dibuat kue.
    6. 1Sam 30:12
    7. 11.4 Yang pertama kali masak yang paling dihargai.
    8. Yer 24:2; Hos 9:10
    9. 11.5 Dipakai untuk menyembuhkan Hizkia secara ajaib.
    10. 2Raj 20:7; Yes 38:21
    11. 11.6 Dijual di pasar-pasar.
    12. Neh 13:15
    13. 11.7 Dikirim sebagai hadiah.
    14. 1Sam 25:18; 1Taw 12:40
  21. 12. Suatu jenis - mengeluarkan buah yang busuk dan tidak dapat dimakan.
  22. Yer 29:17
  23. 13. Daun - dipakai oleh Adam sebagai penutup.
  24. Kej 3:7
  25. 14. Memberi naungan yang teduh.
  26. Yoh 1:48,50
  27. 15. Sering tidak berbuah.
  28. Luk 13:7
  29. 16. Kalau tidak menghasilkan buah, suatu malapetaka yang besar.
  30. Hab 3:17
  31. 17. Orang Yahudi dihukum dengan cara:
    1. 17.1 - dibinasakan oleh Allah.
    2. Hos 2:11
    3. 17.2 Tidak mendapatkan buah - .
    4. Yer 8:13; Hag 2:20
    5. 17.3 Musuh-musuh makan buah - .
    6. Yer 5:17
    7. 17.4 Dikelupas kulitnya dan dimakan oleh belalang.
    8. Yoel 1:4,7,12; Am 4:9
  32. 18. Melukiskan:
    1. 18.1 (Tidak berbuah) orang yang hanya mengaku beragama
    2. tetapi tidak percaya sungguh-sungguh. Mat 21:19; Luk 13:6,7
    3. 18.2 (Duduk di bawah pohon - masing-masing) ketenteraman
    4. dan kesejahteraan. 1Raj 4:25; Mi 4:4
  33. 19. Buah - melukiskan:
    1. 19.1 Perbuatan baik.
    2. Mat 7:16
    3. 19.2 (Yang baik) orang-orang kudus.
    4. Yer 24:2,3
    5. 19.3 (Yang tidak baik) orang fasik.
    6. Yer 24:2,3-8
    7. 19.4 (Yang pertama kali masak) para bapa jemaat Yahudi.
    8. Hos 9:10
    9. 19.5 (Sebelum waktunya sudah gugur) orang fasik yang sudah
    10. waktunya dihukum. Yes 34:4; Nah 3:12; Wahy 6:13

  34. -000-

  35. Pohon ara mempunyai genus dari Ficus. Jadi seringkali ketika bicara soal Ficus, bicara juga soal pohon ara (Ficus carica) ataupun pohon beringin (Ficus benjamina) dan juga sejumlah spesies Ficus. Tetapi species dari Ficus yang mempunyai buah dan buahnya bisa dimakan adalah pohon ara.


Pohon Beringin  (Ficus Benjamina)
Seringkali ketika membahas tentang pohon ara, pikiran kita langsung mengarah ke Pohon Beringin, karena pohon ara tidaklah populer di Indonesia. Pohon Beringin sangatlah populer di Indonesia.

Beringin, yang disebut juga waringin atau (agak keliru) ara (ki ara, ki berarti “pohon”), dikenal sebagai tumbuhan pekarangan dan tumbuhan hias pot. Pemulia telah mengembangkan beringin berdaun loreng (variegata) yang populer sebagai tanaman hias ruangan. Beringin juga sering digunakan sebagai objek bonsai.
Beringin (Ficus benjamina dan beberapa jenis (genus) Ficus lain dari suku ara-araan atau Moraceae) sangat akrab dengan budaya asli Indonesia. Tumbuhan berbentuk pohon besar ini sering kali dianggap suci dan melindungi penduduk setempat. Sesaji sering diberikan di bawah pohon beringin yang telah tua dan berukuran besar karena dianggap sebagai tempat kekuatan magis berkumpul. Beberapa orang menganggap tempat di sekitar pohon beringin adalah tempat yang “angker” dan perlu dijauhi. Pohon bodhi sering dipertukarkan dengan beringin, meskipun keduanya adalah jenis yang berbeda. (sumber: id.wikipedia.org).
Pohon beringin senidiri sebenerarnya mempunyai buah, namun bukan buahnya yang banyak dimanfaatkan. Daunnya yang banyak dimanfaatkan sebagai obat-obatan. Akarnya dimanfaatkan untuk mencegah erosi, dlsb.

                                        
                                                           (sumber: ud.wikipedia.org)

Fakta lain dari beringin, saya kutip dari http://sulur.wordpress.com/. Tapi kemungkinan penulisnya sedang membicarakan beringin secara umum, which is Ficus, dan lebih mengarah ke pohon ara.
Beringin (Ficus spp) adalah pohon yang memiliki nilai khusus bagi orang Timur, dikenal sebagai pohon kehidupan, simbol kekuasaan yang melindungi. Arsitektur pohon beringin yang besar, rimbun dan melebar, merupakan tempat yang nyaman untuk berlindung dan sekaligus lahan mencari makan bagi berbagai jenis burung dan mamalia. Tuhan menciptakan beringin sebagai lumbung makanan bagi berbagai jenis burung pemakan buah di hutan alam. Beringin merupakan sedikit dari pohon hutan yang mampu memproduksi buah dalam jumlah besar (hingga jutaan), masak dalam waktu yang cepat dan biasanya terjadi secara serempak. Saat musim buah tiba, suasana pagi hari di seputar pohon beringin begitu riuh-rendah oleh suara burung, layaknya sebuah pasar, ramai oleh lalu lintas burung yang hilir-mudik mengambil buah. Uniknya, produksi buah beringin tidak mengikuti aturan musim, beringin terus berbuah, ketika pohon-pohon lain berhenti berbuah. Karena itu, buah beringin berperan sebagai ’jaring pengaman sosial’ bagi burung pemakan buah. Bukan hanya jumlahnya yang melimpah, kandungan gisinyapun tinggi. Buah beringin kaya akan gula, juga kalsium yang sangat dibutuhkan burung untuk pembentukan tulang dan cangkang telur. Buah beringin disukai burung karena mudah dicerna. Burung menggantungkan sekitar 70 – 85 % jenis pakannya dari beringin. Kelimpahan (jumlah) pohon beringin di dalam suatu blok ekosistem hutan tropika, karena itu, menentukan kelimpahan jenis burung pemakan buah di wilayah blok tersebut. Sedikitnya ada empat puluh jenis pohon beringin di hutan-hutan alam Sulawesi. Keragaman jenis beringin di suatu hutan, berbanding lurus dengan keragaman jenis lebah penyerbuknya (wasps). Uniknya, setiap jenis lebah penyerbuk, hanya mampu membantu proses penyerbukan beringin jenis tertentu saja. Sehingga apabila suatu jenis lebah punah, akan diikuti oleh kepunahan suatu jenis beringin pula. Hal ini menunjukkan betapa tingginya keterkaitan dan ketergantungan antara tumbuhan dan satwa. Implikasinya, konservasi keragaman hayati di hutan tropika harus dilakukan berdasarkan pendekatan ekosistem. Sebuah hutan yang satwanya habis oleh kegiatan perburuan, secara perlahan akan diikuti oleh kehancuran hutannya, karena kelangkaan agen penyerbuk maupun penyebar biji. Demikian pula sebuah hutan yang telah gundul, akan diikuti oleh kelangkaan satwanya, karena lenyapnya tempat berteduh (shelter) dan lumbung makanan. Konservasi jenis, seperti konservasi anoa, tarsius, kuskus, rangkong, barung rangkong, kupu-kupu, kayu kuku dan sebagainya, karena itu tidak dapat dilakukan sendiri-sendiri, melainkan harus dilakukan dengan mempertahankan keutuhan ekosistem hutan secara menyeluruh! ***

 Kembali ke beringin. Dari pertumbuhannya dikenal dua jenis beringin. Beringin yang langsung tumbuh dari biji yang bersemai langsung di tanah dan besar sebagai pohon yang mandiri. Kedua adalah beringin pencekik (strangling fig) yang mengawali hidup sebagai parasit (hidup menumpang dari) pohon lain, kemudian setelah besar mematikan pohon inangnya dengan cara mencekik. Kehidupan beringin pencekik ini berawal dari biji yang dibawa oleh monyet atau burung, biji tersebut kemudian terjatuh dan menyangkut di tajuk sebuah pohon. Setelah bersemai, kemudian menjadi parasit yang menempel di cabang pohon. Sebagai parasit, awalnya beringin kecil ini, memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya dari mengisap zat hara dari pohon inangnya. Setelah akarnya tertancap kuat pada inangnya, beringin secara perlahan mulai membangun kekuatan, akar-akar sulurnya tumbuh kebawah dengan merambat dan membelit pohon inangnya, untuk mendapatkan asupan makanan secara langsung dari tanah hutan. Seiring dengan perjalanan waktu, ukuran akar beringinpun semakin besar dan daya cekiknya juga semakin kuat. Kematian pohon inang biasanya disebabkan oleh, (1) belitan akar-akar beringin; (2) terampasnya aliran sumber makanan oleh akar-akar beringin; (3) ternaunginya tajuk pohon inang oleh kerimbunan tajuk beringin.

Pokok Anggur
Pohon/pokok anggur seringkali disebutkan bersamaan dengan pohon ara. Ternyata kita dapat menemukan bahwa pokok ara ada di ladang anggur pada Luk 13:6 "Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya".

Anggur,  tidak selalu dibicarakan secara denotasi, tetapi kadang juga dipakai sebagai gambaran kata. Yesus berkata dalam Yoh 15 "Akulah pokok Anggur yang benar...". Tanpa mengurangi rasa hormat kepada Tuhan Yesus, pernahkah kita membayangkan tentang pokok anggur? 

sumber: :http://dunia-buah-buahan.blogspot.com

Tanaman anggur dapat tumbuh baik di daerah dataran rendah, terutama di tepi-tepi pantai, dengan musim kemarau panjang berkisar 4-7 bulan. Pohon anggur adalah tanaman yang Tumbuh rendah dan menjalar. Pohonnya tidak terlihat terlalu kokoh, tetapi ia mampu menahan buah-buah anggur yang berat. Tanah yang baik untuk tanaman anggur adalah mengandung pasir, lempung berpasir, subur dan gembur, banyak mengandung humus dan hara yang dibutuhkan. Derajat keasaman tanah yang cocok untuk budidaya anggur adalah 7 (netral).

Dari data-data di atas mari kita menganalisa tentang berbuah. Konsep berbuah yang di Alkitab yang palig mungkin adalah prinsip berbuah "Pohon Ara" dan "Pohon Anggur". Jika ditinjau dari segi quantitas berbuah, maka kita bisa belajar dari pohon ara yang selalu berbuah tidak memandang musim. Tetapi secara kualitas, atau bagaimana cara menghasilkan buah, kita dapat belajar dari pohon/ pokok anggur. Daripada kita salah paham, mari kita baca Yohanes 15:1-11 (ITB).

1 Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. 2 Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. 3 Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. 5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. 6 Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.8 Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku." 9 Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. 10 Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. 11 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.

Jika kita memperhatikan pohon anggur yang mana cabangnya lembut. Jika bagian cabangnya tidak mempunyai buah, maka cabang tersebut mengering. Bagian cabang yang mengering tersebut perlu dibersihkan agar tumbuh lagi cabang baru yang bisa menghasilkan buah. Prinsip pohon yang merambat ini hampir sama seperti pohon timun yang merambat. Bedanya, timun tidak tumbuh pada zaman Yesus dulu. Tanaman yang paling populer, pada zaman itu adalah anggur. Jadi perumpamaan yang dipakai adalah pokok anggur. Dan kesamaan ini hanya untuk prinsip menjalar dan pembersihan cabang-cabangnya.

Jadi sudah bisa kita bayangkan, tentang prinsip berbuah ini. Dari pohon ara kita dapat belajar bahwa kita diharapkan unuk selalu berbuah. Dan kita sekarang dapat mengerti mengapa Tuhan Yesus mengutuk pohon ara yang tidak berbuah, yaitu karena ia tidak menemui destinynya, ia tidak berfungsi sebagaimana seharusnya. Seharusnya seperti namanya "ara" ia harus berbuah terus tanpa mengenal musim, tetapi ia tidak berbuah. Dari pokok anggur kita dapat belajar bahwa kita hanyalah cabang, dan Yesus adalah pokok anggur itu, Bapa pengusahanya. Ketika cabang itu tidak berbuah, berarti cabang itu tidak mengalirkan nutrisi, akibatnya layu, kering dan mati. Memang penting bagi kita untuk terhubung dengan Tuhan Yesus, namun ketika hidup kita tidak memberikan nilai (buah) kepada lingkungan sekitar kita, berarti kita tidak mengalirkan nutrisi dari Kristus itu kepada lingkungan sekitar kita. Akibat dari orang yang tidak mengalirkan nutrisi atau tidak memberi dampak tersebut adalah menjadi layu, kering dan mati. Jika cabang yang mati itu tidak segera disingkirkan maka akan mengganggu pertumbuhan cabang lain yang seharusnya bisa menghasilkan buah.

Apakah prinsip ini dapat masuka akal bagi Saudara? Mari kita tetap berbuah, memberikan dampak bagi lingkungan sekitar kita.

Sabtu, 22 Februari 2014

Gerah

Belakangan ini gw gerah dengan org yg sok rohani. Maaf kan saya temans, saya jg mgkn dianggap sok rohani, tetapi please... Tolong yuk kita berlogika. Berhenti membohongi kristen baru bertobat. Jangan berikan mereka harapan palsu. Kenapa hrs mengatakan hal yg spertinya hebat tetapi sebenarnya membuat org kecewa. Ada pula yg suka memamerkan doanya d sosial media. Sangkin kesalnya saya sering nyeletuk kasih komentar "Tuhan ga punya fb, kenapa berdoa di sini?". Ada juga orang yg mengajarkan kristen baru dengan segala kelihaian pengetahuan kitab wahyu, akhir zaman sehingga membuat kristen baru menjadi takut.

Helooo... Bukankah para pengikut Kristus itu harus digembalakan, diajar tahap demi tahap agar mereka mengerti akan Tuhan dan dekat dengan Tuhan. Kitab Wahyu, Daniel, Yehezkiel memang sulit. Klo gitu cari yg paling mudah. Kejadian, Keluaran, Injil, yg bentuknya cerita.

Saya tdk anti dengan org berdoa, saya tdk anti dengan nubuatan, penglihatan, saya tdk anti dengan kotbah pengajaran, saya suka semua itu san saya melakukannya. Saya berdoa sekian waktu. Saya suka kotbah pengajaran yg keras. Tapi jemaat muda perlu makanan yg bisa dicerna dengan pencernaan mereka yg "muda".

Saya hanya ingin petobat2 baru, atau kristen muda belajar tahap demi tahap. Tdk perlu ditakut-takuti. Tuntun mereka kepada kesadaran untuk mengenal Kristus lebih dalam.

Maafkan saya jika harus berkata "doa tidak mengubah segala hal", karena memang kita tdk bisa memaksakan kehendak kita kpd Tuhan. Dia Tuhan, kita manusia yg diangkat jadi anak. Kristus, Anak-Nya sendiri rela berbagi warisan dengan kita. Apakah kamu merasa lebih berhak daripada Anak-Nya sendiri? Doa membuat hati tenang, sehingga kita bisa bertindak melakukan hal yg mustahil. Jika kamu mengatakan "doa dapat mengubahkan segala hal", ketika doamu tdk sesuai dengan kenyataan, sdh pasti kamu akan merengek dan bertanya "mengapa Tuhan?". Kenapa mau tinggal jadi anak kecil?? Dewasalah!!
Jadi kristen yg realistis, nginjek bumi, kasih pengaruh baik kpd lingkungan.
Saya jg merasa aneh denger kotbah ttg waktuNya Tuhan. Maafkan saya Pak Pendeta, ga bermaksud utk menghakimi tapi please... Liat konteks di Pengkotbah 3 itu, apakah lagi biacara ttg waktu Tuhan?? Memang saya mengerti tujuan kotbahnya memaksudkan intervensi Tuhan dalam kehidupan, tetapi kenapa harus kutip Pengkotbah 3:11?? Oh.. Noo..

Saya ga bs membayangkan generasi 5-10 tahun mendatang... Masih ada yg mau baca alkitab?? Atau lebih seneng didongengin dari depan mimbar??
Ini masih 2 hal. Actually masih byk hal2 aneh lainnya. Ayolahh kita baca alkitab kita. Jangan biarkan berdebu. Coba cek di gadget kita, kapan terakhir buka software alkitab.
Maafkan saya... Hanya hati ini tdk tahan... Hikss.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT





Jumat, 21 Februari 2014

Come and See

Dalam beberapa hari ini, karena lagi dalam memfasilitasi kelas belajar Alkitab dan ada di dalam group Yohanes, saya memikirkan tiga kata ini "come and see". Beberapa kali memfasilitasi group Yohanes rasanya dapat ilmu baru terus, selalu dapat yang baru. Dan betapa senangnya ketika mendapat pop up tiga kata ini. Okey, I know ga yang terlalu fenomenal, tapi kita perlu belajar yang detail setelah dapat rangka besarnya. Mari kita melihat detail apa yang kita dapet dari tiga kata penting ini.

Ini dari terjemahan AMP, ngutipin kata "come and see" dari seluruh alkitab yang dikanonkan.
Joh 1:39  He said to them, Come and see. So they went and saw where He was staying, and they remained with Him that day. It was then about the tenth hour (about four o'clock in the afternoon).
Joh 1:46  Nathanael answered him, [Nazareth!] Can anything good come out of Nazareth? Philip replied, Come and see!
Joh 11:34  And He said, Where have you laid him? They said to Him, Lord, come and see.
Php_1:27  Only be sure as citizens so to conduct yourselves [that] your manner of life [will be] worthy of the good news (the Gospel) of Christ, so that whether I [do] come and see you or am absent, I may hear this of you: that you are standing firm in united spirit and purpose, striving side by side and contending with a single mind for the faith of the glad tidings (the Gospel).
Psa_66:5  Come and see the works of God; see how [to save His people He smites their foes; He is] terrible in His doings toward the children of men.
Isa_66:18  For I know their works and their thoughts. And the time is coming when I will gather all nations and tongues, and they will come and see My glory. 
Saya lebih memfokuskan pembahasan ini dalam kitab Yohanes, sedangkan ayat yang lain hanya pendukungnya saja.

Yoh 1:39 ada di dalam cerita Yohanes dan Andreas, kedua murid Yohanes Pembaptis yang disuruh gurunya untuk mengikuti "Anak Domba Allah". Kata "come and see" ini berawal dari keputusan kedua murid Yohanes Pembaptis yang mengikuti kata-kata gurunya. Tetapi bagaimana mungkin mereka bisa mengikuti kata-kata gurunya? Power apa yang mendorongnya? apakah karena mereka taat dengan perkataan guru (the power of "follow me")? atau keingintahuan mereka terhadap pribadi "Anak Domba Allah"?

Cerita sebelum Yohanes Pembaptis menunjuk "Lihat Anak Domba Allah", beberapa imam dan orang-orang Lewi datang kepada Yohanes Pembaptis untuk menanyakan tentang Mesias. (Golongan imam saat itu adalah orang Saduki, dan orang Lewi adalah golongan imam pada zaman PL. Sepertinya beberapa orang Lewi itu adalah dari golongan Farisi, pada zaman itu. Orang Saduki hanya percaya kitab Taurat Musa saja. Expektasi mereka terhadap Mesias adalah Mesias sebagai imam besar. Perhatikan jawaban Yohanes di sini, "aku adalah orang yang berseru-seru... seperti yang dikatakan nama Yesaya". Hanya orang Farisi yang mengerti ini, sementara orang Saduki hanya punya 5 kitab Musa). Pikiran kedua orang murid ini adalah Mesias.

Kemudian latar belakang Yoh 1:46 (di ITB nya ayat 47), Setelah Andreas bertemu "diterima" oleh Yesus di rumah-Nya, kemudian Andreas menceritakan tentang Mesias kepada Simon, saudaranya. Kemudian dari Nazaret, Yesus ke Gallilea (ntah sebelah mananya Galilea, kemungkinan ibukotanya, karena Nazaret juga ada di Galilea) untuk mencari Filipus. Filipus hanya menerima pesan "Ikutlah Aku". Tidak diceritakan bagaimana mungkin Yesus bisa mencari Filipus, apakah karena Andreas yang sekampung dengan Filipus menceritakan tentang Filipus kepada Yesus. Tetapi sudah pasti ada the power of "follow me" yang mendorong Filipus mengikuti Yesus. Setelah Filipus percaya atau yakin dengan Yesus, kemudian ia berkata kepada Natanael "come and see". Kemudian Yesus mendatangi sendiri Natanael agar Natanael bertemu Yesus sendiri. Sama seperti Simon yang mengenal Yesus melalui Andreas, kemudian Yesus menemui Simon secara langsung dan mengubah nama Simon menjadi Kefas. Simon artinya alang-alang (tidak punya pendirian), kemudian diubah menjadi petros (= kefas dalam bahasa Ibrani) yang berarti batu kecil (bukan 'petra' yang punya arti batu besar), batu itu kokoh sehingga bisa dikatakan artinya berpendirian).

Ketika Yesus bertemu dengan Natanael, ia sedang berada di bawah pohon ara. Biasanya orang Yahudi berdoa di bawah pohon ara. Mereka biasanya berdoa tentang kedatangan Mesias. Makanya waktu Yesus bilang ke Natanael "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara", perkataan inilah yang membuat Natanael percaya seketika sehingga ia dapat berkata, "Rabi, Engkau anak Allah, engkau Raja orang Israel". karena bagi Natanael, kedatangan Yesus di sini adalah jawaban doanya di bawah pohon ara. Bayangkan sebelum Yesus bertemu secara fisik dengan Natanael, Yesus sudah bertemu dengan Natanael didalam doa. (Nama Natanael tidak ada dalam deretan 12 murid, ya... memang dengan Natanael memang tidak ada, bagaimana jika ia pakai nama Bartolomeus? Natanael dan Bartolomeus adalah orang yang sama).

Ada lagi tuh hal menarik, Yesus menyebut Natanael adalah orang Israel sejati yang tidak mungkin menipu. Dan di akhir Yohanes 1, Yesus mengatakan bahwa "kamu akan melihat langit terbuka dan malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia". Sementara kita tau bahwa yang pernah liat malaikat naik turun itu adalah Yakub. yakub artinya penipu. jadi seolah Yesus bilang Yakub si penipu itu aja bisa lihat malaikat naik turun, apalagi kamu Israel sejati. Selain itu nama Natanael sebagai Bartolomeus pun hanya ada di daftar murid Yesus.

Sebelum artikel ini ntah kemana-mana, mari kita kembali.... [ke jalan yang benar]

Dari 2 ayat yang kita bahas dari Injil Yohanes, kita bisa melihat ketika Yesus mengatakan "come and see", berarti juga Yesus membuka diri mengijinkan lawan bicaranya itu untuk masuk ke dalam kehidupannya. dapat kita buktikan juga pada Yoh 11:34 Marta mengijinkan Yesus agar Yesus masuk dalam permasalahannya. Kata "come and see" ini seperti membuka pintu kehidupannya dan mengijinkan orang lain untuk menikmatinya. Jika Yesus yang mengatakan "come and see" berarti Yesus sedang mengatakan "mari masuk, yuuukkk ke rumahku, semua yang kamu butuhkan ada di sini", sehingga keluar dari rumahnya rasa sukacita, kayak baru keluar dari istana raja, yang diijinkan untuk makan apa aja, menikmati semua fasilitas yang ada di situ, dan mengajak orang lain untuk merasakannya juga "come and see".

Tetapi ada yang aneh di sini... dari antara yang langsung ditemui Yesus langsung, hanya  2 orang yang jadi inner cirle murid Yesus: Simon Petrus, dan Yohanes. Kemana Filipus?? Kemana Natanael (Bartolomeus)?? Kemana Andreas?? [untuk hal ini ane ga tau jawabannye gan... ane masih belajar].

Btw, ketika alkitab mengatakan "murid-murid Yesus", kita harus dapat memetakannya:
1. ada 3 orang inner circle: Simon Petrus, Yohanes, Yakobus
3. ada 9 orang (12 orang - 3 orang) dari 12 murid
3. ada 70 murid (Luk 10:1)
4. murid-murid yang datang dan pergi, bisa 5000 orang, bisa lebih, kayak orang Farisi, Saduki, dll. Intinya orang-orang lain (termasuk kita sekarang) di luar dari 70 orang itu.

Artikel ini sepertinya panjang (supaya keren doang... hahaha)... sebenarnya pesan singkat dari artikel ini adalah Yesus sedang mengundang kita untuk datang dan melihat sendiri kemuliaan-Nya, tanpa perantaraan orang lain. Ia ingin memperkenalkan pribadi-Nya sendiri. Walaupun awalnya kita mengenal Yesus dari orang lain, tetapi Ia sendiri membuka diri agar kita dapat mengenal-Nya secara pribadi. Ia sedang membuka diri "come and see". Ia ingin agar kita merasakan kehadiran-Nya dimanapun kita berada. Merasakan kehadiran-Nya dalam hidup kita, kita tau dengan istilah IMMANUEL, tetapi kita harus tau konsep Immanuel di Yes 6-9, Immanuel bukan hanya berarti kita senang karena Yesus ada dan kita dapat melakukan apa saja, tetapi karena ada Yesus beserta kita maka kita harus hidup sesuai kehendak-Nya, jangan hidup seenaknya, kita harus jaga integritas sebagai anggota kerajaan Allah. Kita harus jaga integritas sebagai anak Raja. Ga mudah, tetapi karena ada Roh Kudus, menjadikan hal itu menjadi mungkin.

Hal lainnya dari pesan di atas adalah ini seperti prinsip penyerahan tongkat estafet kepada next generation. Mari kita melihat bagaimana pola Yesus ketika memanggil beberapa murid di Yohanes 1 ini.

Yesus -- Yohanes
Yesus -- Andreas -- Simon Petrus
Yesus -- Simon Petrus
Yesus -- Filipus -- Natanael
Yesus -- Natanael

Pertama Yohanes menganjurkan kedua muridnya, Yohanes dan Andreas, untuk mengikut Yesus, "Lihatlah Anak Domba Allah". Mereka mengikuti Yesus dengan bertanya-tanya dalam hati. Kemudian Yesus mengundang Yohanes dan Andreas ke rumah-Nya, dan Ia mengatakan "come and see". Kemudian ketika Andreas pulang ke rumahnya, ia buru-buru mencari Simon dan menceritakan "kami sudah bertemu Mesias". Di antara percaya ga percaya, Simon dibawa kepada Yesus. Yesus mengubah namanya yang "alang-alang" menjadi batu kecil (petros = stone). Besoknya Yesus mencari Filipus dan mengatakan "ikutlah Aku!". Filipus bertemu dengan Natanael kemudian ia berkata "come and see" Tidak lama Yesus langsung menyatakan diri-Nya kepada Natanael. Dari kelima murid ini, 2 menjadi murid yang paling dekat dengan Yesus, 3 lainnya tergolong sebagai 12 murid saja.

Apa yang menarik? Andreas dan Filipus cepat untuk percaya, dan segera "memuridkan" orang lain. mereka sudah masuk dan merasakan hadirat dari Mesias, kemudian baru menceritakan kepada orang lain. Apa yang mereka terima, mereka bagikan juga kepada orang lain. Yohanes dan Simon Petrus mungkin membutuhkan waktu untuk dapat percaya. [Mungkin itu yang menjadi sebab mereka dibawa lebih dekat (menjadi 3 murid terdekat), supaya kepercayaan mereka tentang ke-Mesias-an Yesus menjadi kokoh. (akhh.. ini hanya hipotesis, ane blm bisa buktiin)]

Dalam Yoh 6 juga, kita bisa melihat Yesus ingin mengetahui seberapa percaya Filipus terhadap Yesus. Tetapi justru Andreas yang mengambil tindakan, walaupun sebenarnya kepercayaannya juga masih belum kokoh, "di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak itu?". 

Tuhan Yesus ingin agar setiap orang yang sudah percaya kepada-Nya tetap percaya.

Hubungannya dengan "prinsip tongkat estafet" adalah kita bisa mengajarkan kepada orang lain tentang apa yang kita percaya hanya jika kita benar-benar  mengalami, telah merasakan bertemu dengan Dia secara pribadi dan melihat betapa Dia luar biasa yang tidak dapat  diungkapkan kata-kata. Pelajaran penting lainnya, "dapatkan sebanyak mungkin pelajaran berharga dari guru-guru kita, leaders kita, dari orang-orang yg kita hormati, kemudian lakukan nasehat-nasehat yang mereka berikan, kemudian bagikan kepada orang lain".

Mungkin kita bukan bagian "3 murid yang paling dekat" kepada pemimpin-pemimpin kita, guru-guru kita, mentor kita. Mungkin kita hanya bagian dari yang 5000 orang. Jika kita mempunyai hati dan mengasihi Tuhan maka pastilah kita rela belajar baik-baik dari mentor, pemimpin, guru kita, kemudian melakukan nasehat-nasehat merekas, kemudian membagikan kepada 5000 berikutnya.

Luar biasa bukan? :)

Sabtu, 08 Februari 2014

Be Angry! and..

I called it Arcturus. Gugusan-gugusan yang menertawakan dan menari di atas kesederhanaan. Mengapa mereka tidak bisa berhenti, mengapa. Wahai... tembok abu yang tinggi. Ya.. engkau memang akan semakin tinggi tetapi akan semakin sendiri. 

Lebih baik diam. Oh no... Aku ga bisa mengatakan apa-apa. *Belajar untuk mengendalikan diri*

Rasanya ga terima diperlakukan begini. Sakit hati, marah, tetapi... Ya kata "tetapi" itu dah pasti arti sebaliknya. Selalu ada kata "tetapi" dalam keadaan yang tidak menyenangkan. Keadaan tidak selalu baik. Perasaan tidak selalu dimanja oleh situasi, tetapi keputusan yang didorong oleh kehendak harusnya melebihi perasaan. Jika perasaan yang mengatur hidup kita, maka tempatnya ada di bagian paling atas dari tubuh manusia. That's why otak ada di bagian paling atas, di situ juga tempat berlogika.
Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu. (Efesus 4:26 ITB)
BE ANGRY, AND yet DO NOT SIN ; do not let the sun go down on your anger, (Eph 4:26 NASB)
Minggu lalu di siaran Radio Heartline 100.6 FM, kami bicara soal "marah". Well, sebenarnya ga bermaksud untuk membahas itu lebih dalam, hanya untuk menyinggung sedikit saja, karena kan topik saat itu Efesus 4:16-32. Hmm... memang tidak seenak membicarakannya saat kita ada dalam situasi ini.

Mari kita bahas sedikit saja. Beberapa terjemahan yang harfiah seperti KJV, NASB, menuliskan "Marahlah... dan jangan berbuat dosa". Artinya kita memang boleh marah. Bukan sekadar boleh marah tetapi disuruh marah, saat memang harus marah. Kita tidak boleh menahan-nahan kemarahan sehingga menumpuknya menjadi kepahitan. Hanya dua pilihannya, pertama lepaskan pengampunan dan berdamai atau yang kedua sok cool, menahan amarah, tetapi juga menimbun kepahitan. Akibatnya kita akan membenci lebih dalam. Iblis senang dengan orang yang terperangkap dalam kemarahan.

Saya hanya menasehatkan teman-teman muda, "jangan pernah tidur dalam keadaan marah". Ada ayat yang mengatakan "Tuhan memberkati kita saat kita tidur", tetapi ada juga ayat yang mengatakan saat kita tidur, ada juga yang menaburkan benih yang jahat. Jadi saat seseorang tidur dalam kemarahan, benih jahat yang ditaburkan mendapat tanah yang subur. Bisa saja benih jahat ditaburkan saat tidur, tetapi kalau ia tidak bertemu dengan tanah yang subur, maka benih itu tidak akan bertumbuh.

Beberapa tahun lalu saya pernah berkomitmen untuk ga marah, hmm.. hanya berhasil selama 2 tahun saja, dan akhirnya pecah juga kemarahan itu.. haha. Mulai dari saat itulah saya belajar bahwa marah itu perlu juga ya.

Apa perlunya marah? Sebenarnya marah adalah luapan emosi akibat kekesalan, atau bisa juga untuk memperingati orang. Jika kita menyimpan amarah kita ketika seharusnya memang kita marah, akibatnya anggota tubuh Kristus lain menganggap kita baik-baik saja, padahal kita sedang marah dengan dia. Akibatnya ada "jembatan" yang terputus. pastinya ktia berusaha menjauhkan diri kepada orang yang mengesalkan kita itu. Akibat pastinya adalah tubuh Kristus tidak berfungsi dengan baik. It's bad friends. Padahal tujuan hidup kita kan untuk memenuhi rencana Tuhan. Rencana Tuhan itu pengen klo tubuh-Nya itu berfungsi dengan baik di bumi ini.

Marah di sini bukan berarti teriak-teriak ga karuan. Meluapkan emosi sejadi-jadinya. Ya ga gitu juga kalee. Saya pernah menulis ini di twitter saya... (saya ingat-ingat dulu yaa... so tua lei), "ketika kita marah, orang yang dimarahi itu harus tau tujuan kita marah. Jika mereka tidak mengerti, maka berhenti saja, karena ga guna". Jadi marah itu bukan hanya untuk meluapkan emosi yang terperangkap, tetapi juga menyampaikan maksud, agar apa yang kita kerjakan bisa berjalan seperti seharusnya.

Ya itu saja cerita singkat tentang siaran radio dengan topik "marah". Yups.. kurang heroik sehh. Dan terlihat kurang rohani ya. Koq ada sih orang yang nyuruh "marah". Ya.. silahkan lanjutkan ayatnya "..dan jangan berbuat dosa".

Kemaren, rasanya gw tuh esmosi begete deh. Gw rasanya dicurangi abis. Kesal, pengen meledak. Memang gw ga langsung menyampaikan rasa marah itu ke orang tersebut. Hampir juga terperangkap dalam emosi kemarahan itu. Gw hanya bisa bilang ke Tuhan, "Tuhan gw kesal... marah.. kenapa begini.. kenapa begitu..". You know... doa gw isinya marah2 aja. Tapi thanks God, Tuhan ga mengkotbahi gw dengan segala Firman-Nya yang sudah tertulis. Dia menerima semua keluhan-keluhanku aja. Pffiiuuhh... bersyukur banget punya Tuhan yang sabar banget dan penuh pengertian. Ada ruang kemarahan yang tersedia, tanpa harus dihakimi. Akhirnya gw diem sendiri. Dan mulai klak klik handphone gw yg lumayan smart. Liat-liat fb orang, dan berhenti pada satu status fb kira-kira isinya gini "masalah terbesar sebenarnya bukan masalah itu, tetapi bagaimana kita meresponinya". Ya... gw juga pernah nulis ttg hal itu, dan sekarang diingatkan lagi. Trus gw uraikan lagi masalah yang buat gw marah... deuhh... klo dipikir-pikir ga masalah-masalah banget sih. Tapi karena gw merasa orang ini menusuk gw lah, apalah.. merendahkan gw lahh... nah.. di situlah masalah itu jadi gede.

Kadang-kadang perlakuan jahat yang dilakukan orang yang dekat dengan kita membuat kita merasa lebih sakit daripada yang dilakukan orang yang jauh dengan kita. seperti yang dikatakan dalam Efesus 4:30 ITB "Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan". Roh Kudus berduka karena yang mendukakanNya itu dekat denganNya.

So.. apa yang saya lakukan dengan kemarahan saya tadi? Saya melepaskan pengampunan saja. Saya memang ga mau sok rohani, tetapi ini yang saya lakukan, saya melepaskan pengampunan. Terlepas dari apapun yang orang lain lakukan terhadap saya. Saya terbebas. Respon "marah" itu tidak terperangkap dalam hati saya lagi. Tadinya memang saya mau marah ke orang tersebut langsung, karena secara.. gw yang bener. Gw punya bukti. Tetapi gw inget-inget nih... Yesus aja, Sang Benar, tidak mempertahankan kebenaran itu, toh Ia rela mati di kayu salib demi orang yang ga benar itu. Dan saya juga mengingat bahwa saya belum mampu mengontrol emosi saya, ya.. saya datang saja ke Tuhan dan mengungkapkan semuanya kekesalan saya. Dalam waktu yang sama juga saya minta Tuhan ajarkan saya bagaimana melepaskan kemarahan agar ga terjadi berantakan. Saya juga minta ke Tuhan agar memberikan saya jalan keluar.

Well... saya memang belum melakukannya dengan empurna, aniway.. I'm doing good, right? haha.

Malam ini, yang masih nyimpen kemarahan, jangan bobo dulu yaa... selesaikan dulu kemarahan itu. Jangan berikan lahan subur bagi benih yang jahat untuk tumbuh subur.

Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya." Kejadian 4:7 ITB.


 

Sabtu, 01 Februari 2014

"What you want in family?"

*hanya cerita-cerita

Sepertinya nge-gym hari ini terlalu berat, pinggangku rasa mau copot. Padahal hanya 1,5 jam sahaja. Haha... Apa kabar my cyber friends. Gong xi fat choi.

Spt biasa, saat nge-gym telinga ini selalu disumpel dgn earphone. Membiasakan diri denger org bule ngomong. If you know me.. Bahasa Inggris gw payah bgt, ngarepnya dengerin org bule ngomong inggris, inggris gw bs better lah. Paling ga breakthru utk thn 2013 gw dah bs ngertiin 80% dari apa yg org bule ngomongin. Lumayanlah ada peningkatan 20-30% dari thn sblmnya.. Haha.. *Bangga lagi*.

Tadi itu gw dengerin seseorg yg bicara soal humility. He said humility is dependent, confidence is independent from God. Beliau bercerita tentang kerendahan hati Yesus yg mau ikut ibunya ke pesta Kana. Hmm.. Gw berpikir iya juga ya, pria umur 30 tahun mau menemani ibu ke pesta. Do you know what a big fear of 30 years old single man when he go to the feast? Hmmm... Mungkin Saudara sudah tau dan jika saudara adalah salah satu dari pria sinle itu, sdh mulai ketakutan. Yuupp.. Ketakutan akan satu pertanyaan aneh "Kapan..??". Klo yg nanya adalah ibu2 tua, pengen ngejawab "ee.. Iyaa... Tante kapaaann...?". Tentu saja kedua pertanyaan "kapan" itu punya maksud yg berbeda. "Kapan" yg pertama nanya "kapan nikah, kenapa masih single, anak tante aja dah punya anak 2, kamu kapan nyusul" *kepo*. Sedangkan "kapan" kedua, jawaban kesal "kapan nyusul yg dah brgkt ke alam lain".

Gw jadi ngebayangin dan bertanya mengapa Yesus mau diajak ke pesta itu, bersama dgn Maria, ibuNya. Saat itu Ia adalah seorg pria dewasa yg bs menolak, atau mempunyai keputusan sendiri. Bokap gw pernah ngeluh krn anak2nya ga da lg mau diajak ke pesta menemaninya. Di pesta nikah memang byk pilihan makanan yg enak2. Tapi klo yg namanya pesta kawin, selain menyuguhkan makanan enak, ada juga prosesi2 yg panjang dan menyebalkan. Apalagi di daerah, sdh pasti ada acara adat dari pasangan yg menikah dan ada juga speech yg kita ga ngerti. Itu menyiksa!

Yesus merendahkan hatiNya dan mau jadi "anak mami". Karena kerendahan hatiNya itu maka kita dpt menyaksikan kepedulian Allah Bapa pada lembaga pernikahan. Walaupun tertulis bahwa belum waktunya Yesus melakukan mujizat, tetapi krn kerendahan hatiNya dan kepedulianNya sehingga Bapa mau mengijinkan Yesus utk melakukan mujizat di pernikahan. Saya tdk mau berspekulasi apa jadinya jika Yesus tdk mau melakukan mujizatNya di pernikahan di Kana. Apakah mujizat pertama tetap terjadi di pernikahan atau dmn. Hal yg saya yakini adalah Yesus mengasihi manusia, shg Ia mau mati utk manusia yg menolakNya. Seringkali kita dengar Yoh 3:16 menyebutkan Allah Bapa mengasihi dunia. No.. "Dunia" selalu identik hal jahat. Ketika Yesus diliputi oleh dosa "dunia", Allah Bapa memalingkan muka thdNya dan meninggalkanNya. Artinya Bapa tdk bs bersentuhan dgn "dunia" krn dosa. Hal yg benar adalah Yesus mengasihi dunia, maka Allah Bapa mau mengasihi dunia, melalui Yesus. Oleh sebab itu perlu bersatu dengan Yesus agar dpt bertemu dgn Allah Bapa. Ketika Bapa memalingkan wajahNya thd manusia, tetapi manusia itu mau bersatu dgn Kristus Yesus, maka Bapa tdk lagi melihat dosa manusia tsb, tetapi melihat kesempurnaan Yesus sehingga membenarkan (sanctification n glorified) dan menerima manusia tersebut.

Okey.. Sebenarnya saya bukan mau membahas ttg humility. Ketika saya mendengarkan preaching ttg humility ada hal yg menarik perhatian saya. The preacher menyebutkan Yesus hidup di kondisi dan tempat yg ngga banget, yg ga menyenangkan, seperti Ia ditolak oleh saudara2Nya, anak2 ibuNya. Mereka memang bukan satu ayah, tetapi paling ga satu ibu. Jadi mereka saudara tiri. Mereka tdk menerima Yesus. Perkataan ini membawa saya untuk berpikir bahwa "hal apa yg paling kita inginkan ketika kita ada dalam keluarga?".

Hal yg membuat saya ada di kota ini adalah karena perkataan seseorg yg saya hormati, he just said "**** is home". Dan yg membuat saya bs ngomong di depan umum adalah perkataan "go make a mistake". Dan yg membuat kami kuat adalah tepukan pundak dari seorg pemimpin dan dukungan doa dari beliau. Dan hal yg membuat saya berkembang adalah org2 sekeliling saya yg menerima saya seperti seadanya saya. I meant saya bs mengeluarkan semua potensi saya semaksimal mungkin. Ketika seorg pemimpin mengatakan "go make a mistake", memberikan saya ijin utk bebas melakukan apa aja yg saya mau, namun dlm hati saya berjanji tdk akan mengecewakan beliau. Pada akhirnya saya mengerti, walaupun saya menganggap diri sdh melakukan yg terbaik, ternyata bagi beliau msh jauuuuhh dari sempurna, dan saya mengerti bahwa beliau mengijinkan ketidak sempurnaan versi beliau, bagi beliau saya pasti melakukan mistake. Haha. Ketika seorg yg saya hormati mengatakan "**** is home" membuat saya nyaman, ohh.. Ada toh rumah bagi saya. Rumah artinya ada tempat pulang dari semua kesuksesan ataupun kegagalan. Rumah adalah tempat utk salah, utk dipuji, utk memulai segala sesuatu, utk menelurkan ide, utk belajar, utk dimentori, dimarahi, diangkat lagi. Mgkn beliau yg mengatakan hal ini sdh lupa. Lupa dgn perkataannya yg membangkit semangat seorg gw yg ga mikir lagi utk ada di "rumah" atau dmn whatever. Bisa saja beliau tdk mengingat gw sama sekali. It's ok. But.. Ketaatan beliau kpd Tuhan, memberi contoh dan teladan.

Saat kami lagi down, ada seorg pemimpin yg menepuk pundak dan menyebut nama, bersedia mendoakan, *agak lebay neh* tapi itu sgt berarti bagi org2 yg lg down *gile mau nangis neh nyeritainnye, ga sanggup gw ngelanjutin ceritanye*. Ketahuilah saudara2, saya bkn org yg gampang nangis.

Mungkin saya begitu buruk menyampaikan hal ini shg pembaca tdk mengerti mksdnya. Mksd saya menceritakan ini adalah alangkah bahagianya kita menjadi diri kita sendiri di antara org2 sekeliling kita. Ketika kita di rumah, ayah kita mengakui kita sebagai ahli IT, atau saudara laki2 kita mengakui kita sebagai teknisi, atau sbg negosiator ulung, dsb. Tetapi bayangkan... Yesus ditolak oleh keluargaNya. Ia tdk dapat melakukan mujizat apapun di Nazaret. Itu menyakitkan bro. Saat akan pergi ke suatu pesta, Yesus tdk bs pergi bersama-sama dgn saudara2Nya, Ia harus pergi sendiri secara diam2. Itu menyakitkan bro. Terasing di dalam rumah sendiri. Bisa dibayangkan ketika Yesus pulang dari pantai, atau setelah berkeliling Galilea seharian atau setelah berhari-hari baru plg, tidak ada yg menyambutNya. Tdk ada yg membuatkanNya kopi atau teh atau apalah namanya itu minuman khas Timur Tengah. (Upss... Mgkn klo Maria ga lagi arisan bersama Elisabet sepupunya, mgkn ia akan membuatkan kopi utk Yesus. Tentu saja, krn saudara2 perempuan Yesus sedang berkumpul bersama dgn org Yahudi lainnya, mgkn lagi membahas kitab Yesaya). Bahkan ketika Yesus plg membawa dua murid Yohanes Pembaptis yg bakal jadi muridNya, plg ke rumah. Adakah yg menanyai mereka? Bgmn wibawa Yesus ketika membawa plg tamu dan tdk ada yg menanyai mrk, tdk ada yg menyambut mereka. Semoga saja Maria ada di sana sehingga Yesus tdk perlu malu thd kedua temanNya yg dtg ke rmhNya itu. (Well... Ini hanya skenario yg saya bayangkan, membuat kata2 yg tertulis di Alkitab menjadi lebih hidup dan nyata. Jika Saudara2 tdk setuju, I don't mind).

Hal yg paling menyenangkan di dalam hidup adalah kita bisa menjadi diri sendiri. Saat kita menjadi diri sendiri, ada yg mendukung. Hmm.. Itu benar2 di bumi seperti d sorga ya. Walaupun telah menikah, kebebasan utk menjadi diri sendiri, akan melebarkan/ meluaskan hati utk dpt mengasihi pasangan, shg kebahagiaan RT dpt tercapai. Intinya saat kita menjadi diri sendiri, hati jadi senang, jiwa pun terasa bebas utk dpt melakukan apa saja dgn maximal.

Saudara/i, mari kita renungkan seberapa sering kita mempersilahkan Yesus menjadi Tuhan dlm hidup kita. Ya tentu saja kita sbg org Kristen telah mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Tetapi bgmn dlm keseharian kita. Apakah kita mengatur Yesus utk melakukan segala sesuatu sesuai dgn jadwal kita, atau menyesuaikan jadwal kita dgn kehendak Tuhan. Alkitab mengajarkan kita confidence tetapi menyeimbangkannya dgn humility shg setelah kita mengenal diri kita, kita juga mau menaklukkan diri di bawah tangan Tuhan.

Ketika kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, kita bersatu dengan Kristus, sehingga kita sdh masuk dlm "rumah-Nya", walaupun tubuh kita masih di bumi. Di bumi ini kita masuk dlm satu komunitas yaitu gereja. Gereja seharusnya menjadi rumah utk kita bs "makan" bersama (communion), bersekutu bersama, ketawa bareng, sedih bareng. Gereja adalah sarana tubuh Kristus dpt bersatu, dibangun. Gereja adalah tempat kita bisa "pulang". Di sana kita bersatu dgn org2 lain yg bersatu dgn Kristus. Bisa saja diantara mereka yg masih suka nyolot, atau terlalu pintar, atau yg ga ramah kyk saya (haha... Maaf atas ketidakramahannya.. Saya lg blajar utk jd ramah), ada juga yg penuh kasih, suka menolong. Marilah kita sebagai gereja dpt menerima Yesus seperti adanya Dia, sebagai Tuhan, sehingga Ia bebas melakukan apa saja. Ia bebas menyusun batu demi batu. Ntah saya ditempatkan di sebelah batu yg suka menolong, baik hati, pintar dan suka berbagi *ngarep*. Ntah sodara ditempatkan di sebelah batu yg agak krg pintar, suka nyolot, suka marah, ga mau diatur (maaf ya... Batu yg baik2 ada di sebelah saya.. Hehe). Biarkan Tuhan Yesus melakukan apa saja sesuai kehendakNya di rumahNya.
Ketika kita Yesus diperlakukan sebagai Tuhan, maka mujizat demi mujizat pun akan terjadi. Mari kita menjadikan Yesus sebagai Tuhan, sebagaimana Ia kehendaki, sehingga kita kecipratan mendapatkan segala sesuatu yg baik.



Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT