Sejarah membuktikan bahwa pernah ada peraturan "dilarang nonton teater". Walaupun secara zaman sekarang teater dan bioskop berbeda namun masih di dalam satu kategori yang sama. Schnabel dalam bukunya "Paulus Sang Misionaris" yang diterbitkan oleh Penerbit ANDI, 2010: 260, mengatakan bahwa
"Orang Kristen non-Yahudi tidak bisa lagi mengunjungi teater, amfiteater atau sirkus karena pertunjukannya menyatu dengan kerangka kerja keagamaan penyembahan berhala tradisional dan nilai-nilai yang dipromosikan yang ditinggalkan petobat baru. ... Menjadi orang Kristen dalam beberapa hal meyiratkan kehilangan atau penyingkiran dari budaya tradisional"Nah.. dalam kondisi seperti itu tentunya Paulus sedang mengajarkan jemaat non-Yahudi yang baru bertobat dan tergabung dalam komunitas Kristen. Kebiasaan non-Yahudi pada zaman itu seperti aktivitas seksual, mengunjungi pelacur haruslah diubah. Paulus tentu saja mengalami sedikit kesulitan untuk mempersatukan antara petobat yang berasal dari Yahudia dan yang berasal dari non-Yahudi, karena mereka memiliki standar yang berbeda. Mereka dididik di lingkungan berbeda dan dengan cara berbeda. Oleh sebab itu komunitas baru yang ada di Korintus itu perlu ada pengajaran.
Gereja zaman sekarang tampaknya tidak mau pusing akan perubahan-perubahan zaman. Ada beberapa gereja yang masih keras menjaga jemaatnya untuk tidak pergi ke bioskop, karena hukumnya adalah dosa. Akibatnya adalah banyak anak muda yang tidak suka lagi ke gereja, karena gereja penuh dengan peraturan yang bertentangan dengan zaman. Gereja seakan tidak dapat berdamai dengan dunia. Bukankah gereja adalah terang dunia?
Setiap gereja memang memiliki visi dan misi yang berbeda dalam mengelola jemaatnya. Ada gereja yang mempunya visi "menjadi terang dunia", ada yang mempunyai visi "generasi yang kuat dan mengenal Tuhan-Nya". Dari visinya saja sudah terlihat arahnya berbeda. Gereja yang mempunyai visi "menjadi terang dunia" sudahlah pasti memproduksi jemaat yang berkarya di luar gereja dengan tetap beriman kepada Yesus Kristus. Dalam pekerjaan mereka, dalam sekolah mereka dalam aktivitas mereka haruslah menampakkan jati diri Yesus Kristus dalam diri mereka, supaya mereka pantas disebut anak-anak Tuhan. Memang tidak langsung berhasil, karena butuh proses yang panjang. Mungkin kita bisasaja sedang berhadapan dengan anak Tuhan yang belum sepenuhnya menampakkan jati diri Kristus dalam hidupnya. Hendaknya yang rohani menuntun yang kurang rohani. Gereja yang mempunyai visi "generasi yang kuat dan mengenal Tuhan-Nya" lebih melatih jemaat ke dalam, mengenal Tuhan lebih dalam. Tidak ada masalah dengan perbedaan itu. Hal yang mempersatukan adalah Tuhan Yesus Kristus. Setiap visi juga mempunyai tanggung jawab yang berbeda, dan resko yang berbeda pula.
Menurut saya... sebelum kita menyatakan maksud kita kepada orang lain, baiknya kita mendengarkan maksud mereka terlebih dahulu. Demikian juga dengan anak muda Kristen di gereja, pembina juga harus mengetahui apa yang mereka mau, apa yang mereka perlukan, mendengarkan mereka sebelum mendidik mereka dalam kebenaran. Kita harus memahami seringkali kita sulit memenuhi tuntutan karena ada sesuatu yang kurang dalam diri kita. Begitu juga dengan para anak muda tidak mudah menerima apa yang diberitakan oleh pembinanya jika ada ganjalan di hati mereka, ketidakmampuan mereka.
Aniway.... tentang nonton di bioskop, benarkah itu dosa? Dapatkah menggunakan ayat 1Kor 6:12-20 untuk melarang anak muda pergi nonton di bioskop? Well.. ini bukan hanya pemenuhan kebutuhan "gaul" oleh anak muda, tetapi jika kita memperhatikan latar belakang ayat ini, larangan ini tidak tepat sama sekali. Baiknya kita tidak mencari ayat hanya untuk memenuhi "kebutuhan emosi" kita saja. Carilah kebenarannya dan menggalinya lebih dalam.
"Hati-hati menggunakan ayat Alkitab, karena ia tajam dan berbahaya!"
Well memang beberapa gereja tdk membolehkan utk ke bioskop terlbih lagi utk para imam2 .. Bukankah Alkitab sdh berkata jauhilah pergaulan yang buruk.. Tempat tempat seperti karaoke, club malam, bioskop dianggap sebagai tempat pergaulan yang kurang baik oleh sebab itu beberapa gereja melarang utk pergi Kesana... Apakah pergi ketempat tempat dgan pergaulan yang kurang baik merupakan bagian dari menjadi terang dunia? Ingat! Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik
BalasHapus