Hanya pikiran spontan... hanya belajar...

Rabu, 16 Juli 2014

Budaya Aneh

Belakangan ini banyak sekali tersebar isu-isu budaya. Mungkin kita tidak bisa lagi menyadarinya, karena kita ada di dalamnya, kita menjadi bagian dari budaya tersebut. Seakan kita tidak dapat keluar dari situ dan ketika kita bercermin pada Firman Tuhan sekalipun, budaya itu masih menjadi kubu-kubu yang menghalangi kita bertemu dengan esensi Firman Tuhan yang sebenarnya. Maksud saya adalah intepretasi terhadap Firman Tuhan itulah yang justru menjadi kubu-kubu yang menghalangi kita dapat mengerti Firman Tuhan yang sesungguhnya.

Banyak sekali isu-isu budaya yang sering dikecam di panggung gereja tapi sebenarnya kita adalah salah satu dari pelakunya. Misalnya, budaya panik. Mengapa saya katakan "budaya"? Mari kita perhatikan di jalan raya, saat macet. Hanya karena kita panik, ngikutin kendaran di depan kita aja, tanpa melihat rambu apakah sudah waktunya jalan atau belum. Akibatnya macet total. Sebenarnya jika kita tidak mengembangkan budaya panik dan budaya "belum tau dia siapa gw", pastilah kemacetan dapat terurai. Saya tidak bermaksud merendahkan para pengendara motor, namun kenyataannya motor adalah kendaraan yang paling tidak tertib berlalu-lintas. Kami juga kadang harus naik motor untuk jarak tempuh yang jauh nan macet, karena kepraktisan di ibu kota. Kami sering memperhatikan pengendara motor yang suka nyempil di sebelah kanan, berjalan lambat, minta dihormati, dan sesuka hati mengambil jalur. Mari kita saling menjaga ketertiban berlalu-lintas. Mari kita juga menjaga hati kita masing-masing. Hati kita adalah tanggung jawab kita, bukan tanggung jawab orang lain, sehingga kita tidak dapat lagi berkata "abis dia bikin gw emosi sih".

Itu masih di satu segmen kecil saja. Masih banyak lagi area budaya yang aneh. Misalnya dalam hidup berumah tangga. Dalam hidup sehari-hari kita mendengar bahwa istri harus melayani suami, sehingga suami berprilaku seenaknya terhadap istri. Namun kita belajar dari Firman Tuhan tidaklah demikian seharusnya. Suratan Efesus menjelaskan bahwa suami istri harus saling submit, artinya harus saling melayani. Belum lagi soal menghormati orangtua. Dalam budaya kita sehari-hari, kita mendengar bahwa orang tua harus ditaati. Padahal Firman Tuhan mengatakan bahwa kita harus menghormati orang tua. Bedanya adalah ketika kita masih dalam tudung orang tua, kita memang harus hormat dan taat kepada orang tua, tetapi saat kita membangun rumah tangga sendiri, kita tetap harus hormat kepada orang tua, dan taat kepada orang tua itu adalah pilihan, bukan keharusan. Mengapa begitu? Karena saat kita berumah tangga kita membentuk peraturan yang baru, seperti negara baru, dimana suami-istri yang menentukan peraturan itu bukan dari pihak luar, termasuk orang tua. Memang budaya yang satu ini berat untuk dilakukan tetapi kedua belah pihak antara orang tua dan anak harus saling mengerti. Suami adalah pemimpin yang menjadi penentu apakah saran orang tua harus diikuti atau tidak. Namun halnya menghormati, mamang tidak ada pilihan, menghormati orang tua itu adalah suatu keharusan, dalam batasan Firman Tuhan. Maksudnya ketika ortu meninggal tidak perlu diberikan penghormatan berlebihan seperti berdoa di pusaranya ataupun yang berkaitan denan itu.

Budaya lainnya seperti lebih mengutamakan pelayanan gerejawi dari pada pelayanan di dalam keluarga sendiri. Saya suka miris liat hamba-hamba Tuhan yang dipakai luar biasa namun tidak akur di rumah sendiri, antara suami-istri dan anak-anak. Sebaiknya dalam hal ini kita mengatur prioritas kita. Jika semuanya adalah prioritas maka sebenarnya tidak ada prioritas. Jika semuanya jadi terpenting maka semua jadi tidak penting. So.. mari kita ijinkan juga pendeta kita atau hamba Tuhan yang kita undang melayani untuk berkata "tidak" ketika kita undang. Kita juga belajar untuk berkata "tidak" jika diperhadapkan dengan "pelayanan besar" dengan "sudah lama tidak bertemu bercengkrama dengan keluarga".

Hal lainnya, banyak sekali anak-anak yang baru pulang dari luar negeri atau bersekolah di sekolah internasional memanggil orang yang lebih tua darinya dengan sebutan nama langsung tanpa ada kata "bapak", "ibu", "kakak", "abang", "om", "tante". Well.. kita tinggal di Indonesia, walaupun sepertinya keren untuk bisa langsung menyebut nama orang tersebut, namun secara Indonesia, kita menjadi orang yang tidak sopan. Lebih baik tanyakan dahulu, lawan bicara kita itu mau dipanggil dengan sebutan apa. Memang ada beberapa orang yang lebih suka langsung dipanggil nama, apalagi orang bule. Di dalam Alkitab, kita juga dapat menemukan Yesus menyebut ibunya dengan sebutan "Perempuan" atau "Wanita", atau "Woman". Memang terdengar kasar. Tetapi kita harus mengembalikannya kepada konteks pada saat itu. Dalam Yoh 2, belum waktunya bagi Yesus untuk melakukan mujizat namun ibunya memaksa, Maria sudah menunggu waktu ini bertahun-tahun.Ia menyimpan segala perkara dalam hatinya, artinya Maria selalu mengingat janji Tuhan itu (Luk 2:19;51). Ketika Maria mengharapkan Yesus sebagai Mesias yang harus membuat mujizat saat itu, maka Yesus pun bertindak sebagai Mesias dan menegur Maria dengan keras. Walaupun demikian, Yesus kembali merendahkan hatiNya, melakukan apa yang menjadi keinginan Maria, ibuNya. So.. dalam hal ini, kita tidak dapat menyetarakannya dengan budaya kita.

Hal lain yang patut kita perhatikan adalah "budaya ngikut". memang baik sekali untuk mengikuti pemimpin kita, pendeta kita, gembala sidang kita. Namun, mereka juga adalah manusia, kita harus mempelajari Firman Tuhan dengan sungguh-sungguh, sehingga jika kotbah yang kita dengar tidak tepat dengan apa yang FT katakan, kita bisa tidak mengikutinya. Kita juga harus mendoakan gembala sidang kita supaya mendapat pewahyuan dari Tuhan. Saya tidak menyalahkan hamba Tuhan, pendeta, gembala sidang, namun saya melihat suatu keseragaman yang agaknya salah kaprah yang hampr menyeluruh di beberapa gereja, walaupun mereka beda sinode. Kenapa hal ini bisa terjadi. Seperti tidak dapat dibilangin lagi, sudah seperti kubu-kubu, benteng pertahanan yang sangat kokoh yang tidak dapat ditembus.Dalam hal ini saya tidak berniat untuk menyerang pendeta tertentu. Saya hanya bicara secara umum. Saya mendengarkan siaran radio rohani, media televisi siaran rohani, namun isinya sama saja. Saya juga pernah baca sumbernya, tetapi intepretasi FT yang diberitakan jauh dari konteks, tetapi banyak pengikut intepretasi tersebut. Aduh.. mungkin lebih famous membaca intisari renungan harian, buku tafsiran alkitab daripada alkitab itu sendiri. Semua orang pasti pernah salah mengintepretasikan, namun ada Roh Kudus. Ketika Roh Kudus menegur, kita harus mendengarkan.Biasakan mendengar suara Roh Kudus dari hal-hal kecil, agar ketika kita dalam hal-hal besar kita bisa mendengarkanNya.

Saya pikir masih banyak budaya aneh di sekitar kita. Aneh banget. Mari kita memulai dari diri sendiri, membangun budaya baru yang sesuai dengan Firman Tuhan. Mari belajar Firman Tuhan lebih lagi.

Sabtu, 07 Juni 2014

Apakah ini Pesan Tuhan?

Pagi ini saya terbangun dengan "membawa" ayat Alkitab menempel di kepala saya. walaupun masih mengantuk, buru-buru saya lihat ke hp saya, karena di situ ada Alkitab elektroniknya, dan melihat apa bunyinya.

Awalnya saya pikir, "akh paling juga ayat supaya saya pribadi tidak kuatir", karena saya memang mengenal perikop itu, tidak asing bagi saya. (ayat 5 nya sangat populer) Tapi setelah saya baca, sepertinya ini bukan hanya buat saya saja. Sejujurnya, saya belum tau apa maksudnya. Tuhan ga pake prolog ataupun penjelasan. Dan saya juga ga tau apakah ini benar pesan Tuhan atau sekadar lewat dari alam bawah sadar saya.

Saya ga mau melemparkan ayat ini ke fb, atau twitter ataupun instagram ataupun path, karena sekarang ini banyak sekali black campaign yang menjelekkan kubu lawan. Ya... maklum lah sudah dekat pemilu capres dan cawapres.

Saya tidak tau politik dan tidak berniat terjun ke politik ataupun ikut2 campur mengompori orang2 untuk memilih apa yang jadi pilihan saya nantinya. Saya melihat akhir2 ini orang kristen pake-pake ayat untuk kemenangan partai yang dia dukung. Apalagi klo sampai dia menjelekkan kubu lawannya, sungguh disayangkan, seharusnya itu tidak menjadi sikap kristen sesungguhnya.

Ini ayat yan saya dapatkan Maz 37:14. saya tidak akan menambahi apa-apa. Saya juga tidak biasa dengan random verse, tetapi apapun yang saya dapat dari mimpi ataupun "sepertinya ini suara Tuhan" tetap saya perhatikan, pelajari dan jaga baik. Mari kita lihat juga ayat sebelum dan sesudahnya.


Psa 37:12  Orang fasik merencanakan kejahatan terhadap orang benar dan menggertakkan giginya terhadap dia; 
Psa 37:13  Tuhan menertawakan orang fasik itu, sebab Ia melihat bahwa harinya sudah dekat. 
Psa 37:14  Orang-orang fasik menghunus pedang dan melentur busur mereka untuk merobohkan orang-orang sengsara dan orang-orang miskin, untuk membunuh orang-orang yang hidup jujur; 
Psa 37:15  tetapi pedang mereka akan menikam dada mereka sendiri, dan busur mereka akan dipatahkan.

Well... saya tidak bermaksud untuk menghubung-hubungkan dengan situasi sekarang ini, tetapi FT selalu baik bagi kita.Tetapi "kuatir" adalah kondisi umum bangsa kita waktu-waktu ini. Percaya kepada Tuhan yang selalu memberikan kita perlindungan. Oleh sebab itu, kita perlu menjaga lidah kita, prilaku kita, status sosial media kita, agar kita berkenan kepada Tuhan sehingga Tuhan selalu menolong kita. Ga perlu menjelekkan orang lain agar kita menang, hanya jaga perilaku kita jujur di hadapan Tuhan.

Rabu, 28 Mei 2014

Kehendak Bebas - Free Will

Apa yang akan saya tuliskan di sini tidak bersifat absolut. Saya masih belajar, dan tentu saja saya masih muda, pikiran ini liar dan tidak bisa mempercayai sesuatu tanpa tanda-tanda logis. Dalam hal logis juga masih mempertimbangkan beberapa hal.

Saya belajar dari segala sesuatu yang saya baca, saya lakukan, orang lain lakukan, peristiwa-peristiwa di sekitar saya, peristiwa terhadap orang lain. Saya belajar juga dari para pembicara baik preacher ataupun pembicara motivasi, dari perilaku, diskusi dengan teman-teman dan bagaimana sikap orang menanggapi segala sesuatu. Saya memang bukan pembelajar yang cepat. Mungkin saya harus mengamati sesuatu bertahun-tahun. Namun dalam waktu-waktu itu tidak akan saya biarkan berlalu begitu saja tanpa menghasilkan pernyataan-pernyataan terhadap apa yang saya amati itu.

Ketika saya belum mencapai usia 20 tahun saya sering terlibat perdebatan doktrin, yang sebenarnya adalah sia-sia dan memalukan. Namun bagi saya, sekalipun terhadap teman baik, kita harus punya sikap terhadap pemikiran yang kita punyai masing-masing. Kita berteman bukan karena pemikiran kita sama, tetapi karena kita manusia yang saling membutuhkan. Begitu juga dengan saya dan pasangan hidup saya. Tidaklah harus setiap hari kita bertegang pikiran, karena setiap manusia begitu unik cara berpikirnya. Kadang kala statement awal kita berbeda tetapi kesimpulannya bisa sama. Makanya jangan sering menyerang orang yang berbeda, karena di endingnya belum tentu maksud kita berbeda. Hal yang paling penting adalah bagaimana kita dapat menyampaikan pendapat kita itu dan bersabar terhadap pendapat orang lain. Selama masih ada langit yang kita junjung dan bumi yang kita injak, kita dapat berkomentar apa saja, asalkan tidak agresif. Segala sesuatu yang tidak sama tidak dapat diperdebatkan.

Begitu juga dengan suatu topik di dunia gereja dan teologi yang ga asing lagi di telinga kita, yaitu tentang "kehendak bebas" vs "predestinasi". Atau di dunia sekuler dikenal sebagai "kehendak bebas" vs "determinasi". Topik mengenai "kehendak bebas" ini memang sangat jelimet dan butuh kesabaran. Coba aja kita googling dan berpikir secara netral tanpa memperdulikan diri kita sendiri ada di paham teologia mana. Kita akan menemukan pendapat akhir yang hampir sama, padahal di awal ada yang menyatakan "saya tidak percaya dengan free will, karena Tuhan yang berdaulat atas segala sesuatu", atau pihak yang lain berkata "free will itu ada, karena kita bukan robot". Di satu sisi ada yang bilang "saya tidak percaya dengan free will" --> berarti dia predestinasi, dalam bahasannya mereka membahas free will, dan mengatakan bahwa dengan free will manusia tidak bebas secara mutlak, walaupun ada free will bukan berarti manusia dapat melakukan apa yang dikehendakinya (mis manusia ingin terbang tapi kan ga bisa), walaupun ada free will manusia tidak dapat memilih karena segala sesuatu sudah ditentukan Allah. Semua yang manusia lakukan karena ketetepan Allah melalui keputusannya sendiri (mis klo ditodong, ia harus memilih mau kasih duitnya untuk tetap hidup atau ia mati). Pendapat yang lain berkata "Allah tidak memaksa/ memprogram manusia untuk percaya kepadanya. Dia juga tidak mengatur seseorangpun untuk menolak Allah. Iman/ kepercayaan manusia kepada-Nya sama sekali tidak dipaksakan oleh Allah. Maka, iniah kehendak bebas itu".

Di sini walaupun berbeda ada persamaannya, walaupun dalam bahasa yang berbeda, pada kenyataannya manusia bisa memilih dan membuat keputusannya sendiri. Dan kedua kubu di sini menggunakan kata "robot" dan "memprogram, which is itu merujuk kepada robot juga. Masalahnya adalah istilah "robot" pada saat kedua statement ini dilontarkan berbeda dengan istilah "robot" kita tau sekarang. Untuk mengenal kata "robot" kita harus bersentuhan dengan dunia teknologi informasi. Dulu, perintah kepada robot hanya bisa klo "ya" dan "tidak", atau secara nyata kita lihat pada mobil remote control anak-anak, yang bisa disetir ke kiri atau ke kanan, maju atau mundur. Kenyataannya sekarang di antara "kiri dan kanan" atau "manju dan mundur" banyak sekali opsi yang dapat ditambahkan atau diprogram. Dulu pemrograman sangat sederhana sekali, zaman sekarang lebih kompleks dari itu, dan masing-masing pemrogram harus kreatif sehingga dapat menghasilkan program yang kreatif. Hal nyatanya dapat kita lihat pada film Robocop. walaupun hanya film tetapi hayalan si pembuat film sedang bergerak ke dunia nyata. Bahwa manusia akan mampu membuat robot yang punya kehendak, yang diatur oleh penciptanya. Ada ntah berapa triliun logika yang dapat dihasilkan robot tersebut dengan memasukkan sistem persamaan yang dapat mengatur misalnya seribu input. Sistem persamaan matematika itulah yang menentukan seberapa jauh output robot dapat dihasilkan.

Saya begitu merasa stupid ketika dalam suatu diskusi saat saya melontarkan suatu pernyataan "Saat manusia belum jatuh dalam dosa, free will belum ada", tetapi secara jujur saya menyatakan saya tidak dapat menjawab dan menjelaskan "free will" itu. Karena semua makhluk gerejawi zaman sekarang hanya mikir yang namanya "free will ada karena kita bukan robot". Berarti walaupun di tangan mereka tergolek teknologi masa kini, tetapi pikiran mereka masih program yang hanya bisa menampilkan huruf demi huruf dengan bahasa program segambreng.

Saya mengingat waktu dulu mengerjakan tugas akhir, dengan sok saya menggunakan mikrokontroler, sepertinya canggih namun saat digunakan, baru bisa menampilkan satu huruf saja, rasanya bangga. Untuk menampilkan satu huruf di layar monitor, lumayan panjang bahasa program yang harus dituliskan. Itupun, zaman itu adalah IC yang terbaik untuk dapat membuat tulisan berjalan di layar. Saya juga mengingat waktu pertama kali masuk lab, untuk belajar menggunakan IC yang dapat menyalakan dan mematikan 1 lampu led saja rasanya dah bangga. Namun itulah cara berpikir kita tentang robot, masih ke "kiri kanan", "hidup mati", "atas bawah".

Saat diskusi berlangsung alot, dan saat saya terdiam dan tidak dapat menjawab, ada seorang teman yang menjawab, dan jawabannya sangat bagus sekali, "seperti halnya robocop, saat dia melakukan apa yang ia tidak tau sebenarnya itu hanyalah ilusi".

Diskusi kami ini dimulai dari Eden ada dimana? dibumi atau tidak. Kemudian berlanjut dengan mengapa ada pohon pengetahuan yang baik dan jahat dan juga pohon kehidupan, sementara Tuhan tau kalau manusia jatuh dalam dosa. Umumnya orang akan menjawab "Tuhan mau test Adam apakah Adam menuruti perintahNya atau tidak. Iman harus ada test", ataupun ada yang menjawab "kasih jika tidak dibuktikan, itu bukan kasih". Whatsoever. Tapi, sesuai dengan nama tengah saya "unik" atau "aneh", saya tidak begitu saja ikut arus, saya punya jawaban sendiri. Sesuai dengan Why 2:7, bahwa pohon kehidupan akan diberikan kepada siapa yang menang. Sejak peristiwa Adam dan Hawa makan buah pohon pengetahuan yang baik dan jahat itu, tidak ada lagi riwayat tentang pohon pengetahuan yang baik dan jahat itu di Alkitab. Tapi, riwayat temennya ada, yaitu riwayat tentang pohon kehidupan. Which is I think ya kurang lebih sama lah, daripada jawaban ngarang, lebih baik jawaban sesuai bible toh. Alkitab juga menjelaskan bahwa Tuhan tidak adakan mencobai manusia, tapi ada tertulis Tuhan menguji, dan mengijinkan "pencobaan" --> dengan berat hati. So... ntah karena ini faktor bahasa Indonesia aja, kata "mencobai" lebih ke arah negatif dan kata "menguji" lebih ke positif. Walaupun tertulis juga tentang iblis yang mau mencobai Ayub, asumsi dan intepretasi orang mengatakan bahwa Tuhan mencobai manusia, padahal di sini Tuhan sebenarnya sangat melindungi Ayub sehingga iblis harus kulon nuwon ke Tuhan karena tidak bisa menembus benteng perlindungan dari Tuhan itu. Jadi gw sebenarnya tidak mau terlibat dalam intepretasi lebih jauh jika masih ada ayat lain yang dapat menerangkan alasan yang lebih kuat.

Dari diskusi alot nan panjang itu, gw punya usulan klo "sebelum manusia jatuh ke dalam dosa, belum ada yang namanya free will". Gw ga asal nyablak. Ini berdasarkan study dari Surat Paulus ke Roma dan Efesus. Banyak sekali kata-kata predestinasi di sana. Dan kita harus menggali dengan hati-hati segala "rahasia" yang sejak dahulu kala itu. Bagaimana caranya? Kita harus liat bagaimana awalnya Tuhan membuat suatu rencana. Rencana Tuhan atas bumi dan manusia itu sudah ada sebelum Lucifer jatuh ke dalam dosa. Tuhan Maha Tau. Sejak itu pun Tuhan sudah menyusun segala rencana. Ia tau kalau Lucifer alias iblis akan mengobrak-abrik apa yang sudah direncanakan itu. Kitab Yehezkiel mengatakan bahwa Lucifer itu putera fajar, sempurna. Predikat itu hanya dimiliki Yesus. So... ada satu waktu predikat kesempurnaan itu melekat di diri Sang Putera, yaitu Yesus, dan juga Lucifer. Mereka seperti bersaudara. Tetapi tentunya Bapa tau ketika Lucifer dipuji karena keagungan dan keberhasilannya, ia ingin lebih tinggi dari Bapa. Sejak saat itu juga atributnya dicopot dan dilemparkan dan diusir keluar dari sorga. (Menurut Pawson,) Yesus, Sang Putera Tunggal Bapa, ingin mempunyai saudara yang banyak di sorga. Bapa kemudian membuat suatu perencanaan, memilih Israel sebagai modelnya. Pastinya di sini tidak ada free will, karena kedaulatan Allah yang berlaku sepenuhnya. Dan Israel sama sekali tidak tau mau memilih hal yang lain di luar kedaulatan Allah.

Ketika Adam dan Hawa ada di taman Eden, mereka sebenarnya tidak punya pilihan lain, karena memang mereka tidak tau. Kehendak yang mereka punyai begitu murni hanya untuk Allah Bapa. Sampai ketika iblis menawarkan suatu "kehendak", yang dapat dipilih. Awal mula manusia mempunyai kehendak bebas adalah ketika manusia sudah jatuh dalam dosa. Awalnya ketika diciptakan mereka sama sekali tidak tau mengapa mereka telanjang, karena tidak ada pembandingnya. Dan sebenarnya mereka tidak telanjang, karena mereka ditutupi oleh kemuliaan Tuhan, saat kemuliaan Tuhan itu diambil atau terlepas dari mereka, mereka mulai dapat membedakan dua keadaan itu, sehingga mereka tau kalau mereka telanjang.

Dalam diskusi kami, Josh sangat membantu saya mengutarakan hal ini, sulit sekali saat itu untuk menjelaskan free will. Ntah karena otakku lagi eror. actually saya ga selalu pintar, saya butuh orang lain untuk membuat saya lebih pintar. Josh bilang gini "iblis berhasil memasukkan sebuah keinginan dalam diri manusia, instead kebutuhan. Seperti halnya manusia di zaman modern sekarang, orang membeli yang mereka inginkan dibandingkan yang mereka butuhkan. Tidak ada keinginan manusia sebelumnya untuk menjadi seperti Allah, tetapi hal tersebut berhasil disusupkan dalam hati Hawa. Dan itulah yang membuat dia memetik dan memakannya". Sebelumnya Josh menjelaskan tentang proses Robocop "Saat visor/ penutup kepada Robocop terbuka, ia sepenuhnya mengendalikan tubuh mesinnya, setelah visornya turun, seluruh kemanusiaannya  ditidurkan. Manusia merasa ia mengendalikan tubuh robotnya, padahal komputer atau mesin meninabobokkan kesadaran manusia. Manusia dibuat seolah-olah mengendalikan mesin (menembak lebih tepat, lebih akurat, membuat keputusan yang lebih cepat, dll). Ini hanyalah ilusi kehendak bebas. Robocop ,erasa ia mengendalikan mesin padahal sebenarnya dialah yang disetir".

Berdasarkan pendapat Josh, sebenarnya dengan konstrusi kepala kita yang di dalamnya ada otak dan neuron-neuron yang terbatas, kita sudah bisa tau bahwa walaupun kita diberikan kehendak bebas namun kita terbatas. Kita terbatas ruang dan waktu. Buktinya nanti ketika mengenakan tubuh kemuliaan, ketika Yesus datang, maka tubuh kita berubah menjadi tubuh kemuliaan yang tidak terbatas ruang (1Tes 4:13-17; 1Kor 15:40-46), seperti ketika Yesus yang baru bangkit, Ia dapat menembus tembok (Yoh 20:19).

Di atas kita telah bahas tentang dua kubu yang percaya free will (alias berpaham predestinasi) dan juga yang tidak percaya free will. Which is keduanya benar, namun pertanyaannya "kapan?"

Saya hanya berpendapat bahwa "ketika manusia belum jatuh ke dalam dosa, free will belum ada, semuanya masih dalam kedaulatan Tuhan. Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, free will itu diberikan kepada manusia, dan manusia harus bertanggung jawab penuh". Pertanyaan yang timbul adalah "apakah Adam tidak perlu bertanggung jawab terhadap Firman Tuhan?" Tentu saja harus bertanggung jawab, hanya saja, Adam tidak tau bagaimana caranya untuk tidak bertanggung jawab sampai ia jatuh ke dalam dosa.

Jadi kesimpulannya sampai saat ini, (apakah ini akan menjadi hipotesa atau akan terus menjadi kesimpulan), bahwa kehendak bebas yang kita punya adalah hasil olahan dari input yang kita terima di dalam hidup kita. Begitu juga halnya yang terjadi akibat "kecanduan". Kecanduan karena manusia memasukkan input hal-hal yang membuat nyandu. Bagaimana manusia bisa kecanduan obat terlarang? Bagaimana orang bisa kecanduan pornografi, jika ia tidak tau apa itu obat terlarang, apa itu pornografi. Apa yang sifatnya psikologis akan terus tercatat dalam pikiran dan tidak bisa menghilangkannya. Bagaimana cara memutuskan hubungan atau berhenti dari kecanduan obat terlarang, pornografi, sex bebas, klepto, merokok, gila shopping atau apapun yang menggerus hati nurani kita? Seperti halnya orang yang sakit jiwa tidak dapat disembuhkan, namun bisa dikontrol, sehingga ia dapat hidup normal. Demikian juga hal-hal tersebut di atas memang tidak dapat dihilangkan namun dapat dikontrol agar manusia itu dapat hidup normal. Caranya adalah ganti kebiasaannya, sehingga hal-hal negatif itu tidak perlu dikeluarkan lagi. Cari alasan yang lebih kuat kenapa kebiasaan positif lebih dipertahankan daripada yang negatif.


Sabtu, 24 Mei 2014

Intimacy - Keintiman

Hai apa kabar para pembaca. Hmm... senang sekali bisa menggoreskan sesuatu di blog ini lagi. Judul yang dipilih penulis kali ini bukan karena penulis begitu berpengalaman. Penulis hanya merenungkan dan mengomentari serta ingin berbagi saja. Untuk urusan keintiman saya pribadi jauh dari sempurna, namun setiap orang punya level-level belajar dalam hidup.

Sesuai dengan judulnya "keintiman", bahasa ini akrab sekali didengar dalam rumah tangga. Ataupun gereja juga sudah mengadopsi bahasa ini untuk menggambarkan hubungan dengan Tuhan. Ya memang itu yang Alkitab katakan, bahwa hubungan gereja dengan Kristus itu digambarkan dengan hubungan suami istri. Banyak orang kristen tidak dapat mengerti ini karena mereka tidak pernah melihat keharmonisan dalam keluarganya, ataupun tidak melihat keharmonisan di antara papa mama dalam rumah. Kita sebenarnya tidak perlu menyalahkan iblis, secara dia dah salah. I meant dengan mengkambinghitamkan apapun membuat diri kita melepaskan tanggung jawab. Kita sudah tau dan sadar bahwa iblis adalah musuh kita. Anehnya ketika kita tau ada musuh di dekat kita, kita justru bukan melawannya atau mengusirnya, tapi justru menyalahkan dan betah dengan prinsip-prinsip musuh. Aneh bukan? Intinya di sini adalah "kesadaran". Jika kita ga sadar maka kita ga tau harus berbuat apa. Ayat yang berkata "Berjaga-jaga dan berdoalah...", maksudnya adalah sadarlah, jangan mabok, jangan terbuai.

Mari kita ingat kembali bagaimana pertama kali sikap manusia ketika jatuh ke dalam dosa. Adam melepaskan tanggung jawab dan menyalahkan Hawa, dan Hawa menyalahkan ular. Bagaimana manusia bisa jatuh ke dalam dosa? Iblis memakai Firman Tuhan, sehingga menarik perhatian Hawa untuk berkomunikasi dengannya. Kemudian iblis membelokkan "sekali-kali kamu tidak akan mati". Di sini Hawa seperti masuk ke alam yang membuainya, ia tidak sadar, hanya karena ia tidak tau Firman Tuhan secara lengkapnya. Hawa tertipu. Walaupun Hawa yang mengulurkan tangannya memngambil buah terlarang dan memberikannya kepada Adam, namun Kej 3:9 (IBIS, KJV,ESV, NLT) mengatakan bahwa Allah mencari Adam, meminta pertanggungjawabannya. Adam tau buah apa yang disodorkan oleh Hawa. Adam tau apa yang dilakukan Hawa namun Adam seperti terbuai dan tidak sadar dan mulai menyalahkan. Ini seperti "sudah dari sononya", manusia itu menyalahkan iblis dan melepas tanggung jawabnya. Ini tidak dibenarkan sama sekali, sehingga ada perintah yang mengatakan
"Berjaga-jagalah dan berdoa supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah" Matius 26:41; Markus 14:38
"Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya" 1Petrus 5:8
Ayat di atas adalah peringatan supaya kita jagan terbuai, karena iblis memang selalu memantau, berjalan berkeliling, ga jauh. Namun jika kita mengahabiskan waktu untuk ngurusin musuh, maka kita bisa lupa tujuan awal kita. Dan kehabisan tenaga untuk melakukan apa yang seharusnya kita lakukan. So... apa yang harus kita lakukan?
"Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan,kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera;dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat,dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus" Efesus 6:13-18
Senjata yang pertama kali disebut adalah ikat pinggang. Prajurit Roma terlebih dahulu mengenakan ikat pinggang yang lebarnya sekitar 6-9 inci. Gunanya untuk menyantelkan perlengkapan yang lainnya di tubuhnya. Dan lagi ingat kah kita ketika Petrus dalam penjara, kemudian malaikat melepaskan belenggunya. Ketika Petrus sudah bangun, perintah selanjutnya adalah "ikatlah pinggangmu...". Jenis fashion ini memang asing bagi kita. Baik orang Yahudi, Roma dan Yunani mengerti akan jenis fashion ini sehingga kita untuk mengerti konteks ini dapat membayangkan juga apa yang terjadi pada zaman itu. Hal yang kita mengerti zaman sekarang adalah "pinggang adalah pusat kekuatan, sehingga Roh Kudus melalui Paulus menuliskan hal ini untuk orang Efesus dan juga untuk kita". Okelah itu juga bisa.

Ikat pinggang kebenaran. Firman Tuhan adalah kebenaran. Dalam terjemahan TSI dikatakan "ajaran yang benar". Artinya kita mengikatkan kebenaran itu di pinggang kita sebagai kekuatan. Bedanya Adam pertama (which is Adam sendiri) dengan Adam kedua (which is Yesus) ketika mereka dalam pencobaan, Yesus menggunakan Firman Tuhan (Mat 4, Luk 4 -- Pencobaan di gurun). Dengan begitu kita harus belajar Firman Tuhan. Membaca Firman Tuhan adalah jalan mengenal Tuhan lewat tulisan, agar kita dapat intim dengan Tuhan. Usaha untuk  intim itu sudah datang dari Tuhan sendiri, namun kita juga harus menyambutnya.

Manusia diberikan otak sebalah kiri yang lebih logis, dan otak sebelah kanan yang lebih perasa. belajar Firman Tuhan dimulai dengan otak sebelah kiri, kemudian sensitifitas yang diproduksi di otak sebelah kanan dapat membuat kita dapat merasakan kehadiran Tuhan itu. Kedua belah otak ini haruslah digunakan. Orang yang hanya memakai otak sebelah kirinya akan menjadi sangat kaku, sebaliknya orang yang menggunakan otak sebelah kanannya saja akan dangkal.
knowledge without intimecy, cold.
intimecy without knowledge, shallow.
Sebenarnya hal dapat mendengar suara Tuhan, tidak perlu terlalu dibesar-besarkan, ya karena memang seharusnya. kalau saudara merasa belum pernah mendengar suara Tuhan, mungkin Saudara belum mengasah kemampuan otak sebelah kanan saja. Jika saudara merasa selalu mendengar suara Tuhan dan tidak dapat mendengar teguran saudara-saudari rohani, bapak rohani, mungkin saudara belum mengasah kemampuan otak sebelah kiri.

Beberapa minggu yang lalu saya mendengar kotbah "jangan batasi keintiman dengan Tuhan hanya dengan membaca alkitab dan berdoa saja". Ya saya setuju. Karena kadang-kadang Tuhan mengintervensi kita saat kita sedang beraktifitas dan meminta waktu kita untuk mendengarkan Dia. Saya punya pengalaman, ketika sedang di bioskop menonton film action, saya diintervensi dan Tuhan bicara sesuatu, sehingga saya harus nonton ulang agar ngerti filmnya. Akibatnya saya addict ke bioskop, kali aja Tuhan mau bicara lagi.... hahahaha... *just kidding*.

Memang benar, beberapa perwujudan intim dengan Tuhan itu melalui baca alkitab dan berdoa (terutama berdoa). Tapi jika saudara membatasi pengertian Saudara dengan hal ini saja, maka coba kita telaah. Kita sering membaca status fb orang yang pengen disebut orang rohani, "abis doa puasa nih", atau "waktunya untuk berdoa", bayangkan orang mau berhubungan intim bilang-bilang. Hah... tujuannya opo??

Keintiman kita dengan Tuhan juga dapat nyata dalam hubungan dalam rumah tangga. (Well.... ini khusus untuk yang sudah menikah, maaf ya yang belum menikah, jangan lakukan hubungan intim di luar pernikahan). Kita juga semakin mengerti bagaimana keinginan Tuhan ketika kita mengerti keinginan pasangan kita. Jika komunikasi di antara suami istri saja bisa garing, apalagi komunikasi dengan Tuhan, akibatnya berdoa, komunikasi dengan Tuhan hanyalah upacara keagamaan saja. Ketika suami sistri ga ngomongan lebih dari satu hari, apalagi berhari-hari pernikahan dalam keadaan bahaya. Begitu juga dengan komunikasi kita dengan Tuhan.

Kita sering mendengar orang-orang dalam doa "penuhi kami Tuhan, puaskan kami". Kadang-kadang dalam hubungan intim suami istri juga sering terjadi seperti ini. Salah satu pihak ingin dipuaskan terus menerus tanpa melihat kebutuhan pasangannya. Sepertinya hubungan berjalan baik-baik saja, tetapi seringkali ada yang mengganjal. Memang Tuhan tidak akan ngambek ketika kita meminta terus, tetapi hal tersebut membuat kita ga dewasa dan dalam hal lainnya kita sering merengek-rengek saja, teriak-teriak "kenapa Tuhan... kenapa ini terjadi". Marilah kita bersikap dewasa, mempunyai hati untuk memberi, ga hanya mau meminta saja. Saudara yang sudah menikah dan sudah dewasa pasti mengerti akan hal ini "memberi tidak hanya meminta". Ga hanya suami yang harus dilayani, ga hanya istri yang harus dilayani. Jika kita dapat mengerti ini, maka kita dapat memuji Tuhan ketika keadaan apapun yang kita alami. Berkat, bukan satu-satunya yang kita kejar. Keintiman dalam rumah tangga lebih dari sekadar harta yang harus dikumpulkan. Kebahagiaan akan dicapai ketika keintiman itu tercapai. Ketika keintiman suami istri tercapai, maka keduanya dapat memuji Tuhan dengan bebas, dapat melayani dengan hati sukacita dan damai sejahtera, keduanya juga tidak perlu memusatkan pikiran kepada harta saja, tetapi pastinya berkat-berkat itu akan datang bersama dengan kebahagiaan rumah tangga.

Saya tau bahwa saya tidak begitu pintar dalam hal keintiman, hubungan, I'm not people oriented. Tetapi setiap orang harus belajar. Apa yang kita lihat di bumi ini demikianlah di sorga. jika kita dapat mengelola hubungan, keintiman suami istri, kita juga tidak sulit mengelola keintiman dengan Tuhan. Apa saja yang tidak kita kelola cenderung hilang. Apa yang saya tulis di sini juga menjadi bukti bahwa saya juga mengelola hubungan suami istri kami dalam rumah tangga. Tidak mudah tetapi bisa. Kata kuncinya adalah "sadar". Ketika kita ga sadar, ada orang-orang yang akan menyadarkan kita. Klo belum sadar juga, Tuhan pasti akan menyadarkan kita. Klo Tuhan dah bicara audible, berarti klo ga karena kita bandel atau kita harus memperingatkan orang lain yang bandel supaya sadar. Intinya jangan pernah hiraukan suara hati nuranimu jika ingin mendengar Tuhan bicara audible.

Jika Saudara merasa Tuhan tidak mau bicara dengan Saduara, mungkin Saudara harus belajar beberapa hal sebelum mendengar suara Tuhan secara langsung. Coba perhatikan para nabi yang mendengar suara Tuhan, ada dari mereka yang ga bisa makan, ada yang gemeteran. Bayangkan Saudara adalah Maria, tiba-tiba didatengin malaikat, bagaimana perasaan Saudara. Pastinya Maria saat itu takut. Bagaiamana jika Saudara disuruh Tuhan menyampaikan pesan untuk pendetamu, klo nyeri di bagian dadanya harus segera diperiksakan ke dokter, Tuhan mau agar ia menjaga kesehatannya. Hmm... saya mengenal seorang anak berusia 10 tahun, sekitar 23 tahun yang lalu, yang mendapat penglihatan tentang gembalanya, tetapi karena ia sangat takut ia tidak pernah menyampaikan hal itu. Tetapi 11 tahun kemudian Tuhan bicara hal yang sama melalui pendoa syafaat di gerejanya dan pendoa tersebut menyampaikan hal itu ke gembalanya, dan gembalanya memberitakannya di mimbar. anak itupun ketakutan dan mengingat kembali penglihatan tersebut dan gemetar.

Keintiman dengan Tuhan, sulit didefenisikan, tetapi ketika kita berjalan dengan Tuhan, kita mengerti bahwa Tuhan ga mau jauh dari kita, Ia ingin selalu beromunikasi dengan kita. Tuhan ga hanya ingin menemui kita saat kita ada di ruang doa kita (walaupun berdoa berlama-lama di ruang doamu itu juga penting). Tuhan selalu ingin mengintervensi saat kita sedang kesulitan dan kesusahaan, namun Ia ingin melatih kita untuk dewasa. Salah satu cara mengenal Tuhan adalah dengan membaca alkitab. Ketika kita sibuk merengek minta dengar suara Tuhan, sebenarnya Tuhan ingin kita membaca surat cinta-Nya dulu sebelum akhirnya Ia memperdengarkan suara-Nya. Bacalah Alkitab!

Senin, 05 Mei 2014

Pertolongan Tuhan Sungguh Nyata

* Ini hanyalah cerita hidup gw. Semoga memberkati pembaca.

Beberapa hari ini, dan juga jika mau lihat jauh ke belakang, Tuhan sangat menolong kami berdua dalam rumah tangga kami. Hal ini memang sudah berjalan 6 bulanan namun betapa bodohnya kami, karena kami baru bisa menyadari hal ini beberapa hari ini. Cerita ini akan saya mulai dengan kejadian yang terjadi dalam sepuluh hari.

Sebagai latar belakang cerita ini, kami di-hire oleh salah satu lembaga kristen untuk membantu mempromote salah satu terjemahan baru Alkitab dalam bahasa Indonesia. So... caranya adalah dengan siaran di radio. Kami menjalaninya atas dasar kami mengasihi Tuhan dan ingin turut dalam pekerjaan Tuhan. Secara finance sebenarnya tidaklah besar, dan kami tidak fokus kepada duit. Kami memang butuh uang tetapi uang bukanlah satu-satunya yang dapat memuaskan jiwa.

Hari sabtu yang lalu, di salah satu gedung bilangan jalan besar jakarta diadakan seminar. Seorang pembicara yang luar biasa datang, dan kami tidak mau ketinggalan untuk mengikuti seminar tersebut. Saya sebagai manusia yang kurang gape berbahasa inggris masih tertolong oleh penterjemah yang membantu menterjemahan sehingga saya bisa mengerti apa isinya. Tetapi pada hari seninnya, ga da penterjemah. Itu adalah momen yang paling nyiksa dalam hidup gw. Gw tuh sudah lama ga dengerin orang bule membawakan kuliah so... sangat sulit bagi saya untuk menangkap kata demi katanya. Teman-teman lain yang jago berbahasa Inggris aje pada ga ngerti apa isi seminarnya, apalagi gw yg ga terlalu mengerti bahasa Inggris. Well memang saya merekam tetapi belum sempat mendengarkannya lagi. Ada beberapa hal yang dapat saya tangkap dan ternyata hal itu menjadi perdebatan di antara beberapa teman. Inti yang mau saya ceritakan sebenarnya bukan isi seminarnya, ya walaupun nanti di akhir tulisan ini saya berharap dapat menuliskannya.

Hari sabtu itu, rasanya gw sedih karena melihat hp kesayangan gw pecah. Dan gw ga tau pecahnya kpan. Karena ga pernah jatuh dalam waktu dekat sebelumnya. jadi aneh aja koq bisa tiba2 pecah. Apakah ada iblis yang memecahkannya, no... bukan itu maksud saya. Secara gw memang mau mengganti hp ini, karena sudah penuh secara memori internal. Software Alkitab aja ga bs ditambah lagi. Tapi sayang aja. Secara ekonomis belum layak diganti. Karena dah niat ganti makanya budget juga sudah tersedia. Namun belakangan ini, dua bulan terakhir ini, kami harus lebih banyak mengunjungi rumah sakit, dan dua minggu sekali harus ke lab. Biayanya begitu menguras dompet dan kesabaran. haha. Jutjut pasti ada seminggu. Sementara saat ini... ya begitulah. Akhh... kami hanya berusaha untuk tidak memikirkannya. Okey... so saya berpikir untuk mengalokasikan budget beli hp baru untuk biaya RS. Namun secara hati nurani, sepertinya ga bisa, karena saya seperti sudah berkomitmen bahwa uang yang ini harus dilokasikan untuk beli hp. Tapi untuk beli hp baru dalam kondisi gini juga ga layak. Akh sudahlah... hp hanya pecah layarnya maih bisa digunakan, hanya saja gambarnya tidak begitu jelas. haha.

Hari minggunya, keesokan harinya... sepulang gereja, kami mencari makan siang di luar kompleks gereja. Kami mencari bakmi di daerah cikini, karena perubahan-perubahan di tubuh ini minta makan bakmi sehari sekali... haha. So... sepulang dari makan bakmi, eh... kami diserempet oleh bus pariwisata yang membawa mahasiswa. Dan si penyerempet dan kepala rombongan mahasiswa itu justru menyalahkan kami. Rasanya pengen marah dan melanjutkan pada jalur hukum. Namun saya berpikir, si sopir aja ga tau klo dia salah, dan serombongan masiswa yang ga memakai logikanya juga menyalahkan kami. so... ngapain harus bertegang leher dengan orang bodoh, nanti tambah bodoh. So kami released aja mereka, dan kami harus menanggung kerusakan mobil kami. Which is pintu mobil di sebelah kanan tidak dapat dibuka. If you there dan pake logika, tidak mungkin kami yang salah, karena kami jalan di jalur kami. Tetapi klo orang2 yang hanya mikirin diri sendiri pastilah nyalahin kami. Beberapa orang teman yang tau cerita ini ikut merasa panas pengen nonjok. Ya... secara manusia juga kami pengen nonjok. sempat dalam pikiran gw, klo aja ini adalah daerah dimana saya dibesarkan, pastilah si sopir dan ketua rombongan mahasiswa itu tidak tidur di rumah malam itu. Tapi saya berusaha meredam emosi saya dan menenangkan my spouse. Intinya gini, ini hanyalah kejadian yang "noel sedikit", ga da artinya jika dibandingkan dengan apa yang akan kami sampaikan pada siaran minggu malam. Waduh.. ini seperti pesan paskah ya, "pederitaan yang kamu alami ga sebanding dengan kemuliaan yang akan datang". Sungguh menyakitkan... hikss. Rasa panas dan kesal itu hilang di bawa tidur siang waktu kami kembali ke rumah. So... klo dipikir-pikir lagi, gimana jadinya klo saat itu maksa diri bahwa kami yang benar, dan mereka yang salah, trus pukul-pukulan, telepon temen untuk bantuin, deuuhh... pastinya sampe hari ini rasa kesal itu masih ada. Kebenaran itu walaupun tak terlihat bukan berarti ga ada. Yesus aja ga mempertahankan kebenaran, sampe Dia mati karena dianggap salah. Emas walaupun ga kelihatan, ga berubah jadi batu. Kebenaran akan tetap benar, dan kebenaran tidak butuh pembelaan. apakah kami berasal dari dunia ini sehingga kamu minta pembelaan dari dunia ini?

*jiahhh... gw seperti orang berhikmat ya... hahha. Gitu deh klo kita kena masalah. Klo ga nambah bijak ya nambah bego. Tinggal pilih aja teman.

Hari seninnya... kami ikut seminar. Dan gw merasa jadi bego banget. "Ya Tuhan kiranya minta perpanjangan waktu supaya gw bisa belajar bahasa inggris lagi". Tuhan mengirim beberapa ekspat ke komsel kami, dan sudah setahun lebih, gw baru bisa dengerin mereka aja belum bisa nyela pembicaraan mereka. Hikss... sedih banget. Apa gw harus tinggal di LN ya setahun gtu. Sedih banget.. hiiikkss.

Hari selasa... gw memutuskan untuk  melirik isi rekening gw, ternyata isinya... masih cukup untuk berpartisipasi dalam persembahan khusus yang diadakan gereja. Okelah saya langsung transfer sebelum waktunya selesai. Ya... tertinggal sedikit saja untuk beli pulsa. Memang kami tidak bisa beri banyak, sperti teman-teman yang lain. Tapi kami punya iman bahwa Tuhan bakal terus memelihara hidup kami. Memang ada beberapa orang yang bilang ke kami "kalau kalian butuh apa-apa bilang aja ke saya", justru orang-orang seperti itu akan kami hindari. Biasanya itu ga betul. Nah... setelah kami menunaikan persembahan khusus kami di siang hari, tentu saja saya berdoa dulu, ehh... ga nyangka ada orang yang mau membayarkan biaya mobil kami. Puji Tuhan. Sampe sekarang mobil belum dibawa ke bengkel karena masih dibutuhkan. klo ke bengkel harus nginep paling ga seminggu.

Hidup berjalan seperti biasa.... tetep ke lab, ke RS, seek doctors. Hari minggu... kami pergi siaran lagi. Dan sepulang dari siaran, ban mobil dikempesin orang. Padahal di gedung itu ada satpam 2 orang. Ckckk. Kami harus melalui tol, jadi kebiasaan mengecek ban mobil sebelum berangkat itu sangat membantu. sehingga kami langsung ke pom bensin yang ada tambah anginnya.

Well... walaupun kita berbuat baik, tetap aja kita disalahkan, atau ada hal yang bisa membuat kita celaka. So kita harus berhati-hati. Memang benar kebenaran akan menang, tapi ga sekarang. nanti.

Tuhan menolong kami dengan dasyat. Thanks God. Makasih juga buat orang-orang yang berkomitmen mendoakan kami

Jumat, 25 April 2014

Lagi Pengen Nulis Aja

Beberapa hari ini sebenarnya pengen sekali bisa membaca buku atau research tentang sesuatu, namun apa daya tubuh ga sanggup. Sesi hidup kali ini bener-bener jadi orang pemalas sejagat raya. Ga bisa berbuat banyak hal, kebanyakan bed rest. Akibatnya diriku hanya mampu menjadi pengamat kehidupan saja. 

Sepotongan lagu Mandarin mengatakan "hidup ini adalah sekolah tanpa dinding". Ya... jika kita mau lebih memperhatikan detail kehidupan maka kita akan menjadi bijak. Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya bahwa seorang pembicara hebat bisa terlihat sangat hebat ketika ia meluangkan waktu untuk duduk dan berpikir, sehingga ia menciptakan kata-kata yang indah. Coba perhatikan saja, kadang kala saat seorang pembicara atau motivator atau preacher berbicara kadang kala mereka hanya memberitahukan kita informasi yang umum, yang sudah pernah kita tau. Namun ia terlihat hebat dan wow ketika ia menyampaikan pesannya. Dan kita akan mendapatkan informasi yang baru dari indormasi yang umum yang ia sampaikan kalau kita mau memperhatikan dengan jeli dan detail, pasti kita akan mendapat sesuatu yang baru. Katakanlah sebuah kotbah "5 roti 2 ikan", hal itu bukan hal baru, sudah kita dengar ratusan kali. Tetapi ntah kenapa ketika saya mau belajar, duduk diam dan tidak membiarkan pikiran ini berkomentar, saya mendapatkan jauh lebih banyak dari apa yang sudah pernah saya tau. Misalnya kita bisa belajar bagaimana cara menyampaikannya supaya keren, oh no.... bukan sekadar keren tetapi supaya nyampe ke tujuan. Kita bisa aja ngoceh tentang "5 roti 2 ikan" namun jemaat pulang dengan kosong, ga bawa apa-apa. See... Kadang kala juga melalui pembicara/ pengkotbah itu Tuhan membuka wawasan kita lebih besar lagi, sehingga ada memori-memori pikiran yang muncul yang tentu saja berhubungan dengan kotbah tersebut. Begitulah orang Yahudi belajar. Intinya perhatikanlah orang yang berbicara.

Saya kadang suka kesal kepada orang yang nanya ga serius. Mengapa membuang waktu untuk bertanya, jika tidak mau mendengarkan jawabannya? Hal ini seringkali terjadi di komsel. Saat komsel kita kedatangan teman baru, agar kita terlihat orang yang care, peduli,  ramah, maka kita pun mulai bertanya tentang kehidupan teman baru tersebut. Tanpa sadar, kita ga peduli dengan jawabannya, hanya mengangguk-angguk saja. Hal ini juga bukan untuk orang baru di komsel aja, tapi ketika seseorang bertanya kepada orang yang ga terlalu ia suka, dalam hati sebenarnya ia bilang "errgg.. kenapa dia datang". Come on, klo ga mau denger jawaban seseorang mendingan jangan bertanya. Orang pendiam itu bukan berarti dia merasa kesepian klo ga ditanyain, tetapi dia juga ingin privasi untuk diam aja, karena ia tidak terlalu nyaman berbicara. 

Mari kita renungkan ini, kita ingin sekali menjadi garam dan terang dunia, namun kita ga mampu untuk menjadi jawaban kepada orang-orang yang datang kepada kita. aneh kan. Batalkan saja niatmu.

Seorang yang mau jadi garam dunia, sadar ga sadar harus menjadi leader bagi orang lain. Gampangnya gini... Misalnya aja, Saudara mempunyai seorang karyawan yang ketahuan mencuri. Jika Saudara adalah leader, bukan hanya bos, pastinya saudara tidak memecatnya, tetapi menasehatinya sehingga ia tidak mencuri lagi. Ia tidak hanya tidak mencuri tetapi ia mampu menasehati temannya yang lain agar tidak mencuri. Saat karyawan tersebut bisa menasehati temennya itu, ia sedang menjalankan fungsinya sebagai garam, tetapi di saat yang bersamaan, Saudara sedang menjalankan fungsi sebagai terang. Bayangkan jika karyawan tersebut Saudara pecat begitu aja, maka dosanya tetap dan ia tidak berubah, dan Saudara tidak menjadi pengaruh apapun untuk orang lain. Okelah ini contoh bagi orang yang punya karyawan. Contoh lain. Dari kisah nyata. Saya mengenal seseorang, ia mempunyai jiwa kepemimpinan yang kuat, passion dan tujuan hidup yang jelas. Ya tentu saja setiap orang kristen ingin menjadi garam dan terang dunia. Katakan saja nama teman saya ini adalah Mas Ari. Mas Ari sedang masuk ke ruang tunggu keberangkatan pesawat. Ia melihat seorang bapak yang merokok di tempat umum. Ia menegur bapak ini "Pak, tidak baik Bapak merokok di sini, lihat di sebelah Bapak ada bayi, ada orang tua yang turut menghirup asap rokok Bapak. Di sebelah sana ada ruang khusus merokok. Terima kasih Pak". Nah... saat Mas Ari menegur orang yang merokok, ia menjalankan fungsinya sebagai garam dunia. Saat orang itu mau mendengar perkataan Mas Ari dan menegur temannya yang lain yang merokok dalam ruangan itu, atau orang lain yang melihat perbuatan Mas Ari itu mematikan rokoknya, maka perokok pertama sedang menjalankan fungsi sebagai garam, dan Mas Ari sudah menjadi terang dunia. 

Sebenarnya dalam kehidupan kita bisa menjadi lebih bijak ketika kita bisa menjadi jawaban atas orang lain. Respon kita terhadap sekeliling kita bisa membuat tujuan kita tercapai. Mungkin kita ga bisa menjadi spiderman yang menolong kota, tetapi kita bisa menjadi diri kita sendiri dan mulai memperhatikan detail-detail kehidupan. Jawab pertanyaan dengan jawaban yang tepat bukan dengan emosi dan mengambil keuntungan. Seperti halnya beberapa waktu ini kita dikejutkan dengan berita dari sekolah internasional. Coba pikirkan dengan jeli apa masalah yang sebenarnya di sini? Menurut pendapat saya, masalah sebenarnya adalah outsourcing. Kalau saja pihak sekolah tidak mengambil tenaga outsource, tetapi melatih karyawannya sedemikian menurut visi misinya, maka kemungkinan peristiwa ini terjadi akan menurun. Kemungkinan bisa terjadi masalah ini tanpa outsource juga ada, tetapi pastinya perbandingan lebih kecil dibandingkan dengan outsource tersebut. Kita malas untuk melatih orang lain sehingga percaya aja sama pihak ketiga. Sekarang ini hal yang disoroti adalah hal ijin, dlsb hanya karena sekolah internasional. Saya tidak bermaksud untuk membela sekolah internasional. Saya seorang guru, saya pernah mengajar anak-anak internasional, memang secara inteligen mereka pintar, bahasa Inggrisnya juga cas cis cus... mantap deh, tetapi secara moral, sopan santun beegghh... kacau balau. Bahkan mereka dengan santai untuk mengejek Indonesia, sama sekali tidak mempunyai nasionalisme. Jika kita hidup di Indonesia, masih makan dari Indonesia, mengapa harus mengejek Indonesia. Ini sama seperti pasukan doa para (katanya) hamba Tuhan, abis doa puasa, sambil makan buka puasa, mereka merendahkan Indonesia, sementara ketika mereka di dalam ruang doa nangis kenceng untuk keselamatan Indonesia. Hah...  tinggalkan saja niatmu!!

Contoh lain lagi perusahaan yang malas melatih karyawan bau kencur, sehingga harus hire karyawan yang sudah jadi dengan gaji rendah, atau hire dari perusahaan head hunter. Kita harus sadar bahwa kita punya visi sendiri, dan orang lain yang ada bersama kita tidak akan tau visi kita jika tidak ditraining. Masalah-masalah seperti ini sebenarnya sudah bisa diprediksi sejak awal, tetapi ada yang peduli ada yang tidak. Saya kagum sama perusahaan-perusahaan yang mau menerima karyawan yang baru sama sekali, masih "bau kencur", "masih hijau", dan mereka melatih sedemikian sehingga orang tersebut dapat memenuhi tujuan perusahaan. Indonesia bisa berubah jika banyak dari pemimpin-pemimpin yang mau melatih juniornya.

Belakangan ini saya tidak banyak study bible, hanya membacanya saja.. Tetapi saya mengingat beberapa prinsip-prinsip FT dan membandingkannya dengan budaya. upss... maksudnya saya menemukan keganjilan dengan budaya dan melihat kepada FT. Seperti begini, saya dapat broadcast nasihat untuk suami istri dan keluarga. Kebetulan banget belum lama kami membahas tentang keluarga di radio. Bagian akhir broadcastnya kira-kira begini, "para istri/ suami... ingatlah bahwa rejeki suami/ istrimu adalah rejeki mertuamu", dimana cerita pendahulannya seorang ibu yang menghitung berapa biaya ASI yang sudah ia keluarkan, biaya susu, dlsb. Ini budaya umum yang terjadi di bangsa kita. Tetapi mari kita berefleksi sama FT apakah hal itu yang dikatakan oleh FT? Di bagian awal Alkitab, which is di kitab Kejadian 2:24 mengatakan bahwa "seorang laki-laki akan meninggalkan bapak ibunya dan bersatu dengan istrinya menjadi satu daging". Pengertian FT menjadi kabur karena kebanyakan orang lebih peduli kepada budaya daripada FT. Saya tidak mengatakan bahwa kita tidak bisa berbagi rejeki dengan orang tua. Bahkan Yesus sendiri menyindir orang Farisi, bahwa sorang Farisi lebih peduli membayar perpuluhan selasih daripada mengurus orang tuanya. Dan ayat inipun dianggap bahwa di zaman Perjanjian Baru tidak perlu membayar persepuluhan. Bukan itu maksudnya. Bukan juga berarti kita tidak bisa mengurus orang tua. Tetapi ketika kita dipersimpangan jalan, kita harus memilih siapa yang kita dahulukan istri/ suami atau orangtua/ mertua? Jelas berdasarkan Kej 2:24 ini, kita harus mendahulukan pasangan istri/ suami. Tetapi kita juga bisa mengurus ortu kita berdasarkan kesepakatan antara suami dan istri. Hati-hati dengan budaya. Budaya Indonesia baik, tetapi kita harus mengutamakan FT daripada budaya, right? Dan sebenarnya kita harus tau budaya tersebut datang darimana. Kita harus bijak berjalan di dunia ini.

Well... rasanya saya puas sudah bisa mengetikkan semua ini. hehehe.

Jumat, 11 April 2014

Hidup Gw

Senang bisa menulis lagi... Setelah sekian lama "mabok". I'm back! Sejak awal Maret banyak banget yang mengejutkan gw, apalagi pas masuk bulan April. Pas banget deh sama tema Paskah, "penderitaan". Bedanya sama gw, klo Paskah, kita dah tau awal cerita sampai akhirnya. Ya... tentang pengorbanan Yesus di kayu salib demi ngajak kita-kita yang percaya untuk nantinya ada bareng-bareng di sorga. Klo gw, krn suatu alasan, gw harus periksa darah, hal yang paling ga gw suka dan harus menerima kenyataan klo gw kelebihan hb. Emang sih, gw ga merasa hal ganjil apapun, hidup berjalan seperti biasanya, tapi... menurut dokter, hal itu bisa parah, karena bisa mengakibatkan  struk ataupun jantung koroner. Dokter bertanya "pasti kamu sering pusing", gw jawab "ngga", trus dokter blg "ooo... mungkin karena kamu sudah terbiasa", gw "ooo".  Dan tentu saja untuk jangka pendek ini, bisa mengakibatkan gw bisa kehilangan.... But I trust in Christ.

Aniway, jelas keadaan gw beda banget sama Paskah. Gw harus siaga iman, karena belum tau endingnya gmn. Gw ga blh kuatir, dan emang kenyataannya gw ga kuatir. Gw belajar dari anak-anak penderita hemofili, yang hidupnya sangat rentan, fragile baget deh, kapan aja mereka bisa kena resiko. Setiap kali mereka kejedot, jatuh ataupun kesenggol apapun mereka bisa yang langsung pendarahan. Setiap minggu mereka harus transfusi darah untuk menyambung hidup. But mereka survive, ga ngeluh.

Ketika harus berefleksi kepada Firman Tuhan, bahwa penderitaan-penderitaan yang kita alami tidak berbanding dengan kemuliaan yang akan kita terima. Tapi penderitaan-penderitaan yang dimaksud kan penderitaan karena Kristus yang ada di dalam kita, sehingga kita ditolak. Penderitaan yang dimaksud bukan penderitaan karena kesalahan yang kita buat. Kadang2 kita menjadi bau wangi untuk orang yang mau menerima kita ketika kita menceritakan tentang Kristus, atau kita bisa menjadi bau kematian bagi orang yang menolak kita.

Penderitaan gw juga bukan karena kesalahan gw sih... gw jaga kesehatan gw sedemikian, makan ga sembarangan, olah raga setiap hari, puasa paling ga sebulan sekali, bisa lebih #songong.

Yaampun beberapa hari ini panasnya minta ampun yaahhh.. pake AC juga ga berasa, apalagi yang hidup di jalanan yak. Udah akh curhatnya.

 I just want to say... God is good. Semua warning yang kita terima itu, in the end of the day pastilah untuk kebaikan kita. Namun kita harus bisa mengerti warning tersebut. Jika kita tidak mengenal si peberi warning, warningnya pun kita ga bisa kenali. Misalnya aja kita baca tweet dari BMG, akan terjadi tsunami, maka kita aware. Tapi klo kita baca tweet dari temen kita yang suka tipu2, ngejokes, bercanda, maka kita ga akan semudah itu percaya. So... kenalilah si peberi warning, maka kita akan mengerti isi warningnya.

Jumat, 04 April 2014

Memperhatikan Kehidupan


*artikel ini hanya kisah hidup gw beberapa hari ini (1703 - 2303)

Ga ada yang menarik sebenarnya kisah hidup gw beberapa hari ini, selain Tuhan memang tetap beserta dengan gw dan jagain hidup gw. Sudah sejak hari senin lalu gw sakit, tapi selasa malam gw mulai total ga bisa jalan. Masalahnya sepele sih... asam urat turunan itu kumat, semenatar gw ga boleh makan obat karena alasan yang lainnya. Gw dah setahun ini menjaga pola makan, menghindari makanan yang ga seharusnya gw makan. Sejak November 2012 gw ketahuan ada asam urat. Sebelumnya juga sudah ada tapi ga tau. Gw mulai memperhatikan "khoser", walaupun ga secara total. I meant, gw masih makan makhluk haram itu tapi sangat memperhatikan berapa banyak dan harus diseimbangkan dengan apa, dan gw juga rajin berolah raga degnan rutin. Setahun ini gw jaga makan, jaga badan, dengan alasan yg agak muluk "jaga kesehatan demi kemuliaan Tuhan". Klo temen bule gw bilang "for the Kingdom".

Intinya dalam seminggu ini, gw hanya bisa tiduran (krn duduk juga bikin kaki gw aduhai sakit nian), minum air putih minimal 3 liter sehari, nonton tv. Rada agak tersiksa, karena membaca buku juga ga bisa konsen. Okey... hidup gw seminggu ini ditemani oleh sosial media, tv, youtube, cemilan, air putih. Ga buka alkitab, ga ke gereja, ga kemana-mana. Gw memang bukan people oriented, tapi gw tersiksa kalau ga ketemu orang. Gw lebih suka dalam keramaian daripada harus ngendon sendiri di rumah... terus-terusan. Gw coba untuk berdamai dengan ego gw, karena sesi kayak gini bakal panjang. Gw coba berteman dengan orang-orang di sosial media. Gw gangguin status fb temen yang gw kenal deket ataupun yang hanya sekadar bereteman di fb. Haha. Akibatnya gw memperhatikan beberapa hal dari sikap orang, respon orang terhadap sesuatu ataupun mencoba merenungkan diri gw, keadaan gw, dan juga keadaan dunia. mantap ga sih... gw dah kayak politikus yang lagi nyaleg.

Gw punya banyak komentar tentang banyak hal dari kehidupan sekitar gw, termasuk di sosial media. Gw tiba-tiba punya ide ngawur waktu liat video "Brave Miss World".Gw sangat kagum dengan Miss world dari Israel yang berani mengakui "noda" yang pernah dialaminya. Bahkan pengakuannya itu membawa perubahan kepada banyak wanita lain yang mempunyai pengalaman yang serupa. Ide gw dari hasil perenungan ini, gw berpikir tentang caleg ataupun capres yang lagi kampanye, mereka melakukan "segala hal" agar mereka bisa diterima di masyarakat. Gw hanya mikir, bagaimana ia dapat menjanjikan dan menyelesaikan "segala hal" dalam kurun waktu 5 tahun. Ga mungkin lah. Gimana klo ambil 1-2 segmen aja. Seperti halnya miss world dari Israel ini, mengusung 1 tema, "pemerkosaan". Ceritanya kan dua minggu sebelum ia terpilih jadi miss world, ia mengalami pemerkosaan. Biasanya perempuan yang mengalami hal itu akan sangat minder. Dari tema besar tentang "wanita", ia hanya mengusung 1 tema saja. Dan apa yang ia suarakan berhasil mengubahkan banyak hidup perempuan yang pernah diperkosa untuk bangkit. Begitu juga dengan caleg, capres dalam parpol masing-masing yang sedang berkampanye, mendingan memberikan 1-2 visi yang jelas agar kita-kita nih bisa mantau. Klo mereka berjanji 1-2 hal aja, tapi kenyataannya dapat memberikan 10 hal, rakyat akan lebih senang, daripada janji 10, satupun janji tak terpenuhi. Tapi ini hanya opini gw.

Baru beberapa menit yang lalu saya juga berkomentar di atas status fb seorang teman, yang sebenarnya gw ga kenal, hanya berteman di fb.. haha. Dia bercerita panjang lebar tentang keresahannya terhadap gereja, kesatuan gereja, dll. Ya walaupun tidak seluruhnya saya setuju namun saya mendukungnya. Gw ga mau berkomentar banyak apalagi mematahkan semangatnya. Gw juga belajar menulis dulu dari keresehan gw terhadap gereja, prakteknya dan hal-hal lain yang rasanya ga sesuai. Gw mendukungnya hanya karena gw suka  caranya menyampaikan opininnya. Dalam beropini kita ga harus benar tetapi kita harus menyampaikan pikiran kita sejujurnya. Tentunya kita harus banyak belajar supaya opini kita ga cupu atau gampang dihajar orang lain.

sbnarnya msh byk yg mau gw ceritai, tapi apa daya... ga sanggup

Rabu, 19 Maret 2014

Mengasihi dan Tujuan

Mungkin ini bukan artikel yang fenomenal bagus, tapi gw berusaha untuk membuat tulisan ini seperti tulisan yang fenomenal. haha. *ngarep*. Ngga sih... ini hanya pemikiran gw selama beberapa hari terakhir ini. Gw hanya merenungkan suatu pemikiran yang agak "mengganggu". Dan karena pemikiran ini bertahan lebih dari dua minggu, dia layak untuk dituliskan. Mana tau ini beneran fenomenal. Kalau pembaca tidak setuju dengan saya, ya ga masalah, saya juga masih berhipotesa dan mencocokkannya dengan beberapa hal. Ingat apa yang pernah saya tuliskan tahun lalu, mengapa para pembicara internasional bisa terlihat sangat keren dengan pemikiran-pemikirannya? ya karena mereka punya waktu untuk duduk dan memikirkannya, berhipotesa, menguji hipotesanya, dan pada akhirnya mengambil kesimpulan. Walaupun sudah mengambil kesimpulan mereka tetap terbuka terhadap hipotesa itu.

Ini yang gw pikirkan, yaitu hubungan antara Cinta dan Tujuan. menurut gw, cinta tidak dapat dijadikan tujuan ataupun alasan untuk melakukan sesuatu. Dalam hal ini gw mau membandingkan dua hal:
1. Hubungan Tuhan dengan manusia.
2. Hubungan antara laki-laki dengan perempuan dalam pernikahan

Agak sulit untuk menjelaskan pemikiran ini karena gw belum jadi pembicara internasional. haha.

Pertama kali gw menyadari hal ini waktu gw memfasilatasi suatu kelas belajar alkitab. Gw memang bukan bagian grup Roma, tetapi gw hanya membantu mengarahkan group ini. Ketika membantu mereka, gw hanya cerita latar belakang dari awal penciptaan, sebenarnya gw pelajari ini ketika belajar Surat Efesus.
Dengan menciptakan polemik dalam group ini, Gw hanya bertanya, "napa sih Yesus mau turun ke dunia ini?".
Kemudian mereka menjawab "karena Yesus mengasihi dunia", "untuk menyelamatkan manusia dari dosa"
Gw jawab, "dunia identik dengan sesuatu yang jahat, berosa. Inget ga waktu Yesus disalib, bapa memalingkan muka sehingga Yesus berteriak "Bapa kenapa Engkau meninggalkan Aku?", dan juga Yesus bilang dalam kitab Yohanes, kalau Yesus tidak berdoa untuk dunia. Kata dunia di sini adalah 'kosmos' yang identik dengan dunia yang jahat".
Gara-gara gw memakai kata 'kosmos' membandingkannya dengan 'ge' secara luas tempat, gw pernah direject paling ga oleh 2 penterjemah alkitab... haha. Tapi itupun mereka tidak menolak secara total, karena biasanya kata 'kosmos' digunakan untuk menyatakan hal yang jahat, bukan dinyatakan secara luasnya tempat. Tapi menurut gw, pengetahuan itu berlapis dan terus berkembang, so... gw rasa gw bs bertanggung jawab atas pendapat gw itu.

Okey, mari kita melanjutkan cerita memfasilitasi group Roma di kelas belajar alkitab. Gw menceritakan latar belakang penciptaan dunia. Ini yang gw ceritakan:

Pertama: Hubungan Tuhan dengan manusia.
Kenapa Yesus turun ke dunia? apakah karena mengasihi dunia? Apakah Yesus mau turun ke dunia untuk menyelamatkan manusia yang berdosa? Emangnya rencana penyelamatan itu adalah plan B-nya Tuhan? Kira-kira... apakah Lucifer tau rencana penciptaan dunia ketika ia masih di sorga? Mereka menjawab "tau". 
Ketika dunia diciptakan, jauh sebelum penciptaan, Allah Tri Tunggal sudah merencanakan penciptaan ini sebelum Ia menjadikan apapun. Yesus adalah Anak Tunggal-Nya yang sangat dikasihi-Nya. Yesus ingin mempunyai banyak saudara. Allah Tri Tunggal pun menciptakan manusia. Ketika rencana itu dibicarakan, Lucifer pun mendengar rencana ini dan ingin menjadi pusat perhatian. Lucifer pun diusir dari sorga karena ia menjadi sombong. Ketika ia diusir dari sorga, maka ia pun mengacau proses penciptaan bumi (Kej 1:1). Sebelum hal itu terjadi pun, Allah Tri Tunggal sudah mengetahui hal ini, dan sudah menyiapkan Yesus sebagai korban tebusan untuk merebut manusia yang mau menginginkan Yesus, yang mau bersatu dengan Yesus. Karena Bapa sudah melihat gelagat Lucifer yang akan memberontak dan sudah menyiapkan apa yang harus dilakukan kalau Lucifer mengacau rencana Tuhan itu. Jadi tujuan utama Allah Tri Tunggal bukan lah untuk menebus manusia dari dosa. Kerena pada mulanya Allah Tri Tunggal merencanakan untuk menciptakan manusia yang amat sangat baik, sempurna adanya. So.. dosa tidak pernah direncanakan sejak awalnya. Tetapi sejak awal sudah direncanakan bagaimana menebus manusia yang jatuh dalam dosa.
Yesus ingin punya banyak saudara. Walaupun kenyataannya manusia itu fragile dan jatuh dalam dosa, Yesus rela untuk mengorbankan segalanya untuk memperoleh kembali manusia, agar Ia dapat berkumpul bersama banyak sodara di sorga. Dan Yesus rela berbagi warisanNya dengan manusia yang mau percaya kepadaNya dan mau bersatu dengan Dia. Dan Ia juga akan menjadi yang sulung diantara banyak saudara.
Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. Roma 8:17 (ITB)
Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Roma 8:29 (ITB)
Surat Yohanes mencatat bahwa Allah itu kasih.So... Ia bukan saja mengasihi tetapi sebagai subjek, Ia adalah Pengasih. Jadi Ia dapat dikatakan Pengasih yang mengasihi. Ia ingin membagikan kasih-Nya kepada siapapun yang menginginkannya.

Mari kita telaah cerita di atas. Kita dapat menemukan bahwa alasan atau tujuan Yesus menyelamatkan manusia bukan hanya karena Dia adalah kasih sehingga Ia ingin membagikan kasih-Nya tetapi Ia didorong oleh tujuan utamanya adalah karena Ia ingin mengumpulkan banyak saudara untuk berkumpul dengan Dia di sorga. Sehingga walaupun manusia itu jatuh dalam dosa, Yesus rela untuk berkorban untuk menyelamatkan manusia itu. Syaratnya hanyalah mau percaya kepada Yesus.

Kedua: Hubungan antara laki-laki dengan perempuan dalam pernikahan
Jika kita mempelajari hubungan laki-laki dan perempuan dalam pernikahan, kitab Efesus menggambarkannya seperti hubungan Kristus dengan jemaat. Ada banyak hal yang dapat dipelajari di sini.Termasuk bagaimana Krisus meminang gereja, mengangkat cawan dengan darah-Nya sendiri (biasanya anggur), memandikan gereja, kemudian menyediakan tempat untuk gereja agar ketika Kristus datang kembali, Ia dapat menjemput sang mempelai wanita, gereja, untuk bersama-sama dengan Dia di sorga.Tetapi fokus yang mau saya angkat di sini adalah "Hubungan antara laki-laki dengan perempuan dalam pernikahan". Walaupun laki-laki itu disebutkan bahwa ia harus seperti Kristus, namun ia bukan Kristus, artinya ia bukan kasih. Laki-laki hanya bisa mencontoh Kristus untuk melakukan kasih, namun laki-laki bukan kasih itu sendiri. 
Jadi kita melihat di sini bahwa kasih adalah tools untuk melakukan tujuan. Kasih bukan tujuannya. Di dalam berumah tangga, tujuan pengantin untuk bersatu bukan untuk mengasihi. Tujuan utama laki-laki dan perempuan dipersatukan dalam rumah tangga adalah sebagai gambaran Kristus dan jemaat, umat Tuhan dapat melihat Kristus di dalam rumah tangga.
Jika tujuan berumah tangga adalah mengasihi atau memperoleh kasih, maka akan sangat mudah rumah tangga itu pecah, bercerai. Mari kita perhatikan alasan orang bercerai, artis ataupun orang biasa, baik di media televisi atau media lainnya, alasannya adalah "sudah tidak cinta ngapain dilanjutkan". Kalau kita dapat menyadari hal ini, kita ini walaupun kita sudah percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, namun sekali lagi, kita bukan kasih, kapan saja persediaan kasih kita bisa habis. Kita sangat bergantung kepada sumber kasih, yaitu Tuhan Yesus Kristus sendiri, dan sekarang diwakilkan oleh Roh Kudus di bumi. Ketika kita terpisah dari sumber kasih itu maka persediaan kasih itu akan cenderung menurun dan habis. Apa yang dapat kita sombongkan dari tubuh fana ini. Kenyataannya kita tidak dapat terpisah dari Tuhan Yesus Kristus itu. Penterjemah TSI (Terjemahan Sederhana Indonesia) dangat tepat menggunakan kata "bersatu dengan Kristus", ketika kita percaya kepada Kristus. Tentu saja proses "percaya" itu bersifat keep in goingkeep in believing. Ketika seseorang berhenti percaya maka Efesus 5: 32 mengatakan Roh Kudus akan berduka.
Jadi dari kedua contoh di atas kita dapat melihat bahwa "mengasihi" itu bukan "tujuan". "Mengasihi" itu adalah tools untuk mencapai tujuan. Seringkali kita senang dan bangga ketika kita baru akan menggapai toolsnya. Bahkan belum mencapai tujuan sama sekali. 

*artikel ini masih diuji. Saya merenungkan hal ini ketika membaca kitab Efesus, Yohanes dan Roma. I know who I am, jadi jika Saudara pembaca tidak setuju, saya tidak keberatan, jika Saudara ingin mengembangkannya juga silahkan. I don't mind. Artikel ini juga seharusnya sudah diluncurkan 2 hari lalu, but... saya mengalami sakit kaki yang membuat saya ga bisa jalan, sangat mengganggu, dan tidak boleh minum obat. Saya sangat berusaha untuk bisa duduk untuk menuliskan ini, semoga artikel ini tidak sia-sia ya. hehe.



Senin, 17 Maret 2014

Trip To Jogja

* Tulisan ini hanya berisi cerita hidup gw beberapa hari ini

Akhirnya Alkitab TSI PB lauching juga di Jogja. Kami diundang untuk turut menghadiri acara ini, padahal hanya untuk bicara selama 7 menit saja. Tetapi inti dari kehadiran kami adalah turut mendukung TSI dan turut mensupport Bapak penggagas terciptanya TSI (Terjemahan Sederhana Indonesia). Dalam beberapa bulan ini, kami siaran di 100.6 Heartline FM (semoga kontrak semakin diperpanjang lagi) untuk memperkenalkan terjemahan TSI kepada masyarakat kristen. Kerinduan kami adalah agar orang kristen yang berbahasa Indonesia, yang ga terlalu paham bahasa Inggris, mempunyai terjemahan pembanding untuk memperkaya pengertiannya akan Alkitab. TSI adalah alkitab terjemahan dinamis yang berdasarkan makna. Jika dibandingkan dengan Terjemahan Baru, yaitu Alkitab yang kita pakai biasanya, TSI lebih ke arah terjemahan bebas tetapi tetap mempertahankan makna, sedangkan TB, merupakan terjemahan dinamis juga tetapi lebih ke arah harfiah. So... dengan melihat posisinya dalam aturan penterjemahan, bahasa yang digunakan TSI lebih kekinian daripada TB. Kehadiran TSI tidaklah menggantikan TB. TSI diharapkan lebih mudah dimengerti oleh masyarakat karena bahasanya yang ringan dan mudah dicerna.

Di Jogja kami bertemu dengan teman-teman baru, mereka mendukung TSI juga. Mereka berasal dari PBT (Pioneer Bible Translator) Texas Amerika. Banyak hal unik yang bisa kami pelajari dari mereka. Kami juga dapat bertemu dengan seorang Jim Yost, dan beliau banyak berceria tentang pelayanan beliau.Memang tidak semua prinsip-prinsip yang dipaparkan oleh beliau dapat kami terima, tetapi ada banyak hal-hal menarik yang dapat dipelajari. Salah satu yang saya suka dari perkataan beliau "Jangan ajarkan jemaat tentang kebenaran, tetapi ajarkanlah mereka bagaimana cara mencari kebenaran". Prinsip ini mirip dengan prinsip "menggali harta karun" yang kami siarkan di radio.

Ketika berangkat ke Jogja, kami menggunakan jasa penerbangan yang cukup terkenal.... dengan delay. Saya suka untuk mencari pesawat yang paling pagi dengan alasan tidak mungkin mereka delay. Tetapi hari itu kami mengmbil jadwal yang 7.35, penerbangan kedua. Kami mengalami delay. Lumayan lama dan bosan menunggu sampai jam 10 baru berangkat. Untuk berangkat jam 7.35, kami sudah bangun jam 3 pagi, mandi, persiapan. Berhubung karena tol masih macet jam 5-6 pagi, kami naik taxi yang jam 4.30. Bisa bayangkan dong, tidur malam jam 12, karena masih ada kelas, dan harus bangun jam 3 pagi, lumayan terhuyung-huyung, ehh... sampe di sana didelay 2,5 jam. Sudah didelay, ehh... hanya dikasih kompensasi roti yang sudah keras dan tak termakan. Hati ini lumayan terusik dan kesal, tetapi berusaha untuk cool.

Tetapi ada suara di hati, "pasti ini untuk kebaikan". Ya sudah akhirnya kami memutuskan untuk tidak mengeluh dan menikmati saja apa yang terjadi. kemudian saya mulai mengingat, apa ada berhubungan dengan doa gw ya. Ohya... sebelum berangkat saya berdoa agar Tuhan lindungi selamat sampai tujuan, pesawat ga goyang-goyang, maksudnya ga ada badai, ataupun turbulence. Well... rupany pesawat yang akan kami tumpangi lagi rusak secara teknis, so kami harus menunggu pesawat yang sudah berangkat ke Jogja tadi pagi untuk kembali ke Jakarta. Akibatnya kami dipindahkan ke pesawat yang lebih besar, dan perjalanan menyenangkan. Praise God. Ternyata doa yang sederhana ini didengarkan Tuhan. Namun ketika Tuhan menjawab doa kita, ya kita harus bersabar.

Begitu juga ketika Jogja-Jkt, mungkin karena gw terlalu recok minta doa yang serupa, akibatnya harus delay 1 jam juga, karena alasan cuaca. Hmmm... Tuhan perhatiin kita ya. So sebelum mengeluh coba ingat-ingat akan doa kita ataupun perkataan kita.

Saya teringat waktu gw berdoa pagi seminggu yang lalu...saya berdoa untuk banyak hal, tetapi tiba-tiba terinterupsi ketika mendoakan seseorang. Seseorang ini akan pergi untuk menjemput kekasih hatinya di negeri nan jauh, ga tau dimana. Orang-orang sekelilingnya pasti sangat kehilangan dia, mengingat prestasinya, dan apa yang dia buat sangatlah berarti. Saya juga tidak mengerti kenapa saya bisa mendapatkan hal ini. Sejauh yang saya mengerti, kadang-kadang Tuhan hanya ingin memberitahu saja, tanpa kita harus berbuat apa-apa. Aniway, saya hanyalah manusia yang kurang rohani, mungkin saya bisa salah.

Saya bukan ahlinya untuk "doa", namun sudah selayaknya kita orang-orang yang percaya harus berdoa. Cara kita berkomunikasi dengan Tuhan pastilah tidaksama satu dengan yang lainnya. Tetapi Tuhan dapat mengerti kita sedemikian sehingga kita juga seharusnya dapat memahami bagaimana Tuhan menjawab doa kita. Tapi seringkali kita gagal untuk memahami kehendak Tuhan. Ayo coba lagi, jangan menyerah.

Jika kita perhatikan betul-betul pola-pola doa kita, kita seringkali berdoa hanya untuk melegakan hati kita untuk mengambil keputusan. Jadi doa itu tidak bisa menjadi solusi hidup kita. Kenapa? karena jika kita menganggap doa adalah solusi hidup kita maka kita kebanyakan memaksakan kehendak kita, dan tidak mau untuk dewasa. Padahal kan kita sering mendengungkan untuk mengikuti kehendak Tuhan. Mari kita bangun konsep yang jelas, agar hidup kita ga oleng, ga mudah tertipu.

Saya sering bilang ke teman-teman bahwa "Tuhan ga punya fesbuk". Bukan berarti saya tidak percaya dengan kemahakuasaan Tuhan yang mengerti dan maha hadir. Tetapi mari kita perhatikan Firman Tuhan yang berkata kalau kamu berdoa masuk kamar dan kunci pintu, berbicaralah kepada BapaMu di tempat tersembunyi. Di bagian lain dari alkitab juga menjelaskan bahwa seorang Yahudi yang berdoa keras-keras di pinggir jalan supaya semua orang mendengar doanya dan mengetahui betapa religiusnya dia. Bukankah dengan menuliskan doamu di FB tidak berbeda dengan yang dilakukan oleh orang Yahudi ini? Apakah dengan menuliskan doamu di FB membuat banyak orang diselamatkan? Well... saya tidak mengerti apa yang dilakukan orang kristen zaman ini. Tapi sudahlah mungkin saya tidak mengerti, tapi Tuhan mengerti. haha.

Ngomong-ngomong soal doa, walaupun saya mengatakan bahwa kebanyakan orang berdoa hanya untuk mengesahkan apa yang akan dilakukannya, namun ketika kita berdoa berarti kita datang ke hadirat Tuhan. Coba aja kita bayangkan, jika Tuhan ingin berkomunikasi atau ingin memberikan berkat atau ingin menceritakan rahasia-Nya kepada manusia, siapa yang mau dicari-Nya? apakah manusia yang sering datang ke hadirat-Nya atau Tuhan akan memilih secara random siapa yang akan diberkati-Nya. Pernyataan ini bukan juga berarti "banyak berdoa, banyak berkat".

Saudara.... kita harus mengerti kehendakTuhan. Bukan memaksakan kehendak kita kepada Tuhan. Sulit memang untuk dapat mengerti pribadi yang bukan diri kita. Jika kita ingin menjadi partner Tuhan, seseorang yang bisa dititipin rahasia-Nya, atau diberitahukan hal-hal rohani, paling ga... kita harus dewasa secara rohani. Orang dewasa dapat mengerti pribadi lain yang bukan dirinya sendiri. Jangan tanya Tuhan "kenapa aku ga bisa denger suara Tuhan" jika masih merengek memaksakan kehendak kita ke Tuhan. Dalam hal ini saya juga ga berkata bahwa kita tidak dapat meminta keinginan-keinginan kita, tetapi kita harus mengerti pribadi Tuhan itu sendiri, kemauanNya apa, bagaimana pola Tuhan bekerja.

Saya tidak mengatakan bahwa saya sudah dewasa rohani. Saya tidak banyak mengerti tentang berdoa, tapi saya hanya melakukannya saja. Saya sangat terkesan dengan doa seorang hamba Tuhan yang mendoakan kami "Tuhan mengurapi kalian.... dengan urapan ini kalian akan naik terus dan tidak turun, kalian akan menjadi pemenang". Tidak ingat perkataannya semua, tapi beliau juga mendoakan janin dalam kandungan, dari dalam rahim sudah mengenal Tuhan, bayi ini akan lahir sehat sempurna, pintar. Awesome. Ada bagian doa yang saya tidak pernah pikir sebelumnya.

Well... saya tidak merencanakan untuk nulis tentang doa. Sebenarnya saya hanya mau cerita-cerita saja.

Doa menjadi begitu penting, bukan hanya karena kita menyampaikan daftar keinginan kita tetapi dengan berdoa kita terkoneksi dengan Tuhan. Dengan kita terhubung dengan Tuhan, maka segala yang kita inginkan dan butuhkan tersinkron dengan sendirinya, asalkan daftar keinginan itu tidak bertentangan dengan kehendak Tuhan.


Jumat, 07 Maret 2014

Cerita Kehidupan

*artikel ini hanya berisi cerita kehidupan beberapa hari ini.

Ntah mau mulai dari mana, tetapi cerita kehidupanku dalam minggu-minggu ini terasa sangat seru. Ada yang sangat menggembirakan, ada yang sangat sedih, ada yang perlu iman besar, ada juga nasehat dari teman. Beberapa hari ini kami menjadi sangat dibutuhkan hanya karena "cerita". Walaupun demikian, kami hanya menjalani hidup kami sebagaimana adanya. Menjadi seorang pelayan Kristus yang berusaha lebih baik hari demi hari. Ada yang berterima kasih dengan tulus, ada juga yang yahh... begitulah. Kami hanyalah orang biasa, yang punya rasa, dan juga harus menjaga rasa itu agar tidak menyakitkan orang lain.

Kami mendadak bingung ketika salah seorang komsel menelpon dan memberikan kabar yang tidak baik. Kami berusaha mensupport dia, syukurlah seluruh anggota komsel juga punya hati yang sama untuk teman yang sedang kemalangan ini. Jangankan dia yang sedang dalam masalah yang sebenarnya, kami yang mensupport juga merasakan ketar-ketir. Kami tidak sempat menceritakan kepada banyak orang, hanya urusan dalam negeri saja lah. Tapi Tuhan itu baik, menunjukkan arahan, memberikan kedamaian kepada kami sehingga kami mampu bertindak.Ia memberikan arahan seperti tiang api pada waktu malam dan tiang awan pada waktu siang, sehingga kami bisa bertindak. Kami pun tidak menyadari apa yang kami lakukan itu sebenarnya luar biasa. Kami hanya melakukan support kepada teman, anggota "keluarga kedua" kami. Kami tidak menyadari impact nya akan sangat besar.

Hal lainnya lagi, sudah sebulan ini kami menjalankan kelas study bible, dan kami juga terperangah akan hasil, feedback dari para peserta. Kami merasakan senang, bangga dan sukacita, ketika melihat banyak orang yang mau membaca alkitab mereka lagi. bukan sekadar membaca tetapi study, artinya mereka membacamya berulang kali sampai mereka bisa memahami isinya. Bukankah itu luar biasa? Kalau bukan karena Tuhan, bagaimana itu bisa terjadi?

Kemarin kami mengunjungi seorang teman, which is anggota komsel juga. Dan ia sangat terbuka untuk bercerita banyak hal. Kami hanya menjadi pendengar yang baik dan belajar banyak darinya. Ada perkataan yang sangat mengena sekali, dia bilang "klo kamu pengen mimpimu jadi kenyataan, kamu hanya butuh 3 orang untuk mencapai hal itu". Intinya ia sedang bicara soal networking, environment yang membuat hidup kita move from the level to next level. Ya tentu saja gw langsung memikirkan seseorang yang ingin saya ajak berdiskusi. haha...

Hmm... itu hanya sedikit cerita seru di minggu-minggu ini.


Sabtu, 01 Maret 2014

Apa yang Mau Kita Ajarkan?

I know seharusnya kami ada di gereja tadi. But I'm so sorry klo kami memilih ada di tempat lain. Memang "lebih baik satu hari di pelataran Tuhan dari pada di tempat lain", namun sehubuah "hubungan" juga harus dimaintaince. Selama beberapa minggu ini, dari senin sampe minggu lagi ngurusin urusan gereja terus. Hari ini mau menikmati karya dari sesama manusia, ngurusin urusan duniawi dulu. We're go to watching movie. Setelah sekian lama ga ngebioskop berdua. Biasanya nonton juga sih... either klo ga nonton tv acara musik atau nonton youtube liatin bule kotbah, kali-kali aje gw langsung gape bahasa inggrisnye... hehe.

Terakhir nonton bioskop tuh Desember, nonton The Hobbit2. Itupun barengan temen-temen. Idiihh.. kayak pacaran anak SMA jaman dulu ye... mesti dikawal ma temen-temen... Jangankan liburan ke LN, nonton bioskop aja ga sempet cuy. Ngarep bisa liburan ke LN. Boleh dong.. haha.

Kami nonton "NON STOP". Gw ga jago mereview film, tetapi gw mau ceritain pelajaran berharga apa yang gw dapetin waktu nonton film. Gw sebenernya ga niat untuk belajar apapun waktu mau nonton, tapi atas jasa neuron-neuron yang mau membangun jembatan di pikiran gw, makanya gw berhasil mempelajari sesuatu. Film ini bercerita tentang seorang air marshall (Bill Mark) yang dijebak dalam pembajakan sebuah pesawat. Daripada bertanya-tanya, lihat aja review filmnya klik di sini.

Apa yang gw pelajari di sini? Gini, kami lagi mengharapkan, berdoa dan memohon kepada Tuhan Yesus agar kami dikaruniakan anak dalam keluarga. Setiap kali ada anak-anak di dalam hati seperti ada pertanyaan sanggup ga kami membesarkan anak, gimana cara kami membesarkan anak kelak, gimana cara mendidik anak. Pertanyaan ini sering muncul apalagi ketika melihat anak yang seperti tidak dididik oleh ortunya. Tapi kami juga tidak bisa menghakimi karena belum pernah mendidik anak sendiri. Mendidik anak sendiri sama anak orang pastilah berbeda. Ketika menonton film tersebut, langsung ku berpikir tentang satu hal penting. Seperti hal nya Bill yang dijebak, disalahkan, dijelekkan oleh orang yang dendam, demikian juga siapapun bisa diperlakukan hal yang sama. Bagaimana kita dapat mengatasi hal ini jika terjadi pada diri kita? Bagaimana rasanya jika seseorang yang kita anggap bisa menolong kita justru membuat kita punya lebih banyak masalah. Bagaimana rasanya ketika kita harus tetap menghormati orang yang menjelekkan kita, menjatuhkan harga diri kita, menipu kita. Dapatkah kita menjaga keoriginalan kita sebagai anak kerajaan? Apa yang mau kita ajarkan kepada anak-anak kita, apakah kita melarang mereka bergaul di luar rumah, karena di dunia luar itu jahat?

Dunia kita sekarang sudah corrupt, rusak. Gw juga diingetin sama lirik dari reff lagu "infected" by 12 Stones:
I Feel Weak
I Feel Numb
Had Enough
Of This Poison We've Injected
Living In This World Infected
Out, Let Me Out
Tell Me How
We All Got So Disconnected
Sick Of Living In This World Infected
Bumi kita sudah terinfeksi dengan dosa. Seorang anak yang lahir di dunia ini langsung terinfeksi virus dosa turunan. So.. artinya manusia siapa saja yang hidup di bumi ini sudah terinfeksi dengan dosa. Kita memang tidak bisa menghindari dari tipuan seorang teman, ciuman seorang sahabat, mungkin kita hanya bisa meminimalisir saja. Kita tidak bisa mengurung diri di rumah agar hal-hal tersebut tidak terjadi pada diri kita, namun kita harus tau bagaimana cara meresponi dengan tetap menjaga integritas kita sebagai anak-anak kerajaan Sorga.

Tidakkah kita menyadari semakin hari semakin banyak kata "jangan" di negeri ini? Larangan memang baik buat kita, tetapi jika larangan tersebut justru mematikan fungsi kita, jati diri kita, larangan tersebut tidaklah baik. Gw memperhatikan beberapa tidnakan ortu yang mendidik anak. Misalnya... ada ortu yang senang ketika anaknya bisa menari di bawah hujan, tetapi ada ortu yang melarang anaknya untuk kena hujan sedikit pun. Keduanya baik, keduanya juga membuat anak belajar. tetapi kita harus melihat alasan ortu memberi larangan tersebut. Ada ortu yang ingin anaknya senang, dan dapat belajar resiko. Sepanjang ortu dapat mengontrol resiko tersebut, ortu mengijinkan anak melakukan hal-hal yang terlihat ekstrim sekalipun. Artinya di sinni, ortu tidak lepas tangan. Tetapi ada ortu  yang ga mau repot dengan resiko, seolah melindungi anak tetapi seringkali anak jadi tidak belajar untuk mengendalikan resiko.

Well... sebenarnya gw ga lagi ngomongin tentang parenting tetapi gw mau share tentang how to handle the risk. Kita kan dah tau klo kita tinggal di dunia yang "rusak", so kita harus bersiap tentang resiko apapun yang akan terjadi, misalnya ditipu orang, dijelekkan orang, dihina orang. jika hal-hal itu terjadi kita ga perlu teriak-teriak ke Tuhan dan bertanya "mengapa Tuhan?". Kita memang harus meminimalisasikan kebodohan, tetapi sepintar-pintarnya tupai melompat pasti jatuh juga kan. Dengan kita belajar mengendalikan resiko, kita juga bisa mengajarkan kepada generasi berikutnya bagaimana kita harus bijak hidup di dalam dunia yang jahat ini. Sekalipun orang-orang yang kita hormati justru mereka yang menjatuhkan kita, kita bisa stay cool, be humble dan tetap menjaga integritas sebagai anak-anak Allah. Emas, jatuh di selokan paling bau pun tetap kualitasnya emas.

Itu aja deh.



Jumat, 28 Februari 2014

MARANATHA... Mesias akan Segera Datang!

Sebenarnya artikel ini seharusnya terbit sebelum natal 2013 tiba, tetapi saya terlalu banyak alasan sehingga tidak menuliskannya. Bukan hanya artikel ini tetapi banyak sekali artikel-artikel yang tidak sempat terbit, hanya terbang-terbang di pikiran dan lenyap bersama dengan memory pikiran yang menguap, alias LUPA. Hal yang paling disesali ketika melewati tahun 2013 lalu adalah saya hanya merelease 23 artikel saja di tahun 2013. Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun 2013 adalah rekor paling buruk. Hmm... penyesalan selalu datang terlambat, karena jika terlalu dini datang namanya warning.

Tahun ini, hal yang paling ingin saya pelajari adalah pelajaran tentang akhir zaman. Dulu memang saya suka pelajaran tentang akhir zaman, sampai akhirnya saya menemukan banyak orang menjadi takut dan tidak mau berkarya lagi, maka saya kesampingkan terlebih dahulu pelajaran tentang akhir zaman. Tetapi... karena terlalu banyak yang sudah saya lupakan, saya harus mengingatnay kembali. Saya harus belajar lagi. Dukung saya!! haha.

Bicara soal akhir zaman tidak terlepas dengan "nubuatan". Yohanes sebagai penulis kitab Wahyu, ia menuliskan tentang masa depan dengan gaya bahasa zaman dia hidup. Gimana pun juga ia harus memperluas pengetahuannya secara cepat, mendeskripsikan sesuatu yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Ga heran jika ia tercengang, bergidik, kerignat dingin, tidak bisa tidur, tidak bisa makan. Jika kita berpikir logis, mengetahui apa yang di depan kita, masa depan, terlebih dahulu tidak selalu menyenangkan, karena kita dituntut berpikir lebih luas, lebih jauh dari yang biasanya. Saya masih terkagum dengan Yohanes, bagaimana ia mendeskripsikan masa depan dengan bahasanya sendiri (dengan gaya bahasa masa lampau, dan bahasanya itu harus relevan di segala zaman). Bayangkan bagaimana seseorang yang hidup di tahun 1981 menjelaskan perkembangan internet di zaman ini (tahun 2014).

Banyak orang ingin mempunyai karunia bernubuat, menjadi nabi (mungkin karena Alkitab mengatakan "jangan banyak diantara kamu yang mau jadi guru") dan senang untuk mengatakan "Tuhan berkata kepada saya... ini itu...". Klo sudah Tuhan yang berkata, ya kita sdh tidak dapat berbuat apa-apa. Saudaraku... saya hanya mau bilang, setiap orang Kristen sudah seharusnya dapat mendengar suara Tuhan. Tetapi apapun yang kita dengar dari Tuhan itu, ada tujuannya masing-masing. Seorang nabi pun harus dapat mendengar nabi lainnya, tidak seharusnya ada kekacauan. Suara nubuatan haruslah berlandaskan Firman Tuhan, yaitu berlandaskan Firman yang tertulis di dalam buku Alkitab. Suara nubuatan juga harus ada dukungan dari suara nubuatan lain.

Beberapa waktu ini, mulai dari akhir tahun, pembukaan awal tahun, hingga kini, Indonesia diguncang oleh bencana. Kalau dulu bencana tsunami Aceh, orang bisa bilang karena Tuhan marah supaya banyak bertobat. Sekarang bencana banjir Menado, orang tidak bisa memberi alasan yang jelas lagi. Tidak kah aneh ada banjir di gunung? Orang kristen harus banyak belajar, jangan cepat bereaksi, jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan yang hanya memberi makan jiwa, sedangkan secara logika tidak dapat diterima sama sekali. Mari kita belajar secara logis. Mari kita ajarkan generasi ini untuk berpikir, bukan haya menerima "berita cenayang".

Btw saya tidak menentang nubuat, saya hanya mau mengajak teman-teman muda untuk mengumpulkan data secara logis terlebih dahulu sebelum mengintepretasikannya.

Saya belajar  skema ini:
Hermeneutika -> Eskatology -> Eklesialogy -> Hermeneutika.

Hermeneutika itu ilmu tafsir, intepretasi
Eksatology itu ilmu tentang akhir zaman
Eklesialogy itu adalah ilmu tentang gereja

Jadi dari skema itu Penafsiran kita menentukan bagaimana kita dapat mengerti tentang akhir zaman. Pengertian kita tentang akhir zaman menentukan hidup kita dalam bergereja. Hidup bergereja akan menetukan penafsiran kita. So... ini seperti rantai yang tak terputus. Sebelum kita menafsirkan/ mengintepretasikan sesuatu harus ada data. Jika kita terlalu cepat untuk mengintepretasi, pengertian kita tentang akhir zaman pun akan sangat dangkal. Pengertian yang dangkal tentang akhir zaman akan membuat dangkal juga pengertian kita sebagai gereja, sehingga kita hanya berpikir "yang penting gw dah selamat", "mengutamakan 'grace' dan melupakan tujuan untuk 'melakukan perbuatan baik' ". Gereja seharusnya menjadi terang, tetapi masih end up menjadi garam. Akibatnya intepretasi ketika membaca alkitab pun menjadi sangat dangkal.

Selama ini memang ada gereja yang kuat di hermeneutika, tetapi lemah di eskatology, berarti ada yang nyangkut di hermeneutika. Ada juga yang menganggap diri kuat di eskatology tetapi sebenarnya output di eklesialogy sangat lemah, jadi sebenarnya input hermeneutikanya lemah. Ada juga gereja yang kuat di hermeneutika tetapi langsung cut off ke eklesiology, sehingga kita tau ada input yang kurang dari eskatology sehingga ekelsialogy (masih bisa berdiri tapi) kurang komplit. Aniway blum ada gereja yang sempurna, tetapi kita harus bekerja sesempurna mungkin, nanti "grace" yang akan membuat komplit.

Menanggapi soal bencana global, cuaca ekstrim tidak menentu, banyak orang kristen yang mulai menjadi cenayang, I meant mencari-cari hal-hal yang nge-roh, karena tidak mampu menjawab secara logis. Tidak ada yang salah untuk menilik beberapa nubuat dari beberapa orang yang berkarunia nabi, namun kita tidak perlu mengkultuskannya. Seolah-olah Mesias mau datang besok, akibatnya pekerjaan rutinnya menjadi terbengkalai. Ketakutan, heroic, reaktif. Artinya hanya cari Tuhan ketika lagi ada bencana aja.

Belakangan ini sangat banyak nubuat yang muncul ketika kematian Ariel Sharon. Banyak sekali broadcast link melalui bbm seperti http://dunia.news.viva.co.id/news/read/472669-kematian-ariel-sharon-dan-ramalan-kedatangan-al-masih. Masih banyak lagi. Okey.. saya tidak mau ketinggalan untuk menuliskan ini, walaupun sebenarnya sudah terlebih dahulu dituliskan oleh blog "Glory of God Ministries" (http://sonnyelizaluchu.blogspot.com/2014/01/rabi-kaduri-ariel-sharon-nubuatan.html). Saya tidak akan membahas ayat-ayat yang sudah dibahas di blog "Glory of God Ministries". Silahkan Saudara membacanya sendiri.

Saya akan membahas tentang nubuatan Mesias akan segera datang. Kenyataannya Mesias akan datang untuk kedua kalinya, apakah ada yang menubuatkannya dalam masa ini ataupun tidak ada. Ada nubuatannya pun tidak perlu dirisaukan dan menjadi takut. Mari kita menyikapi setiap nubuatan berdasarkan apa yang Alkitab katakan. Makanya perlu untuk membaca Alkitab dan mengerti tentang apa yang dibaca itu.

Seperti yang telah disinggung di atas, banyak orang yang membahas tentang Kaduri. Yitzhak Kaduri adalah seorang Yahudi Kabalah. Informasi singkatnya, Kabalah adalah paham Yahudi yang menganut mistisme, berpikir secara mistis. Sebelum akhir hidupnya, Kaduri berpesan bahwa sesudah kematian Ariel Sharon maka akan terungkap tentang Mesias. Ariel Sharon meninggal Sabtu 11 Januari 2014. Kaduri meninggal  28 Januari 2006. Sebelum meninggal ia menitipkan surat pesan singkat untuk pengikutnya. Ia meminta agar surat tersebut dibuka setelah 1 tahun kematiannya. Dimana sebelum ia meninggal, katanya sih ia sudah bertemu dengan Mesias. Isi suratnya:
Reishei-Tivot of Mashiach:
Yarim Ha'am Veyojiakh Shedvaro Vetorato Omodim
Ini adalah huruf inisial yang menunjuk ke Yeshoshua atau Yeshua. Mengingat bahwa sebagian orang Yahudi tidak percaya Yesus sebagai Mesias, maka pesan Kaduri ini begitu penting bagi orang Yahudi pada zaman sekarang ini. Bagi orang yang sudah percaya kepada Yesus sebagai Mesias, pesan ini agaknya menjadi pesan yang lain, yaitu tentang kedatangan Mesias kedua kali. Padahal Kaduri di sini menunjuk bahwa Yehosua (Yesus) yang sudah datang itu adalah Mesias. Pesan ini semakin memuncak ketika muncul teori Four Blood Moon yang akan terjadi nanti pada saat Paskah 2014 dan 2015. Seolah-olah pesan ini menyatakan bahwa Mesias akan datang setelah peristiwa Four Blood Moon ini. Adapun  tanggal yang agak beragam di sini Four Blood Moon akan terjadi:

  • Passover 15/4/2014
  • Sukkot 8/10/2014
  • Adar 29 Nissan 1 20/3/2015
  • Passover 4/4/2015
  • Sukkot 28/9/2015
Beberapa orang ahli menyatakan bahwa ini adalah penggenapan dari Yoel 2, dan ini bukan gerhana bulan yang biasa, tetapi suatu badai antariksa karena tabrakan benda langit, atau jatuhnya meteor yang sangat besar, sehingga menimbulkan gempa besar dan pengaruh kepada warna benda langit lainnya. Hal yang memuat ini menjadi menarik adalah ini akan terjadi saat Paskah. Dari kalangan Ilmuwan menyatakan bahwa ini hanya gerhana bulan biasa. Tentu saja ini mendatangkan kebingungan di antara orang Kristen. Ada orang Kristen yang menyatakan bahwa kita sudah hidup di Perjanjian Baru, jadi tidak perlu lagi melakukan ritual Perjanjian Lama. tetapi ada golongan Kristen yang menganggap ini penting, berhubung karena "tanda-tanda" itu penting untuk orang Yahudi.

Sebanrnya tentang ke-Mesias-an Yesus lebih mudah diterima oleh orang yang belum mengenal Taurat sebelumnya (Yes 9:1). Menurut orang Yahudi, Yes 53:1 itu bukan menunjuk kepada Yesus. Hal ini yang membuat mereka sulit untuk menerima Yesus sebagai Mesias. Rabi Kaduri telah bertemu dengan Mesias sebelum ia meninggal, itulah pengakuannya. Dan ia ingin agar pengikutnya menjadi percaya kepada Yesus sebagai Mesias, dan tidak perlu menunggu lagi Mesias yang akan datang.

Ada orang bijak yang mengatakan bahwa "Mempunyai persiapan, rencana, menyatakan bahwa orang tersebut mempunyai iman". Ya tentu ini benar sekali. Dalam hal ini, kita harus mengerti tentang nubuatan dan tidak perlu takut. Jika kita merasa hidup kita lagi ga bener, ya harus bertobat dan dibenerin. Para kaum Mesianic sedang mempersiapkan diri dengan versinya mereka untuk segera bertemu dengan Mesias. Persiapan apa yang sudah kita lakukan untuk bertemu dengan Mesias? Kita hanya perlu percaya dan bersatu dengan Dia, Mesias, Kristus itu.

Masalah kapan Mesias akan datang, tidak seorang pun yang mengetahuinya. Hal yang dapat kita lakukan adalah mempersiapkan diri dengan tetap percaya kepada-Nya. Kitab Yohanes ditulis agar para pembacanya dapat percaya, dan terus percaya kepada Kristus Yesus Tuhan. Dalam kitab Yohanes juga dapat kita temukan karakteristik "percaya". Apa yang Yohanes pikirkan ketika menulis injil ini adalah agar pembacanya dapat keep on believing. Sehingga ketika Yesus datang kembali ke bumi, kita dapat dijemput-Nya sebagai mempelai yang berlayak.

Ketika Yesus memberikan tubuh dan darahnya, yang kita peringati dalam perjamuan kudus (1 Kor 11:23), Ia sedang meminang gereja-Nya degnan darah-Nya sendiri. Kebiasaan orang Yahudi ketika meminang mempelai perempuan, ia akan meminangnya dengan segelas anggur. Ketika itu sah disaksikan oleh orang-orang sebagai saksi, maka ia pulang ke rumah untuk mempersiapkan segala sesuatu. Menyampaikan maksudnya kepada orangtua dan keluarganya. Sementara mempelai perempuan harap-harap cemas menantikan kapan datangnya mempelai pria untuk melangsungkan pernikahan. Demikian juga kedatangan Kristus. Kita sebagai gereja, mempelai perempuan harus menyiapkan diri untuk menyongsong kedatangan mempelai pria, Kristus, untuk menjemput kita di bawa ke rumah-Nya.

So... apapun nubuatan orang-orang tentang kedatangan Mesias, kita tidak peru takut. Persiapkan diri saja. Nanti akan banyak orang yang berkata, Mesias ada di sini.. di sana... Tetapi kita perlu untuk keep on believing.


 






Teman-teman, kitatidak hidup karena perkataan manusia. Mari kita mulai pelajari Alkitab dan temukan kebenarannya!

Kamis, 27 Februari 2014

Berbuah

Dalam Alkitab Perjanjian Baru kita mengenal beberapa prinsip berbuah, seperti:
  1. Benih yang ditanam di tanah subur (Mat 13)
  2. Pohon Ara (Mat 21; Luk 13)
  3. Pokok Anggur (Yoh 15)
  4. Injil (Kol 1:16)
  5. Pohon Kehidupan (Wahyu 22)
Dari antara kelima hal yang berbuah di atas, yang paling nyata dan dapat diselidiki adalah Pohon Ara dan Pokok Anggur. Jadi prinsip berbuah dapat kita pelajari dari kedua pohon ini. Memang kita kreatif banget, karena kedua pohon ini tidak terlalu populer di negeri kita, kita menggantinya dengan pohon jambu atau pohon mangga, atau pohon beringin yang mirip dengan pohon ara. Mari kita pelajari tentang pohon ara, pohon beringin dan pokok anggur.

Karena saya bukan ahli biologi, maka saya mengutip beberapa artikel dari beberapa sumber untuk dipergunakan sebagai data di artikel ini. adapun sumber yang saya gunakan adalah
merdeka.com
alkitab.sabda.org
id.wikipedia.org

Pohon ara
Tin atau Ara (Ficus Carica L.) adalah sejenis tumbuhan penghasil buah-buahan yang dapat dimakan yang berasal dari Asia Barat. Buahnya bernama sama. Nama "Tin" diambil dari bahasa Arab, juga dikenal dengan nama "Ara" (buah ara / pohon ara) sedangkan dalam bahasa Inggris disebut fig (common fig; "pohon ara umum"), sebenarnya masih termasuk kerabat pohon beringin dari dari genus yang sama, yaitu Ficus. Pohon ara (Ficus) kebanyakan hijau sepanjang tahun dan dapat tumbuh di berbagai daerah ekologi, sebagian merupakan spesies deciduous yang tumbuh di daerah di luar wilayah tropis dan di dataran tinggi. (sumber id.wikipedia.org)

Ada beberapa kontroversi tentang buah ara ini, karena buah ara dikenal sebagai buah yang tidak dapat dimakan. Tetapi jika kita melihat konteks di kitab Injil ketika Yesus mencari buah ara, pastilah ini buah ara yang bisa dimakan. Di Arab, buah ara ini dikenal sebagai buah Tin. Dan beberapa orang mengklaim bahwa buah Tin yang dapat dimakan bukan buah ara. Tetapi jika kita mengecek bahasa Ibrani dari ara ini adalah "Tenah", populer disebut dengan "Ten" atau "Tin". Selanjutnya yang kita bicarakan di sini adalah buah ara yang dapat dimakan.


(buah ara/ buah tin -- sumber merdeka.com) 

(pohon ara di australia sumber: wikipedia.org)


-000-

Keterangan tentang Pohon ara dari Alkitab (dikutip dari http://alkitab.sabda.org/)

  1. 1. Menghasilkan buah yang manis dan baik.
  2. Hak 9:11
  3. 2. Tidak terdapat di padang gurun.
  4. Bil 20:5
  5. 3. Terdapat banyak di:
    1. 3.1 Mesir.
    2. Mazm 105:33
    3. 3.2 Kanaan.
    4. Bil 13:23; Ul 8:8
  6. 4. Kadang-kadang tumbuh di hutan.
  7. Am 7:14
  8. 5. Kadang-kadang ditanam di kebun anggur.
  9. Luk 13:6
  10. 6. Diperbanyak oleh orang Yahudi.
  11. Am 4:9
  12. 7. Perlu dicangkul di sekelilingnya.
  13. Luk 13:8
  14. 8. - mulai berbuah setelah musim dingin.
  15. Kid 2:11,13
  16. 9. Ranting-rantingnya bertunas, sebagai tanda bahwa musim panas
  17. sudah hampir.
    Mat 24:32
  18. 10. Boleh berharap akan mendapat buah - apabila berdaun banyak.
  19. Mr 11:13
  20. 11. Buah - :
    1. 11.1 Dapat dimakan langsung dari pohonnya.
    2. Mat 21:18,19
    3. 11.2 Dikumpulkan dan disimpan dalam keranjang-keranjang.
    4. Yer 24:1
    5. 11.3 Dikeringkan dan dibuat kue.
    6. 1Sam 30:12
    7. 11.4 Yang pertama kali masak yang paling dihargai.
    8. Yer 24:2; Hos 9:10
    9. 11.5 Dipakai untuk menyembuhkan Hizkia secara ajaib.
    10. 2Raj 20:7; Yes 38:21
    11. 11.6 Dijual di pasar-pasar.
    12. Neh 13:15
    13. 11.7 Dikirim sebagai hadiah.
    14. 1Sam 25:18; 1Taw 12:40
  21. 12. Suatu jenis - mengeluarkan buah yang busuk dan tidak dapat dimakan.
  22. Yer 29:17
  23. 13. Daun - dipakai oleh Adam sebagai penutup.
  24. Kej 3:7
  25. 14. Memberi naungan yang teduh.
  26. Yoh 1:48,50
  27. 15. Sering tidak berbuah.
  28. Luk 13:7
  29. 16. Kalau tidak menghasilkan buah, suatu malapetaka yang besar.
  30. Hab 3:17
  31. 17. Orang Yahudi dihukum dengan cara:
    1. 17.1 - dibinasakan oleh Allah.
    2. Hos 2:11
    3. 17.2 Tidak mendapatkan buah - .
    4. Yer 8:13; Hag 2:20
    5. 17.3 Musuh-musuh makan buah - .
    6. Yer 5:17
    7. 17.4 Dikelupas kulitnya dan dimakan oleh belalang.
    8. Yoel 1:4,7,12; Am 4:9
  32. 18. Melukiskan:
    1. 18.1 (Tidak berbuah) orang yang hanya mengaku beragama
    2. tetapi tidak percaya sungguh-sungguh. Mat 21:19; Luk 13:6,7
    3. 18.2 (Duduk di bawah pohon - masing-masing) ketenteraman
    4. dan kesejahteraan. 1Raj 4:25; Mi 4:4
  33. 19. Buah - melukiskan:
    1. 19.1 Perbuatan baik.
    2. Mat 7:16
    3. 19.2 (Yang baik) orang-orang kudus.
    4. Yer 24:2,3
    5. 19.3 (Yang tidak baik) orang fasik.
    6. Yer 24:2,3-8
    7. 19.4 (Yang pertama kali masak) para bapa jemaat Yahudi.
    8. Hos 9:10
    9. 19.5 (Sebelum waktunya sudah gugur) orang fasik yang sudah
    10. waktunya dihukum. Yes 34:4; Nah 3:12; Wahy 6:13

  34. -000-

  35. Pohon ara mempunyai genus dari Ficus. Jadi seringkali ketika bicara soal Ficus, bicara juga soal pohon ara (Ficus carica) ataupun pohon beringin (Ficus benjamina) dan juga sejumlah spesies Ficus. Tetapi species dari Ficus yang mempunyai buah dan buahnya bisa dimakan adalah pohon ara.


Pohon Beringin  (Ficus Benjamina)
Seringkali ketika membahas tentang pohon ara, pikiran kita langsung mengarah ke Pohon Beringin, karena pohon ara tidaklah populer di Indonesia. Pohon Beringin sangatlah populer di Indonesia.

Beringin, yang disebut juga waringin atau (agak keliru) ara (ki ara, ki berarti “pohon”), dikenal sebagai tumbuhan pekarangan dan tumbuhan hias pot. Pemulia telah mengembangkan beringin berdaun loreng (variegata) yang populer sebagai tanaman hias ruangan. Beringin juga sering digunakan sebagai objek bonsai.
Beringin (Ficus benjamina dan beberapa jenis (genus) Ficus lain dari suku ara-araan atau Moraceae) sangat akrab dengan budaya asli Indonesia. Tumbuhan berbentuk pohon besar ini sering kali dianggap suci dan melindungi penduduk setempat. Sesaji sering diberikan di bawah pohon beringin yang telah tua dan berukuran besar karena dianggap sebagai tempat kekuatan magis berkumpul. Beberapa orang menganggap tempat di sekitar pohon beringin adalah tempat yang “angker” dan perlu dijauhi. Pohon bodhi sering dipertukarkan dengan beringin, meskipun keduanya adalah jenis yang berbeda. (sumber: id.wikipedia.org).
Pohon beringin senidiri sebenerarnya mempunyai buah, namun bukan buahnya yang banyak dimanfaatkan. Daunnya yang banyak dimanfaatkan sebagai obat-obatan. Akarnya dimanfaatkan untuk mencegah erosi, dlsb.

                                        
                                                           (sumber: ud.wikipedia.org)

Fakta lain dari beringin, saya kutip dari http://sulur.wordpress.com/. Tapi kemungkinan penulisnya sedang membicarakan beringin secara umum, which is Ficus, dan lebih mengarah ke pohon ara.
Beringin (Ficus spp) adalah pohon yang memiliki nilai khusus bagi orang Timur, dikenal sebagai pohon kehidupan, simbol kekuasaan yang melindungi. Arsitektur pohon beringin yang besar, rimbun dan melebar, merupakan tempat yang nyaman untuk berlindung dan sekaligus lahan mencari makan bagi berbagai jenis burung dan mamalia. Tuhan menciptakan beringin sebagai lumbung makanan bagi berbagai jenis burung pemakan buah di hutan alam. Beringin merupakan sedikit dari pohon hutan yang mampu memproduksi buah dalam jumlah besar (hingga jutaan), masak dalam waktu yang cepat dan biasanya terjadi secara serempak. Saat musim buah tiba, suasana pagi hari di seputar pohon beringin begitu riuh-rendah oleh suara burung, layaknya sebuah pasar, ramai oleh lalu lintas burung yang hilir-mudik mengambil buah. Uniknya, produksi buah beringin tidak mengikuti aturan musim, beringin terus berbuah, ketika pohon-pohon lain berhenti berbuah. Karena itu, buah beringin berperan sebagai ’jaring pengaman sosial’ bagi burung pemakan buah. Bukan hanya jumlahnya yang melimpah, kandungan gisinyapun tinggi. Buah beringin kaya akan gula, juga kalsium yang sangat dibutuhkan burung untuk pembentukan tulang dan cangkang telur. Buah beringin disukai burung karena mudah dicerna. Burung menggantungkan sekitar 70 – 85 % jenis pakannya dari beringin. Kelimpahan (jumlah) pohon beringin di dalam suatu blok ekosistem hutan tropika, karena itu, menentukan kelimpahan jenis burung pemakan buah di wilayah blok tersebut. Sedikitnya ada empat puluh jenis pohon beringin di hutan-hutan alam Sulawesi. Keragaman jenis beringin di suatu hutan, berbanding lurus dengan keragaman jenis lebah penyerbuknya (wasps). Uniknya, setiap jenis lebah penyerbuk, hanya mampu membantu proses penyerbukan beringin jenis tertentu saja. Sehingga apabila suatu jenis lebah punah, akan diikuti oleh kepunahan suatu jenis beringin pula. Hal ini menunjukkan betapa tingginya keterkaitan dan ketergantungan antara tumbuhan dan satwa. Implikasinya, konservasi keragaman hayati di hutan tropika harus dilakukan berdasarkan pendekatan ekosistem. Sebuah hutan yang satwanya habis oleh kegiatan perburuan, secara perlahan akan diikuti oleh kehancuran hutannya, karena kelangkaan agen penyerbuk maupun penyebar biji. Demikian pula sebuah hutan yang telah gundul, akan diikuti oleh kelangkaan satwanya, karena lenyapnya tempat berteduh (shelter) dan lumbung makanan. Konservasi jenis, seperti konservasi anoa, tarsius, kuskus, rangkong, barung rangkong, kupu-kupu, kayu kuku dan sebagainya, karena itu tidak dapat dilakukan sendiri-sendiri, melainkan harus dilakukan dengan mempertahankan keutuhan ekosistem hutan secara menyeluruh! ***

 Kembali ke beringin. Dari pertumbuhannya dikenal dua jenis beringin. Beringin yang langsung tumbuh dari biji yang bersemai langsung di tanah dan besar sebagai pohon yang mandiri. Kedua adalah beringin pencekik (strangling fig) yang mengawali hidup sebagai parasit (hidup menumpang dari) pohon lain, kemudian setelah besar mematikan pohon inangnya dengan cara mencekik. Kehidupan beringin pencekik ini berawal dari biji yang dibawa oleh monyet atau burung, biji tersebut kemudian terjatuh dan menyangkut di tajuk sebuah pohon. Setelah bersemai, kemudian menjadi parasit yang menempel di cabang pohon. Sebagai parasit, awalnya beringin kecil ini, memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya dari mengisap zat hara dari pohon inangnya. Setelah akarnya tertancap kuat pada inangnya, beringin secara perlahan mulai membangun kekuatan, akar-akar sulurnya tumbuh kebawah dengan merambat dan membelit pohon inangnya, untuk mendapatkan asupan makanan secara langsung dari tanah hutan. Seiring dengan perjalanan waktu, ukuran akar beringinpun semakin besar dan daya cekiknya juga semakin kuat. Kematian pohon inang biasanya disebabkan oleh, (1) belitan akar-akar beringin; (2) terampasnya aliran sumber makanan oleh akar-akar beringin; (3) ternaunginya tajuk pohon inang oleh kerimbunan tajuk beringin.

Pokok Anggur
Pohon/pokok anggur seringkali disebutkan bersamaan dengan pohon ara. Ternyata kita dapat menemukan bahwa pokok ara ada di ladang anggur pada Luk 13:6 "Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya".

Anggur,  tidak selalu dibicarakan secara denotasi, tetapi kadang juga dipakai sebagai gambaran kata. Yesus berkata dalam Yoh 15 "Akulah pokok Anggur yang benar...". Tanpa mengurangi rasa hormat kepada Tuhan Yesus, pernahkah kita membayangkan tentang pokok anggur? 

sumber: :http://dunia-buah-buahan.blogspot.com

Tanaman anggur dapat tumbuh baik di daerah dataran rendah, terutama di tepi-tepi pantai, dengan musim kemarau panjang berkisar 4-7 bulan. Pohon anggur adalah tanaman yang Tumbuh rendah dan menjalar. Pohonnya tidak terlihat terlalu kokoh, tetapi ia mampu menahan buah-buah anggur yang berat. Tanah yang baik untuk tanaman anggur adalah mengandung pasir, lempung berpasir, subur dan gembur, banyak mengandung humus dan hara yang dibutuhkan. Derajat keasaman tanah yang cocok untuk budidaya anggur adalah 7 (netral).

Dari data-data di atas mari kita menganalisa tentang berbuah. Konsep berbuah yang di Alkitab yang palig mungkin adalah prinsip berbuah "Pohon Ara" dan "Pohon Anggur". Jika ditinjau dari segi quantitas berbuah, maka kita bisa belajar dari pohon ara yang selalu berbuah tidak memandang musim. Tetapi secara kualitas, atau bagaimana cara menghasilkan buah, kita dapat belajar dari pohon/ pokok anggur. Daripada kita salah paham, mari kita baca Yohanes 15:1-11 (ITB).

1 Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. 2 Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. 3 Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. 5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. 6 Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.8 Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku." 9 Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. 10 Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. 11 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.

Jika kita memperhatikan pohon anggur yang mana cabangnya lembut. Jika bagian cabangnya tidak mempunyai buah, maka cabang tersebut mengering. Bagian cabang yang mengering tersebut perlu dibersihkan agar tumbuh lagi cabang baru yang bisa menghasilkan buah. Prinsip pohon yang merambat ini hampir sama seperti pohon timun yang merambat. Bedanya, timun tidak tumbuh pada zaman Yesus dulu. Tanaman yang paling populer, pada zaman itu adalah anggur. Jadi perumpamaan yang dipakai adalah pokok anggur. Dan kesamaan ini hanya untuk prinsip menjalar dan pembersihan cabang-cabangnya.

Jadi sudah bisa kita bayangkan, tentang prinsip berbuah ini. Dari pohon ara kita dapat belajar bahwa kita diharapkan unuk selalu berbuah. Dan kita sekarang dapat mengerti mengapa Tuhan Yesus mengutuk pohon ara yang tidak berbuah, yaitu karena ia tidak menemui destinynya, ia tidak berfungsi sebagaimana seharusnya. Seharusnya seperti namanya "ara" ia harus berbuah terus tanpa mengenal musim, tetapi ia tidak berbuah. Dari pokok anggur kita dapat belajar bahwa kita hanyalah cabang, dan Yesus adalah pokok anggur itu, Bapa pengusahanya. Ketika cabang itu tidak berbuah, berarti cabang itu tidak mengalirkan nutrisi, akibatnya layu, kering dan mati. Memang penting bagi kita untuk terhubung dengan Tuhan Yesus, namun ketika hidup kita tidak memberikan nilai (buah) kepada lingkungan sekitar kita, berarti kita tidak mengalirkan nutrisi dari Kristus itu kepada lingkungan sekitar kita. Akibat dari orang yang tidak mengalirkan nutrisi atau tidak memberi dampak tersebut adalah menjadi layu, kering dan mati. Jika cabang yang mati itu tidak segera disingkirkan maka akan mengganggu pertumbuhan cabang lain yang seharusnya bisa menghasilkan buah.

Apakah prinsip ini dapat masuka akal bagi Saudara? Mari kita tetap berbuah, memberikan dampak bagi lingkungan sekitar kita.