Iman itu harus dipraktekan barulah kita dapat mengerti apakah iman itu. Belajar tentang iman tidaklah bisa langsung mengerti serta-merta. Kita harus melalui berbagai potongan-potongan kecil, bahkan kadang kita mendapat serpihan pengertian, sedikit demi sedikit.
Pagi ini saya merengungkan Firman Tuhan dari kitab Perjanjian Lama, kitab Yeremia. Jika dibaca keseluruhan satu pasal itu, tidaklah secara langsung merujuk tentang iman seperti pendefenisian iman dari kitab Ibrani itu. Tetapi betapa kagetnya saya ketika saya menemukan suatu esensi penting tentang iman dari Yeremia 32. Hmm... memang sih klo dibaca sekilas saja, tidak ada hal penting apapun, kecuali sejarah dan tulisan panjang sampai ayat 44.