Dalam beberapa bulan ini, saya turut bersedih dengan teman-teman yang kehilangan "dambaan hatinya". Sebenarnya kuingin berkata "beruntunglah wahai teman, karena sebelum janur kuning melengkung, dirimu sudah menemukan bakat selingkuh pasanganmu. Sudahlah... jangan bersedih lagi, cari yang baru, selagi masih muda". Mereka yang ditinggalkan sang pacar merasakan betapa kehilangan setengah dari jiwanya. Rasanya memang sangat menyakitkan ditinggalkan sang pacar.
Anehnya kebanyakan kasusnya laki-laki yang ditinggal oleh perempuan. Dan menurut pengakuan dari beberapa laki-laki, "gw kurang apa? gw setia, gw perhatian, gw sudah kasih ini itu... gw sudah berikan yang terbaik buat dia. Koq tega sihhh ninggalin gw?? Setelah sekian lama pacarann.... Sakitt hati iniii". Saya nanya balik, "sebenarnya apa sihhh poin utama keberatan kamu, klo putus yaa sudah cari yang baruu! Koq harus repot". Ada yang menjawab "Urusannya bukan gtuuu... kan sudah investasi waktu sekian tahun, gw dah belikan ini ituu..". Urusan hati memang agak repot. Walaupun kaum pria sangat mengagungkan logika yang mereka punya, mereka juga kewalahan menata ulang hati mereka ketika ditinggal sang dambaan hati.