Salah satu kebtuhan dasar manusia adalah ACCEPTENCE, atau penerimaan. Jadi ketika manusia itu tidak diterima ataupun ditinggalkan, tentulah seperti langit runtuh menimpanya. Seperti suami istri yang ditinggalkan pasangannya (salah satunya pergi selamanya), menurut survey orang yang ditinggalkan pasangannya akan kehilangan 99% semangatnya. Yesus dan Bapa adalah satu. Tidak mudah bagi Yesus ketika Bapa memalingkan wajah-Nya, hal itu adalah penderitaan.
Ketika Tuhan ditinggalkan oleh umat-Nya, hati-Nya sangat sakit. Ketika umat-Nya berpaling kepada Baal dan memohonkan hujan, Tuhan sangat marah. Ia juga merasa sangat ditinggalkan dan tidak dianggap, tidak dihormati. Tetapi Tuhan tidaklah selamanya marah. Ia lah yang terlebih dahulu mendatangi umat-Nya itu. Ia adalah Bapa yang penuh kasih. Kadang Ia berbagi 'rasa' kepada nabi-nabi-Nya, dan berjanji akan menyelamatkan umat-Nya. Suatu kali Ia berjanji dan menitipkan pesan itu kepada umat-Nya melalui nabi Yeremia. Janji-Nya pastilah Ya dan Amin. Ia tidak pernah berdusta.
Tuhan memberikan janji yang kekal kepada umat-Nya:
Yer 32:40 Aku akan mengikat perjanjian kekal dengan mereka, bahwa Aku tidak akan membelakangi mereka, melainkan akan berbuat baik kepada mereka; Aku akan menaruh takut kepada-Ku ke dalam hati mereka, supaya mereka jangan menjauh dari pada-Ku. Yer 32:41 Aku akan bergirang karena mereka untuk berbuat baik kepada mereka dan Aku akan membuat mereka tumbuh di negeri ini dengan kesetiaan, dengan segenap hati-Ku dan dengan segenap jiwa-Ku.
Janji ini digenapi dalam diri Yesus yang adalah Immanuel bagi kita, "Tuhan beserta kita". Bayangkanlah Yesus rela untuk 'ditinggalkan Bapa' hanya supaya kita mendapat akses kapan saja dapat datang kepada Bapa melalui Yesus. Sugguh Ia tidak akan meninggalkan kita. Kita yang sudah kehilangan harga diri karena dosa, tetapi dibenarkan-Nya supaya kita menjadi berharga. Layaklah Ia kita beri hormat dan ketaatan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar