Hanya pikiran spontan... hanya belajar...

Minggu, 15 September 2013

Tujuan Hidup

Belakangan ini saya disibukkan untuk membaca beberapa buku dan beberapa kitab dalam Alkitab secara sekaligus dan juga berencana untuk menulis buku, sehingga harus mengumpulkan beberapa bahan. Awalnya sih saya membantu untuk mengecek sebuah buku yang akan diterbitkan segera, namun hanya karena buku tersebut disetting dengan sebuah software yang sudah jadul, alias sudah tidak ada lagi dipasaran, akhirnya tidak jadi dilanjutkan. Say sudah menawarkan untuk mengetik ulang, tapi karena yang nulis buku adalah bule, so... banyak sekali aturan-aturan yang menghalangi untuk membuat buku itu diterbitkan dalam bahasa Indonesia. Kemudian, untuk menjaga mood, maka saya merencakan untuk menulis buku. Namun, di tengah-tengah menulis buku saya harus pulang kampung dan ketika kembali saya sudah punya tujuan baru, yaitu akan mengajar salah satu kitab di Alkitab, maka saya mempelajari kitab tersebut baik-baik punya. Dan oleh karena itulah maka saya tidak mengupdate blog ini.

Beberapa hari ini saya memikirkan tentang "mengapa ada orang yang mau bunuh diri?". Tidak kebetulan juga saya mendegnar dari teman, bahwa seorang murid sekolah internasional di ibukota beberapa kali ingin bunuh diri. Kurang apa dia? Bisa sekolah di sekolah internasional saja sudah menyatakan status sosialnya. Tapi yang pasti dia kurang waras.

Apa yang saya pikirkan ini ternyata dideskripsikan dengan baik oleh seorang pembawa acara salah satu acara tv swasta, kurang lebihnya dia berkata begini, "orang yang berkata bahwa tugasnya sudah selesai maka tidak lama dia pasti akan mati, tapi seseorang walaupun sudah tua, tapi jika masih punya tujuan hidup maka ia masih akan hidup". Semangat hidup itu adalah ternyata dilahirkan oleh tujuan hidup. Jika kita punya tujuan hidup maka kita akan bekerja sesuai dengan tujuan hidup kita itu.

Tujuan hidup itu dihasilkan oleh apa? atau bagaimana caranya mendapatkan tujuan hidup?



Jika kita membaca Ibrani 11:1 KJV "faith is the substance of things hoped for...". Beberapa ahli mengatakan kalau ayat ini sebenarnya bukanlah defenisi dari iman. Tetapi hal yang kita sorot di sini adalah "faith is the substance" atau "iman adalah dasar". Paling ga kita dapat menemukan dalam 2Pet 1:5-7 yang sejalan dengan ayat ini, yaitu bahwa iman adalah dasar.
Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang (2Pet 1:5-7 ITB).

Dari 2Pet 1:5-7 dapat kita urutkan:
  1. iman
  2. kebajikan
  3. pengetahuan
  4. penguasaan diri
  5. ketekunan
  6. kesalehan
  7. kasih akan saudara-saudara (phileo)
  8. kasih akan semua orang (agape
Saya hanya ingin mau menunjukkan bahwa iman adalah benar-benar sesuatu yang dasar. Jadi, iman adalah penyebab dari terbentuknya keyakinan akan tujuan hidup. Memang "iman" bukanlah penyebab langsung, dan bisa saja akan ada daftar yang panjang untuk mencapai "tujuan hidup", tetapi tetap saja bahwa "iman adalah dasar". Saya juga tau bahwa tujuan hidup itu berasal dari Tuhan. Dan kita bisa meminta dan bertanya kepada Tuhan tentang tujuan hidup kita.

Prosesnya akan menjadi seperti:
IMAN ------ KASIH -------- PENGHARAPAN
"Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih" 1Kor 13:13 ITB








Iman (kata benda) - pistos = kepercayaan
Percaya (kata kerja) - pisteuo = percaya
Iman - past
percaya - countinuous

Pengharapan - future => Kristus
Kasih - present

Jika digambarkan akan menjadi:

  • Iman dipancangkan ketika kita menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat. Iman itu bisa jadi pasif jika tidak dikerjakan.Melalui "percaya", iman menjadi aktif.
  • Bayangkan satu paku ditanjapkan di "iman" kemudian satu lagi ditanjapkan di "pengharapan", kedua paku itu dihubungkan dengan tali.Itulah path/ jalur yang benar agar kita dapat sampai kepada hidup kekal
  • Agar hidup kita sesuai dengan kehendak Tuhan, maka kita dipersilahkan untuk jalan dengan memegang tali itu dengan melakukan kasih.  
Banyak orang berpikir bahwa cukuplah kita hanya mempunyai iman saja, cukuplah hubungan antara aku dan Tuhan saja, biarlah Tuhan saja yang berurusan denganku, artinya orang yang berpikir begini mereka tidak ingin berbuat kasih. Padahal Paulus menyampaikan pesan Tuhan ke jemaat Korintus, bahwa yang paling besar adalah KASIH. (Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Korintus ditujukan kepada jemaat Korintus yang hidup di lingkungan prostitusi, bahkan mungkin mereka adalah ex pelakon prostitusi itu atau mungkin masih hidup dengan cara demikian, di situ ada gay, homoseks, lesbian, ada hubungan inces, dll). Bayangkan bagaimana jika di gereja kita ada orang-orang seperti itu, apakah kita dapat berkata "ah... yang penting aku beriman kepada Tuhan". Gereja tidak dapat menutup mata dengan lingkungan sekitar, karena banyak orang yang haus akan Kristus, tetapi justru mereka ditolak, direndahkan dan dianggap tidak ada.

Kembali kepada tujuan hidup...



Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud (purpose) dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman (2 Tim 1:9 ITB)

In whom also we have obtained an inheritance, being predestinated according to the purpose of him who worketh all things after the counsel of his own will (Ef 1:11 KJV)

According to the eternal purpose which he purposed in Christ Jesus our Lord (Ef 3:11 KJV)

But thou hast fully known my doctrine, manner of life, purpose, faith, longsuffering, charity, patience, (2Tim 3:10)

When I therefore was thus minded, did I use lightness? or the things that I purpose, do I purpose according to the flesh, that with me there should be yea yea, and nay nay? (2Kor 1:17 KJV)

Beberapa ayat yang mengandung kata purpose, (saya sengaja mengambil terjemahan KJV yang lebih literal agar lebih dekat dengan kata aslinya), kita dapat lihat bahwa seolah-olah tujuannya sama. Dari orang yang berbeda tetapi tujuannya adalah tujuan Kristus. Trus apa yang membuatnya berbeda?

 Perbedaannya bukan terletak pada tujuan, tetapi terletak pada calling (panggilan hidup). Sebenarnya inilah yang sering didengungkan di masyarakat kita sebagai tujuan hidup.Okelah... kita sepakati dulu bahwa ketika kita bicara soal tujuan hidup, kita sedang membicarakan tentang panggilan hidup. Panggilan hidup adalah bagaimana kita dapat mencapai tujuan hidup yang sebenarnya itu.


CALLING ------- PURPOSE

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. (Rom 8:28 ITB)

And we know that all things work together for good to them that love God, to them who are the called according to his purpose (Rom 8:28 KJV).

Kita dipanggil berdasarkan tujuan Tuhan.Dan kita harus hidup berdasarkan panggilan kita sebagai umat Allah.


"... supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu" (Ef 4:1 ITB)
Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita (Rom 12:6 ITB)

Untuk mengenali panggilan Tuhan terhadap kita (our calling), maka dapat dilihat dari karunia apa yang kita miliki, talenta dan kemampuan-kemampuan yang ada dalam diri kita. Sebenarnya seiring berjalan waktu dalam menjalani kekristenan kita dengan sungguh-sungguh maka kita pun dapat mengenali apa panggilan Tuhan untuk kita pribadi. Kita ga perlu repot mengejar hamba Tuhan A atau hamba Tuhan B, nabi A, nabi B, agar mereka dapat "membaca" panggilan Tuhan terhadap kita. Walaupun karunia itu dapat kita minta, karena sifatnya pemberian, tetapi apa yang kita pikirkan, apa yang kita inginkan pasti sejalan dengan panggilan kita, jadi kita tidak perlu kuatir untuk jadi salah tanggap. Hal yang perlu kita lakukan adalah melatih dan menajamkan telinga kita, hati kita untuk tetap berkomunikasi dengan Tuhan, denger apa yang Tuhan mau.

[Tidak kebetulan jika kitab Korintus, Roma dan Efesus yang menuliskan tentang karunia (gift). Paulus ketika menulis surat Efesus, ia sedang ada di penjara Roma, ketia ia menulis tentang Roma, ia sedang ada di Korintus].

Panggilan terhadap masing-masing kita berbeda-beda, tetapi kita punya satu tujuan yang sama yaitu KRISTUS (Kristus adalah pengharapan akan kemuliaan ). Ketika tiap-tiap orang berfungsi dengan teratur, kita seperti tubuh yang sehat, karena saling menguatkan dan saling mengasihi (Ef 4:16 TSI).

Panggilan itu membutuhkan love. Kita harus dapat mencintai apa yang sedang kita lakukan. Panggilan juga ditandai dengan bersedianya seseorang untuk membayar harga, melewati masa-masa sulit. Calling must love the process. Panggilan tidak langsung dapat dikenali, dibutuhkan experiment, kadang ada masa jatuh bangun.

Jadi pertanyaannya adalah apa panggilan hidupmu. Tujuan hidup itu tidak ditetapkan tetapi ditemukan.So... bagan singkatnya akan menjadi....

IMAN --------- Calling (LOVE) -------- Purpose (HOPE)
                          talenta, karunia

Well.... karena saya kangen untuk nulis blog, makanyaaa.... saya berusaha untuk menulis, walau harus bayar harga (bandwidth internet), waktu dan meras otak (jadi sok pintar).. haha...





Tidak ada komentar:

Posting Komentar