*) Artikel ini ditulis influenced by Ian Vail, and off cource first by God. He works with Wycliffe Bible Translators, and always update his facebook and twitter with biblegemz. present to you...
..seperti yang diperintahkan Musa, hamba TUHAN, kepada orang Israel, menurut apa yang tertulis dalam kitab hukum Musa: suatu mezbah dari batu-batu yang tidak dipahat, yang tidak diolah dengan perkakas besi apapun. Di atasnyalah mereka mempersembahkan korban bakaran kepada TUHAN dan mengorbankan korban keselamatan. Dan di sanalah di atas batu-batu itu, dituliskan Yosua salinan hukum Musa, yang dituliskannya di depan orang Israel. (Yos 8:31-32)
Bahwa air sungai Yordan terputus di depan tabut perjanjian TUHAN; ketika tabut itu menyeberangi sungai Yordan, air sungai Yordan itu terputus. Sebab itu batu-batu ini akan menjadi tanda peringatan bagi orang Israel untuk selama-lamanya." Yos 4:7
Di dalam hidup kita sering kita meminta sesuatu tanda dari Tuhan, tepatnya kita meminta Tuhan berfirman secara khusus kepada kita, dan dalam angan kita berkata "Tuhan aku ingin mendengar suaraMu, berfirmanlahh...lahh...lah..lahh...lahhhh ". Terlepas ntah berapa lama kita meminta dan bagaimana caranya, hanya atas kasih karunia Tuhan, doa kita dijawab-Nya. Tetapi seringkali Tuhan menjawab tidak pada poin yang kita minta, Dia memberikan sebagian kecil dari yang kita pikirkan. Tentu saja pikiran kita tidak sebanding dengan pikiran Tuhan. Oleh sebab itu kita sering menganggap Tuhan tidak menjawab kita. Seolah kita tidak menghargai sebagian kecil yang telah Tuhan beri kepada kita.
Nasehat Habakuk 2:2, tuliskanlah apa yang pernah Tuhan lakukan bagi kita dalam hidup kita sebagai batu peringatan. Jangan pernah lupakan apa yang pernah Tuhan kerjakan bagi kita. Dengan menuliskan apa yang Tuhan kerjakan untuk kita, akan membantu kita melihat pola-pola yang Tuhan kerjakan bagi kita, kita dapat lebih mengenal Tuhan dan cara kerjanya Tuhan. Pola-pola yang dimaksud bukan berarti Tuhan itu bekerja dengan statis, membiarkan sistem berjalan begitu saja tanpa campur tangan-Nya. Walaupun sering Tuhan tolong kita dan Tuhan mengenalkan diri-Nya melalui pola-pola atau kebiasaan-Nya, tetapi banyak kali kita masih gagal.
Tulisan-tulisan terhadap kebaikan Tuhan itu membantu kita juga untuk menguatkan iman percaya kita ketika kita menjadi lemah, dan kita juga dapat menceritakan kepada generasi selanjutnya dan kepada orang-orang lain yang dapat membacanya, "batu-batu ini akan menjadi tanda peringatan".
"suatu mezbah dari batu-batu yang tidak dipahat". Ketika Tuhan berfirman kepada Yosua, Tuhan menyuruhnya untuk membuat suatu mezbah dari batu-batu yang tidak dipahat. Tuhan ingin melakukan sesuatu terhadap Firman yang telah Dia berikan kepada kita. Kita cenderung untuk tidak sabar ingin langsung bertindak, tanpa mempersilahkan Tuhan lebih dulu melakukan sesuatu. Dan teryata kita telah mencampuri. Ketika Tuhan ingin melakukan sesuatu tetapi kita ingin menambahkan sesuatu, Tuhan katakan "tunggu saja, Aku yang lakukan". Jika Tuhan sudah katakan bahwa Dia mau melakukannya, jangan lakukan apa-apa, karena kalau kita lakukan sesuatu maka kita menghilangkan jejak bahwa Tuhan lah yang mengerjakannya.
Ketika kita menantikan Tuhan melakukan sesuatu, kita kadang tidak sabar dan ingin segera menyelesaikannya, kita ingin mendesign mezbah sendiri. Padahal Tuhan sudah bilang "jangan pahat, jangan oleh dengan perkakas besi apapun... jangan design sendiri... biar Aku yang mendesign". Waktu-waktu menunggu ini dibutuhkan ketaatan, dan untuk taat dibutuhkan iman. Kadang kala dalam waktu-waktu seperti ini Tuhan memang sengaja memberi waktu kepada kita, melihat apakah kita mau campur tangan. Bukankah ini adalah proses "komunikasi"? membiarkan partner bicara kita menyampaikan sesuatu, sebelum kita menanggapinya. Bukan kah tuhan baik, Ia memberikan "tempat" bagi kita untuk berpikir, menentukan pilihan. Keinginan-Nya adalah kita taat, begitulah seharusnya manusia kepada Tuhan. Namun Ia tidak memaksa, unsur "kehendak" yang Dia berikan dalam gambar diri-Nya kepada kita, dibiarkan-Nya berfungsi.
Saya jadi teringat akan satu hal tentang ketaatan. Pertanyaan nya adalah "bagaimana mungkin hukuman yang begituberat dijatuhkan atas ketidaktaatan kepada perintah yang begitu sepele?". Perintah itu menunjukkan hak Allah sebagai penguasa tertinggi. Allah telah menjelaskan bahwa ketidaktaatan merupakan soal hidup dan mati. Manusia harus memilih antara hidup dan mati, atau antara Allah dan dirinya. Ketika manusia memilih untuk taat berarti ia mau terlepas dari otoritas Allah, melepaskan hukum Allah dan memakai hukum yang lain, yang membujuknya, yaitu si ular. Manusia merasa lebih aman untuk memakai hukum iblis dan meninggalkan otoritas hukum Allah. Oleh sebab itu Tuhan marah, dan menganggap manusia telah memberontak.
Ketidaktaatan adalah tentang ketidak nyamanan kita terhadap si pemberi hukum itu. Artinya juga kita sudah tidak nyaman lagi bersama Tuhan, dan 'berpayung' dibawah hukum lain yang bukan Tuhan. Dari situ saja kita dapat melihat bahwa manusia itu meninggalkan Tuhan. Jadi dosa pertama manusia itu akarnya bukanlah tidak taat tapi meninggalkan rasa aman bersama Tuhan, yang membuat Tuhan marah.
Seringkali kita membangun mezbah dengan design kita sendiri, sehingga tidak terlihat 'sidik jari' Tuhan yang telah mengerjakannya. Akibatnya kita tidak mempunyai kesaksian apapun.
Friends, jangan campuri yang tidak seharusnya. Lakukan bagian kita, tetapi tetap aware terhadap apa yang selanjutnya yang Tuhan suruhkan untuk kita lakukan. Hal ini memang tidak mudah, butuh waktu untuk mengenal Tuhan dan kebiasaan-kebiasaanNya yang tidak biasa itu. Mulai dari sekarang. Mulai dari membaca Firman-Nya, merenungkan dan melakukan seperti yang di'firmankan-Nya' kepada kita. Jika kita ingin mengetahui kehendak Tuhan, kita harus hidup dalam Firman-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar