Sebab Allah berfirman: "Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau." Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu. 2 Kor 6:2
“Accepted” diterjemahkan “perkenanan” dalam alkitab bahasa Indonesia. “Accepted” yang berarti juga diterima. Salah satu kebutuhan emosional manusia adalah ‘diterima’. Manusia yang ‘diterima’ akan lebih produtif, atau dengan kata lain menjadi lebih bersemangat belajar, suka bekerja keras. Dan hasilnya pasti hal-hal yang baik pula.
“Now is accepted time” dalam bahasa Indonesia “waktu ini adalah waktu perkenanan itu”. Waktu perkenanan adalah dimana Tuhan membuka akses lebar-lebar agar manusia dapat menyentuh kekekalan. Manusia dibatasi oleh waktu, namun Allah adalah kekal. Waktu manusia disebut dengan chronos, yaitu waktu yang terbatas. Namun waktu Tuhan, kairos, adalah waktu yang tak terbatas, atau kekal. “Pada waktu (kairos) Aku berkenan”, berarti ketika Allah yang kekal masuk dalam waktunya manusia. Allah lah yang berinisiatif membuka pintu kemurahan-Nya lebar-lebar. Dan Allah menunggu dalam chronos untuk memberikan kairos-Nya. “hari ini (nun) adalah hari penyelamatan itu. Kata nun yang diterjemahkan sebagai ‘hari ini’ adalah bersifat sementara, pernah terjadi diwaktu yang lampau, bisa juga akan terjadi pada masa depan, lebih banyak digunakan untuk masa kini atau present. Artinya ini adalah kesempatan, dalam periode waktu yang sementara.
-000-
Kita sering mengatakan "indah pada waktuNya". That's true. Sangat indah ketika waktu-Nya (kairos) Tuhan, itu menghampiri waktunya (chronos) manusia. Mari kita melihat:
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. (Pengk 3:11, terj ITB)
He has made everything beautiful in its time. He has also set eternity in the hearts of men; yet they cannot fathom what God has done from beginning to end. (Ecc 3:11, NIV)
He hath made every thing beautiful in his time: also he hath set the world in their heart, so that no man can find out the work that God maketh from the beginning to the end. (Ecc 3:11, KJV)
God has made everything fit beautifully in its appropriate time,
but he has also placed ignorance in the human heart
so that people cannot discover what God has ordained,
from the beginning to the end of their lives. (Ecc 3:11, NET)
He hath made every thing beautiful in his time: also he hath set the world in their heart, so that no man can find out the work that Elohim maketh from the beginning to the end. (Ecc 3:11, IAV)
Kesulitan pertama adalah karena dalam bahasa aslinya pun tidak terdapat huruf besar atau huruf kecil. Kita akan melihat siapakah 'nya' yang dimaksud itu. Dalam terjemahan Indonesia sebenarnya sudah jelas, bahwa 'nya' di situ bukan menunjukkan kepada Tuhan. Jadi 'indah pada waktunya' itu bukanlah waktunya Tuhan. Sebelum mengambil keputusan yang terlalu dini, mari kita memperhatikan terjemahan lainnya.
- Dalam terjemahan KJV dan IAV, menggunakan kata ganti orang ketiga tunggal 'his time'. Bisa memungkinkan 'nya' yang dimaksud manusia atau Tuhan. Tetapi mari kita perhatikan 'his time' menjelaskan 'everything' (obj) bukan menjelaskan 'He' (subj).
- Dalam terjemahan NIV dan NET, menggunakan kta 'its time' yang langsung dapat kita kenali sebagai kata yang menerangkan 'everything'.
- Jadi dapat disimpulkan bahwa 'nya' itu bukanlah waktu kepemilikan Tuhan.
- 'nya' adalah kepemilikan 'everything'.
###
Dalam buku EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) karangan drs. Budiono, hal 60. Fungsi Akhiran nya adalah
- Sebagai penentu, cth: Filmnya seru sekali! Makanannya enak. Kopinya pahit.
- Sebagai kata ganti empunya, cth: bukunya (= buku milik dia), uangnya (=uang milik dia), sepatunya (=sepatu milik dia).
- Membentuk jenis kata lain, cth: besar (kata keadaan) = besarnya (kata benda), kecilnya (kata keadaan) = kecilnya (kata benda)
###
Jadi 'nya' pada 'waktunya' adalah menjelaskan 'everything' atau segala sesesuatu. Dalam terjemahan ITB (Indonesia Terjemahan Baru) sebenarnya sudah jelas, pada Pengk 3:1 disebutkan "Untuk segala sesuatu ada masanya". Jadi satu perikop Pengk 3 menjelaskan kalimat ini. Kesimpulannya adalah 'waktunya' ini bukanlah waktu Tuhan, tetapi 'waktu untuk segala sesuatu'.
Dalam "Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia" Rm 8:28. Jika 'segala sesuatu' di sini adalah sama seperti 'segala sesuatu' pada Pengk 3:1, maka di sini juga melibatkan kairos, waktu kepemilikan Allah. Tetapi kata 'turut bekerja' menunjukkan bukan sepenuhnya waktu kepemilikan Allah, mungkin hanya sedikit, sebagai bantuan. Di sini waktu Allah (kairos) yang kekal masuk ke dalam waktu manusia (chronos), untuk mendatangkan kebaikan. Ini bukan pekerjaan Allah sendiri. Menu utamanya adalah ukuran 'waktu manusia' dalam mengerjakan 'segala sesuatu'.
Manusia harus mengerjakan 'segala sesuatu' ini dengan melibatkan Tuhan sebagai yang utama (proton, Mat 6:33 "carilah dahulu" ), yang artinya juga mempersilahkan kekekalan menerobos masuk ke dalam 'waktu manusia' itu. Manusia tidak dapat hanya menunggu 'waktu Tuhan' itu menerobos masuk dalam 'waktu manusia' itu tanpa mengerjakan 'segala sesuatu'.
Mujizat terjadi ketika 'waktu Tuhan (kairos)' menerobos masuk ke dalam 'waktu manusia' (chronos). Memang bukan ditentukan oleh seberapa banyak manusia itu telah melakukan 'segala sesuatu', Tuhan mau menerobos masuk ke 'waktu manusia', tetapi hanya karena anugerah semata. Namun perlu diperhatikan 'Allah turut bekerja', ketika manusia mengerjakan 'segala sesuatu'. Karena ada 'segala sesuatu' yang dikerjakan maka 'Alla turut bekerja'. Artinya manusia tidak dapat hanya mengharapkan anugerah Tuhan tanpa mengerjakan bagiannya yang diberikan sebagai tanggung jawab. Sejak dunia diciptakan manusia itu dititipkan 'kekuatan' untuk mengerjakan tanggung jawab. Hidup manusia di bumi adalah untuk mengerjakan tanggung jawabnya ataupanggilan hidup sesuai dengan gambar dan rupa Allah itu.
Kej 1:26 "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita supaya mereka berkuasa atas...". Ayat ini menunjukkan tujuan penciptaan manusia di bumi. Allah tidak iseng-iseng menciptakan manusia itu. Ada tujuan yang jelas. Apakah di sini Allah menciptakan saingan yang sama-sama 'berkuasa'? Justru Allah menciptakan makhluk yang dapat 'berkuasa' bahkan menitipkan citra DiriNya dalam manusia itu, agar Allah dapat berpartner dengan manusia itu. Allah ingin berbagi kepada makhluk ciptaanNya yang "sungguh amat baik" itu.
Ketika Allah menawarkan sesuatu, perlu respon manusia untuk menerimanya. Ketika manusia jatuh ke dalam dosa, Allah lah yang berinisiatif mencari manusia itu "dimanakah engkau...?". Namun tak cukup berhenti hanya di situ. Ketika Tuhan mencari manusia ada kemungkinan Tuhan ingin berbagi, Tuhan ingin menyatakan sesuatu atau keadaan manusia yang dikasihiNya itu sedang rusak sehingga perlu diperbaiki.
###
Hari Ini
Sebab itu Ia menetapkan pula suatu hari, yaitu "hari ini", ketika Ia setelah sekian lama berfirman dengan perantaraan Daud seperti dikatakan di atas: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!" Ibr 4:7
- "Ia menetapkan", terj ITB. "Again, he limiteth", terj KJV. 'Menetapkan' dalam bahasa Yunani 'horizo' yang berarti
- to mark out the boundaries or limits (of any place or thing) = untuk menandai batas atau batas (dari setiap tempat atau hal)
- that which has been determined, acc. to appointment, decree = yang telah ditentukan, oleh perjanjian, keputusan
- to ordain, determine, appoint = untuk menahbiskan, menentukan, menunju
- berarti "terikat," untuk menetapkan batas suatu - per bidang atau pertanian, dan kemudian untuk menentukan atau memperbaiki pasti, untuk menunjuk, mengangkat. Di sini itu berarti, bahwa ia menentukan yang utama, atau menyebutkan secara tegas. (Barnes).
- 'Hari ini', dalam terj Yunani sēmeron yang berarti
- this (very) day)
- what has happened today
- sekarang, sampai sekarang, sampai saat ini
###
Temans, Dia sedang mencarimu "dimanakah engkau (_nama Anda_) ?". Maukah kita meresponi Tuhan pada hari ini? Karena tidak tau kapan akan berakhirnya 'hari ini' itu. 'Hari ini' Tuhan sedang berkemurahan membuka pintu rahmat-Nya bagi kita, karena hari ini adalah hari penyelamatan itu. Apa yang perlu diselamatkan pada 'hari ini'? jiwamu, perusahaanmu, hidupmu, masa depanmu, kuliahmu, sekolahmu, kesehatanmu, ketakutanmu, name it! Tuhan sedang menerobos masuk ke dalam dunia kita, responi Dia. Ketika kita mau meresponi Tuhan pada 'hari ini', kita menerima akses ke kekekalan. Mujizat itu pasti terjadi 'hari ini'. Now is Accepted Time, Responi Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar