Hanya pikiran spontan... hanya belajar...

Rabu, 25 Desember 2013

Greatful for This Year

Tulisan kali ini hanyalah pengungkapan rasa syukur penulis akan apa yang telah terjadi sepanjang tahun 2013 ini. Ada tawa, ada tangis, ada kesal, ada senang, ada pahit, ada manis, ada kekurangan, ada kelimpahan dan berkat besar. Ada berantem hebat, ada kerukunan hebat juga, bahkan romantisme dalam rumah tangga. Ada hal-hal yang direncanakan terjadi, ada hal-hal yang ga direncanakan terjadi, ada hal-hal yang di luar dugaan terjadi. What a year! Tuhan begitu hebat melindungi dan menjaga kami, Ia melimpahkan segala sesuatu yang baik kepada kami. Secara.. Tuhan ga punya stok hal jahat apapun yang mau dikasih ke kita, Ia hanya punya stok segala sesuatu yang baik.

Gw kadang suka iri sama orang yang ga ngaku ga pernah kesal. Agak aneh bagiku, ntah karena ga ngaku atau memang pengendalian dirinya yang kuat. Okey.. mari ambil positifnya, pengendalian diri yang kuat. Sebelum berkomentar lebih banyak, mari kita lihat apa yang Alkitab katakan tentang hal ini. Mari kita lihat bagian dari suratan Paulus yang disebut juga dengan queen of epistle, yaitu Efesus.
1 Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. 2 Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. 3 Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain. (Efesus 2:1-3 ITB)
Singkatnya ayat ini bicara soal kematian rohani karena mentaati penguasa kerajaan angkasa. Dalam bahasa Inggris disebut prince of the power of the air, which is iblis. Atau disebut juga dengan penguasa udara. Sehingga dapat masuk akal ketika terjemahan The Message mengatakan "kamu memenuhi paru-parumu dengan polusi ketidakpercayaan, dan menghembuskan udara ketidaktaatan". Kalau mau ga terpolusi dari udara yang dikuasai si iblis, ya check out. Dari awal kejatuhan iblis, ia sudah mengacau. Makanya dalam PB kata "dunia" - kosmos (bhs Yunani), selalu melambangkan sesuatu yang jahat.
It wasn’t so long ago that you were mired in that old stagnant life of sin. You let the world, which doesn’t know the first thing about living, tell you how to live. You filled your lungs with polluted unbelief, and then exhaled disobedience. We all did it, all of us doing what we felt like doing, when we felt like doing it, all of us in the same boat. (Eph 2:1-3 The Message).
Jika kita perhatikan lebih dalam lagi ada 2 hal yang bertentangan tetapi dalam dunia yang pararel, yaitu mati-hidup. ayat 1 dikatakan "kamu sudah mati...", tetapi ayat 2 disebut "kamu hidup di dalamnya", berarti jika digabungkan menjadi "kamu hidup di dalam kematian karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa". Pelanggaran itu berarti sudah tau salah tapi dilanggar. Dosa itu berarti melenceng dari hukum Allah. So... keadaan seperti ini pastinya sudah menjauh dari Tuhan, atau melenceng tetapi sudah pasti arahnya bukan ke Tuhan.

Kembali kepada "gw iri..". Saya terlihat kurang rohani karena mengakui hal ini. Ya.. saya mengakui hatiku cepat bereaksi terhadap keadaan sekitar, sehingga cepat kesal dan cepat reda pula jika ada penangkalnya. Gw perlu alasan yang jelas untuk meredakan rasa iri ataupun menenangkan sesuatu yang bergejolak di hati.  Intinya gw pengen lebih baik lagi. Gw ingin ga cepat kesal, gw ingin terlihat lebih perfect. Ya... dalam hidup ini gw dah banyak melakukan kesalahan ini itu, lupa ini, teledor di sana sini, agak semberono, agak nekad. Gw pernah merenungkan hal ini, duduk diam sendiri, dan menemukan beberapa indikasi mengapa "gw iri', sehingga terlihat tidak rohani. Pertama, gw membandingkan diri dengan orang yang lebih perfect, orang yang lebih haati-hati. Poin pertama adalah "membandingkan diri". Kedua, gw punya alasan untuk melakukan hal pertama, yaitu gw pengen perfect. Walaupun spouse gw blg dia benci hal-hal yang terlalu detail dari diri gw, terlalu ingin sempurna, tapi klo gw lihat diri gw, sebenarnya gw masih banyak kurang ini dan itu. Misalnya aja dalam menulis sebuah artikel. Ketika gw menulis, rasanya ingin menambahkan poinnya lebih banyak lagi, ingin mendetailkannya lagi, ya... gw memang lakukan itu. Seketika selesai menulis, rasanya perfect. Tapi besok hari ketika bangun pagi, langsung teringat... aduh.. seharusnya ada poin ini... seharusnya bagian itu ditambah itu. Begitu juga setiap habis siaran, rasanya ada aja yang kurang. Ketiga, gw pengen perect, karena gw terinspirasi dengan kotbah "sudah selesai", gw lupa siapa yang mengkotbahkan ini tapi pastinya di gereja tempat gw bergereja sekarang ini. Gw pengen ketika gw mati nanti, gw bener-bener sudah menyelesaikan tugas di bumi ini secara perfect. Alasan keempat adalah setiap anggota tubuh Kristus harusnya berfungsi, yaitu dapat mengerjakan bagiannya dengan tepat, untuk orang lain.Gw sangat suka dengan ayat ini
Dialah yang mengatur supaya semua anggota disusun dan disatukan dengan sempurna, supaya kita seperti tubuh yang bisa bergerak dan bertumbuh karena ada sendi-sendi dan anggota-anggota tubuh yang lain. Ketika tiap-tiap anggota berfungsi dengan teratur, kita seperti tubuh yang sehat, karena saling menguatkan dan saling mengasihi. (Efesus 4:16 TSI - copy from https://www.bible.com/bible/320/eph.4.tsi)
Dalam hal "detail", gw belum punya solusi. Menurut gw, itu adalah kekuatan gw, ya... kekuatan gw yang belum berfungsi dengan sempurna. Tetapi kekuatan gw itu agaknya mengganggu orang yang paling dekat dengan gw. So... gw harus mencari suatu cara agar gw tetap bisa mengembangkan kekuatan gw (yang gw pikir masih kurang baik), tanpa mengganggu ketenangan hidup orang yang paling dekat dengan gw.

Well... dengan membaca beberapa paragraf tentang gw yang suka dengan kesempurnaan, sepertinya tidak mudah untuk jadi my spouse ya. Haha... tapi sebenarnya gw blum sesempurna itu. Hanya saja, standar kami berbeda. Perbedaan itu kadang indah, kadang bencana.

Beberapa bulan ini, apalagi mulai september oktober, kami dalam pergumulan yang lumayan berat. Rasanya ingin meledak. Dan akhirnya memang meledak dalam pertengkaran. Tetapi syukur kepada Tuhan, semuanya masih di bawah kontrol Tuhan. Tuhan yang baik itu menyelamatkan hidup pribadi kami masing-masing dan pernikahan kami. Ketika kami bersama-sama belajar Firman Tuhan, kami berkomitmen sendiri-sendiri untuk mengikuti apapun yang Firman Tuhan katakan, akhirnya masing-masing dari kami berubah. Memang berat untuk membuang ego, pride dan standar pribadi sendiri, tapi saya pribadi mengingat tujuan gw hidup, sehingga gw mau berubah.

Ketika gw belajar kitab Efesus, gw sampai kepada satu kata yang mengingatkan prinsip hidup gw, yaitu "telestai" artinya "sudah selesai". Bagi gw, lebih penting tujuan daripada ego, pride, standar hidup. Gw juga mengingat pelajaran tentang tulang itu penting untuk rangka, tetapi tulang yang kuat itu harus dilindungi dengan kulit yang lebih lentur. Artinya kasih itu lebih penting dibandingkan dengan prinsip-prinsip.

Perjalanan hidup kami dimulai dari dua tahun yang lalu. Kami baru menikah 2,5 tahun, tetapi milestone yang paling jelas bagi kami berdua adalah dua tahun lalu. Sepertinya aku masih bisa mengenang kotbah natal dua tahun lalu. Rasanya mak jleb banget. Mulai dari saat itulah gw belajar untuk merendahkan hati. Ga selalu berhasil, tetapi beberapa keberhasilan terjadi secara significant, walaupun belum luar biasa banget. Misalnya... gw paling benci untuk mengakui kesalahan gw. Gw paling benci klo harus share tentang hidup gw, apalagi itu tentang kekurangan. Gw paling benci menerima, karena gw lebih suka memberi. Dari kecil, gw dah dikasih label sinterklas. Dan gw suka dengan label itu, gw ga terluka. Gw terluka saat gw ga bisa memberi, berbagi. Sampai gw menemukan diri gw sombong karena ga mau dibantu. Dan bertekad, what should I do untuk bertobat.

Mungkin ini aneh bagi sebagian orang, tetapi gw berjuang untuk mengalahkan ego gw, pride gw ketika Tuhan mengajarkan tentang menerima. Ada ayat yang mengatakan "lebih baik memberi daripada menerima". Bukan berarti menerima itu buruk, bukan?? Belajar untuk menerima, bukan hanya soal duit, tetapi juga gw juga belajar menerima diri sendiri, dan banyak hal lainnya yang gw ga bisa lukiskan di sini.Upss.. dengan belajar menerima, bukan berarti juga gw mengambil kesempatan dengan menceritakan kesusahan-kesusahan gw. Nggaaa!! Prinsip gw tetap sama "lebih baik memberi daripada menerima".

Gw ga pernah bisa lupa, saat kami kecelakaan... memang duit terbatas. Tiba-tiba seseorang membuka dompet dan memberikan sejumlah uang. Dalam hati memang bergejolak.. ga terima... ga terima.. Tetapi dengan menerima pemberian orang, berarti kita memberi kesempatan berkat Tuhan mengalir ke orang yang memberi itu. Saat menerima uang itu, gw berjanji untuk tidak menggunakan uang tersebut dengan sembarangan.

Tahun ini, Tuhan juga mengajarkan tentang melepaskan hak. Ketika kami harus melepaskan hak atas anak yang masih berusia 7w4d dalam kandungan. Tidak mudah rasanya, tetapi Tuhan juga mengingatkan melalui kotbah bahwa Tuhan tidak punya sesuatupun yang jahat untuk diberikan kepada kita. Dia hanya punya segala sesuatu yang baik.

Tuhan juga mengajarkan kami untuk bersabar, dan stay on the wall. Ga kebetulan juga kami mendengar kotbah itu dari seorang pendeta tamu. Saat kami difitnah, saat ada orang yang manburkan berita jahat tentang kami, tidak mudah untuk stay on the wall. Rasanya hati ini kesal, dan pengen bales, tetapi Roh Kudus selalu mengingatkan untuk tetap menjaga sikap.

Tahun ini pun Roh Kudus masih memberitahukan hal-hal yang tersembunyi bagi kami. Saat kami taat, ketika hal itu terjadi, rasanya sukacita, tetapi saat ga mau denger, ya akibatnya menyesal. Beberapa hari lalu, saat siaran di radio. Gw dah pengen pake kaos aja dan pake celana pendek, karena sepanjang hari sudah pelayanan di gereja dan saya pikir di radio ini tidak ada yang lihat. Tetapi hal sederhana, Roh Kudus ingatkan untuk memakai pakaian yang sopan dan rapi. Saya nurut ajah. Akhirnya ketaatan itu berbuah manis, ternyata pas di studio ada orang-orang yang akan siaran juga yang memakai baju rapi, dengan jas dan dasi. Untungnya mau nurut klo ga kan perkataan kami tidak didengar. haha. Dan saat siaran, ada suatu bagian yang pengen saya sampaikan, rasanya dah nyangkut nih di leher, tetapi tertahan. Sepertinya Roh Kudus membisikkan supaya saya mengendalikan diri, tenang dan mengurungkan niat saya untuk menyampaikan bagian itu. Akibatnya... saat kami selesai siaran, ada orang lain yang siaran, yang bertentangan dengan apa yang ingin saya sampaikan. Saya tidak mengatakan saya benar dan mereka salah, tetapi cara mentafsirkan ayat yang disampaikan beliau sepertinya tidak seharusnya begitu deh. Nah... klo saya mengikuti ego saya, maka saya akan terdengar menyalahkan mereka. Intinya saya tidak menginginkan perpecahan dalam tubuh Kristus. Seberapa benarpun (kita pikir) diri kita, tidak menjadi solusi bagi banyak orang, jika kita memaksakan kehendak kita. Yesus sendiri walaupun Dia adalah kebenaran itu, tetapi Ia tidak memaksakan kebenaran itu. Dia hanya menawarkannya. Perhatikan prinsip tulang dan kulit di atas.

Tahun ini, kami mendapatkan kesempatan untuk melayani di Palu. Rasanya senang sekali bisa melayani orang-orang yang lebih tua. Ya.. memang sudah seharusnya orang muda melayani orang yang lebih tua. Tapi dalam hal ini, kami boleh mengajar orang yang lebih tua, itu suatu previlege. Secara masih di Indo, orang yang belum putih rambutnya ga blh ngajar. haha.

Tahun ini juga gw dapet kesempatan untuk menyampaikan sharing secara oral which is 5 min preaching, dari tulisan gw yang udah ditulis sejak tahun 2008. Haha... ga pernah nyangka. Kirain gw hanya berfungsi seperti dr.Lukas saja. Haha.

Akhir tahun 2013 ini juga, seperti Tuhan bukakan keran-keran berkat. Paling ga 80% dari resolusi yang gw tulis awal tahun sudah tercapai. Termasuk melangsingkan tubuh. Haha. Gw nge-gym, renang dan mengurangi makan sejak bulan Juni awal. Lumayan lah bisa membangun habit baru. Gw juga berhasil membaca Alkitab PB dalam 2 minggu. Walaupun hal itu ga buat gw lebih holy, tetapi membuat gw lebih bertahan untuk membaca dan berpikir.

Tahun depan, gw pengen lebih baik lagi. Kami sangat bersyukur dan berterima kasih pada Tuhan Yesus yang begitu baik bagi kami dan orang-orang sekeliling kami.
Merry Christmas semuanya... God bless you.