* Ini hanyalah cerita hidup gw. Semoga memberkati pembaca.
Beberapa hari ini, dan juga jika mau lihat jauh ke belakang, Tuhan sangat menolong kami berdua dalam rumah tangga kami. Hal ini memang sudah berjalan 6 bulanan namun betapa bodohnya kami, karena kami baru bisa menyadari hal ini beberapa hari ini. Cerita ini akan saya mulai dengan kejadian yang terjadi dalam sepuluh hari.
Sebagai latar belakang cerita ini, kami di-hire oleh salah satu lembaga kristen untuk membantu mempromote salah satu terjemahan baru Alkitab dalam bahasa Indonesia. So... caranya adalah dengan siaran di radio. Kami menjalaninya atas dasar kami mengasihi Tuhan dan ingin turut dalam pekerjaan Tuhan. Secara finance sebenarnya tidaklah besar, dan kami tidak fokus kepada duit. Kami memang butuh uang tetapi uang bukanlah satu-satunya yang dapat memuaskan jiwa.
Hari sabtu yang lalu, di salah satu gedung bilangan jalan besar jakarta diadakan seminar. Seorang pembicara yang luar biasa datang, dan kami tidak mau ketinggalan untuk mengikuti seminar tersebut. Saya sebagai manusia yang kurang gape berbahasa inggris masih tertolong oleh penterjemah yang membantu menterjemahan sehingga saya bisa mengerti apa isinya. Tetapi pada hari seninnya, ga da penterjemah. Itu adalah momen yang paling nyiksa dalam hidup gw. Gw tuh sudah lama ga dengerin orang bule membawakan kuliah so... sangat sulit bagi saya untuk menangkap kata demi katanya. Teman-teman lain yang jago berbahasa Inggris aje pada ga ngerti apa isi seminarnya, apalagi gw yg ga terlalu mengerti bahasa Inggris. Well memang saya merekam tetapi belum sempat mendengarkannya lagi. Ada beberapa hal yang dapat saya tangkap dan ternyata hal itu menjadi perdebatan di antara beberapa teman. Inti yang mau saya ceritakan sebenarnya bukan isi seminarnya, ya walaupun nanti di akhir tulisan ini saya berharap dapat menuliskannya.
Hari sabtu itu, rasanya gw sedih karena melihat hp kesayangan gw pecah. Dan gw ga tau pecahnya kpan. Karena ga pernah jatuh dalam waktu dekat sebelumnya. jadi aneh aja koq bisa tiba2 pecah. Apakah ada iblis yang memecahkannya, no... bukan itu maksud saya. Secara gw memang mau mengganti hp ini, karena sudah penuh secara memori internal. Software Alkitab aja ga bs ditambah lagi. Tapi sayang aja. Secara ekonomis belum layak diganti. Karena dah niat ganti makanya budget juga sudah tersedia. Namun belakangan ini, dua bulan terakhir ini, kami harus lebih banyak mengunjungi rumah sakit, dan dua minggu sekali harus ke lab. Biayanya begitu menguras dompet dan kesabaran. haha. Jutjut pasti ada seminggu. Sementara saat ini... ya begitulah. Akhh... kami hanya berusaha untuk tidak memikirkannya. Okey... so saya berpikir untuk mengalokasikan budget beli hp baru untuk biaya RS. Namun secara hati nurani, sepertinya ga bisa, karena saya seperti sudah berkomitmen bahwa uang yang ini harus dilokasikan untuk beli hp. Tapi untuk beli hp baru dalam kondisi gini juga ga layak. Akh sudahlah... hp hanya pecah layarnya maih bisa digunakan, hanya saja gambarnya tidak begitu jelas. haha.
Hari minggunya, keesokan harinya... sepulang gereja, kami mencari makan siang di luar kompleks gereja. Kami mencari bakmi di daerah cikini, karena perubahan-perubahan di tubuh ini minta makan bakmi sehari sekali... haha. So... sepulang dari makan bakmi, eh... kami diserempet oleh bus pariwisata yang membawa mahasiswa. Dan si penyerempet dan kepala rombongan mahasiswa itu justru menyalahkan kami. Rasanya pengen marah dan melanjutkan pada jalur hukum. Namun saya berpikir, si sopir aja ga tau klo dia salah, dan serombongan masiswa yang ga memakai logikanya juga menyalahkan kami. so... ngapain harus bertegang leher dengan orang bodoh, nanti tambah bodoh. So kami released aja mereka, dan kami harus menanggung kerusakan mobil kami. Which is pintu mobil di sebelah kanan tidak dapat dibuka. If you there dan pake logika, tidak mungkin kami yang salah, karena kami jalan di jalur kami. Tetapi klo orang2 yang hanya mikirin diri sendiri pastilah nyalahin kami. Beberapa orang teman yang tau cerita ini ikut merasa panas pengen nonjok. Ya... secara manusia juga kami pengen nonjok. sempat dalam pikiran gw, klo aja ini adalah daerah dimana saya dibesarkan, pastilah si sopir dan ketua rombongan mahasiswa itu tidak tidur di rumah malam itu. Tapi saya berusaha meredam emosi saya dan menenangkan my spouse. Intinya gini, ini hanyalah kejadian yang "noel sedikit", ga da artinya jika dibandingkan dengan apa yang akan kami sampaikan pada siaran minggu malam. Waduh.. ini seperti pesan paskah ya, "pederitaan yang kamu alami ga sebanding dengan kemuliaan yang akan datang". Sungguh menyakitkan... hikss. Rasa panas dan kesal itu hilang di bawa tidur siang waktu kami kembali ke rumah. So... klo dipikir-pikir lagi, gimana jadinya klo saat itu maksa diri bahwa kami yang benar, dan mereka yang salah, trus pukul-pukulan, telepon temen untuk bantuin, deuuhh... pastinya sampe hari ini rasa kesal itu masih ada. Kebenaran itu walaupun tak terlihat bukan berarti ga ada. Yesus aja ga mempertahankan kebenaran, sampe Dia mati karena dianggap salah. Emas walaupun ga kelihatan, ga berubah jadi batu. Kebenaran akan tetap benar, dan kebenaran tidak butuh pembelaan. apakah kami berasal dari dunia ini sehingga kamu minta pembelaan dari dunia ini?
*jiahhh... gw seperti orang berhikmat ya... hahha. Gitu deh klo kita kena masalah. Klo ga nambah bijak ya nambah bego. Tinggal pilih aja teman.
Hari seninnya... kami ikut seminar. Dan gw merasa jadi bego banget. "Ya Tuhan kiranya minta perpanjangan waktu supaya gw bisa belajar bahasa inggris lagi". Tuhan mengirim beberapa ekspat ke komsel kami, dan sudah setahun lebih, gw baru bisa dengerin mereka aja belum bisa nyela pembicaraan mereka. Hikss... sedih banget. Apa gw harus tinggal di LN ya setahun gtu. Sedih banget.. hiiikkss.
Hari selasa... gw memutuskan untuk melirik isi rekening gw, ternyata isinya... masih cukup untuk berpartisipasi dalam persembahan khusus yang diadakan gereja. Okelah saya langsung transfer sebelum waktunya selesai. Ya... tertinggal sedikit saja untuk beli pulsa. Memang kami tidak bisa beri banyak, sperti teman-teman yang lain. Tapi kami punya iman bahwa Tuhan bakal terus memelihara hidup kami. Memang ada beberapa orang yang bilang ke kami "kalau kalian butuh apa-apa bilang aja ke saya", justru orang-orang seperti itu akan kami hindari. Biasanya itu ga betul. Nah... setelah kami menunaikan persembahan khusus kami di siang hari, tentu saja saya berdoa dulu, ehh... ga nyangka ada orang yang mau membayarkan biaya mobil kami. Puji Tuhan. Sampe sekarang mobil belum dibawa ke bengkel karena masih dibutuhkan. klo ke bengkel harus nginep paling ga seminggu.
Hidup berjalan seperti biasa.... tetep ke lab, ke RS, seek doctors. Hari minggu... kami pergi siaran lagi. Dan sepulang dari siaran, ban mobil dikempesin orang. Padahal di gedung itu ada satpam 2 orang. Ckckk. Kami harus melalui tol, jadi kebiasaan mengecek ban mobil sebelum berangkat itu sangat membantu. sehingga kami langsung ke pom bensin yang ada tambah anginnya.
Well... walaupun kita berbuat baik, tetap aja kita disalahkan, atau ada hal yang bisa membuat kita celaka. So kita harus berhati-hati. Memang benar kebenaran akan menang, tapi ga sekarang. nanti.
Tuhan menolong kami dengan dasyat. Thanks God. Makasih juga buat orang-orang yang berkomitmen mendoakan kami