Hanya pikiran spontan... hanya belajar...

Sabtu, 29 Oktober 2011

Dikenal Bijak atau Berbelas Kasih? : Seorang Samaria yang Baik Hati

Waktu kecil, begitu merasa bangganya saya ketika dibilang "ehh.. anak pintar". Ternyata bukan hanya anak kecil saja yang bangga dibilang "pintar". Kebanyakan kita lebih suka dibilang pintar daripada baik. Kebanyakan orang akan korupsi karena lebih suka dikatakan pintar daripada baik. Orang yang pintar pasti akan menggunakan segala kesempatan untuk mencapai tujuannya.

###

Dua hari ini, saya belajar tentang A Good Samaritan, atau Seorang Samaria yang Baik. Ternyata banyak pelajaran yang dapat dipelajari dari perikop ini. Saya akan berusaha memaparkannya, tentu saja tidak semua. Mari kita melihat beberapa diantaranya.

Dari judulnya saja, sudah menimbulkan kontroversi. Mengapa? Orang-orang Samaria selalu dipandang hina oleh Orang-orang Yahudi, karena mereka adalah bangsa kawin campur. Mereka menerima Pentateuch (5 kitab Musa), namun menolak kitab nabi-nabi dan juga mereka masih melakukan ritual-ritual penyembahan berhala yang dibenci oleh Tuhan (2 Raj 17:24-41). Orang Samaria mendapat ijin dari Raja Persia untuk membangun pusat ritual ibadah mereka. Dan mereka berkeras menyatakan bahwa Gunung Gerizim adalah tempat yang ditunjukkan Musa sebagai tempat ibadah. Itulah penyebab adanya permusuhan antara Yahudi dengan orang Samaria.

Rabu, 26 Oktober 2011

Apakah Anda yang Dicari?

"the true worshipers will worship the Father in spirit and truth, for they are the kind of worshipers the Father seeks"
Saya mengingat ketika pertama kali mendengar Yoh 4:23 dibacakan. Pada suatu pertemuan banner dancer. Ketika itu ada satu team pelatih banner datang ke kota kami. Mereka melatih tamborin dan banner. Kami hanyalah utusan dari gereja untuk ikut dilatih. Teman-temanku memilih untuk latihan tamborin, sedangkan aku.... aku berpikir, kenapa tidak mencoba untuk belajar hal yang baru, tari banner. Hmm... ternyata tidak mudah latihan dengan bendera berukuran 50x50 cm, di bagian pegangannya ada kayu pahatan berbentuk bola, sehingga mudah bagi pemainnya untuk memutar banner. Beberapa kali tiang bendera aluminium yang berukuran 60 cm itu mengenai tulang kering kaki. Kadang juga mengenai kepala. Tapi cukup asyik dengan pengalaman yang baru.

Sebelum berlatih, kami belajar dasar-dasar tarian dari Alkitab. Dan sebagai ayat penutup yang masih kuingat sampai sekarang adalah Yoh 4:23, tentang menyembah Tuhan dalam roh dan kebenaran. Pengertian inilah yang kudapat: Tuhan adalah roh, kita harus menyembah-Nya dalam roh, dan berarti kita juga harus berbahasa roh dalam menyembah-Nya. Dan apa itu 'kebenaran'? Tuhan Yesus adalah kebenaran, oleh sebab itu kita harus menerimaNya sebagai Tuhan dan Juruselamat.

Bertahun-tahun lamanya pengertian ini kuanut. Memang tidak salah. Tapi kurang mengenai sasaran. Belum lama ini, saya membaca lagi perikop ini lagi. Wew.. saya mendapat pengertian yang baru.Dan lebih wow lagi betapa kagetnya saya ketika mendengar pengertian yang sama di beberapa pertemuan ibadah yang membahas ayat ini. Ini seperti konfirmasi bagi saya. Praise Jesus!

Well.... saya berusaha membahasnya....
Bukan suatu hal yang baru bagi Orang Yahudi untuk menyembah Tuhan dalam roh. Dari kecil mereka sudah diajarkan hal yang demikian. Tuhan adalah roh, barang siapa menyembah Dia haruslah dalam roh. Tetapi ada hal yang harus berjalan beriringan dengan itu, yaitu harus menyembah Tuhan dalam kebenaran. Apa maksudnya? Tuhan adalah kebenaran. Maka kita yang menyembah Dia, harus menyelaraskan hidup kita dengan sifat kebenaran-Nya itu. Ini bukan hal mudah. Menyelaraskan diri dengan sifat Tuhan. Kita seperti wakil Tuhan di bumi. Ketika orang-orang melihat kita, mereka dapat melihat sifat Tuhan dalam diri kita.

Bahkan seringkali kita menemui orang (dan bahkan menemukan kitalah orangnya), yang di gereja terlihat sangat kudus, suci tanpa cacat cela, namun perbuatannya sehari-hari tidak selaras dengan sifat "suci" yang terlihat di gereja. Semakin kita mengenal orang lebih dekat, kita semakin dapat mencium baunya.

Kembali ke.. Penyembah
Ada 3 jenis Penyembah:
1. Penyembah dalam roh dan kebenaran
2. Penyembah yang ikut-ikutan
3. Penonton

Mungkin kita sudah sering mendengarnya, dan informasi ini seperti sudah basi. Ijinkan saya memaparkannya, mungkin sekadar mengembalikan memori pembaca.

Banyak orang yang menyembah Tuhan hanya karena ikut-ikutan. Mungkin karena orang tuanya kristen, atau mungkin karena ga enak diajak pacar ke gereja. Setidaknya jenis ini masih ambil bagian, walau hanay ikut-ikutan.. Ada juga jenis penyembah penonton. Dirinya tidak fokus ke Tuhan, tetapi hanya untuk melihat-lihat, tidak ikut ambil bagian.

Hanya jenis Penyembah dalam roh dan kebenaran yang Tuhan cari. Apakah itu Anda? Jenis penyembah ini menyembah Tuhan bukan hanya di gereja. Tetapi dalam seluruh segi dalam hidupnya, ia selalu menyembah Tuhan. Perkataannya selaran dengan perbuatannya. Seluruh perbuatannya juga selaras dengan sifat benar Tuhan. Kebenaran tetap dijaga dalam hidupnya. Apakah Anda yang Tuhan cari?

Selasa, 25 Oktober 2011

Musa dan Israel

Sambungan dari cuplikan Kemuliaan Tuhan

Musa mendapatkan porsi yang lebih dibandingkan umat-Nya, Israel. Padahal Musa hanyalah mediator untuk menyelamatkan Israel. Musa berlaku setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan (Ibr 3:5). Bahkan Tuhan memberikan porsi yang lebih bagi Musa dibandingkan dengan nabi-nabi lain. Kepada nabi-nabi lainnya, Allah bicara melalui penglihatan dan mimpi. tidak demikian kepada Musa, dimana Allah bicara terus terang, tanpa teka-teki. Terlebih lagi, Tuhan tidak mengijinkan seorangpun untuk mengatai Musa, hamba-Nya yang setia dan berhati lembut itu. Either sodara sedarahnya, mendapat kusta karena mengatai Musa (Bil 12:1-10).

Ada hal yang menarik lagi dari Musa. dalam Maz 103:7 " Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, perbuatan-perbuatan-kepada orang Israel". Tuhan memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, tetapi kepada Israel, Tuhan hanya memperlihatkan perbuatan-perbuatan-Nya saja. Apa artinya? Tuhan membukakan jalan, cara-cara kepad Musa sehingga Musa mendapat "kail"-nya, tetapi Israel diberikan "ikan"-nya langsung. Sehingga seringkali Israel hanya berputar-putar di satu masalah saja dan tidak maju-maju. Seringkali Israel hanya bersungut-sungut dan komplen, hanya karena mereka tidak mengenal betul tentang Tuhan dan jalan-jalan-Nya.

Israel pada zaman dulu, tidaklah jauh berbeda dengan apa yang terjadi pada jaman sekarang ini. Seharusnya kita bersyukur dapat belajar dari contoh sejarah. Semua yang tertulis tentang Israel adaah contoh bagi kita untuk memperingatkan kita supaya jangan kita menginginkan hal yang jahat, jangan menyembah berhala, jangan mencobai Tuhan, dan jangan bersungut-sungut (1 Kor 10:1-13). Perjalanan Bangsa Israel ke Tanah Perjanjian seharusnya hanya ditempuh dalam waktu 11 hari perjalanan. Sama seperti waktu para pengintai melakukan survey terlebih dahulu, dari Horeb ke Kadesh-Barnea, melalui jalan Pegunungan Seir (Ul 1:2), tetapi mereka harus berputar-putar dulu sehingga memerlukan waktu tempuh hampir 40 tahun. Ada yang mengatakan supaya Israel lupa akan Mesir (yang merupakan perlambang dari keduniawian). Hanya karena mereka tidak percaya kepemimpinan Musa, bersungut-sungut, menyembah berhala mereka harus takes too much time, dan yang paling parahnya angkatan tua tidak diijinkan utk turut masuk ke Tanah Perjanjian, hanya anak-anak yang belum mengetahui tentang yang baik dan jahat saja plus Yosua dan Kaleb (Ul 1:38-39).

Dalam kehidupan kita, seringkali kita hanya mengulang-ngulang pengetahuan Firman Tuhan yang itu-itu saja, itupun kita dapat dari hamba Tuhan yang berkotbah, langsung ditelan tanpa menelaahnya lagi. Padahal banyak sekali pengetahuan Firman Tuhan yang tersedia untuk kita gali. Tuhan berbicara kepada kita melalui Firman-Nya. Jika kita tidak mau menggalinya maka kita sama saja dengan Israel yang hanya ingin "ikan" tidak mau "kail". Kita menelaah Firman Tuhan yang kita dengar, bukan berarti kita tidak percaya dengan hamba-Nya yang menyampaikan sabda Tuhan. Namun karena kita perlu belajar lebih banyak lagi Firman Tuhan. Ketika kita mempelajari bagian yang dikotbahkan, bisa saja Tuhan menunjukkan Firman Tuhan yang spesifik untuk kita pribadi. Oleh sebab itu, ada baiknya ketika kita mendengar kotbah, kita mencatatnya dan membaca kembali catatan itu kembali di rumah. Ada pelajaran penting yang dapat kita peroleh ketika kita mau mencatat kotbah: belajar menghormati orang yang berkotbah, dapat menggali Firman Tuhan secara lebih detail yang khusus untuk kita. Ketika kita mau mempelajari Firman Tuhan, bukan saja perbuatan-perbuatan-Nya yang dinyatakan tetapi juga jalan-jalan-Nya.


Dari beberapa kisah yang telah kita pelajari kita melihat tokoh Musa ini, memimpin ribuan umat. Walaupun ia mendapat predikat mempunyai hati yang paling lembut sedunia, tetap saja ia akhirnya melakukan kesalahan fatal (karena Israel - Ul 1:37) yang membuat ia tidak dapat menginjakkan kaki di Tanah Perjanjian itu. Segala janji Tuhan itu dapat batal, karena salah satu pihak tidak menjaga kesepakatan apa yang harus dilakukan ketika janji itu dibuat. Musa hanya diijinkan untuk melihat Tanah Perjanjian dari puncak gunung Pisga saja. Ini adalah satu-satunya doa Musa yang tidak dikabulkan Tuhan. Lihat apa yang Tuhan katakan "Cukup! Jangan lagi bicarakan perkara itu dengan Aku". (Ul 3:23-29). 

Seorang pemimpin mengemban tanggung jawab yang besar terhadap orang yang dipimpinnya. Taruhannya adalah nyawanya sendiri. Musa, walaupun tidak diijinkan masuk Tanah Perjanjian, namun ia harus mempersiapkan Yosua untuk mengalahkan 31 raja (Yos 12:9-24) yang ia belum ketahui sebelumnya dan juga menyemangati Israel dengan cara yang sama (Yos 10:25). Oleh sebab itu Tuhan menyuruh Musa untuk memberi semangat (hazaq) Yosua.

"Memberi semangat" = Hazaq
- membuatnya menjadi kuat
- memperkuat ia
- membuatnya menjadi berani
- membuatnya mampu mengalahkan
- membuatnya menjadi tegas
- mendukungnya
- memulihkan kekuatannya


Minggu, 23 Oktober 2011

Kemuliaan Tuhan

Sebelumnya saya berpikir betapa  Musa adalah manusia yang special dapat bertemu muka langsung dengan Tuhan. Karena begitulah yang dapat dibaca di Kel 33:11. Tetapi jika kita amati di akhir pasal 33, pada ayat 18 sd 23, di sini kita dapat membaca permohonan Musa. Gaya bahasa Musa yang khas ketika ia meminta kepada Tuhan, “jika aku mendapat kasih karunia di hadapan-Mu”, ia selalu meminta kasih karunia Tuhan (spt di Ul 3:24). Musa meminta 2 hal: kemuliaan Tuhan dan wajah Tuhan. “Let me see Thy Glory” atau “Perlihatkanlah Kemuliaan-Mu kepadaku”.

Dapat kita bertanya-tanya mengapa Musa meminta kemuliaan Tuhan dan wajah Tuhan lagi, sementara di ayat 11 tertulis ia berhadapan muka dengan Tuhan?

Sabtu, 15 Oktober 2011

Hanya Bercerita

Hai semua... Rasanya sudah lama tidak menulis di sini. Belakangan ini banyak membaca saja dan sedikit utk explore. Banyak penulis2 yg sangat berbakat dan menuliskan pemikirannya dengan sangat brilliant. Honestly... Rasanya saat membaca tulisan mereka... Ingin pensiun dini dan belajar saja dari mereka. But.. Aniway I must explore my potential and show God's glory through me.

Dua minggu ini saya belajar tentang beberapa hal, seperti:
- pengampunan, kenapa harus 7x70?
- honor bring influence to people
- apa maksud 'pasangan seimbang'?
Well.. Saya hanya berusaha membagikan apa yg saya renungkan dua minggu ini, semoga dapat menjadi berkat.

Soal pengampunan...
Pengampunan yg saya tau adalah sebuah proses pembebasan orang lain dan diri sendiri. Orang yg tdk mengampuni seperti membiarkan kakinya sebelah tertahan oleh borgol yg membelenggu, artinya ia tidak dapat maju karena kakinya sebelah tertahan. Hal lain tentang pengampunan adalah... Pengampunan butuh sebuah proses. Bak mengupas bawang. Jika mengupas kulit bawang, maka bagian dalam lainnya akan menjadi kulit yg akan dikupas lagi nantinya. Hal lainnya lagi soal pengampunan... Mengampuni itu bukan melupakan. Semakin kita melupakan orang yg menyakiti kita, semakin kita dibawa kepada bayang2 orang itu. Sepertinya lebih tepat mengampuni itu menerima. So... Ketika kita menerima orang yg menyakiti kita, jika ia berbuat kesalahan yg sama lagi, maka kita lebih mudah utk memakluminya, karena kita sdh menerima dia apa adanya dia.

Ada hal menarik yg saya pelajari dua minggu ini soal pengampunan. (I don't no why I must learned it again... Naga-naganya spt akan belajar secara nyata nehh... Hahaa.. Ouw God, please gimme strength). Saya bertanya-tanya, mengapa harus mengampuni 7x atau 7x7 atau 7x70. Bagaimana jika sudah ke-8, atau ke-15 ataupun ke-491. Apakah setelah standar itu kita dapat dgn sebebas-bebasnya menghukum org yg bersalah pada kita? Minggu lalu, seorg teman men-share arti alegoris dari perikop ini. Angka 7 adalah lambang dari sempurna. So... Ketika kita mengampuni, kita harus mengampuni sampai kita sempurna dan orang yang kita ampuni itu sempurna.

Kemudian saya terbawa dlm alam pikiran bahwa tujuan seorang kristen. Tujuan kekristenan bukan lah sekadar memperoleh keselamatan. Jika tujuannya hanya utk memperoleh keselamatan maka sekalipun org pantekosta akan setuju dengan paham predestinasi, "sekali selamat tetap selamat", hidup selamaatt. Banyak orang kristen berkata "akhh.. yg penting sudah selamat". Come on... Tujuan kekristenan adalah mencapai kedewasaan. Jika kita telusuri "Hendaklah kamu sempurna seperti Bapamu sempurna", kata sempurna itu adalah dewasa. Mengapa harus dewasa? Karena perkawinan Anak Domba Allah dengan gereja, gereja haruslah dewasa. Syarat sebuah pernikahan yg pertama adalah kedua calon mempelai haruslah dewasa.

Kembali ke pengampunan...
So, kenapa kita harus saling mengampuni, supaya kita masing-masing dewasa dan orang yg kita ampuni itu dapat dewasa. Well... Kita tau skrg, orang yg tidak mau mengampuni akan mempengaruhi sesekelilingnya menjadi kerdil, begitu juga dengan dirinya sendiri. Seperti membawa truk sampah dan menyebarkan bau tak sedap. Bagaimana mungkin hidup seperti itu dapat menjadi terang?

Pengertian ini membawa saya menjadi mengerti mengapa Tuhan Yesus memberi contoh cara mengampuni. Bukan hanya supaya selamat di akhirat nanti, tetapi kita juga dapat selamat di dunia. Hidup kita menjadi bebas utk bekerja, melangkah ke next level dalam sesi hidup kita.

Pengertian ini juga membawa saya kepada pengertian topik "honor bring influence to people" dan "pasangan seimbang". Kedua topik ini sebenarnya sama2 membutuhkan 'kasih'.

Ketika saya merenungkan kenapa topik "pasangan seimbang" hanya utk cara memilih pacar/ pasangan hidup. Bertitik tolak dari kenapa pasangan hidup kita harus pasangan yang seimbang. Paulus dengan tegas menegur jemaat Korintus yg pada zaman itu kebudayaan mereka dipengaruhi juga dengan kebudayaan kaum penjajah. Misalnya saja wanita2 kaya bebas berbicara 'melangkahi kaum pria' (tentu saja karena kekayaan mereka). Atau mereka bebas berbusana yg tidak sepatutnya. (Lihat pada keterangan budaya) Akibatnya org2 percaya juga ikut2an gaya hidupnya mereka. Makanya Paulus menegur jemaat ini dengan tegas agar tidak berkawin campur dengan org yg 'merusak budaya baik' itu.


###
*keterangan budaya* -kutipan-

Baik di kalangan orang Yunani, Romawi, dan di kalangan orang Yahudi (bahkan merupakan hukum yang tegas di kalangan ini), menurut tradisi tidak ada wanita yang boleh terlihat berjalan di luar tanpa kerudung atau tutup kepala. Dahulu dan sekarang, ini adalah tradisi umum di dunia timur, dan tak seorangpun kecuali pelacur, pergi ke luar rumah tanpa kerudung. Jika seorang wanita tampil di depan umum tanpa kerudung, berarti ia menghina kepalanya – yaitu suaminya. Jika seorang wanita tertangkap sebagai pelacur, rambutnya harus diperlihatkan sebagai hukuman atas persundalannya. Jika ia tertangkap lagi dalam perzinahan, ia dapat dihukum dengan dicukur rambutnya di depan umum. Bagi seorang wanita normal untuk tampil di depan umum tanpa tutup kepala, efeknya sama saja, karena hanya pelacur yang muncul di depan umum dengan kepala yang tidak ditutupi. Muncul di depan umum tanpa tutup kepala menunjukkan ketidakhormatan terhadap pria, suaminya, ayahnya, dan pada jenis kelamin pria pada umumnya. Tutup kepala merupakan lambang kerendahhatian wanita di hadapan pria (Kejadian 24:65), dan kesucian hubungan suami-istri (Kejadian 20:16). Membiarkan kepala terbuka menandakan mundur dari kekuasaan suaminya, dan dengan demikian seorang istri yang dicurigai akan dibuka tutup kepalanya oleh imam (Bilangan 5:18). Rambut panjang adalah, menurut tradisi pada masa itu dan hampir di semua negara, tanda kewanitaan dan dipakai sebagai tanda kecantikan wanita. Memotongnya dalam hal ini berarti menampilkan diri seperti jenis kelamin yang lain, dan berarti mengesampingkan tanda pengenal kewanitaan.

Beberapa penafsir menafsirkan bahwa kelihatannya dari pernyataan Paulus ini, para wanita itu menanggalkan kerudung mereka, dan membiarkan rambut mereka acak-acakan ketika mereka berpura-pura berada di bawah pengaruh urapan ilahi. Inilah yang terjadi dengan imam-imam wanita penyembah berhala dan mungkin wanita-wanita Kristen itu meniru mereka. Penafsir-penafsir lain menafsirkan ''kepalanya'' sebagai pria; ini merupakan lambang saja dan bukan kepala yang sesungguhnya. Tetapi tidak ada alasan untuk menafsirkannya demikian. Justru wajar bila ditafsirkan secara harafiah pada seluruh bagian ini. Paulus sedang membahas kebiasaan budaya di sini. Dan sebenarnya ia menyatakannya dengan jelas dalam bab 4 ayat 16.

### 

Marilah kita melihat lebih dalam lagi tentang "pasangan seimbang" ini. Salah satu alasannya adalah ketika seseorang bertobat dan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhannya, maka rohnya dihidupkan, sehingga ia sekarang terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Rohnya terhubung dengan Roh Tuhan. Berbeda dengan orang yg blm menerima Tuhan, rohnya mati sehingga dirinya hanya terdiri dari tubuh dan jiwa saja. Trus? Tentu saja jika seseorang yg terdiri dari tubuh, jiwa dan roh dipersatukan dengan orang yg terdiri dari tubuh dan jiwa saja, pastinya pasangan tersebut adalah pasangan yg tidak seimbang. Bagaimana jika hubungan tersebut sempat terjadi? Memang pada awalnya hubungan tersebut terlihat biasa-biasa saja dan enjoy2 saja. Tetapi pada satu titik dan selanjutnya mereka akan kesulitan dalam hal kesepakatan mengambil keputusan. Apalagi segala sesuatu tentang Tuhan. 

Ada alasan lainnya mengapa harus "pasangan seimbang". Hidup manusia selalu haus akan kasih sayang. Seringkali kita menuntut seorang kristen yg terlihat rohani utk terus-menerus mengasihi orang lain, selalu tersenyum, dan all is well. Kita lupa memperlakukannya sebagai manusia biasa. Aniway... Sekalipun seorang kristen yg sudah pernah belajar alkitab jam-jam-an, ataupun bahasa rohnya keren banget, dalam pelayanannya selalu terjadi mujizat.... Jangan lupa tetap memperlakukannya sebagai manusia. Manusia selalu butuh kasih, diperhatikan, diterima. Walaupun kita sdh menerima kasih Tuhan Yesus, dalam kebaktian selalu penuh Roh Kudus, tetapi tetap saja kita selalu butuh kasih... Seakan-akan kasih yg kita berikan ke orang2 lain membuat kasih kita drain out dan buat kita exhausted alias kecapean. Sekalipun kita dapat 'memulihkan' kasih itu dalam praise n worship to God, tetep aja kita butuh perhatian sesama manusia. Itulah sebabnya Rm 12:10, Paulus menasehati kita utk berlomba-lomba dalam menghormati org lain dan memberi kasih. Seringkali kita berada di antara orang2 yg tong kasihnya kosong. Nah... Bukan hanya dalam ajang mencari pacar saja kita butuh nasehat "hendaklah kamu adalah pasangan seimbang", tetapi perlu kita pertimbangkan juga dalam hubungan berbisnis, melayani, dan hubungan kemanusiaan lainnya. Bukan berarti kita hengkang dari dunia ini, karena sulit sekali mencari partner bisnis, teman yg seimbang. Tetapi FT ini mengingatkan kita bahwa jika kita berhubungan dengan pasangan yg tdk seimbang maka hati2 kamu akan kecapean. Oleh sebab itu perlu melatih hati kita, melapangkan hati untuk kemungkinan yang sebenarnya tidak kita inginkan, supaya kita tidak cepat down tetapi tetap bertahan. Bagaimana caranya? Dengan membiasakan diri kita bersekutu dalam komunitas teman-teman seiman kita. Dan juga tetep mendekatkan diri kepada Tuhan. Dalam persekutuan dalam Tuhan, kita akan memperoleh kekuatan baru. Dengan kekuatan yang baru kita dapat mengasihi orang-orang yang berhubungan dengan kita.

Bukan berarti dalam persekutuan teman-teman seiman kita tidak akan terjadi perselisihan dan membuat kita capek. Biasanya semakin kita rasa dekat suatu hubungan itu, semakin mungkin untuk terjadi gesekan, perselisihan. Tidak banyak orang yang dapat bertahan ketika terjadi gesekan atau perselisihan itu. Baik perselisihan dalam keluarga, teman seiman, ataupun dengan dunia ini. Tetapi semakin kita berjaga-jaga, semakin kita dapat mengatasi masalah perselisihan yang terjadi. Hati kita dapat cepat sadar dan kembali pulih.

Satu topic lagii… “honor bring influence to people”. Ketika kita mengasihi orang lain, mungkin kita tak sadar telah memberikan rasa hormat kita juga kepada orang yang kita kasihi, tetapi kita dapat melihat dampaknya adalah kita telah berhasil memberikan pengaruh kepada orang lain. Ketika kasih seseorang penuh, maka ia mampu mengasihi orang lain lagi. Orang yang tidak pernah merasa dihormati, sulit baginya untuk menghormati. Untuk menjadi terhormat, kita perlu menghormati orang lain. Alkitab menganjurkan kita untuk saling mendahului memberi hormat.

Amsal 17:6 “Mahkota orang-orang tua adalah anak cucu dan kehormatan anak-anak ialah nenek moyang mereka”. Bagaimana anak-anak mendapat kehormatan, karena prestasi orang tua, terlebih lagi orang tua memberi contoh (menghormati) anak-anak mereka juga. Misalnya saja menepati janji, mendengarkan pendapat anak laki-laki (walaupun mereka masih kecil), membukakan pintu untuk anak perempuan (walaupun mereka masih kecil), memberikan nilai kepada anak-anak laki-laki dan perempuan, supaya mereka mereka tidak menyia-nyiakan hidup mereka, dan menyadari betapa mahalnya hidup mereka. Ketika anak-anak sudah besar orang tua dapat berbangga karena anak-anak mereka menjadi orang-orang yang terhormat.

Hormat : menjadi berbobot. Dalam Mark 16:1-6, jemaat yang besar itu kehilangan kesempatan besar hanya karena gagal menempatkan Yesus sesuai dengan bobot/ nilai-Nya. Seringkali orang-orang yang dapat menolong kita itu tidak jauh dari kita, tapi kita gagal karena tidak menempatkannya sesuai dengan nilainya.

Dalam Luk 19 Yesus memberikan hormat/ memperlakukan Zakheus sesuai dengan bobotnya, akibatnya Zakheus bertobat. Zakheus seorang terhormat namun untuk meliaht Yesus, dia memilih tempat yang kurang terhormat (panjat pohon).

Well.. ini saja yang mau saya ceritakan… semoga menjadi inspirasi dan berkat.