Hanya pikiran spontan... hanya belajar...

Jumat, 26 Oktober 2012

Apakah Tuhan Pernah Iseng?

Judul ini berawal dari pertanyaan seorang teman dalam komsel. Pertanyaan-pertanyaannya membuat kami memikirkan alkitab, mengingat-ingat ayat-ayat. Pertanyaannya begini...

"Apakah Tuhan iseng telah menempatkan iblis dan pohon pengetahuan di dalam taman untuk menguji manusia? Apakah Tuhan tidak tau manusia bakal jatuh dalam dosa. Mengapa pohon itu harus ada di tengah taman, jika tidak ada pohon kan tidak ada dosa?"

Ntah bagaimana harus menjawab ini. Ide pertama yg muncul adalah karena free will yg Tuhan berikan. Jika saya punya anak, saya akan lebih senang jika anak saya mengatakan "I love you" tanpa harus dipaksakan. Kehendak bebas diberikan Tuhan untuk benar-benar mengetahui orang yang mengasihiNya.
Masih banyak ide-ide terlontar untuk memecahkan bersama pertanyaan ini. Rasanya senang dapat berdiskusi bersama. Padahal di awal kami berniat untuk membicarakan hal yang ringan saja. Apakah ini akan menjadi merupakan bahasan serius yang paling ringan? Ga taulah...



Apa yang saya pikirkan tentang hal ini? Sebenernya saya tidak berusaha berpikir apa-apa, dan ingin mendengarkans aja apa yang menjadi topik bahasan, tetapi kisah-kisah di kitab Kejadian itu terngiang-ngiang dan hampir rapi tersusun dalam pikiran. Akhirnya kulontarkan juga komentarku.
Ketika Tuhan menciptakan langit dan bumi, iblis diusir dari sorga. Rentang waktu antara Kej 1:1 dan Kej 1:2 "Bumi belum berbentuk dan kosong (chaos), gelap gulita menutupi samudera raya..". Kej 1:4 mengatakan bahwa Allah memisahkan gelap dari terang, dan tidak tertulis sama sekali Tuhan menciptakan gelap. Ya.. Gelap ada karena kejatuhan iblis. Tuhan juga tidak pernah membentuk bumi supaya kosong, tetapi Ia menciptakanNya utk didiami (Yes 45:18).

Mungkin dari sepotong penjelasan ini akan muncul pertanyaan "mengapa Tuhan tdk mengulang saja pembentukan langit dan bumi yg telah dikontaminasi iblis. Yer 29:11 "rancanganku bukan rancanganmu..". Kalau Tuhan sudah membuat rencana, rencana itu akan terlaksana, berbeda dgn rencana manusia yg sering gagal dlm (masih) berencana. Either manusia... Misalnya seseorang yg berencana membuat pabrik, semua persiapan telah matang, sudah proyek sudah jalan, apakah akan berhenti hanya jika ada seorang karyawannya yg membuat masalah, melempari pabrik, dlsb. Jika manusia saja tdk akan berhenti terhadap rencananya yg diganggu orang, terlebih Tuhan. Yes 55:11 Firman yg keluar dari mulut Allah tdk akan tdk akan kembali dengan sia-sia.

Ketika Tuhan sdh menciptakan manusia, Tuhan membuat suatu perjanjian, yg dikenal dengan Perjanjian Adam, agar manusia berkuasa. Kej 1:28 "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah....".

"Berkuasalah engkau" berasal dari kara Ibrani 'radah' = kuasai, perintahkanlah. Sedangkan kata "taklukkanlah" berasal dari kata Ibrani 'kabas' = taklukkanlah, jadikan mereka hamba. Keduanya jika ditelusuri kembali pada akar kata kerja "menginjak-injak". Itulah sebabnya, laki-laki diciptakan untuk memerintah dengan cara memperlihatkan kekuasaannya, jika perlu dengan paksaan, dan kedudukannya sebagai tuan atas segala ciptaan.

Pandangan sekilas yg dibutuhkan manusia untuk berkuasa di bumi adalah "mengusahakan dan memelihara taman itu" (Kej 2:15) dan "berkuasa atas. Buatan tangan-Mu: segala-galanya telah Kau letakkan di bawah kakinya (Mzm 8:7). Konsep penciptaan manusia adalah Tuhan adalah Raja Agung penguasa atas segalanya, dan manusia adalah bawahannya yang mempunyai bawahan lagi yaitu ciptaan Tuhan lainnya. Tuhan mau agar Dia menjadi satu-satunya tuan tidak ada lain. Tuhan mau agar manusia itu submit kepadaNya, di bawah payung otoritas-Nya untuk dikasihi-Nya. Tetapi ketika manusia itu (hawa) mendengar perkataan iblis dan percaya akan perkataannya dan melakukannya, maka saat itulah manusia jatuh dalam dosa. Manusia jadi mempunyai tuan alternatif, berpindah ke payung otoritas lain. Itulah yang membuat manusia menjadi memberontak. Sangat ironis ketika iblis mengatakan "kamu akan menjadi seperti Allah", hal ini tidak membuat manusia itu lebih dekat kepada Allah, tetapi justru sebaliknya saat itu iblis mengajak manusia untuk memberontak terhadap Allah. Padahal Allah sudah membuat manusia itu segambar dan serupa dengan-Nya. Mazmur 8:6 mencatat Tuhan menciptakan manusia hampir sama dengan-Nya, memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. Tetapi manusia di sini lebih mendengar iblis daripada Firman yang Tuhan sampaikan. Dosa pemberontakan di sini adalah dosa 'idolatry', yaitu mempunyai ilah lain selain Tuhan.
Dosa tidak berhenti di situ, ia menjalar kepada Kain yg membunuh Habel, Lamekh yg membunuh, pemberontakan Menara Babel, dll. Apa yg membuat pembunuhan adalah dosa? Apa yg membuat pendirian menara Babel adalah dosa?

Kej 9:5-6 Tuhan menuntut nyawa sesama manusia, karena manusia itu adalah gambar-Nya. Sesudah manusia jatuh dalam dosa pun, manusia tdk kehilangan gambar Allah, tetapi gambar Allah dalamnya itu telah rusak. Kemudian apa yg membuat dosa pada pendirian menara Babel? Kej 11:4 "...marilah kita mencari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi". Ini adalah pemberontakan terhadap perjanjian Adam "penuhilah bumi". Sekarang kita bisa melihat akibat-akibat dari dosa pertama, yaitu penyembahan berhala.

Kembali ke topik...
Apakah Tuhan menaruh iblis dalam taman Eden untuk menggoda manusia? Kej 2:15 "Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden..". Tuhan menempatkan manusa di taman Eden. Saya belum bisa menemukan dalam alkitab kalau iblis di tempatkan di taman Eden untuk menggoda manusia, tetapi yang jelas iblis diusir dari sorga (Yes 14:12).

Mengapa pohon pengetahuan itu diletakkan di tengah taman? Apakah Tuhan iseng menguji manusia? Menurut saya, Tuhan tak pernah iseng, apa yg dilakukanNya pasti ada tujuannya. Menurut hipotesa saya, pohon itu ditaruh di tengah taman bukan untuk menggoda/ menguji manusia, tetapi pohon itu merupakan reward/ hadiah atas perjanjian pertama yg Tuhan berikan kepada manusia (melalui Adam), namun kita telah melihat banyak kegagalan-kegagalan untuk memenuhi perjanjian itu. Apakah pantas bagi manusia mendapatkan reward atas kegagalan mematuhi perjanjian? Apakah jika seorang ayah yg telah berjanji kepada anaknya, jika anaknya mendapat nilai yang baik akan memberikan hadiah, bagaimana jika anak ini tidak mendapat nilai yang baik kemudian melanggar perjanjian dan mencuri hadiahnya? Ya.. Tetap saja ayahnya mengasihi anak itu, tetapi tetap saja anak itu telah melanggar perjanjian dan tdk dapat mengambil hadiahnya.

Wahyu 2:7
"Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah".

Siapa yg menang, siapa yg mematuhi perjanjian itu akan mendapat makan dari pohon kehidupan. Jadi pohon kehidupan itu merupakan reward/ hadiah bagi siapa yg menang.
Kenyataannya manusia berdosa dan melanggar perjanjian. (Long story short) manusia butuh Yesus Kristus(Adam Kedua: Adam yang tidak jatuh ke dalam dosa), yang datang ke dunia bukan hanya untuk mati dan menebus manusia, tetapi untuk hidup sebagai 'Adam' Kedua, yaitu keadaan manusia sebelum jatuh ke dalam dosa. (Sebagian cerita tentang manusia yang belum jatuh ke dalam dosa dapat dilihat di Yes 11:6-9).
Mengapa Yesus harus menebus manusia?
 
Ketika Tuhan memberikan perjanjian2Nya kepada Adam, Nuh, Abraham, Israel (melalui Musa), Ia bertindak sebagai Raja Agung yg ingin menghibahkan sesuatu kepada umatNya, tanpa syarat apapun. Hanya karena kasih karunia saja. Itulah sebabnya bagaimana perjanjian itu diberi tidak butuh syarat apapun, tetapi isi perjanjian itu mengandung syarat. Mengapa Yesus mendatangi manusia dan memberikan perjanjian (yang berisi berkat), yaitu karena kasihNya. Manusia yang berdosa telah merusak gambar Allah dalam diriNya. Tuhan Yesus berinisiatif mendatangi manusia untuk memulihkan gambar Allah dalam diri manusia itu. Manusia yang menerima Yesus akan mendapat status anak, tetapi secara fungsionalnya ia adalah hamba (yg harus taat kepada tuannya, yaitu Tuhan). Hanya anak yg ditebus, hamba tidak. Rancangan penebusan sdh terjadi sejak awal. Israel adalah lambang untuk anak yang dikasihi Tuhan. Tuhan memilih Israel sebagai anak-Nya itu tanpa syarat. (Ul 32:6 "Bukankah Ia Bapamu yang mencipta engkau?"). Tetapi ketika mereka setuju untuk submit kepada Tuhan sebagai Bapa, ada syarat-syarat yg harus dipenuhi.

Jadi, apakah Tuhan pernah iseng untuk menciptakan langit dan bumi? apakah Tuhan iseng untuk menaruh manusia dalam taman Eden? Apakah Tuhan juga iseng untuk mempermainkan manusia dengan mencobainya?
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar