Hanya pikiran spontan... hanya belajar...

Kamis, 31 Maret 2011

Bagaimana Seharusnya Saya Berdoa?

Saya sering merasa kagum mendengar keindahan doa orang. Saya berpikir dalam hati "How can I do that?". Sepertinya doa itu susah sekali. Doanya belok kiri, belok kanan, agak memutar baru ke sasaran. Saya memikir sangat keras bagaimana saya bisa membuat kata-kata yang sebegitu indahnya. "Apa harus dirancang dulu ya??", itulah yang saya pikirkan. Tetapi pikiran saya itu tidak menghalangi saya untuk tetap berdoa.

Ketika kita datang kepada Tuhan, kita dapat menjadi diri kita apa adanya. Apalagi kita datang kepada Sang Imanuel. Dimana saja kita dapat berdoa. Tidak perlu lagi pendeta atau imam sebagai perantara. Sebelum kita berdoa pun, Dia sudah tau apa yang akan kita minta. Jadi kita tidak perlu menyetel keindahan doa itu. Tetapi memang ada orang-orang yang dapat berpuisi dalam doanya. Begitulah ia diciptakan Tuhan. Saya diciptakan dengan sangat berbeda pula.


Pada umumnya kita berdoa, berisi permintaan, permintaan dan permintaan saja. Kita sering lupa kepada siapa kita sedang berbicara. Teralalu biasa kita meminta, meminta dan meminta. Tidak lah selalu doa itu berisi permintaan. Trus, bagaimana cara berdoa itu? Ada suatu cara berdoa yang mudah. Nicky Gumble menstrukturkan doa menjadi 3 bagian:

1. Thanks
Kita harus menyadari kita sekarang adalah hanya karena Tuhan saja, Seburuk apapun keadaan kita, selagi kita masih hidup, selayaknya kita berterima kasih, bersyukur kepada Tuhan, karena Ia baik. Jika kita tidak merasakan kebaikan Tuhan, bukan berarti Ia tidak melakukan kebaikan untuk kita. Natur Tuhan itu selalu melakukan hal yang baik. Kejahatan sama sekali bukan berasal dari pada-Nya. Jadi, segala sesuatu yang baik adalah berasal dari Tuhan. Bersyukur dan pujilah nama Tuhan, itulah tandanya kita menghormati Tuhan.

2. Sorry
Dosa dan pelanggaran kita adalah penghalang untuk kita datang kepada-Nya. Tidak ada orang yang tidak melakukan pelanggaran. Sekalipun bayi yang baru lahir sudah mewariskan dosa dari nenek moyangnya. Sebelum kita meminta sesuatu apapun kepada Tuhan, marilah kita memohon ampun atas dosa dan kesalahan kita. Biar kita dapat bebas datang kepada Tuhan.

3. Please
Setelah berterimakasih, menghormati Tuhan, dan memohon ampun atas dosa dan kesalahan kita, barulah kita meminta sesuatu kepada Tuhan. Mintalah apa yang kamu inginkan. Mintalah dengan penuh percaya dan kekaguman pada-Nya, berilah penghormatan yang besar kepada Tuhan itu. Ingatlah, bahwa kamu sedang meminta kepada Tuhan yang tak pernah gagal, The Almighty God, El-Shadday (Tuhan yang menuangkan/ mencurahkan berkat).

Ketika kita meminta sesutau kepada Tuhan, kadang-kadang kita mngurangi kadar dari yang seharusnya kita minta. Seharusnya kita butuh 70, tetapi kita menguranginya menjadi 50 saja. Dan ketika tiba waktu penghitungan, kita merasa menyesal kenapa hanya 50?? Padahal jika kita berani sedikit lagi untuk push, pasti Tuhan genapi permintaan kita yang 70 itu. Pada kenyataannya kita sering tidak siap untuk menerima berkat yang lebih besar itu. Kita kurang berani menerima tantangan.

Teman-teman, kebiasaan kita selalu meminta saat kita butuh saja, akibatnya kita fokus pada kebutuhan kita itu, kita fokus kepada masalah kita. Akibatnya kita tidak menikmati sedang berjalan bersama-Nya. Kita tidak pernah mendengar Dia berkata apa. Kita mungkin tak mau tau Dia ada untuk kita atau tidak. Hal yang kita rasakan hanyalah pity, mengasihani diri. How terrible guys.

Temans, yuk kita melatih diri kita untuk lebih menghargai kualitas hubungan kita dengan Tuhan daripada apapun yang kita lalui dalam hubungan itu. Toh juga kebutuhan kita, kemauan kita itu bakal kita lalui. Yang paling penting adalah kualitas hubungan itu. Uppss... bukan berarti kita tidak boleh meminta kebutuhan ataupun keinginan kita. Tetapi utamakan kualitas hubungan dengan Tuhan. Mintalah apapun juga kepada Tuhan, sejauh itu tidak bertentangan dengan kehendak Tuhan. Mintalah kepada Tuhan yang tidak pernah gagal itu. Posisikan Tuhan sebagai sosok yang luar biasa, kita hormati, teralu besar, bersedia memberikan apapun yang kita mau.

Jika Tuhan itu sanggup melakukan segala perkara, kenapa hanya meminta sedikit? Jika Tuhan adalah tuhan yang tak terbatas, kenapa kita membatasi Tuhan dengan pengertian kita?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar