Hanya pikiran spontan... hanya belajar...

Minggu, 17 Juli 2011

Benarkah Dia Tak Pernah Tinggalkan?

"Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." Ibr 13:5

Jumat lalu kami berlatih lagu "Everywhere That I Go" by Israel Houghton. Lagu ini jika diresapi dan diperhatikan kata-katanya, deuhh... lagu yang sangat romantis. Pelatih kami bilang, "Kemana elu, Gw ada". Itu bahasa 'manusia'nya. Saat berlatih aku mengingat ayat-ayat alkitab yang merujuk ke lagu ini. Dan mulai menorehkan pertanyaan di pikiran ini "siapakah 'engkau' yang dimaksud di sini? Apakah 'engkau' di sini termasuk juga saya?  'engkau' ini tunggal atau jamak?". Pertanyaan itu pun mulai berlanjut kurang sopan "Benarkah Dia Tak Pernah Tinggalkan?"

Aku baru menikah. Umur pernikahan kami baru 3 mingguan. Rasanya ga rela untuk berpisah walau sebentar. Uppss... walaupun hanya dia meninggalkan percakapan kami untuk mengecheck twitternya. Apalagi jika dia harus pergi beberapa waktu lamanya, kadang harus lembur di kerjaannya sehingga pulang larut malam, bahkan pagi. Dan jam 9 pagi harus berangkat lagi untuk bekerja. Sangat tidak enak rasanya ditinggalkan.

Dulu, ketika ku masih kecil, aku juga sering ditinggal oleh orang tua untuk bekerja di luar kota. Pernah kuingat  suatu malam kubermimpi dan berteriak keras menyebut papi, dan beberapa kali aku sampai sakit demam karena ditinggal ortu untuk bekerja di luar kota. Walaupun kami sering berselisih pendapat, namun sesekali ku sampai bermimpi jika sesuatu akan terjadi padanya ataupun pada waktu sakitnya.


Ketika ku menikah rasa ditinggal pasanganku, rasanya sangat berbeda dengan ketika ditinggal bekerja ortu. Waktu pacaran dulu pun, kami sering terpisah oleh jarak, tapi tak merasakan suatu kerinduan yang seperti ini. Sekarang kami terikat oleh sebuah komitmen. Rasanya beda. Rasanya kangennya beda.

Janji penyertaan Tuhan pertama kali diberikan kepada Ishak. Kej 26:24 "...janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau". Tetapi janji 'tidak pernah meninggalkan' diberikan kepada Yakub (Israel).


Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke manapun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu." Kej 28:15

Janji Tuhan kepada Israel bukan hanya penyertaan dan perlindungan, tetapi mendapat penegasan "Aku tidak akan meniggalkan engkau". Mari kita belajar sedikit tentang perbedaan hal-hal ini.
  1. beserta, menggunakan preposisi with atau dalam bahasa Ibraninya im. Kata ini digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang dilakukan bersama-sama, makan bersama, bicara dengan, untuk memiliki persahabatan dengan. Ini adalah hubungan yang terpisah tetapi dalam keadaan bersama-sama, seperti darah dan daging, orang jahat dan orang benar.
  2. melindungi, menggunakan kata keep atau dalam bahasa Ibraninya šāmar, artinya menjaga, melestarikan, memperhatikan, merawat. Kata ini juga digunakan ketika menyimpan atau mempertahankan barang tertentu. Kata ini juga berarti mengamati dan memelihara untuk suatu tujuan dan diikuti kata kerja yang menunjukkan tujuan atau cara. Tuhan adalah pemerintah yang mengawasi moral umat-Nya, mengawasi perilaku moral dan spritual (Ayub 10:14).
  3. 'tidak meninggalkan' atau not leave. 'Leave' di sini dalam bahasa Ibraninya ‛āzab, artinya pergi, meninggalkan, untuk lepas, seperti pergi ke lokasi baru atau memisahkan diri dari orang lain. Berarti Tuhan tidak melakukan ‛āzab. 
Jadi, selain Tuhan beserta dan melingdungi, Tuhan juga tidak meninggalkan Israel. Jika janji kepada Ishal hanya janji penyertaan, tetapi berbeda janji kepada Yakub (Israel), bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan mereka. Tetapi pertanyaannya lagi, benarkanh Tuhan tidak pernah meninggalkan? Apakah dengan demikian Tuhan berbohong? Sekali-kali tidak!

Ada beberapa ayat yang tertulis di alkitab bahwa Tuhan meninggalkan Israel. Dan bukan saja kepada Israel, tetapi kepada nabi-nabi-Nya dan lebih anehnya lagi kepada Anak-Nya sendiri. 

"Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku" Maz 22:2

"Pada waktu itu murka-Ku akan bernyala-nyala terhadap mereka, Aku akan meninggalkan mereka dan menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, sehingga mereka termakan habis dan banyak kali ditimpa malapetaka serta kesusahan. Maka pada waktu itu mereka akan berkata: Bukankah malapetaka itu menimpa kita, oleh sebab Allah kita tidak ada di tengah-tengah kita?" Ul 31:17

"Firman-Nya kepadaku: "Kaulihatkah, hai anak manusia, apa yang dilakukan oleh tua-tua kaum Israel di dalam kegelapan, masing-masing di dalam kamar tempat ukiran-ukiran mereka? Sebab mereka berkata: TUHAN tidak melihat kita; TUHAN sudah meninggalkan tanah ini." Yeh 8:12

"...Sebab Aku tidak akan berjalan di tengah-tengahmu..." Kel 33:3

"...Tetapi tidak ada TUHAN dalam angin itu.." 1Raj 19:11

Ada 8 ayat (paling tidak) yang ditemukan penulis janji bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan (Jek 28:15; Ul 4:31; 31:6; 31:8; Yos 1:5; Yes 41:17; Yes 59:21; Yoh 14:18; Ibr 13:5). Tetapi ayat-ayat yang tertera sebelumnya telah kita lihat bahwa Tuhan pernah meninggalkan. Dan kita bertanya-tanya tentang penyebabnya.

Peristiwa Tuhan meninggalkan Israel (jasmani atau rohani), adalah karena dosa. Ketika Yesus menanggung dosa seluruh dunia, Ia dianggap hina karena dosa. Ia dianggap kena kutuk. Allah Bapa tidak sanggup untuk melihat, sehingga meninggalkan sejenak, karena Tuhan itu  tidak dapat 'bercampur' dengan dosa. Begitu juga dengan perjanjian atau komitmen yang menyertai antar Tuhan dan Israel, bahwa Tuhan akan melakukan janji-Nya jika Sirael juga patuh terhadap komitmen untuk tetap setia dan menjauhkan diri dari dosa. Begitu juga dengan Elia yang dianggap bersalah dan akan dihukum dengan angin badai. Angin yang biasanya tempat 'tahta' Tuhan, namun saat itu Tuhan tidak ada di sana. Hanya karena dosa saja lah Tuhan tidak bersedia untuk ditemui.

Sekarang, melalui Tuhan Yesus Kristus, pintu anugerah itu terbuka lebar bagi siapa saja yang mau menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi. Dosa kita ditanggung-Nya, sehingga kita dapat dengan bebas menghampiri tahta kasih karunia Allah Bapa itu. Bahkan Ia pernah ditinggalkan karena menanggung dosa, supaya kita jangan ditinggalkan oleh Bapa. Betapa kita harus bersyukur atas apa yang Tuhan Yesus telah lakukan untuk kita. Tidak ada lagi kesedihan karena ditinggalkan. Amin?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar