Masih segar di ingatanku perkataan ini "Orang kristen itu sudah sepantasnya diberkati". I like it. Karena kasih karunia Tuhan melalui Tuhan Yesus Kristus, kita bisa meminta apa saja. Bukan hanya apa yang kita butuhkan tetapi apa saja. Tentu saja termasuk keinginan-keinginan kita.
Jumat lalu my Dad was coming to town. Biasanya aku sangat excited mendengar berita kedatangannya. Tetapi Rabu lalu, tidak begitunya, karena cuaca buruk dan ditambah dengan banjir juga. Biasanya beliau cepet bete jika terjebak macet. Dan I just affraid He cannot enjoy his coming to this city. Apalagi hari Kamis lalu, dari pagi (bahkan dari Rabu) sudah hujan besar. Hujan berhenti, hujan berhenti. Di tv juga sudah diberitakan sana-sini sudah banjir. Rasanya Jakarta sudah dikepung banjir. Aku membujuk my Dad untuk tidak usah datang. Tetapi di sisi lain aku juga merasa bagaimana jika beliau jadi berpikir klo aku tidak menginginkan kedatangannya. So... aku putuskan untuk tidak memaksa. Let's God will be done. Upss... aku lebih suka mengatakan Let's God's favor be done.
Atas segala kekuatiran yang aku rasakan, aku pun berdoa. Aku meminta cuaca cerah besok, aku minta supaya My Dad dapat penerbangan yang menyenangkan tidak perlu terlalu banyak goyang di pesawatnya, aku meminta tempat kerjaku diliburkan supaya aku bisa nemeni my Dad jalan-jalan, aku meminta supaya waktu kami jalan-jalan tidak hujan, kami tidak terjebak banjir, aku meminta supaya kami bisa spent time, ngobrol enak. Kalau orang membaca blog ini dan melihat kenyataannya hari ini, maka doaku ini terlalu lebay, "ya.. memang seharusnya begitu...". Tetapi kalau saja ada yang mendengar doa ini waktu hujan badai, maka tidak sedikit yang akan berkata "mimpi luu... ga mungkin itu...". Look... semua doaku itu dijawab Tuhan. Dan membuat aku tercengang bego. Dan dalam hati aku bertanya "kenapa Tuhan mau waiste His time for me.. Kenapa Tuhan mau invest waktuNya untuk orang kayak gw".
Apa yang aku pelajari dari doa ini? Pertama adalah kita harus berani meminta. Kedua adalah kita harus tau apa yang kita minta. Tuhan akan memberikan apa saja yang kita inginkan.
Bagiku, doa adalah alat komunikasi kepada Tuhan. Kalau kita mengirim surat kepada Bapak Presiden, dan kita tau surat kita benar-benar sampai ke tangannya, dan beliau membaca surat kita, senengnya bukan main. Apalagi sampai mendapat surat balasannya. Namun tidak seindah idealisnya. Surat yang datang kepada presiden pasti telah mengalami peng-edit-an, penyortiran, melalu proses kelayakan, dll. Peluang kemungkinan surat kita bisa sampai saja di ruangan presiden sangat sedikit, dan hampir tidak ada. Ketika kita berdoa, doa kita langsung sampai ke telinga Tuhan. Tidak ada tahap seleksi, tidak ada penyortiran. Realtime langsung sampai ke Tuhan Yesus. Asal kita percaya saja.
Isunya adalah percaya. Percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan sumber penyedia. Percaya bahwa Tuhan mendengar doa dan pasti menjawab doa. Nah... "percaya" ini aku pelajari ketika lagi menonton tv tentang film percintaan. Ketika cowok dan cewek sedang jatuh cinta, si cowok ingin menyatakan cintamya tetapi takut kalau-kalau ditolak hanya karena si cowok sudah punya pacar. Hal pertama yang mereka lakukan adalah memastikan bahwa si cewek belum punya pacar. Ketika si cowok sudah tau si cewek belum punya pacar, ia langsung aja yakin bahwa ia punya peluang besar untuk jadi pacar si cewek, bahkan akan segera menikahinya dan hidup bahagia selamanya. Nah... kita seharusnya bisa mempunyai keyakinan yang lebih dari si cowok yang ingin menyatakan cinta ini. "Jika aku berdoa dan meminta, maka Tuhan akan menjawab". Tentu saja kita harus melewati proses pengenalan kepada Tuhan yang kita percayai.
Ketika aku menyadari bahwa doa-doaku sudah Tuhan jawab, maksudku bukan hanya sepenggal doa di atas, tetapi doa-doa yang pernah aku naikkan.Pernah aku berpikir "kenapa aku hanya meminta ini? Jika kenyataannya Tuhan menjawab doa, mengapa aku hanya meminta ini, seandainya aku meminta itu pasti Tuhan berikan". Ternyata mengetahui fakta bahwa 'Tuhan menjawab doa' itu masih belum lengkap. Kita perlu tau apa yang kita minta, kita harus memanajemenkan permintaan kita. Caranya adalah "lebih banyak tau". Kita perlu banyak belajar untuk meminta dengan tepat. Kita juga perlu belajar tentang karakter si Pemberi, yaitu Tuhan sendiri.
Tadinya aku mau berkata "aku menyesal karena tidak tau meminta dengan tepat", tetapi supaya lebih keren dan rohani, kata-katanya diganti "Tuhan melatih aku untuk memperoleh berkat besar, melalui berkat-berkat yang ada sekarang ini. Tuhan sedang memperlebar kapasitas hatiku supaya aku ga kaget waktu menerima berkat yang lebih besar". Tuhan seringkali mendidik kita dengan cara melatih, seperti anak baru gede yang sedang berpindah tahap dari tahap disiplin kepada tahap training. Saya kagum akan sebuah keluarga yang melatih anak laki-lakinya kelas 4 SD untuk cuci piring sendiri sehabis makan. Ya.. kurang lebihnya kita dilatih Tuhan untuk melakukan iman kita. Firman Tuhan itu dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan cara melakukannya sedikit demi sedikit, kita melatih diri kita untuk melakukan Firman Tuhan.
Kadang kita melihat bahwa Tuhan sepertinya tidak melakukan apa-apa terhadap doa kita. Tuhan sedang melatih kita, bukan hanya untuk "ngek" aja ketika masalah datang tetapi mau bertindak karena percaya bahwa Tuhan berjalan bersama kita "Aku akan menyertai kamu sampai kesudahan zaman".
Teman-teman, mari kita percaya akan Tuhan. Mari kita belajar bersama-sama untuk melakukan Firman Tuhan. Sedikit- demi sedikit melatih iman kita. Mulailah doakan orang-orang yang dikasihi. Tuhan menjawab doa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar