Hanya pikiran spontan... hanya belajar...

Minggu, 22 Mei 2011

Menikmati Kairos dalam Chronos

Bicara soal waktu, pikiran kita langsung dibawa kepada tiga priode hidup, yaitu periode yang sudah kita lalui atau baru saja kita lalui yang tak mungkin kembali, periode masa sekarang (yang akan segera berlalu), periode masa yang akan datang (yang akan segera datang bak serangan). Sang waktu mencacah secara teratur. Begitu konstan berdetak sehingga membuat manusia terlena tanpa memperhatikannya. Itulah chronos manusia, waktu manusia.

Berbeda dengan waktu Tuhan, yang kita kenal dengan kairos Tuhan. Tentu saja Tuhan tidak ada di dalam waktu. Tuhan itu kekal. Dia lah yang menciptakan waktu.Dia lah penguasa waktu itu. Dia tidak dikendalikan oleh waktu, tetapi dengan sesuka hati mengendalikan waktu. Kapan? Hanya jika 'ketika Aku berkenan'. Kairos itu teridentifikasi ketika sesekali kairos itu menerobos masuk ke dalam chronos. Kapan? tidak ada yang tau. Oleh sebab itu kita mengenalnya sebagai momen, kesempatan yang tidak tau apakah akan kembali atau tidak (pada umumnya tidak akan kembali).



Ada hal yang repot bagi manusia ketika mengenal kairos itu. Kairos itu sangatlah berbeda dengan chronos manusia. Manusia dapat mengatur chronos, tetapi tidak dapat menentukan kairos. Manusia dapat mengatur chronos maksudnya, chronos dijadikan alat bantu bagi manusia untuk dapat mengatur aktifitasnya. Misalnya: "pada jam 1 siang saya harus makan siang". Pastinya jika jam menunjukkan jam 1 siang, waktunya untuk makan siang. Tetapi di dalam chronos kita tidak dapat menentukan kairos itu. Manusia itu dapat meminta kepada Tuhan, namun Tuhan yang menentukannya berdasarkan hukum-hukum-Nya dan kasih karunia-Nya.

Kairos yang teridentifikasi oleh manusia ini, karena manusia itu merasa bahwa ada 'waktu' yang berbeda dari waktu yang biasa (chronos). Kairos itu tidak mencacah seperti chronos, namun kairos itu datang seperti kilat mengintervensi chronos.


Anehnya lagi, kairos itu hanya dirasakan oleh sebagian orang saja. Ketika kairos menerobos masuk ke chronos, tentu saja sistem waktu manusia menjadi kacau. Kairos itu tidak mencacah, sifatnya kekal. Jika dilihat dari chronosnya, seperti ada waktu yang tak terbatas di dalam waktu yang terbatas.  Hanya seketika dalam chronos, tetapi seolah lama (dalam chronos) dapat menikmati kairos . Adam Clarke mengatakan "Waktu (chronos) adalah tidak berarti apa-apa di hadapan Tuhan, sifat Allah adalah kekal, tidak ada waktu panjang ataupun pendek. Di hadapan-Nya tidak ada selang usia yang merusak tujuan-Nya, Ia tidak perlu menunggu untuk mencari kenyamanan untuk melaksakan tujuan-Nya itu. Ketika periode terpanjang waktu telah berlalu. Waktu itu hanyalah sebagai momen atau titik terpisah dari keabadian/ kekekalan. Pemikir Plutarch, Consol berkomentar "Jika kita membandingkan antara waktu hidup manusia dengan kekekalan Tuhan, kita akan menemukan tidak ada perbedaan antara panjang dan pendek". 



Bisa saja intervensi Tuhan itu tidak hanya bersifat sesaat, tetapi menguasai beberapa cacahan waktu chronos. Tentu saja ini membingungkan manusia itu. Ketika sesuatu yang kekal masuk ke dalam sesuatu yang terbatas, akan menimbulkan kebingungan. Hal ini bukan karena ketidakbenaran tetapi karena tidak biasa. (Oleh sebab itu penting bagi kita untuk mengenal Tuhan dengan segala atribut, kebiasaan, sifat, cara, karakter dan segala sesuatu tentang Tuhan. Tujuannya agar kita dapat dengan mudah mengenali Tuhan dan bersiap ketika Tuhan sedang mengunjungi kita).

Itulah sebabnya Rasul Petrus mengatakan "di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari". (2Pet 3:8). Sepertinya Petrus sedang mengutip Maz 90:4 "Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam". 


Ketika Tuhan mengintervensi waktu manusia itu, Ia ingin masuk ke dalam waktu manusia (bukan berarti Ia dikuasai oleh waktu manusia), Ia ingin mengunjungi manusia itu. Tuhan ingin menyatakan diri-Nya kepada manusia, kepada kita untuk bersekutu dengan kita. Tuhan lah yang berinisitif untuk mengunjungi manusia. Kairos Tuhan menerobos chronos manusia, membiarkan manusia menikmati kehadiran-Nya, memberikan pemulihan, berkat, sukacita dan damai sejahtera. Bukan berarti karena kita tidak dapat menentukan kairos Tuhan, kita hanya menunggu saja. Konsep kairos adalah kasih karunia, namun bukan berarti kita hanya menunggu kairos itu datang tanpa melakukan apa-apa. Kita harus mengusahakan hidup kita berkenan kepada Tuhan. Memang kasih karunia itu diberikan bukan karena usaha kita, namun mengusahakan hidup yang berkenan kepada Tuhan tetap tidak boleh diabaikan.

Seringkali kita manusia komplen kepada Tuhan tentang doa-doa yang sepertinya tidak dijawab-jawab. Padahal janji Firman Tuhan menjamin doa orang benar pasti dijawab Tuhan. "Orang benar pasti hidup oleh iman. Tanpa iman tak mungkin manusia itu berkenan kepada Tuhan". Tentang doa dan pengharapan kita, kita tidak boleh lupa akan kairos Tuhan. Tuhan adalah kekal adanya, tidak dibatasi usia, tetapi masnuia dibatasi oleh usia. Penggenapan janji Tuhan itu tidak dapat kita tentukan. Janji Tuhan itu pasti tepat. Namun kita tidak tau kapan kairos Tuhan itu. Jika kita tidak pernah akan tau kapan kairos itu, maka kita tak perlu mengetahui kapan (Mat 24:36), maka ada hal yang terpenting yang dapat kita ketahui yaitu mengenal pribadi Allah. Dari pengenalan akan Tuhan, persekutuan dengan Tuhan, maka kita dapat mengenal karakter-Nya, sifat-Nya, cara-Nya, dan rahasia2-Nya. Dalam persekutuan dengan Tuhan itulah, Tuhan dapat menyatakan sesuatu yang dapat kita tangkap dan mnegerti. Ketika kita melayangkan doa permohonan kita, hendaklah tidak ada setitik keraguan/ kebimbangan pun. Percaya dan yakin bahwa kita menerimanya. Amin?

Ketika doa kita itu tidak tepat seperti chronos yang kita inginkan, bukan berarti Tuhan meninggalkan kita, marah, lalai ataupun tidak berkenan. Kairos yang menerobos masuk kepada chronos itu mengacaukan sistem chronos itu sendiri, sehingga hanya Tuhan saja yang menentukan kapan chronos nya bagi manusia.
"Ia (Tuhan) membuat segala sesuatu indah pada waktu (chronos) nya, bahkan Ia memberikan kekekalan (world) dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir". 
Ketika Tuhan mendatangi kita, mungkin kita akan merasa bingung, karena ada sesuatu yang di luar kebiasaan terjadi di dalam kita. Mungkin akan terasa seperti otot-otot kita dipaksa bekerja lebih keras dari biasanya, denyut nadi kita lebih cepat dari biasanya, pikiran kita akan berpikir tidak seperti biasanya. Seperti ada yang 'ditarik' dan 'dipaksa'. Penarikan otot-otot itu bisa saja menimbulkan luka, hati kita merasa tidak kuat lagi, ingin teriak. Temans, perhatikanlah, ini bukan serangan iblis, tetapi kapasitasmu sedang diperbesar. Kemampuanmu sedang ditambah, 'wadah'nya harus ditarik (terasa seperti dipaksa) untuk menampung sesuatu yang baru, yang fresh dari Tuhan. Oleh sebab itu, jangan lah kita meminta sesuatu yang kita tidak yakin bahwa kita akan menerimanya. Ketika kita meminta lawatan Tuhan, yakinkan wadahnya sudah dipersiapkan. Jika tidak, pastinya akan sulit bagi kita untuk 'ditarik'. Seringkali kita melewatkan kairos Tuhan, karena kita tidak bersiap. 'Wadah'nya haruslah dalam keadaan baik. Kantung anggur yang lama tidak dapat menampung anggur yang baru, karena bisa pecah.

Menikmati berkat kairos Tuhan, berarti ada harga yang harus dibayar. Jika kita tak merasa harus membayar sesuatu, bersyukurlah karena ada orang lain yang telah membayarkannya untukmu. Ketika kairos Tuhan menghampiri manusia, bukan berarti semua orang pasti mau menerimanya, bukan berarti juga segala persoalan selesai begitu saja, tatapi yang pasti adalah manusia itu akan mendapat kekuatan yang baru, 'kekuatan yang tak terbatas', yaitu kekuatan yang diluar dari kebiasaan. Kekuatan yang baru itu lah yang memampukan manusia itu untuk menyelesaikan persoalannya. Doa itu tidak akan mengubahkan kondisi di luar kita, tetapi doa itu akan mengubahkan diri kita supaya kita mampu mengubahkan kondisi di luar/ di sekitar kita. Tuhan lebih tertarik untuk mengubahkan kita daripada harus mengubahkan kondisi sekeliling kita.


Ketika kita merasa bahwa Tuhan belum menjawab doa kita, jangan lupakan bahwa Tuhan yang kekal itu bekerja tidak seperti yang kita tau dalam chronos kita. Suatu quot yang bagus:
My friends, tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menolong anda dan telingaNya tidak kurang tajam untuk mendengar. Kalau itu belum terjadi, harus direfleksikan apa yang menjadi penghalangnya dalam diri kita. Dan setelah refleksi, juga masih belum terjadi, tunggulah, karena DIa bertindak tepat pada waktuNya. Amin?  (Ps Sonny )
Walaupun doa kita tidak dijawab seperti chronos yang kita harapkan, bersyukurlah, pujilah Tuhan senantiasa. Tuhan adalah Tuhan yang baik walaupun kita tak menikmati berkat-Nya. Tetap persiapkan diri akan kairos Tuhan, tetap bekerja dalam chronos manusia, kerjakan pekerjaan kita dengan sekuat tenaga, segenap hati, akal budi dan jiwa. Be blessed!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar