Hanya pikiran spontan... hanya belajar...

Rabu, 28 Mei 2014

Kehendak Bebas - Free Will

Apa yang akan saya tuliskan di sini tidak bersifat absolut. Saya masih belajar, dan tentu saja saya masih muda, pikiran ini liar dan tidak bisa mempercayai sesuatu tanpa tanda-tanda logis. Dalam hal logis juga masih mempertimbangkan beberapa hal.

Saya belajar dari segala sesuatu yang saya baca, saya lakukan, orang lain lakukan, peristiwa-peristiwa di sekitar saya, peristiwa terhadap orang lain. Saya belajar juga dari para pembicara baik preacher ataupun pembicara motivasi, dari perilaku, diskusi dengan teman-teman dan bagaimana sikap orang menanggapi segala sesuatu. Saya memang bukan pembelajar yang cepat. Mungkin saya harus mengamati sesuatu bertahun-tahun. Namun dalam waktu-waktu itu tidak akan saya biarkan berlalu begitu saja tanpa menghasilkan pernyataan-pernyataan terhadap apa yang saya amati itu.

Ketika saya belum mencapai usia 20 tahun saya sering terlibat perdebatan doktrin, yang sebenarnya adalah sia-sia dan memalukan. Namun bagi saya, sekalipun terhadap teman baik, kita harus punya sikap terhadap pemikiran yang kita punyai masing-masing. Kita berteman bukan karena pemikiran kita sama, tetapi karena kita manusia yang saling membutuhkan. Begitu juga dengan saya dan pasangan hidup saya. Tidaklah harus setiap hari kita bertegang pikiran, karena setiap manusia begitu unik cara berpikirnya. Kadang kala statement awal kita berbeda tetapi kesimpulannya bisa sama. Makanya jangan sering menyerang orang yang berbeda, karena di endingnya belum tentu maksud kita berbeda. Hal yang paling penting adalah bagaimana kita dapat menyampaikan pendapat kita itu dan bersabar terhadap pendapat orang lain. Selama masih ada langit yang kita junjung dan bumi yang kita injak, kita dapat berkomentar apa saja, asalkan tidak agresif. Segala sesuatu yang tidak sama tidak dapat diperdebatkan.

Begitu juga dengan suatu topik di dunia gereja dan teologi yang ga asing lagi di telinga kita, yaitu tentang "kehendak bebas" vs "predestinasi". Atau di dunia sekuler dikenal sebagai "kehendak bebas" vs "determinasi". Topik mengenai "kehendak bebas" ini memang sangat jelimet dan butuh kesabaran. Coba aja kita googling dan berpikir secara netral tanpa memperdulikan diri kita sendiri ada di paham teologia mana. Kita akan menemukan pendapat akhir yang hampir sama, padahal di awal ada yang menyatakan "saya tidak percaya dengan free will, karena Tuhan yang berdaulat atas segala sesuatu", atau pihak yang lain berkata "free will itu ada, karena kita bukan robot". Di satu sisi ada yang bilang "saya tidak percaya dengan free will" --> berarti dia predestinasi, dalam bahasannya mereka membahas free will, dan mengatakan bahwa dengan free will manusia tidak bebas secara mutlak, walaupun ada free will bukan berarti manusia dapat melakukan apa yang dikehendakinya (mis manusia ingin terbang tapi kan ga bisa), walaupun ada free will manusia tidak dapat memilih karena segala sesuatu sudah ditentukan Allah. Semua yang manusia lakukan karena ketetepan Allah melalui keputusannya sendiri (mis klo ditodong, ia harus memilih mau kasih duitnya untuk tetap hidup atau ia mati). Pendapat yang lain berkata "Allah tidak memaksa/ memprogram manusia untuk percaya kepadanya. Dia juga tidak mengatur seseorangpun untuk menolak Allah. Iman/ kepercayaan manusia kepada-Nya sama sekali tidak dipaksakan oleh Allah. Maka, iniah kehendak bebas itu".

Di sini walaupun berbeda ada persamaannya, walaupun dalam bahasa yang berbeda, pada kenyataannya manusia bisa memilih dan membuat keputusannya sendiri. Dan kedua kubu di sini menggunakan kata "robot" dan "memprogram, which is itu merujuk kepada robot juga. Masalahnya adalah istilah "robot" pada saat kedua statement ini dilontarkan berbeda dengan istilah "robot" kita tau sekarang. Untuk mengenal kata "robot" kita harus bersentuhan dengan dunia teknologi informasi. Dulu, perintah kepada robot hanya bisa klo "ya" dan "tidak", atau secara nyata kita lihat pada mobil remote control anak-anak, yang bisa disetir ke kiri atau ke kanan, maju atau mundur. Kenyataannya sekarang di antara "kiri dan kanan" atau "manju dan mundur" banyak sekali opsi yang dapat ditambahkan atau diprogram. Dulu pemrograman sangat sederhana sekali, zaman sekarang lebih kompleks dari itu, dan masing-masing pemrogram harus kreatif sehingga dapat menghasilkan program yang kreatif. Hal nyatanya dapat kita lihat pada film Robocop. walaupun hanya film tetapi hayalan si pembuat film sedang bergerak ke dunia nyata. Bahwa manusia akan mampu membuat robot yang punya kehendak, yang diatur oleh penciptanya. Ada ntah berapa triliun logika yang dapat dihasilkan robot tersebut dengan memasukkan sistem persamaan yang dapat mengatur misalnya seribu input. Sistem persamaan matematika itulah yang menentukan seberapa jauh output robot dapat dihasilkan.

Saya begitu merasa stupid ketika dalam suatu diskusi saat saya melontarkan suatu pernyataan "Saat manusia belum jatuh dalam dosa, free will belum ada", tetapi secara jujur saya menyatakan saya tidak dapat menjawab dan menjelaskan "free will" itu. Karena semua makhluk gerejawi zaman sekarang hanya mikir yang namanya "free will ada karena kita bukan robot". Berarti walaupun di tangan mereka tergolek teknologi masa kini, tetapi pikiran mereka masih program yang hanya bisa menampilkan huruf demi huruf dengan bahasa program segambreng.

Saya mengingat waktu dulu mengerjakan tugas akhir, dengan sok saya menggunakan mikrokontroler, sepertinya canggih namun saat digunakan, baru bisa menampilkan satu huruf saja, rasanya bangga. Untuk menampilkan satu huruf di layar monitor, lumayan panjang bahasa program yang harus dituliskan. Itupun, zaman itu adalah IC yang terbaik untuk dapat membuat tulisan berjalan di layar. Saya juga mengingat waktu pertama kali masuk lab, untuk belajar menggunakan IC yang dapat menyalakan dan mematikan 1 lampu led saja rasanya dah bangga. Namun itulah cara berpikir kita tentang robot, masih ke "kiri kanan", "hidup mati", "atas bawah".

Saat diskusi berlangsung alot, dan saat saya terdiam dan tidak dapat menjawab, ada seorang teman yang menjawab, dan jawabannya sangat bagus sekali, "seperti halnya robocop, saat dia melakukan apa yang ia tidak tau sebenarnya itu hanyalah ilusi".

Diskusi kami ini dimulai dari Eden ada dimana? dibumi atau tidak. Kemudian berlanjut dengan mengapa ada pohon pengetahuan yang baik dan jahat dan juga pohon kehidupan, sementara Tuhan tau kalau manusia jatuh dalam dosa. Umumnya orang akan menjawab "Tuhan mau test Adam apakah Adam menuruti perintahNya atau tidak. Iman harus ada test", ataupun ada yang menjawab "kasih jika tidak dibuktikan, itu bukan kasih". Whatsoever. Tapi, sesuai dengan nama tengah saya "unik" atau "aneh", saya tidak begitu saja ikut arus, saya punya jawaban sendiri. Sesuai dengan Why 2:7, bahwa pohon kehidupan akan diberikan kepada siapa yang menang. Sejak peristiwa Adam dan Hawa makan buah pohon pengetahuan yang baik dan jahat itu, tidak ada lagi riwayat tentang pohon pengetahuan yang baik dan jahat itu di Alkitab. Tapi, riwayat temennya ada, yaitu riwayat tentang pohon kehidupan. Which is I think ya kurang lebih sama lah, daripada jawaban ngarang, lebih baik jawaban sesuai bible toh. Alkitab juga menjelaskan bahwa Tuhan tidak adakan mencobai manusia, tapi ada tertulis Tuhan menguji, dan mengijinkan "pencobaan" --> dengan berat hati. So... ntah karena ini faktor bahasa Indonesia aja, kata "mencobai" lebih ke arah negatif dan kata "menguji" lebih ke positif. Walaupun tertulis juga tentang iblis yang mau mencobai Ayub, asumsi dan intepretasi orang mengatakan bahwa Tuhan mencobai manusia, padahal di sini Tuhan sebenarnya sangat melindungi Ayub sehingga iblis harus kulon nuwon ke Tuhan karena tidak bisa menembus benteng perlindungan dari Tuhan itu. Jadi gw sebenarnya tidak mau terlibat dalam intepretasi lebih jauh jika masih ada ayat lain yang dapat menerangkan alasan yang lebih kuat.

Dari diskusi alot nan panjang itu, gw punya usulan klo "sebelum manusia jatuh ke dalam dosa, belum ada yang namanya free will". Gw ga asal nyablak. Ini berdasarkan study dari Surat Paulus ke Roma dan Efesus. Banyak sekali kata-kata predestinasi di sana. Dan kita harus menggali dengan hati-hati segala "rahasia" yang sejak dahulu kala itu. Bagaimana caranya? Kita harus liat bagaimana awalnya Tuhan membuat suatu rencana. Rencana Tuhan atas bumi dan manusia itu sudah ada sebelum Lucifer jatuh ke dalam dosa. Tuhan Maha Tau. Sejak itu pun Tuhan sudah menyusun segala rencana. Ia tau kalau Lucifer alias iblis akan mengobrak-abrik apa yang sudah direncanakan itu. Kitab Yehezkiel mengatakan bahwa Lucifer itu putera fajar, sempurna. Predikat itu hanya dimiliki Yesus. So... ada satu waktu predikat kesempurnaan itu melekat di diri Sang Putera, yaitu Yesus, dan juga Lucifer. Mereka seperti bersaudara. Tetapi tentunya Bapa tau ketika Lucifer dipuji karena keagungan dan keberhasilannya, ia ingin lebih tinggi dari Bapa. Sejak saat itu juga atributnya dicopot dan dilemparkan dan diusir keluar dari sorga. (Menurut Pawson,) Yesus, Sang Putera Tunggal Bapa, ingin mempunyai saudara yang banyak di sorga. Bapa kemudian membuat suatu perencanaan, memilih Israel sebagai modelnya. Pastinya di sini tidak ada free will, karena kedaulatan Allah yang berlaku sepenuhnya. Dan Israel sama sekali tidak tau mau memilih hal yang lain di luar kedaulatan Allah.

Ketika Adam dan Hawa ada di taman Eden, mereka sebenarnya tidak punya pilihan lain, karena memang mereka tidak tau. Kehendak yang mereka punyai begitu murni hanya untuk Allah Bapa. Sampai ketika iblis menawarkan suatu "kehendak", yang dapat dipilih. Awal mula manusia mempunyai kehendak bebas adalah ketika manusia sudah jatuh dalam dosa. Awalnya ketika diciptakan mereka sama sekali tidak tau mengapa mereka telanjang, karena tidak ada pembandingnya. Dan sebenarnya mereka tidak telanjang, karena mereka ditutupi oleh kemuliaan Tuhan, saat kemuliaan Tuhan itu diambil atau terlepas dari mereka, mereka mulai dapat membedakan dua keadaan itu, sehingga mereka tau kalau mereka telanjang.

Dalam diskusi kami, Josh sangat membantu saya mengutarakan hal ini, sulit sekali saat itu untuk menjelaskan free will. Ntah karena otakku lagi eror. actually saya ga selalu pintar, saya butuh orang lain untuk membuat saya lebih pintar. Josh bilang gini "iblis berhasil memasukkan sebuah keinginan dalam diri manusia, instead kebutuhan. Seperti halnya manusia di zaman modern sekarang, orang membeli yang mereka inginkan dibandingkan yang mereka butuhkan. Tidak ada keinginan manusia sebelumnya untuk menjadi seperti Allah, tetapi hal tersebut berhasil disusupkan dalam hati Hawa. Dan itulah yang membuat dia memetik dan memakannya". Sebelumnya Josh menjelaskan tentang proses Robocop "Saat visor/ penutup kepada Robocop terbuka, ia sepenuhnya mengendalikan tubuh mesinnya, setelah visornya turun, seluruh kemanusiaannya  ditidurkan. Manusia merasa ia mengendalikan tubuh robotnya, padahal komputer atau mesin meninabobokkan kesadaran manusia. Manusia dibuat seolah-olah mengendalikan mesin (menembak lebih tepat, lebih akurat, membuat keputusan yang lebih cepat, dll). Ini hanyalah ilusi kehendak bebas. Robocop ,erasa ia mengendalikan mesin padahal sebenarnya dialah yang disetir".

Berdasarkan pendapat Josh, sebenarnya dengan konstrusi kepala kita yang di dalamnya ada otak dan neuron-neuron yang terbatas, kita sudah bisa tau bahwa walaupun kita diberikan kehendak bebas namun kita terbatas. Kita terbatas ruang dan waktu. Buktinya nanti ketika mengenakan tubuh kemuliaan, ketika Yesus datang, maka tubuh kita berubah menjadi tubuh kemuliaan yang tidak terbatas ruang (1Tes 4:13-17; 1Kor 15:40-46), seperti ketika Yesus yang baru bangkit, Ia dapat menembus tembok (Yoh 20:19).

Di atas kita telah bahas tentang dua kubu yang percaya free will (alias berpaham predestinasi) dan juga yang tidak percaya free will. Which is keduanya benar, namun pertanyaannya "kapan?"

Saya hanya berpendapat bahwa "ketika manusia belum jatuh ke dalam dosa, free will belum ada, semuanya masih dalam kedaulatan Tuhan. Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, free will itu diberikan kepada manusia, dan manusia harus bertanggung jawab penuh". Pertanyaan yang timbul adalah "apakah Adam tidak perlu bertanggung jawab terhadap Firman Tuhan?" Tentu saja harus bertanggung jawab, hanya saja, Adam tidak tau bagaimana caranya untuk tidak bertanggung jawab sampai ia jatuh ke dalam dosa.

Jadi kesimpulannya sampai saat ini, (apakah ini akan menjadi hipotesa atau akan terus menjadi kesimpulan), bahwa kehendak bebas yang kita punya adalah hasil olahan dari input yang kita terima di dalam hidup kita. Begitu juga halnya yang terjadi akibat "kecanduan". Kecanduan karena manusia memasukkan input hal-hal yang membuat nyandu. Bagaimana manusia bisa kecanduan obat terlarang? Bagaimana orang bisa kecanduan pornografi, jika ia tidak tau apa itu obat terlarang, apa itu pornografi. Apa yang sifatnya psikologis akan terus tercatat dalam pikiran dan tidak bisa menghilangkannya. Bagaimana cara memutuskan hubungan atau berhenti dari kecanduan obat terlarang, pornografi, sex bebas, klepto, merokok, gila shopping atau apapun yang menggerus hati nurani kita? Seperti halnya orang yang sakit jiwa tidak dapat disembuhkan, namun bisa dikontrol, sehingga ia dapat hidup normal. Demikian juga hal-hal tersebut di atas memang tidak dapat dihilangkan namun dapat dikontrol agar manusia itu dapat hidup normal. Caranya adalah ganti kebiasaannya, sehingga hal-hal negatif itu tidak perlu dikeluarkan lagi. Cari alasan yang lebih kuat kenapa kebiasaan positif lebih dipertahankan daripada yang negatif.


Sabtu, 24 Mei 2014

Intimacy - Keintiman

Hai apa kabar para pembaca. Hmm... senang sekali bisa menggoreskan sesuatu di blog ini lagi. Judul yang dipilih penulis kali ini bukan karena penulis begitu berpengalaman. Penulis hanya merenungkan dan mengomentari serta ingin berbagi saja. Untuk urusan keintiman saya pribadi jauh dari sempurna, namun setiap orang punya level-level belajar dalam hidup.

Sesuai dengan judulnya "keintiman", bahasa ini akrab sekali didengar dalam rumah tangga. Ataupun gereja juga sudah mengadopsi bahasa ini untuk menggambarkan hubungan dengan Tuhan. Ya memang itu yang Alkitab katakan, bahwa hubungan gereja dengan Kristus itu digambarkan dengan hubungan suami istri. Banyak orang kristen tidak dapat mengerti ini karena mereka tidak pernah melihat keharmonisan dalam keluarganya, ataupun tidak melihat keharmonisan di antara papa mama dalam rumah. Kita sebenarnya tidak perlu menyalahkan iblis, secara dia dah salah. I meant dengan mengkambinghitamkan apapun membuat diri kita melepaskan tanggung jawab. Kita sudah tau dan sadar bahwa iblis adalah musuh kita. Anehnya ketika kita tau ada musuh di dekat kita, kita justru bukan melawannya atau mengusirnya, tapi justru menyalahkan dan betah dengan prinsip-prinsip musuh. Aneh bukan? Intinya di sini adalah "kesadaran". Jika kita ga sadar maka kita ga tau harus berbuat apa. Ayat yang berkata "Berjaga-jaga dan berdoalah...", maksudnya adalah sadarlah, jangan mabok, jangan terbuai.

Mari kita ingat kembali bagaimana pertama kali sikap manusia ketika jatuh ke dalam dosa. Adam melepaskan tanggung jawab dan menyalahkan Hawa, dan Hawa menyalahkan ular. Bagaimana manusia bisa jatuh ke dalam dosa? Iblis memakai Firman Tuhan, sehingga menarik perhatian Hawa untuk berkomunikasi dengannya. Kemudian iblis membelokkan "sekali-kali kamu tidak akan mati". Di sini Hawa seperti masuk ke alam yang membuainya, ia tidak sadar, hanya karena ia tidak tau Firman Tuhan secara lengkapnya. Hawa tertipu. Walaupun Hawa yang mengulurkan tangannya memngambil buah terlarang dan memberikannya kepada Adam, namun Kej 3:9 (IBIS, KJV,ESV, NLT) mengatakan bahwa Allah mencari Adam, meminta pertanggungjawabannya. Adam tau buah apa yang disodorkan oleh Hawa. Adam tau apa yang dilakukan Hawa namun Adam seperti terbuai dan tidak sadar dan mulai menyalahkan. Ini seperti "sudah dari sononya", manusia itu menyalahkan iblis dan melepas tanggung jawabnya. Ini tidak dibenarkan sama sekali, sehingga ada perintah yang mengatakan
"Berjaga-jagalah dan berdoa supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah" Matius 26:41; Markus 14:38
"Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya" 1Petrus 5:8
Ayat di atas adalah peringatan supaya kita jagan terbuai, karena iblis memang selalu memantau, berjalan berkeliling, ga jauh. Namun jika kita mengahabiskan waktu untuk ngurusin musuh, maka kita bisa lupa tujuan awal kita. Dan kehabisan tenaga untuk melakukan apa yang seharusnya kita lakukan. So... apa yang harus kita lakukan?
"Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan,kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera;dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat,dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus" Efesus 6:13-18
Senjata yang pertama kali disebut adalah ikat pinggang. Prajurit Roma terlebih dahulu mengenakan ikat pinggang yang lebarnya sekitar 6-9 inci. Gunanya untuk menyantelkan perlengkapan yang lainnya di tubuhnya. Dan lagi ingat kah kita ketika Petrus dalam penjara, kemudian malaikat melepaskan belenggunya. Ketika Petrus sudah bangun, perintah selanjutnya adalah "ikatlah pinggangmu...". Jenis fashion ini memang asing bagi kita. Baik orang Yahudi, Roma dan Yunani mengerti akan jenis fashion ini sehingga kita untuk mengerti konteks ini dapat membayangkan juga apa yang terjadi pada zaman itu. Hal yang kita mengerti zaman sekarang adalah "pinggang adalah pusat kekuatan, sehingga Roh Kudus melalui Paulus menuliskan hal ini untuk orang Efesus dan juga untuk kita". Okelah itu juga bisa.

Ikat pinggang kebenaran. Firman Tuhan adalah kebenaran. Dalam terjemahan TSI dikatakan "ajaran yang benar". Artinya kita mengikatkan kebenaran itu di pinggang kita sebagai kekuatan. Bedanya Adam pertama (which is Adam sendiri) dengan Adam kedua (which is Yesus) ketika mereka dalam pencobaan, Yesus menggunakan Firman Tuhan (Mat 4, Luk 4 -- Pencobaan di gurun). Dengan begitu kita harus belajar Firman Tuhan. Membaca Firman Tuhan adalah jalan mengenal Tuhan lewat tulisan, agar kita dapat intim dengan Tuhan. Usaha untuk  intim itu sudah datang dari Tuhan sendiri, namun kita juga harus menyambutnya.

Manusia diberikan otak sebalah kiri yang lebih logis, dan otak sebelah kanan yang lebih perasa. belajar Firman Tuhan dimulai dengan otak sebelah kiri, kemudian sensitifitas yang diproduksi di otak sebelah kanan dapat membuat kita dapat merasakan kehadiran Tuhan itu. Kedua belah otak ini haruslah digunakan. Orang yang hanya memakai otak sebelah kirinya akan menjadi sangat kaku, sebaliknya orang yang menggunakan otak sebelah kanannya saja akan dangkal.
knowledge without intimecy, cold.
intimecy without knowledge, shallow.
Sebenarnya hal dapat mendengar suara Tuhan, tidak perlu terlalu dibesar-besarkan, ya karena memang seharusnya. kalau saudara merasa belum pernah mendengar suara Tuhan, mungkin Saudara belum mengasah kemampuan otak sebelah kanan saja. Jika saudara merasa selalu mendengar suara Tuhan dan tidak dapat mendengar teguran saudara-saudari rohani, bapak rohani, mungkin saudara belum mengasah kemampuan otak sebelah kiri.

Beberapa minggu yang lalu saya mendengar kotbah "jangan batasi keintiman dengan Tuhan hanya dengan membaca alkitab dan berdoa saja". Ya saya setuju. Karena kadang-kadang Tuhan mengintervensi kita saat kita sedang beraktifitas dan meminta waktu kita untuk mendengarkan Dia. Saya punya pengalaman, ketika sedang di bioskop menonton film action, saya diintervensi dan Tuhan bicara sesuatu, sehingga saya harus nonton ulang agar ngerti filmnya. Akibatnya saya addict ke bioskop, kali aja Tuhan mau bicara lagi.... hahahaha... *just kidding*.

Memang benar, beberapa perwujudan intim dengan Tuhan itu melalui baca alkitab dan berdoa (terutama berdoa). Tapi jika saudara membatasi pengertian Saudara dengan hal ini saja, maka coba kita telaah. Kita sering membaca status fb orang yang pengen disebut orang rohani, "abis doa puasa nih", atau "waktunya untuk berdoa", bayangkan orang mau berhubungan intim bilang-bilang. Hah... tujuannya opo??

Keintiman kita dengan Tuhan juga dapat nyata dalam hubungan dalam rumah tangga. (Well.... ini khusus untuk yang sudah menikah, maaf ya yang belum menikah, jangan lakukan hubungan intim di luar pernikahan). Kita juga semakin mengerti bagaimana keinginan Tuhan ketika kita mengerti keinginan pasangan kita. Jika komunikasi di antara suami istri saja bisa garing, apalagi komunikasi dengan Tuhan, akibatnya berdoa, komunikasi dengan Tuhan hanyalah upacara keagamaan saja. Ketika suami sistri ga ngomongan lebih dari satu hari, apalagi berhari-hari pernikahan dalam keadaan bahaya. Begitu juga dengan komunikasi kita dengan Tuhan.

Kita sering mendengar orang-orang dalam doa "penuhi kami Tuhan, puaskan kami". Kadang-kadang dalam hubungan intim suami istri juga sering terjadi seperti ini. Salah satu pihak ingin dipuaskan terus menerus tanpa melihat kebutuhan pasangannya. Sepertinya hubungan berjalan baik-baik saja, tetapi seringkali ada yang mengganjal. Memang Tuhan tidak akan ngambek ketika kita meminta terus, tetapi hal tersebut membuat kita ga dewasa dan dalam hal lainnya kita sering merengek-rengek saja, teriak-teriak "kenapa Tuhan... kenapa ini terjadi". Marilah kita bersikap dewasa, mempunyai hati untuk memberi, ga hanya mau meminta saja. Saudara yang sudah menikah dan sudah dewasa pasti mengerti akan hal ini "memberi tidak hanya meminta". Ga hanya suami yang harus dilayani, ga hanya istri yang harus dilayani. Jika kita dapat mengerti ini, maka kita dapat memuji Tuhan ketika keadaan apapun yang kita alami. Berkat, bukan satu-satunya yang kita kejar. Keintiman dalam rumah tangga lebih dari sekadar harta yang harus dikumpulkan. Kebahagiaan akan dicapai ketika keintiman itu tercapai. Ketika keintiman suami istri tercapai, maka keduanya dapat memuji Tuhan dengan bebas, dapat melayani dengan hati sukacita dan damai sejahtera, keduanya juga tidak perlu memusatkan pikiran kepada harta saja, tetapi pastinya berkat-berkat itu akan datang bersama dengan kebahagiaan rumah tangga.

Saya tau bahwa saya tidak begitu pintar dalam hal keintiman, hubungan, I'm not people oriented. Tetapi setiap orang harus belajar. Apa yang kita lihat di bumi ini demikianlah di sorga. jika kita dapat mengelola hubungan, keintiman suami istri, kita juga tidak sulit mengelola keintiman dengan Tuhan. Apa saja yang tidak kita kelola cenderung hilang. Apa yang saya tulis di sini juga menjadi bukti bahwa saya juga mengelola hubungan suami istri kami dalam rumah tangga. Tidak mudah tetapi bisa. Kata kuncinya adalah "sadar". Ketika kita ga sadar, ada orang-orang yang akan menyadarkan kita. Klo belum sadar juga, Tuhan pasti akan menyadarkan kita. Klo Tuhan dah bicara audible, berarti klo ga karena kita bandel atau kita harus memperingatkan orang lain yang bandel supaya sadar. Intinya jangan pernah hiraukan suara hati nuranimu jika ingin mendengar Tuhan bicara audible.

Jika Saudara merasa Tuhan tidak mau bicara dengan Saduara, mungkin Saudara harus belajar beberapa hal sebelum mendengar suara Tuhan secara langsung. Coba perhatikan para nabi yang mendengar suara Tuhan, ada dari mereka yang ga bisa makan, ada yang gemeteran. Bayangkan Saudara adalah Maria, tiba-tiba didatengin malaikat, bagaimana perasaan Saudara. Pastinya Maria saat itu takut. Bagaiamana jika Saudara disuruh Tuhan menyampaikan pesan untuk pendetamu, klo nyeri di bagian dadanya harus segera diperiksakan ke dokter, Tuhan mau agar ia menjaga kesehatannya. Hmm... saya mengenal seorang anak berusia 10 tahun, sekitar 23 tahun yang lalu, yang mendapat penglihatan tentang gembalanya, tetapi karena ia sangat takut ia tidak pernah menyampaikan hal itu. Tetapi 11 tahun kemudian Tuhan bicara hal yang sama melalui pendoa syafaat di gerejanya dan pendoa tersebut menyampaikan hal itu ke gembalanya, dan gembalanya memberitakannya di mimbar. anak itupun ketakutan dan mengingat kembali penglihatan tersebut dan gemetar.

Keintiman dengan Tuhan, sulit didefenisikan, tetapi ketika kita berjalan dengan Tuhan, kita mengerti bahwa Tuhan ga mau jauh dari kita, Ia ingin selalu beromunikasi dengan kita. Tuhan ga hanya ingin menemui kita saat kita ada di ruang doa kita (walaupun berdoa berlama-lama di ruang doamu itu juga penting). Tuhan selalu ingin mengintervensi saat kita sedang kesulitan dan kesusahaan, namun Ia ingin melatih kita untuk dewasa. Salah satu cara mengenal Tuhan adalah dengan membaca alkitab. Ketika kita sibuk merengek minta dengar suara Tuhan, sebenarnya Tuhan ingin kita membaca surat cinta-Nya dulu sebelum akhirnya Ia memperdengarkan suara-Nya. Bacalah Alkitab!

Senin, 05 Mei 2014

Pertolongan Tuhan Sungguh Nyata

* Ini hanyalah cerita hidup gw. Semoga memberkati pembaca.

Beberapa hari ini, dan juga jika mau lihat jauh ke belakang, Tuhan sangat menolong kami berdua dalam rumah tangga kami. Hal ini memang sudah berjalan 6 bulanan namun betapa bodohnya kami, karena kami baru bisa menyadari hal ini beberapa hari ini. Cerita ini akan saya mulai dengan kejadian yang terjadi dalam sepuluh hari.

Sebagai latar belakang cerita ini, kami di-hire oleh salah satu lembaga kristen untuk membantu mempromote salah satu terjemahan baru Alkitab dalam bahasa Indonesia. So... caranya adalah dengan siaran di radio. Kami menjalaninya atas dasar kami mengasihi Tuhan dan ingin turut dalam pekerjaan Tuhan. Secara finance sebenarnya tidaklah besar, dan kami tidak fokus kepada duit. Kami memang butuh uang tetapi uang bukanlah satu-satunya yang dapat memuaskan jiwa.

Hari sabtu yang lalu, di salah satu gedung bilangan jalan besar jakarta diadakan seminar. Seorang pembicara yang luar biasa datang, dan kami tidak mau ketinggalan untuk mengikuti seminar tersebut. Saya sebagai manusia yang kurang gape berbahasa inggris masih tertolong oleh penterjemah yang membantu menterjemahan sehingga saya bisa mengerti apa isinya. Tetapi pada hari seninnya, ga da penterjemah. Itu adalah momen yang paling nyiksa dalam hidup gw. Gw tuh sudah lama ga dengerin orang bule membawakan kuliah so... sangat sulit bagi saya untuk menangkap kata demi katanya. Teman-teman lain yang jago berbahasa Inggris aje pada ga ngerti apa isi seminarnya, apalagi gw yg ga terlalu mengerti bahasa Inggris. Well memang saya merekam tetapi belum sempat mendengarkannya lagi. Ada beberapa hal yang dapat saya tangkap dan ternyata hal itu menjadi perdebatan di antara beberapa teman. Inti yang mau saya ceritakan sebenarnya bukan isi seminarnya, ya walaupun nanti di akhir tulisan ini saya berharap dapat menuliskannya.

Hari sabtu itu, rasanya gw sedih karena melihat hp kesayangan gw pecah. Dan gw ga tau pecahnya kpan. Karena ga pernah jatuh dalam waktu dekat sebelumnya. jadi aneh aja koq bisa tiba2 pecah. Apakah ada iblis yang memecahkannya, no... bukan itu maksud saya. Secara gw memang mau mengganti hp ini, karena sudah penuh secara memori internal. Software Alkitab aja ga bs ditambah lagi. Tapi sayang aja. Secara ekonomis belum layak diganti. Karena dah niat ganti makanya budget juga sudah tersedia. Namun belakangan ini, dua bulan terakhir ini, kami harus lebih banyak mengunjungi rumah sakit, dan dua minggu sekali harus ke lab. Biayanya begitu menguras dompet dan kesabaran. haha. Jutjut pasti ada seminggu. Sementara saat ini... ya begitulah. Akhh... kami hanya berusaha untuk tidak memikirkannya. Okey... so saya berpikir untuk mengalokasikan budget beli hp baru untuk biaya RS. Namun secara hati nurani, sepertinya ga bisa, karena saya seperti sudah berkomitmen bahwa uang yang ini harus dilokasikan untuk beli hp. Tapi untuk beli hp baru dalam kondisi gini juga ga layak. Akh sudahlah... hp hanya pecah layarnya maih bisa digunakan, hanya saja gambarnya tidak begitu jelas. haha.

Hari minggunya, keesokan harinya... sepulang gereja, kami mencari makan siang di luar kompleks gereja. Kami mencari bakmi di daerah cikini, karena perubahan-perubahan di tubuh ini minta makan bakmi sehari sekali... haha. So... sepulang dari makan bakmi, eh... kami diserempet oleh bus pariwisata yang membawa mahasiswa. Dan si penyerempet dan kepala rombongan mahasiswa itu justru menyalahkan kami. Rasanya pengen marah dan melanjutkan pada jalur hukum. Namun saya berpikir, si sopir aja ga tau klo dia salah, dan serombongan masiswa yang ga memakai logikanya juga menyalahkan kami. so... ngapain harus bertegang leher dengan orang bodoh, nanti tambah bodoh. So kami released aja mereka, dan kami harus menanggung kerusakan mobil kami. Which is pintu mobil di sebelah kanan tidak dapat dibuka. If you there dan pake logika, tidak mungkin kami yang salah, karena kami jalan di jalur kami. Tetapi klo orang2 yang hanya mikirin diri sendiri pastilah nyalahin kami. Beberapa orang teman yang tau cerita ini ikut merasa panas pengen nonjok. Ya... secara manusia juga kami pengen nonjok. sempat dalam pikiran gw, klo aja ini adalah daerah dimana saya dibesarkan, pastilah si sopir dan ketua rombongan mahasiswa itu tidak tidur di rumah malam itu. Tapi saya berusaha meredam emosi saya dan menenangkan my spouse. Intinya gini, ini hanyalah kejadian yang "noel sedikit", ga da artinya jika dibandingkan dengan apa yang akan kami sampaikan pada siaran minggu malam. Waduh.. ini seperti pesan paskah ya, "pederitaan yang kamu alami ga sebanding dengan kemuliaan yang akan datang". Sungguh menyakitkan... hikss. Rasa panas dan kesal itu hilang di bawa tidur siang waktu kami kembali ke rumah. So... klo dipikir-pikir lagi, gimana jadinya klo saat itu maksa diri bahwa kami yang benar, dan mereka yang salah, trus pukul-pukulan, telepon temen untuk bantuin, deuuhh... pastinya sampe hari ini rasa kesal itu masih ada. Kebenaran itu walaupun tak terlihat bukan berarti ga ada. Yesus aja ga mempertahankan kebenaran, sampe Dia mati karena dianggap salah. Emas walaupun ga kelihatan, ga berubah jadi batu. Kebenaran akan tetap benar, dan kebenaran tidak butuh pembelaan. apakah kami berasal dari dunia ini sehingga kamu minta pembelaan dari dunia ini?

*jiahhh... gw seperti orang berhikmat ya... hahha. Gitu deh klo kita kena masalah. Klo ga nambah bijak ya nambah bego. Tinggal pilih aja teman.

Hari seninnya... kami ikut seminar. Dan gw merasa jadi bego banget. "Ya Tuhan kiranya minta perpanjangan waktu supaya gw bisa belajar bahasa inggris lagi". Tuhan mengirim beberapa ekspat ke komsel kami, dan sudah setahun lebih, gw baru bisa dengerin mereka aja belum bisa nyela pembicaraan mereka. Hikss... sedih banget. Apa gw harus tinggal di LN ya setahun gtu. Sedih banget.. hiiikkss.

Hari selasa... gw memutuskan untuk  melirik isi rekening gw, ternyata isinya... masih cukup untuk berpartisipasi dalam persembahan khusus yang diadakan gereja. Okelah saya langsung transfer sebelum waktunya selesai. Ya... tertinggal sedikit saja untuk beli pulsa. Memang kami tidak bisa beri banyak, sperti teman-teman yang lain. Tapi kami punya iman bahwa Tuhan bakal terus memelihara hidup kami. Memang ada beberapa orang yang bilang ke kami "kalau kalian butuh apa-apa bilang aja ke saya", justru orang-orang seperti itu akan kami hindari. Biasanya itu ga betul. Nah... setelah kami menunaikan persembahan khusus kami di siang hari, tentu saja saya berdoa dulu, ehh... ga nyangka ada orang yang mau membayarkan biaya mobil kami. Puji Tuhan. Sampe sekarang mobil belum dibawa ke bengkel karena masih dibutuhkan. klo ke bengkel harus nginep paling ga seminggu.

Hidup berjalan seperti biasa.... tetep ke lab, ke RS, seek doctors. Hari minggu... kami pergi siaran lagi. Dan sepulang dari siaran, ban mobil dikempesin orang. Padahal di gedung itu ada satpam 2 orang. Ckckk. Kami harus melalui tol, jadi kebiasaan mengecek ban mobil sebelum berangkat itu sangat membantu. sehingga kami langsung ke pom bensin yang ada tambah anginnya.

Well... walaupun kita berbuat baik, tetap aja kita disalahkan, atau ada hal yang bisa membuat kita celaka. So kita harus berhati-hati. Memang benar kebenaran akan menang, tapi ga sekarang. nanti.

Tuhan menolong kami dengan dasyat. Thanks God. Makasih juga buat orang-orang yang berkomitmen mendoakan kami