Hanya pikiran spontan... hanya belajar...

Minggu, 06 Februari 2011

CINTA

Rasanya gw ga pantes nulis tentang CINTA, kayak bukan gw bangets. Bicara soal CINTA ga jauh beda dengan cerita dengan latar belakang drama. Bagi gw drama itu cerita pendek yang diperpanjang. Klo bisa yang mudah kenapa sih harus dipersulit. Anyway... setiap orang butuh CINTA, including me. Gw tulis supaya gw ga lupa. Tulisan ini inspired by orang-orang di sekeliling gw sejak 1 feb 11, dan gw ingin berkontribusi di bulan Febuari ini. Thanks buat pengajar, fasilitator, buku, tulisan, qout yg membuat gw pengen belajar tentang CINTA. I dedicated this to every single one who needs LOVE.

-000-


Bicara soal CINTA tergantung kepada siapa kita bicara. Kepada anak-anak, CINTA yang dimaksud adalah cinta orang tua kepada mereka (anak-anak). Kepada usia remaja, CINTA yang dimaksud adalah cinta orang tua kepada mereka (remaja) dan CINTA dalam hal berpacaran, atau dikenal dengan cinta monyet. Kepada orang dewasa, CINTA yang dimaksud adalah dalam hal berpacaran dan menuju pernikahan. Kebanyakan kita akan berbicara cinta kepada pasangan lawan jenis. Pada umumnya cinta itu direfleksikan dari cinta kepada Tuhan. Pembagian CINTA yang kita kenal adalah Phileo, Eros, Storge, Agapao. Namun artikel ini membahas hal-hal yang praktikal saja, tidak membahas defenisi yang rumit. Mari bicara yang ringan saja :)

Menurut 1 Kor 13:4-6, Kasih itu:
1. Sabar
2. Murah hati
3. Tidak cemburu
4. Tidak memegahkan diri dan tidak sombong
5. tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri
6. tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
7. tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran
8. menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.



Ketika seseorang tertarik dengan lawan jenisnya, rasanya semua indah, dan anehnya ia mampu melakukan hal-hal yang tidak biasa, misalnya biasanya ia bukan orang yang sabar, menjadi sangat sabar.
"sayang... maaf ya kamu jadi menunggu lama"
"ahh... ga pa pa sayang, buat kamu apa sihhh yang nggaaa..."
(@#$%hueekkk... muncrat...*&%$#)
Biasanya ia sulit untuk menerima orang lain, menjadi sangat mudah menerima orang lain.
"ouuww... kamu sudah datang, emangnya kita mau kemana... eeee... maaf aku lupa klo kita ada janjian"
"aa... yaaaa... ga pa pa koq, biasa aja lagiii" *nyengir
(@#$%booo.....**&&^%)
Ternyata telah jatuh cinta. Sayangnya sifat-sifat baik mendadak itu datangnya cepat sekali dan perginya juga cepat sekali, usia jangka pendeknya maximal 3 bulan, dan usia jangka panjangnya syukur-syukur bisa mecapai 2 tahun (berdasarkan teori puncak gunung es). Wew... Bisa-bisa romantika berubah menjadi
"Kamuuu ga menghargai waktuuuu... udah jamm brapa ... cepaat!!!"
"Ga sabaran banget sehhhh... egoisss"
kata-kata sayang berubah menjadi saling menyalahkan dan nada tinggi.
"kamu tuh egoisss"
"mikirr dongg... kamu yg egois"

LOVE itu dimulai dari "perasaan" dan seharusnya dilanjutkan dengan "tahu", jika tidak hanya berakhir pada "nafsu" semata. Perasaan dihasilkan oleh hormon-hormon cinta, yang sebenarnya baik untuk memperlancar aliran darah, menstabilkan denyut jantung, membuat rileks, lebih bergairah sehingga hidup lebih bersemangat. Sayangnya lama kelamaan tubuh menjadi kebal terhadap efek hormon-hormon ini. Menurut penelitian adalah fakta bahwa cinta itu hanyalah obsesi, setelah mendapat apa yang didapatkan maka perasaan itu akan hilang. Jika masih mencapai tahap ini saja, maka ini bukanlah kita sebut dengan LOVE tetapi masih tertambat pada "nafsu".


-000-

Hormon-hormon cinta yang dimaksud seperti: hormon dopamin, endorfin, feromon, oxytocin, neuropinephrine yang membuat seseorang merasa bahagia, berbunga-bunga dan berseri-seri. Oxytocin memiliki sedikit efek bagi mereka yang memiliki rasa percaya diri secara alami. Endorfin menekan rasa takut dan rasa cemas. Dopamin meningkatkan gairah.


-000-


Jika sudah berlanjut pada tahap "tahu", berarti sudah menemukan alasan mengapa mencintai. Alasan-alasan tersebut haruslah alasan yang spesifik sehingga objek yang dicintai tidak berubah atau harus menuju ke arah satu objek yang tiada duanya. Menyebutkan alasan menunjukkan bahwa seseorang itu dengan sadar mengenal objek yang dicintainya atau pasangannya itu. Dengan demikian kita tahu sekarang bahwa CINTA itu "keputusan" bukan berhenti hanya di perasaan. Ketika menjalin relationship dengan siapapun baik keluarga, partner bisnis ataupun pasangan hidup, SABAR adalah sebuah keputusan untuk bersabar, bukan perasaan bersabar. Bermurah hati adalah sebuah keputusan untuk bermurah hati. Tidak cemburu adalah keputusan, dst.

Kualitas CINTA selalu membutuhkan PENGORBANAN. Tak ada kasih tanpa pengorbanan. CINTA selalu menguntungkan orang lain. Berbeda dengan NAFSU yang hanya mencari keuntungan diri sendiri, selalu menuntut.
Di dalam menjalin hubungan CINTA ini diperlukan mengenal 'bahasa cinta' yang perlu dikomunikasikan pasangan tersebut, seperti: melalui penuturan kata-kata , ada orang yang baru merasa dicintai ketika mendengar "I love you", Ada orang yang merasa dicintai melalui perbuatan, ada orang yang merasa dicintai jika pasangannya menyediakan apa yang dia butuhkan, ada yang merasa dicintai jika diberi hadiah, ada yang merasa dicintai ketika meluangkan waktu bersama, ada yang merasa dicintai ketika dibelai, digandeng. Bahasa cinta ini hampir sama seperti bahasa cinta antara orang tua dan anak remajanya, menurut Gary Chapman, 2003: kata-kata penegasan, sentuhan fisik, waktu berkualitas, pelayanan, hadiah. Intinya dalah seseorang itu harus mampu memberikan bahasa cinta menurut apa yang diinginkan oleh kekasihnya itu, bukan berdasarkan cara sendiri. Begitu juga dengan pengungkapan bahasa cinta orang tua dengan anak remaja nya

Tuhan Yesus telah mencintai kita dengan alasan yang jelas, bahwa kita sangat berharga, manusia adalah ciptaan Tuhan yang "amat baik". Misi Yesus adalah mengembalikan citra gambar dan rupa Allah sehingga manusia dapat berhubungan dengan Bapa lagi. Misi penyelamatan segera dimulai setelah manusia itu jatuh dalam dosa. Kristus harus disimpan untuk menunggu waktu kegenapan itu. Misi penyelamatan itu dilakukan melalui bangsa Israel. "tetapi Aku sudah mendengar juga erang orang Israel yang telah diperbudak oleh orang Mesir, dan Aku ingat kepada perjanjian-Ku". (Kel 6:4). Perjanjian yang telah diikat antara Tuhan dengan Abraham. Israel adalah keturunan Abraham. Ada konsekuensi berkat atau penghukuman dari perjanjian itu. Perjanjian di sini adalah covenant, yaitu perjanjian dengan mengorbankan domba atau lembu. Ada darah yang tercurah, ada pengorbanan. Janji pernikahan memakai perjanjian covenant ini, yang setiap kali orang berani menyebutkannya berarti menyebutkan "I ready die for you", seperti yang Tuhan Yesus lakukan bagi kita. Setiap kali kita melakukan perjamuan kudus, janji ini seperti diteguhkan kembali agar kita selalu ingat Tuhan Yesus berkata "Aku telah mati bagimu". Cinta-Nya kepada kita agapao, yang artinya saya mengasihi, cinta yang selalu memberi, Dia sebagai subjek yang mencintai, tetapi juga bisa menjadi objek untuk dicintai juga, namun Ia tidak menuntut.

-000-

Berarti sebelum melangkah ke jenjang pernikahan sebaiknya perlu dipikirkan selogis-logisnya sebelum mengucapkan janji "I ready die for you". Di hadapan hamba Tuhan, janji diucapkan, janji sehidup semati. Sayangnya banyak fakta membuktikan janji sehidup semati menjadi "gw hidup lu mati". Terbuktilah bahwa pernikahan akan mendekatkan manusia kepada surga atau neraka. wew..


-000-

Sering kita dengar bahwa pernikahan itu adalah kebutuhan saling melengkapi. Sayangnya menurut fakta pernyataan ini adalah sumber keributan besar. Masing-masing menuntut untuk mengisi tong kasihnya yang tinggal setengah itu (karena prinsipnya saling mengisi, apa yang tak ada padaku ada padanya...blaa..). Pernikahan hendaklah hanya untuk orang yang dewasa. Ada banyak orang yang sudah tua menurut umur tetapi belum dewasa. Nasehat FT berkata "hendaklah kamu sempurna, seperti Bapamu sempurna". Sempurna di sini bukanlah sempurna tanpa cacat cela tetapi menunjukkan kedewasaan. Gereja yang sempurna lah yang disandingkan dengan Kristus. So... dengan ini kita dapat menjawab pertanyaan "apakah remaja boleh pacaran?", jawabannya boleh, jika niat menikah dan sudah dewasa:)

Anyway... Bagaimana seharusnya Mencintai? Sebagaimana Tuhan mencintai. Tuhan Yesus mengorbankan diri-Nya untuk mengasihi kita menurut bahasa kasih kita. Ia sabar menanti kita. Adalah keputusan-Nya untuk menerima tawaran Bapa, menjadi perantara manusia berdosa dengan Bapa yang kudus. Well... Anak muda (yg blm menikah tentunya :P) sebelum kita memutuskan kepada siapa seumur hidup kita harus bersabar, bermurah hati, tidak cemburu, menerima segala sesuatu dan menutupi segala sesuatu... ada baiknya kita membuka mata lebar-lebar, banyak bergaul tanpa membuat komitmen sana-sini, saling mengenal sebelum berkomitmen. So... cinta pada pandangan pertama itu tidak ada, yang ada nafsu pada pandangan pertama atau perasaan pada pandangan pertama, karena cinta butuh proses pendewasaan.


Di bulan yang (katanya) penuh cinta ini, marilah masing-masing belajar mencintai, kepada pasangan, atau keluarga, whatever... name it lah. Belajar mengenali bahasa cinta partner kita.


Pfiuhhh.. Done!

*) artikel ini hasil belajar, bukan pengalaman pribadi. Gw lagi belajar HOW to LOVE. so.. harap maklum :P

Tidak ada komentar:

Posting Komentar