Hanya pikiran spontan... hanya belajar...

Sabtu, 24 Mei 2014

Intimacy - Keintiman

Hai apa kabar para pembaca. Hmm... senang sekali bisa menggoreskan sesuatu di blog ini lagi. Judul yang dipilih penulis kali ini bukan karena penulis begitu berpengalaman. Penulis hanya merenungkan dan mengomentari serta ingin berbagi saja. Untuk urusan keintiman saya pribadi jauh dari sempurna, namun setiap orang punya level-level belajar dalam hidup.

Sesuai dengan judulnya "keintiman", bahasa ini akrab sekali didengar dalam rumah tangga. Ataupun gereja juga sudah mengadopsi bahasa ini untuk menggambarkan hubungan dengan Tuhan. Ya memang itu yang Alkitab katakan, bahwa hubungan gereja dengan Kristus itu digambarkan dengan hubungan suami istri. Banyak orang kristen tidak dapat mengerti ini karena mereka tidak pernah melihat keharmonisan dalam keluarganya, ataupun tidak melihat keharmonisan di antara papa mama dalam rumah. Kita sebenarnya tidak perlu menyalahkan iblis, secara dia dah salah. I meant dengan mengkambinghitamkan apapun membuat diri kita melepaskan tanggung jawab. Kita sudah tau dan sadar bahwa iblis adalah musuh kita. Anehnya ketika kita tau ada musuh di dekat kita, kita justru bukan melawannya atau mengusirnya, tapi justru menyalahkan dan betah dengan prinsip-prinsip musuh. Aneh bukan? Intinya di sini adalah "kesadaran". Jika kita ga sadar maka kita ga tau harus berbuat apa. Ayat yang berkata "Berjaga-jaga dan berdoalah...", maksudnya adalah sadarlah, jangan mabok, jangan terbuai.

Mari kita ingat kembali bagaimana pertama kali sikap manusia ketika jatuh ke dalam dosa. Adam melepaskan tanggung jawab dan menyalahkan Hawa, dan Hawa menyalahkan ular. Bagaimana manusia bisa jatuh ke dalam dosa? Iblis memakai Firman Tuhan, sehingga menarik perhatian Hawa untuk berkomunikasi dengannya. Kemudian iblis membelokkan "sekali-kali kamu tidak akan mati". Di sini Hawa seperti masuk ke alam yang membuainya, ia tidak sadar, hanya karena ia tidak tau Firman Tuhan secara lengkapnya. Hawa tertipu. Walaupun Hawa yang mengulurkan tangannya memngambil buah terlarang dan memberikannya kepada Adam, namun Kej 3:9 (IBIS, KJV,ESV, NLT) mengatakan bahwa Allah mencari Adam, meminta pertanggungjawabannya. Adam tau buah apa yang disodorkan oleh Hawa. Adam tau apa yang dilakukan Hawa namun Adam seperti terbuai dan tidak sadar dan mulai menyalahkan. Ini seperti "sudah dari sononya", manusia itu menyalahkan iblis dan melepas tanggung jawabnya. Ini tidak dibenarkan sama sekali, sehingga ada perintah yang mengatakan
"Berjaga-jagalah dan berdoa supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah" Matius 26:41; Markus 14:38
"Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya" 1Petrus 5:8
Ayat di atas adalah peringatan supaya kita jagan terbuai, karena iblis memang selalu memantau, berjalan berkeliling, ga jauh. Namun jika kita mengahabiskan waktu untuk ngurusin musuh, maka kita bisa lupa tujuan awal kita. Dan kehabisan tenaga untuk melakukan apa yang seharusnya kita lakukan. So... apa yang harus kita lakukan?
"Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan,kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera;dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat,dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus" Efesus 6:13-18
Senjata yang pertama kali disebut adalah ikat pinggang. Prajurit Roma terlebih dahulu mengenakan ikat pinggang yang lebarnya sekitar 6-9 inci. Gunanya untuk menyantelkan perlengkapan yang lainnya di tubuhnya. Dan lagi ingat kah kita ketika Petrus dalam penjara, kemudian malaikat melepaskan belenggunya. Ketika Petrus sudah bangun, perintah selanjutnya adalah "ikatlah pinggangmu...". Jenis fashion ini memang asing bagi kita. Baik orang Yahudi, Roma dan Yunani mengerti akan jenis fashion ini sehingga kita untuk mengerti konteks ini dapat membayangkan juga apa yang terjadi pada zaman itu. Hal yang kita mengerti zaman sekarang adalah "pinggang adalah pusat kekuatan, sehingga Roh Kudus melalui Paulus menuliskan hal ini untuk orang Efesus dan juga untuk kita". Okelah itu juga bisa.

Ikat pinggang kebenaran. Firman Tuhan adalah kebenaran. Dalam terjemahan TSI dikatakan "ajaran yang benar". Artinya kita mengikatkan kebenaran itu di pinggang kita sebagai kekuatan. Bedanya Adam pertama (which is Adam sendiri) dengan Adam kedua (which is Yesus) ketika mereka dalam pencobaan, Yesus menggunakan Firman Tuhan (Mat 4, Luk 4 -- Pencobaan di gurun). Dengan begitu kita harus belajar Firman Tuhan. Membaca Firman Tuhan adalah jalan mengenal Tuhan lewat tulisan, agar kita dapat intim dengan Tuhan. Usaha untuk  intim itu sudah datang dari Tuhan sendiri, namun kita juga harus menyambutnya.

Manusia diberikan otak sebalah kiri yang lebih logis, dan otak sebelah kanan yang lebih perasa. belajar Firman Tuhan dimulai dengan otak sebelah kiri, kemudian sensitifitas yang diproduksi di otak sebelah kanan dapat membuat kita dapat merasakan kehadiran Tuhan itu. Kedua belah otak ini haruslah digunakan. Orang yang hanya memakai otak sebelah kirinya akan menjadi sangat kaku, sebaliknya orang yang menggunakan otak sebelah kanannya saja akan dangkal.
knowledge without intimecy, cold.
intimecy without knowledge, shallow.
Sebenarnya hal dapat mendengar suara Tuhan, tidak perlu terlalu dibesar-besarkan, ya karena memang seharusnya. kalau saudara merasa belum pernah mendengar suara Tuhan, mungkin Saudara belum mengasah kemampuan otak sebelah kanan saja. Jika saudara merasa selalu mendengar suara Tuhan dan tidak dapat mendengar teguran saudara-saudari rohani, bapak rohani, mungkin saudara belum mengasah kemampuan otak sebelah kiri.

Beberapa minggu yang lalu saya mendengar kotbah "jangan batasi keintiman dengan Tuhan hanya dengan membaca alkitab dan berdoa saja". Ya saya setuju. Karena kadang-kadang Tuhan mengintervensi kita saat kita sedang beraktifitas dan meminta waktu kita untuk mendengarkan Dia. Saya punya pengalaman, ketika sedang di bioskop menonton film action, saya diintervensi dan Tuhan bicara sesuatu, sehingga saya harus nonton ulang agar ngerti filmnya. Akibatnya saya addict ke bioskop, kali aja Tuhan mau bicara lagi.... hahahaha... *just kidding*.

Memang benar, beberapa perwujudan intim dengan Tuhan itu melalui baca alkitab dan berdoa (terutama berdoa). Tapi jika saudara membatasi pengertian Saudara dengan hal ini saja, maka coba kita telaah. Kita sering membaca status fb orang yang pengen disebut orang rohani, "abis doa puasa nih", atau "waktunya untuk berdoa", bayangkan orang mau berhubungan intim bilang-bilang. Hah... tujuannya opo??

Keintiman kita dengan Tuhan juga dapat nyata dalam hubungan dalam rumah tangga. (Well.... ini khusus untuk yang sudah menikah, maaf ya yang belum menikah, jangan lakukan hubungan intim di luar pernikahan). Kita juga semakin mengerti bagaimana keinginan Tuhan ketika kita mengerti keinginan pasangan kita. Jika komunikasi di antara suami istri saja bisa garing, apalagi komunikasi dengan Tuhan, akibatnya berdoa, komunikasi dengan Tuhan hanyalah upacara keagamaan saja. Ketika suami sistri ga ngomongan lebih dari satu hari, apalagi berhari-hari pernikahan dalam keadaan bahaya. Begitu juga dengan komunikasi kita dengan Tuhan.

Kita sering mendengar orang-orang dalam doa "penuhi kami Tuhan, puaskan kami". Kadang-kadang dalam hubungan intim suami istri juga sering terjadi seperti ini. Salah satu pihak ingin dipuaskan terus menerus tanpa melihat kebutuhan pasangannya. Sepertinya hubungan berjalan baik-baik saja, tetapi seringkali ada yang mengganjal. Memang Tuhan tidak akan ngambek ketika kita meminta terus, tetapi hal tersebut membuat kita ga dewasa dan dalam hal lainnya kita sering merengek-rengek saja, teriak-teriak "kenapa Tuhan... kenapa ini terjadi". Marilah kita bersikap dewasa, mempunyai hati untuk memberi, ga hanya mau meminta saja. Saudara yang sudah menikah dan sudah dewasa pasti mengerti akan hal ini "memberi tidak hanya meminta". Ga hanya suami yang harus dilayani, ga hanya istri yang harus dilayani. Jika kita dapat mengerti ini, maka kita dapat memuji Tuhan ketika keadaan apapun yang kita alami. Berkat, bukan satu-satunya yang kita kejar. Keintiman dalam rumah tangga lebih dari sekadar harta yang harus dikumpulkan. Kebahagiaan akan dicapai ketika keintiman itu tercapai. Ketika keintiman suami istri tercapai, maka keduanya dapat memuji Tuhan dengan bebas, dapat melayani dengan hati sukacita dan damai sejahtera, keduanya juga tidak perlu memusatkan pikiran kepada harta saja, tetapi pastinya berkat-berkat itu akan datang bersama dengan kebahagiaan rumah tangga.

Saya tau bahwa saya tidak begitu pintar dalam hal keintiman, hubungan, I'm not people oriented. Tetapi setiap orang harus belajar. Apa yang kita lihat di bumi ini demikianlah di sorga. jika kita dapat mengelola hubungan, keintiman suami istri, kita juga tidak sulit mengelola keintiman dengan Tuhan. Apa saja yang tidak kita kelola cenderung hilang. Apa yang saya tulis di sini juga menjadi bukti bahwa saya juga mengelola hubungan suami istri kami dalam rumah tangga. Tidak mudah tetapi bisa. Kata kuncinya adalah "sadar". Ketika kita ga sadar, ada orang-orang yang akan menyadarkan kita. Klo belum sadar juga, Tuhan pasti akan menyadarkan kita. Klo Tuhan dah bicara audible, berarti klo ga karena kita bandel atau kita harus memperingatkan orang lain yang bandel supaya sadar. Intinya jangan pernah hiraukan suara hati nuranimu jika ingin mendengar Tuhan bicara audible.

Jika Saudara merasa Tuhan tidak mau bicara dengan Saduara, mungkin Saudara harus belajar beberapa hal sebelum mendengar suara Tuhan secara langsung. Coba perhatikan para nabi yang mendengar suara Tuhan, ada dari mereka yang ga bisa makan, ada yang gemeteran. Bayangkan Saudara adalah Maria, tiba-tiba didatengin malaikat, bagaimana perasaan Saudara. Pastinya Maria saat itu takut. Bagaiamana jika Saudara disuruh Tuhan menyampaikan pesan untuk pendetamu, klo nyeri di bagian dadanya harus segera diperiksakan ke dokter, Tuhan mau agar ia menjaga kesehatannya. Hmm... saya mengenal seorang anak berusia 10 tahun, sekitar 23 tahun yang lalu, yang mendapat penglihatan tentang gembalanya, tetapi karena ia sangat takut ia tidak pernah menyampaikan hal itu. Tetapi 11 tahun kemudian Tuhan bicara hal yang sama melalui pendoa syafaat di gerejanya dan pendoa tersebut menyampaikan hal itu ke gembalanya, dan gembalanya memberitakannya di mimbar. anak itupun ketakutan dan mengingat kembali penglihatan tersebut dan gemetar.

Keintiman dengan Tuhan, sulit didefenisikan, tetapi ketika kita berjalan dengan Tuhan, kita mengerti bahwa Tuhan ga mau jauh dari kita, Ia ingin selalu beromunikasi dengan kita. Tuhan ga hanya ingin menemui kita saat kita ada di ruang doa kita (walaupun berdoa berlama-lama di ruang doamu itu juga penting). Tuhan selalu ingin mengintervensi saat kita sedang kesulitan dan kesusahaan, namun Ia ingin melatih kita untuk dewasa. Salah satu cara mengenal Tuhan adalah dengan membaca alkitab. Ketika kita sibuk merengek minta dengar suara Tuhan, sebenarnya Tuhan ingin kita membaca surat cinta-Nya dulu sebelum akhirnya Ia memperdengarkan suara-Nya. Bacalah Alkitab!