Hanya pikiran spontan... hanya belajar...

Minggu, 01 Mei 2011

Deal or Not Deal

"...dosa sudah mengintip di depan pintu,.." Kej 4:7

Kita selalu mengharapkan hal-hal yang terbaik dapat terjadi dalam hidup kita. Dalam doa kita meminta kepada Tuhan agar Tuhan melindungi kita, menjaga kita selalu. Dalam bisnis kita juga berharap dapat bertemu dengan orang-orang yang tepat. Itu baik sekali. Dan tiba-tiba muncul di kepala kita suatu ide untuk mencari orang-orang yang tepat itu di dalam gereja. Itu juga baik. Berbisnis sesama anak Tuhan itu baik. Tetapi ada kalanya kita lupa, bahwa orang-orang yang kita temui dalam gereja bukanlah malaikat, hanya lah sama sebagai manusia yang masih dalam progress menuju kesempurnaan.

Seringkali ditemukan kasus ketidaksepahaman di antara anak Tuhan, yang pada akhirnya mengakibatkan keretakan, salah satu ataupun kedua rekan bisnis itupun meninggalkan gereja. Keduanya saling menyalahkan, dan lebih parahnya lagi gereja dan gembala juga ikut salah. Padahal masalah awalnya hanyalah kesalahpahaman. Kesalahpahaman karena tidak saling mengenal. Di dalam gereja jarang sekali manusia itu mau menunjukkan karakter aslinya. Atau karena karakternya terselubung oleh kharisma. Memang seperti itu lah adanya tanpa memandang siapa orangnya. Karakter hanya dapat kita kenali ketika kita dapat duduk bersama, berdiri bersama, dan berjalan bersama. Dalam hal ini ada baiknya kita dapat saling menerima, saling menghormati karakter masing-masing orang. Sulit, tetapi jika tidak kita lakukan kita akan mudah sekali mengayalhkan ornag lain dan justru membunuh karakter yang telah kita bangun pula.



Ketika masalah kesalahpahaman datang, anak-anak Tuhan mulai menyalahkan iblis dan mengusir iblis. Padahal masalah utamanya bukan langsung di iblis. Tenaga habis untuk berperang yang tak tepat sasaran, dan sudah terlalu capek untuk memperbaiki atau membangun karakter yang menjadi masalah utamanya. Alkitab mengatakan bahwa Tuhan lah yang melatih tangan kita untuk berperang, namun sayang kita sering absen saat 'latihan perang' itu.
-000-


"Karena secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang menahan. Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan, pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya," 2Tes 2:7-8a. Siapa yang menahan si pendurhaka itu? Beberapa Teolog mengatakan bahwa Gereja Tuhan dan Roh Kudus lah yang menahan. 

Hal yang terpenting dalam hidup kita adalah keselamatan jiwa kita. Itu juga yang menjadi prioritas orang-orang Yahudi. Mereka melakukan hukum-hukum Taurat supaya mereka menerima keselamatan. Menerima keselamatan dengan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat itu adalah baik sekali. Namun sayang, setelah kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, kita tidak langsung berpindah alam ke alam baka. Status kita sudah menjadi anak Allah, sudah mempunyai akses kepada hidup kekal, tetapi kita masih harus tinggal di bumi. Artinya kita harus menjalankan keselamatan itu, kita harus menjaga keselamatan itu supaya tidak hilang. Bagaimana caranya? yaitu dengan bersekutu dengan orang-orang kudus lainnya.

Tidaklah cukup bagi kita hanya menyandang status anak Allah tanpa menggunakannya. Saling memperlengkapi sesama anak Allah dengan tujuan untuk mencapai kedewasaan penuh atau kesempurnaan (= teleios), atau biasa kita sebut dengan 'bersekutu' atau membuat suatu persekutuan orang kudus/ percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Anak-anak Tuhan perlu bersekutu dalam Gereja. 

Apakah gereja itu? Gereja berasal dari kata ekklesiasekelompok orang yang terpanggil, sebagai suatu majelis warga negara dari suaut negara yang mandiri. Tetapi dalam alkitab kita, di Perjanjian Baru telah memberinya suatu makna rohani sehingga ekklesia menjadi berarti sekelompok orang yang telah dipanggil keluar dari dunia dan dari hal-hal yang berdosa. (dikutip dari Teologia Sistematika, Thiessen).

Dari pengertian di atas dapat kita dapatkan bahwa gereja bukanlah menyatakan gedungnya, bukan mereknya, tetapi persekutuan orang-orang yang telah diselamatkan itu. Hal di atas juga menyatakan bahwa anak-anak Allah itu tidak dapat hidup sendiri. Anak-anak Allah itu harus bersekutu. Itulah selalu dianjurkan supaya kita tidak menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita.
"tidak cukup hanya menjadi anak Tuhan, kita perlu menjadi gereja Tuhan"


-000-

Ketika seseorang menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, artinya ia memanggil Penguasa yang lebih besar untuk memenuhinya, sebagai pengganti penguasa yang pertama., baik itu diri kita sendiri ataupun roh-roh jahat yang membuat manusia hidup dalam dosa. Jadi jika kita sudah memanggil Tuhan menjadi penguasa kita, iblis tidak berani dekat-dekat dengan kita, ia hanya bersiasat dari jauh. Itulah sebabnya kita perlu pintar menghadapi siasatnya. Jangan sampai kita kalah hanya karena siasatnya. Kita harus  dapat mengerti bagaimana melawan siasatnya.

Mari kita perhatikan ini "dosa mengintip di depan pintu". Hanya mengintip di depan pintu. Dan how come, gara-gara hanya diintip di depan pintu banyak anak-anak Tuhan yang sudah kalah?? Kita harus dapat mengerti hal ini. Ef 5:17 berkata "Jangan bodoh!!". Kita harus mengerti kehendak Tuhan. Kita dapat mempelajarinya dari Firman Tuhan,  dalam ilhaman Roh Kudus dan persekutuan dengan orang-orang percaya lainnya.

Kesalahpahaman dalam suatu kerjasama atau bisnis selalu terjadi hanya karena tidak memperhatikan hal yang 'di depan pintu'. Seolah mata kita terhalangi oleh kharisma seseorang. Kita lupa kalau kita sedang berhadapan dengan manusia yang sama seperti kita yang masih dalam progress menuju kesempurnaan. Dan lebih parah lagi banyak orang kristen yang kena tipu dengan slogan 'kasih'. Tidak ada yang salah dengan kasih, tetapi dalam penggunaannya banyak yang salah kaprah sehingga menderita kerugian.

-000-

Mari kita belajar dari perjanjian yang dibuat oleh Esau kepada Yakub:
"Kata Yakub: "Bersumpahlah dahulu kepadaku." Maka bersumpahlah ia kepada Yakub dan dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya". Kej 25:23 


Dalam hubungan kerjasama 'jual-beli' haruslah ada kesepakatan yang jelas. Semuanya haruslah di lakukan 'di depan pintu'. Janganlah kita silau akan kharisma seseorang, ataupun dibalik "ah... kita kan sesama anak Tuhan". Ketika Esau dan Yakub mengadakan perjanjian 'jual-beli' hak kesulungan, mereka sedang berada di dalam rumah ayah mereka. Ayah mereka ada di situ. Tetapi toh 'jual-beli' itu terjadi juga, (tercatat di bumi dan di sorga) dan berbuntut kerugian salah satu pihak.

Temans, mari kita bertindak bijaksana. Belajarlah dari Firman Tuhan supaya kita menjadi bijaksana. Mari kita tetap menjaga integritas kita, apapun hal yang tidak enak dilakukan orang lain terhadap kita. Terlebih lagi, mari kita belajar dari Firman Tuhan supaya kita tidak menjadi bodoh. Ciao!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar