Hanya pikiran spontan... hanya belajar...

Jumat, 21 Februari 2014

Come and See

Dalam beberapa hari ini, karena lagi dalam memfasilitasi kelas belajar Alkitab dan ada di dalam group Yohanes, saya memikirkan tiga kata ini "come and see". Beberapa kali memfasilitasi group Yohanes rasanya dapat ilmu baru terus, selalu dapat yang baru. Dan betapa senangnya ketika mendapat pop up tiga kata ini. Okey, I know ga yang terlalu fenomenal, tapi kita perlu belajar yang detail setelah dapat rangka besarnya. Mari kita melihat detail apa yang kita dapet dari tiga kata penting ini.

Ini dari terjemahan AMP, ngutipin kata "come and see" dari seluruh alkitab yang dikanonkan.
Joh 1:39  He said to them, Come and see. So they went and saw where He was staying, and they remained with Him that day. It was then about the tenth hour (about four o'clock in the afternoon).
Joh 1:46  Nathanael answered him, [Nazareth!] Can anything good come out of Nazareth? Philip replied, Come and see!
Joh 11:34  And He said, Where have you laid him? They said to Him, Lord, come and see.
Php_1:27  Only be sure as citizens so to conduct yourselves [that] your manner of life [will be] worthy of the good news (the Gospel) of Christ, so that whether I [do] come and see you or am absent, I may hear this of you: that you are standing firm in united spirit and purpose, striving side by side and contending with a single mind for the faith of the glad tidings (the Gospel).
Psa_66:5  Come and see the works of God; see how [to save His people He smites their foes; He is] terrible in His doings toward the children of men.
Isa_66:18  For I know their works and their thoughts. And the time is coming when I will gather all nations and tongues, and they will come and see My glory. 
Saya lebih memfokuskan pembahasan ini dalam kitab Yohanes, sedangkan ayat yang lain hanya pendukungnya saja.

Yoh 1:39 ada di dalam cerita Yohanes dan Andreas, kedua murid Yohanes Pembaptis yang disuruh gurunya untuk mengikuti "Anak Domba Allah". Kata "come and see" ini berawal dari keputusan kedua murid Yohanes Pembaptis yang mengikuti kata-kata gurunya. Tetapi bagaimana mungkin mereka bisa mengikuti kata-kata gurunya? Power apa yang mendorongnya? apakah karena mereka taat dengan perkataan guru (the power of "follow me")? atau keingintahuan mereka terhadap pribadi "Anak Domba Allah"?

Cerita sebelum Yohanes Pembaptis menunjuk "Lihat Anak Domba Allah", beberapa imam dan orang-orang Lewi datang kepada Yohanes Pembaptis untuk menanyakan tentang Mesias. (Golongan imam saat itu adalah orang Saduki, dan orang Lewi adalah golongan imam pada zaman PL. Sepertinya beberapa orang Lewi itu adalah dari golongan Farisi, pada zaman itu. Orang Saduki hanya percaya kitab Taurat Musa saja. Expektasi mereka terhadap Mesias adalah Mesias sebagai imam besar. Perhatikan jawaban Yohanes di sini, "aku adalah orang yang berseru-seru... seperti yang dikatakan nama Yesaya". Hanya orang Farisi yang mengerti ini, sementara orang Saduki hanya punya 5 kitab Musa). Pikiran kedua orang murid ini adalah Mesias.

Kemudian latar belakang Yoh 1:46 (di ITB nya ayat 47), Setelah Andreas bertemu "diterima" oleh Yesus di rumah-Nya, kemudian Andreas menceritakan tentang Mesias kepada Simon, saudaranya. Kemudian dari Nazaret, Yesus ke Gallilea (ntah sebelah mananya Galilea, kemungkinan ibukotanya, karena Nazaret juga ada di Galilea) untuk mencari Filipus. Filipus hanya menerima pesan "Ikutlah Aku". Tidak diceritakan bagaimana mungkin Yesus bisa mencari Filipus, apakah karena Andreas yang sekampung dengan Filipus menceritakan tentang Filipus kepada Yesus. Tetapi sudah pasti ada the power of "follow me" yang mendorong Filipus mengikuti Yesus. Setelah Filipus percaya atau yakin dengan Yesus, kemudian ia berkata kepada Natanael "come and see". Kemudian Yesus mendatangi sendiri Natanael agar Natanael bertemu Yesus sendiri. Sama seperti Simon yang mengenal Yesus melalui Andreas, kemudian Yesus menemui Simon secara langsung dan mengubah nama Simon menjadi Kefas. Simon artinya alang-alang (tidak punya pendirian), kemudian diubah menjadi petros (= kefas dalam bahasa Ibrani) yang berarti batu kecil (bukan 'petra' yang punya arti batu besar), batu itu kokoh sehingga bisa dikatakan artinya berpendirian).

Ketika Yesus bertemu dengan Natanael, ia sedang berada di bawah pohon ara. Biasanya orang Yahudi berdoa di bawah pohon ara. Mereka biasanya berdoa tentang kedatangan Mesias. Makanya waktu Yesus bilang ke Natanael "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara", perkataan inilah yang membuat Natanael percaya seketika sehingga ia dapat berkata, "Rabi, Engkau anak Allah, engkau Raja orang Israel". karena bagi Natanael, kedatangan Yesus di sini adalah jawaban doanya di bawah pohon ara. Bayangkan sebelum Yesus bertemu secara fisik dengan Natanael, Yesus sudah bertemu dengan Natanael didalam doa. (Nama Natanael tidak ada dalam deretan 12 murid, ya... memang dengan Natanael memang tidak ada, bagaimana jika ia pakai nama Bartolomeus? Natanael dan Bartolomeus adalah orang yang sama).

Ada lagi tuh hal menarik, Yesus menyebut Natanael adalah orang Israel sejati yang tidak mungkin menipu. Dan di akhir Yohanes 1, Yesus mengatakan bahwa "kamu akan melihat langit terbuka dan malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia". Sementara kita tau bahwa yang pernah liat malaikat naik turun itu adalah Yakub. yakub artinya penipu. jadi seolah Yesus bilang Yakub si penipu itu aja bisa lihat malaikat naik turun, apalagi kamu Israel sejati. Selain itu nama Natanael sebagai Bartolomeus pun hanya ada di daftar murid Yesus.

Sebelum artikel ini ntah kemana-mana, mari kita kembali.... [ke jalan yang benar]

Dari 2 ayat yang kita bahas dari Injil Yohanes, kita bisa melihat ketika Yesus mengatakan "come and see", berarti juga Yesus membuka diri mengijinkan lawan bicaranya itu untuk masuk ke dalam kehidupannya. dapat kita buktikan juga pada Yoh 11:34 Marta mengijinkan Yesus agar Yesus masuk dalam permasalahannya. Kata "come and see" ini seperti membuka pintu kehidupannya dan mengijinkan orang lain untuk menikmatinya. Jika Yesus yang mengatakan "come and see" berarti Yesus sedang mengatakan "mari masuk, yuuukkk ke rumahku, semua yang kamu butuhkan ada di sini", sehingga keluar dari rumahnya rasa sukacita, kayak baru keluar dari istana raja, yang diijinkan untuk makan apa aja, menikmati semua fasilitas yang ada di situ, dan mengajak orang lain untuk merasakannya juga "come and see".

Tetapi ada yang aneh di sini... dari antara yang langsung ditemui Yesus langsung, hanya  2 orang yang jadi inner cirle murid Yesus: Simon Petrus, dan Yohanes. Kemana Filipus?? Kemana Natanael (Bartolomeus)?? Kemana Andreas?? [untuk hal ini ane ga tau jawabannye gan... ane masih belajar].

Btw, ketika alkitab mengatakan "murid-murid Yesus", kita harus dapat memetakannya:
1. ada 3 orang inner circle: Simon Petrus, Yohanes, Yakobus
3. ada 9 orang (12 orang - 3 orang) dari 12 murid
3. ada 70 murid (Luk 10:1)
4. murid-murid yang datang dan pergi, bisa 5000 orang, bisa lebih, kayak orang Farisi, Saduki, dll. Intinya orang-orang lain (termasuk kita sekarang) di luar dari 70 orang itu.

Artikel ini sepertinya panjang (supaya keren doang... hahaha)... sebenarnya pesan singkat dari artikel ini adalah Yesus sedang mengundang kita untuk datang dan melihat sendiri kemuliaan-Nya, tanpa perantaraan orang lain. Ia ingin memperkenalkan pribadi-Nya sendiri. Walaupun awalnya kita mengenal Yesus dari orang lain, tetapi Ia sendiri membuka diri agar kita dapat mengenal-Nya secara pribadi. Ia sedang membuka diri "come and see". Ia ingin agar kita merasakan kehadiran-Nya dimanapun kita berada. Merasakan kehadiran-Nya dalam hidup kita, kita tau dengan istilah IMMANUEL, tetapi kita harus tau konsep Immanuel di Yes 6-9, Immanuel bukan hanya berarti kita senang karena Yesus ada dan kita dapat melakukan apa saja, tetapi karena ada Yesus beserta kita maka kita harus hidup sesuai kehendak-Nya, jangan hidup seenaknya, kita harus jaga integritas sebagai anggota kerajaan Allah. Kita harus jaga integritas sebagai anak Raja. Ga mudah, tetapi karena ada Roh Kudus, menjadikan hal itu menjadi mungkin.

Hal lainnya dari pesan di atas adalah ini seperti prinsip penyerahan tongkat estafet kepada next generation. Mari kita melihat bagaimana pola Yesus ketika memanggil beberapa murid di Yohanes 1 ini.

Yesus -- Yohanes
Yesus -- Andreas -- Simon Petrus
Yesus -- Simon Petrus
Yesus -- Filipus -- Natanael
Yesus -- Natanael

Pertama Yohanes menganjurkan kedua muridnya, Yohanes dan Andreas, untuk mengikut Yesus, "Lihatlah Anak Domba Allah". Mereka mengikuti Yesus dengan bertanya-tanya dalam hati. Kemudian Yesus mengundang Yohanes dan Andreas ke rumah-Nya, dan Ia mengatakan "come and see". Kemudian ketika Andreas pulang ke rumahnya, ia buru-buru mencari Simon dan menceritakan "kami sudah bertemu Mesias". Di antara percaya ga percaya, Simon dibawa kepada Yesus. Yesus mengubah namanya yang "alang-alang" menjadi batu kecil (petros = stone). Besoknya Yesus mencari Filipus dan mengatakan "ikutlah Aku!". Filipus bertemu dengan Natanael kemudian ia berkata "come and see" Tidak lama Yesus langsung menyatakan diri-Nya kepada Natanael. Dari kelima murid ini, 2 menjadi murid yang paling dekat dengan Yesus, 3 lainnya tergolong sebagai 12 murid saja.

Apa yang menarik? Andreas dan Filipus cepat untuk percaya, dan segera "memuridkan" orang lain. mereka sudah masuk dan merasakan hadirat dari Mesias, kemudian baru menceritakan kepada orang lain. Apa yang mereka terima, mereka bagikan juga kepada orang lain. Yohanes dan Simon Petrus mungkin membutuhkan waktu untuk dapat percaya. [Mungkin itu yang menjadi sebab mereka dibawa lebih dekat (menjadi 3 murid terdekat), supaya kepercayaan mereka tentang ke-Mesias-an Yesus menjadi kokoh. (akhh.. ini hanya hipotesis, ane blm bisa buktiin)]

Dalam Yoh 6 juga, kita bisa melihat Yesus ingin mengetahui seberapa percaya Filipus terhadap Yesus. Tetapi justru Andreas yang mengambil tindakan, walaupun sebenarnya kepercayaannya juga masih belum kokoh, "di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak itu?". 

Tuhan Yesus ingin agar setiap orang yang sudah percaya kepada-Nya tetap percaya.

Hubungannya dengan "prinsip tongkat estafet" adalah kita bisa mengajarkan kepada orang lain tentang apa yang kita percaya hanya jika kita benar-benar  mengalami, telah merasakan bertemu dengan Dia secara pribadi dan melihat betapa Dia luar biasa yang tidak dapat  diungkapkan kata-kata. Pelajaran penting lainnya, "dapatkan sebanyak mungkin pelajaran berharga dari guru-guru kita, leaders kita, dari orang-orang yg kita hormati, kemudian lakukan nasehat-nasehat yang mereka berikan, kemudian bagikan kepada orang lain".

Mungkin kita bukan bagian "3 murid yang paling dekat" kepada pemimpin-pemimpin kita, guru-guru kita, mentor kita. Mungkin kita hanya bagian dari yang 5000 orang. Jika kita mempunyai hati dan mengasihi Tuhan maka pastilah kita rela belajar baik-baik dari mentor, pemimpin, guru kita, kemudian melakukan nasehat-nasehat merekas, kemudian membagikan kepada 5000 berikutnya.

Luar biasa bukan? :)