Hanya pikiran spontan... hanya belajar...

Senin, 21 Januari 2013

Sabar

Malam terasa begitu panjang, ketika mendengar teriakan anak-anak, merasakan penderitaan mereka korban banjir. Di posko peduli banjir ini, sudah pukul 2.50 WIB, para voluntir sudah kelelahan, sementara para pengungsi masih belum bisa tidur. Ya.. Pantas saja, karena mereka memikirkan bagaimana nasib rumah mereka yang mereka tinggalkan sekarang. Seorang bapak akhirnya terlelap juga di sebelah anaknya yang sedari tadi rewel, tidak betah. Sementara seorang bocah lain nangis berteriak, ntah karena sakit atau apa.
Aku hanya memperhatikan prilaku orang2 sekelilingku, sejauh mata memandang. Ruangan ini begitu besar untuk menampung 200 orang, seorang bocah saja menangis, menggaung kemana-mana. Tiba-tiba terdengar lagi deru hujan deras. Biasanya hujan terdengar syahdu di tengah malam, tapi kali ini ia datang seperti monster yang mengerikan. Beberapa orang terlihat terbangun dan mengeluh "ah.. Hujan lagi".
Di tengah kegundahan orang-orang, dan tentu saja karena aku blum bisa memejamkan mata, seperti biasa... Aku mencari sesuat untuk diutak-atik. Biasanya sih klo ga main game ya baca 'mysword'. Sayangnya provider lagi ngambek online, akibatnya aku ga bisa main game online.

Kesibukan lain masih bs dicoba... Yukk maree baca alkitab saja. Klo kata orang baca alkitab bikin tidur makin pulas, klo gw justru bikin mata makin melek. Ntah kenapa mata ini nyangkut ini ayat ini...
"sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar" (2 Timotius 2:24).
Kata "sabar" di sini memakai kata Yunani "anexikakos", artinya "sabar", atau "bearing evil calmly", atau "forbearing". Thayer mendefenisikannya sebagai "patient of ills and wrongs, forebearing" = "sabar terhadap sesuatu yang buruk atau salah, menahan diri".


Nasehat ini ditujukan untuk hamba Tuhan. Dengan adanya nasehat ini kita tau bahwa seorang hamba Tuhan juga bisa kesal, marah, masih punya sisi jahat. Tetapi seorang hamba Tuhan itu harus bisa mengontrol, mengarahkan emosinya itu, harus bisa menahan diri terhadap hal-hal yang tidak seharusnya terjadi.
Masalahnya adalah banyak orang berdalih "ah.. Itukan untuk hamba Tuhan". Seringkali pengertian hamba Tuhan itu adalah label dari pendeta atau rohaniawan. Hamba Tuhan adalah orang mau menuruti Tuhan dan mengerjakan panggilan hidupnya. Pendeta atau rohaniawan belum tentu hamba Tuhan. Klo kita adalah Jesus' followers maka kita juga hamba Tuhan, right?
Dalam terjemahan lain disebutkan bahwa hamba Tuhan tdk seharusnya arguing, tdk bersungut-sungut dalam segala situasi.

Bagaimana dengan kita sekarang? Bagaimana kah kita ketika rumah kebanjiran, dinding kamar basah kena tampiasan air hujan tetangga, rumah kebocoran, dll. Honestly, it's so hard for me. Tapi.. Yuukk kita sama-sama belajar untuk menjadi pengikut Yesus (baca: hamba Tuhan) yang baik.
3.26 am, Monday morning...








Tidak ada komentar:

Posting Komentar