1.
. Pendahuluan
Mesias,
“khristos”, atau Kristus artinya “Yang Diurapi”.
“Andreas mula-mula bertemu
dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: "Kami telah menemukan
Mesias (artinya: Kristus)."
Yoh 1:41
Mesias
adalah gelar tertinggi dari tokoh penting yang dinantikan oleh bangsa Yahudi. Luk
3:15 mengatakan orang-orang yang menantikan Mesias itu bertanya-tanya apakah
Yohanes Pembaptis itu adalah Mesias?
Gereja
Kristen mula-mula melekatkan gelar ini kepada Yesus, sehingga orang-orang
percaya pada waktu itu disebut orang Kristen, karena mereka adalah pengikut
Kristus. Orang Yahudi keberatan untuk menyebutkan orang-orang percaya sebagai
pengikut Mesias, karena orang-orang Yahudi menganggap bahwa orang-orang lain
(jemaat Kristen pada waktu itu) tidak mempunyai hak untuk melekatkan gelar
Mesias kepada Yesus. Orang Yahudi tidak menerima kalau Yesus disebut Mesias,
sehingga sebutan Mesias untuk Yesus itu mereka anggap sebagai ejekan, begitu
juga dengan sebutan ‘orang Kristen’ atau ‘pengikut Kristus’.
“dan berkata: "Cobalah katakan kepada kami, hai Mesias, siapakah
yang memukul Engkau?" Mat 26:68
“Baiklah Mesias, Raja Israel itu, turun dari salib itu, supaya kita
lihat dan percaya." Bahkan kedua orang yang disalibkan bersama-sama dengan
Dia mencela Dia juga”. Mark
15:32
Orang banyak berdiri di situ dan melihat semuanya. Pemimpin-pemimpin
mengejek Dia, katanya: "Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia
menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah Mesias, orang yang dipilih
Allah." Luk 23:35
“… sebab orang-orang Yahudi itu telah sepakat bahwa setiap orang yang
mengaku Dia sebagai Mesias, akan dikucilkan”. Joh 9:22
Yesus
sama sekali tidak diterima sebagai Mesias oleh orang Yahudi. Sampai sekarang
pun orang-orang Yahudi masih menantikan Mesias bagi mereka. Di antara orang
Yahudi sering terjadi perdebatan apakah Yesus itu benar-benar Mesias atau
bukan?
Yang lain berkata: "Ia ini
Mesias." Tetapi yang lain lagi berkata: "Bukan, Mesias tidak datang
dari Galilea! Karena Kitab Suci mengatakan, bahwa Mesias berasal dari keturunan
Daud dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal." Jawab
orang-orang Farisi itu kepada mereka: "Adakah kamu juga disesatkan? Adakah
seorang di antara pemimpin-pemimpin yang percaya kepada-Nya, atau seorang di
antara orang-orang Farisi? Tetapi orang banyak ini yang tidak mengenal hukum
Taurat, terkutuklah mereka!" Nikodemus, seorang dari mereka, yang dahulu
telah datang kepada-Nya, berkata kepada mereka: "Apakah hukum Taurat kita
menghukum seseorang, sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang
telah dibuat-Nya?" Jawab mereka: "Apakah engkau juga orang Galilea?
Selidikilah Kitab Suci dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang
dari Galilea." Yoh
7:41-52
Pentingnya
gelar Mesias bagi orang Yahudi dapat dilihat pada 4 sumber utama agama Yahudi
pada zaman itu, yaitu
- Perjanjian Lama,
· - Tulisan
Apokrifa dan Pseudepigrafa,
· - Naskah-naskah Laut Mati (Qumran) dan
· - Tulisan-Tulisan para Nabi.
Adapun
yang dapat kita lihat dengan jelas adalah sumber dari Perjanjian Lama, terutama
dalam kitab nabi-nabi. Di situ tertulis tentang ‘masa kemesiasan’ yang
menawarkan masa depan yang cerah bagi umat Allah (Yes 26-29, 40; Yes 40-48; Dan
12; Yoel 2:28-3:21), tetapi sedikit sekali yang menjelaskan tentang Mesias yang
menyelamatkan. Bagi orang Yahudi, tokoh yang membuka zaman yang akan datang
adalah Allah sendiri. Jadi Mesias bagi mereka akan jadi seperti tokoh politik
tetapi cenderung kea rah agama, yang akan membebaskan mereka dari
kesusahan-kesusahan. Mesias akan datang dan berasal dari keturunan Raja Daud
(jadi Mesias itu juga adalah raja), yang akan mendirikan kerajaan di dunia bagi
umat Israel dan akan menghancurkan musuh-musuh Israel.
Tokoh-tokoh
“yang diurapi” dalam Perjanjian Lama adalah imam dan raja (Im 4:1-5), nabi
(1Raj 19:16), bapak leluhur Israel (Mzm 105:15; Roma 9:5) dan bahkan raja
kafir, Raja Koresh (Yes 45:1). Pengurapan itu menunjukkan suatu pengesahan
untuk mengemban tugas khusus, yaitu untuk orang yang dipilih Allah untuk
menyelamatkan umat-Nya. Imam, raja, nabi dan leluhur Israel adalah Mesias yang
diharapkan oleh Israel. Ada sekelompok orang yang mengatakan Mesias sebagai
nabi yang terpenting, ada sekolompok lain yang mengatakan Mesias sebagai Raja
yang terpenting, sesuai dengan keyakinan mereka masing-masing. Bagi orang
Yahudi, pengharapan Mesias yang terpenting adalah Mesias sebagai raja, yaitu
berasal dari keturunan Raja Daud.
Pada
naskah-naskah Laut Mati, ada 2 orang Mesias, yaitu seorang dari kaum Harun dan
dan seorang lagi dari kaum Israel. Persekutuan di Qumran merupakan masyarakat
imam, maka tidak heran bagi mereka lebih penting Mesias dari Harun (Mesias
sebagai imam) daripada Mesias dari Israel. Namun sampai sejauh mana kepentingan
perbedaan pandangan tentang Mesias ini bagi Perjanjian Baru masih
diperdebatkan. Sedikitnya hal itu membuktikan adanya pandangan yang
berbeda-beda tentang karakter yang tepat dari jabatan/ gelar dari Mesias.
Ketika
Perjanjian Baru menggunakan istilah “Mesias” itu, para penulis menunjukkan atau
memperhatikan pengertian yang paling
popular dari istilah itu. Sudah tentu pemikiran popular cenderung pada pengharapan akan kedatangan
seorang pemimpin popular yang akan membebaskan orang-orang Yahudi dari beban
tekanan Roma. Itulah sebabnya mengapa Yesus menghindar ketika orang-orang ingin
menjadikannya raja atau menjadikanNya Mesias dalam pengertiannya mereka.
“Karena Yesus tahu, bahwa mereka
hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia
menyingkir pula ke gunung, seorang diri”. Joh 6:15
“Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil berteriak:
"Engkau adalah Anak Allah." Lalu Ia dengan keras melarang mereka dan
tidak memperbolehkan mereka berbicara, karena mereka tahu bahwa Ia adalah
Mesias”. Luk 4:41
Lalu Yesus melarang
murid-murid-Nya supaya jangan memberitahukan kepada siapapun bahwa Ia Mesias. Mat
16:20
2. Mesias
dalam kitab Injil Sinoptik
Dalam Injil Sinoptik (Matius,
Markus, Lukas), sedikitnya Yesus tiga kali menyatakan diri, tetapi dua kali
gelar Mesias itu dijadikan bahan olokan saja. Hanya sekali saja Ia menyatakan
diri dengan jelas kepada murid-muridNya dan murid-muridNya percaya.
Yesus di hadapan Imam Besar Kayafas.
Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam
Besar itu kepada-Nya: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau
tidak." Jawab Yesus:
"Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai
sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa
dan datang di atas awan-awan di langit." Maka Imam Besar itu mengoyakkan
pakaiannya dan berkata: "Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi
lagi? Sekarang telah kamu dengar hujat-Nya. Bagaimana pendapat kamu?"
Mereka menjawab dan berkata: "Ia harus dihukum mati!" Lalu mereka
meludahi muka-Nya dan meninju-Nya; orang-orang lain memukul Dia, dan berkata:
"Cobalah katakan kepada kami, hai Mesias, siapakah yang memukul
Engkau?" Mat
26:63-68
Yesus di hadadapan Pilatus
Di situ mereka mulai menuduh Dia, katanya:
"Telah kedapatan oleh kami, bahwa orang ini menyesatkan bangsa kami, dan
melarang membayar pajak kepada Kaisar, dan tentang diri-Nya Ia mengatakan,
bahwa Ia adalah Kristus, yaitu Raja." Pilatus bertanya kepada-Nya: "Engkaukah raja orang Yahudi?"
Jawab Yesus: "Engkau sendiri mengatakannya." Luk 23:2-3
Yesus dan murid-muridNya
Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya supaya
jangan memberitahukan kepada siapapun bahwa Ia Mesias. Sejak waktu itu Yesus
mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan
menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan
ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Mat 16:20-21
Pengakuan Petrus (Mat 16:13-20; Mark
8:27-30; Luk 9:18-21)
Sebelum
Yesus menyatakan diri sebagai Mesias kepada murid-muridNya, ia bertanya kepada
Petrus, salah satu murid yang terkenal dengan keberanian dan komitmennya. Yesus
sepertinya sengaja mendesak pengakuan Petrus akan diriNya (Yesus). Pengakuannya
juga dapat menyatakan pengertian, pengenalan ataupun pola pikir tentang siapa
itu Mesias. Apakah pola pikir Petrus menganggap Mesias seperti orang-orang pada
umumnya yang mengandung makna politik?
Lalu Yesus bertanya kepada mereka:
"Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah
yang hidup!" Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau
Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan
Bapa-Ku yang di sorga. Mat
16:15.
Ia bertanya kepada mereka: "Tetapi apa
katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Petrus: "Engkau adalah Mesias!" Mar 8:29
Yesus bertanya kepada mereka: "Menurut
kamu, siapakah Aku ini?" Jawab Petrus: "Mesias dari Allah." Luk 9:20
Walaupun
dari ketiga penulis Injil Sinoptik menuliskan dengan bentuk yang berbeda, namun
ketiganya menjelaskan bahwa Yesus adalah Mesias, bukan dalam pengertian politis
yang akan mendirikan kerajaan secara fisik di bumi tetapi memiliki arti rohani.
Dialah yang akan menggenapi yang
tertulis dalam Perjanjian Lama, Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dalam
pengertian rohani.
Kemudian
ada hal yang aneh di sini, sepertinya agak kontra. Ketika Yesus menyatakan diri
sebagai Mesias, Yesus menyuruh mereka untuk tidak memberitahukan kepada
siapapun kalau Dia adalah Mesias. Yesuspun mulai memberitahukan kalau Ia akan
menanggung banyak penderitaan dan akan dibunuh (Mat 16:21-23). Petrus tidak
begitu setuju dengan pemberitahuan penderitaan yang akan Yesus alami. Menurut
pengertiannya sendiri bahwa tidak mungkin Mesias harus menderita, karena dalam
tradisi Yahudi itu Mesias adalah Raja yang menyelamatkan.
Pengertian
rohani yang diperlukan untuk mengenal karakter yang benar dari peran Mesias
yang dimiliki Yesus adalah pemberian
Allah. Pengakuan Petrus akan Yesus sebagai Mesias adalah berasal dari Allah
sendiri. Tetapi ketika ia menggunakan pengertian konsep yang beredar dalam
tradisi Yahudi, ia seperti orang kerasukan setan (Mat 16:23). Dari sini dapat
dimengerti bahwa orang banyak tidak mempunyai pengertian yang demikian terhadap
Mesias, sehingga cukup dapat dibenarkan adanya perintah untuk tinggal diam.
3.
Mesias
dalam Injil Yohanes
Pengharapan orang Yahudi akan kedatangan Mesias yang
akan menyelamatkan mereka dari penderitaan mereka di bawah pemerintahan Romawi
dapat di lihat di awal Injil Yohanes. Bahkan Yohanes sendiri bertanya-tanya.
Di dalam penjara Yohanes
mendengar tentang pekerjaan Kristus, lalu menyuruh murid-muridnya bertanya
kepada-Nya: "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan
orang lain?" Yesus menjawab mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada
Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh
berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati
dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Dan berbahagialah
orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku." Mat 11:2-6.
Rasa penasaran
orang-orang Yahudi itu pun disampaikan dengan mengirimkan beberapa imam dan orang
Lewi kepada Yohanes dan bertanya, namun Yohanes dengan tegas menyatakan diri.
Dan juga kesaksian Yohanes tentang dirinya kepada murid-muridnya (Yoh 3:28).
Ia mengaku dan tidak berdusta,
katanya: "Aku bukan Mesias." Yoh 1:20
Mereka bertanya kepadanya,
katanya: "Mengapakah engkau membaptis, jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang
akan datang?" Yoh 1:25
Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku
bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya. Yoh
3:28
Kemudian sebutan atau
gelar Mesias ini juga digunakan oleh Andreas untuk memberitahukan Petrus,
saudaranya. Dan juga di ayat 45. Ini adalah pengertian murid-murid terhadap apa
yang tertulis di Perjanjian Lama. Pengenalan ini adalah kesan pertama yang
merupakan pandangan sekilas. Sebenarnya mereka belum betul-betul mengenal
Mesias. Perlu waktu dan proses untuk mengenal Mesias.
Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata
kepadanya: "Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus)." Yoh
1:41
Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: "Kami
telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para
nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret." Yoh
1:45
Dalam kitab Injil, setidaknya ada dua kali Yesus menyatakan diri
sebagai Mesias dan diterima. Pertama adalah Yesus menyatakan diri kepada
murid-muridNya. Kali kedua adalah dalam Injil Yohanes ini, ketika “Percakapan
Yesus dengan Perempuan Samaria”. Bagi orang Samaria, pengertian Mesias itu
berbeda dengan orang Yahudi (yang
mengarah kepada kepentingan politik). Pengertian perempuan Samaria ini mengenai
Mesias adalah seorang pembaharu, seorang
yang menyatakan segala sesuatu, menjelaskan segala sesuatu (Ul 18:15; Yes 2:3).
Perempuan Samaria ini menjadi percaya kepada-Nya ketika Yesus menyentuh
pengertian perempuan ini, Yesus memberitahukan siapa dirinya, tentang status
pernikahannya, tentang sesuatu yang disembunyikannya.
Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan
datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan
segala sesuatu kepada kami." Kata Yesus kepadanya: "Akulah Dia, yang
sedang berkata-kata dengan engkau." Yoh 4:25-26
Injil Yohanes mencatat pandangan umum tentang Mesias:
·
Mesias tidak diketahui darimana asalnya
Tetapi tentang orang ini kita tahu dari
mana asal-Nya, tetapi bilamana Kristus datang, tidak ada seorangpun yang tahu dari
mana asal-Nya." Yoh 7:27
Ini bukan tentang darimana
Mesias akan lahir, karena mereka sudah tau dimana Mesias lahir, yaitu di
Betlehem. Maksud ayat ini adalah seharusnya siapa orangtua Mesias tidaklah
diketahui. Tetapi mereka mengenal siapa bapaknya, ibunya bahkan
saudara-saudaranya.
Kata mereka: "Bukankah Ia ini Yesus,
anak Yusuf, yang ibu bapanya kita kenal? Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah
turun dari sorga?" Yoh 6:42
·
Mesias bukan berasal dari Galilea
Yang lain berkata: "Ia ini
Mesias." Tetapi yang lain lagi berkata: "Bukan, Mesias tidak datang
dari Galilea! Karena Kitab Suci mengatakan, bahwa Mesias berasal dari keturunan
Daud dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal." Yoh 7:41-42
Orang Yahudi
tentunya sudah mengetahui nubuatan tentang kelahiran Mesias. Mesias akan lahir
di Betlehem (Mat 2:4-5). Pada waktu itu yang mereka ketahui adalah Yesus
tinggal di Nazareth, Galilea. Dan asumsinya Yesus lahir di Galilea. Jadi mereka
menolak Yesus karena mereka pikir Yesus lahir di Nazareth, Galilea.
·
Mesias akan hidup untuk selama-lamanya
Menurut kitab
suci Perjanjian Lama, Mesias akan hidup selama-lamanya (Mzm 110:4; Yes 9:7; Yez
37:25; Dan 7:14), tetapi Yesus memberitahukan bagaimana Ia harus mati, yaitu
tergantung di atas kayu salib, dalam text disebutkan “ditinggikan dari bumi”.
Lalu jawab orang banyak itu: "Kami telah mendengar dari hukum
Taurat, bahwa Mesias tetap hidup selama-lamanya; bagaimana mungkin Engkau
mengatakan, bahwa Anak Manusia harus ditinggikan? Siapakah Anak Manusia
itu?" Yoh 12:34
Tidak ada komentar:
Posting Komentar