Tahun ini, hal yang paling ingin saya pelajari adalah pelajaran tentang akhir zaman. Dulu memang saya suka pelajaran tentang akhir zaman, sampai akhirnya saya menemukan banyak orang menjadi takut dan tidak mau berkarya lagi, maka saya kesampingkan terlebih dahulu pelajaran tentang akhir zaman. Tetapi... karena terlalu banyak yang sudah saya lupakan, saya harus mengingatnay kembali. Saya harus belajar lagi. Dukung saya!! haha.
Bicara soal akhir zaman tidak terlepas dengan "nubuatan". Yohanes sebagai penulis kitab Wahyu, ia menuliskan tentang masa depan dengan gaya bahasa zaman dia hidup. Gimana pun juga ia harus memperluas pengetahuannya secara cepat, mendeskripsikan sesuatu yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Ga heran jika ia tercengang, bergidik, kerignat dingin, tidak bisa tidur, tidak bisa makan. Jika kita berpikir logis, mengetahui apa yang di depan kita, masa depan, terlebih dahulu tidak selalu menyenangkan, karena kita dituntut berpikir lebih luas, lebih jauh dari yang biasanya. Saya masih terkagum dengan Yohanes, bagaimana ia mendeskripsikan masa depan dengan bahasanya sendiri (dengan gaya bahasa masa lampau, dan bahasanya itu harus relevan di segala zaman). Bayangkan bagaimana seseorang yang hidup di tahun 1981 menjelaskan perkembangan internet di zaman ini (tahun 2014).
Banyak orang ingin mempunyai karunia bernubuat, menjadi nabi (mungkin karena Alkitab mengatakan "jangan banyak diantara kamu yang mau jadi guru") dan senang untuk mengatakan "Tuhan berkata kepada saya... ini itu...". Klo sudah Tuhan yang berkata, ya kita sdh tidak dapat berbuat apa-apa. Saudaraku... saya hanya mau bilang, setiap orang Kristen sudah seharusnya dapat mendengar suara Tuhan. Tetapi apapun yang kita dengar dari Tuhan itu, ada tujuannya masing-masing. Seorang nabi pun harus dapat mendengar nabi lainnya, tidak seharusnya ada kekacauan. Suara nubuatan haruslah berlandaskan Firman Tuhan, yaitu berlandaskan Firman yang tertulis di dalam buku Alkitab. Suara nubuatan juga harus ada dukungan dari suara nubuatan lain.
Beberapa waktu ini, mulai dari akhir tahun, pembukaan awal tahun, hingga kini, Indonesia diguncang oleh bencana. Kalau dulu bencana tsunami Aceh, orang bisa bilang karena Tuhan marah supaya banyak bertobat. Sekarang bencana banjir Menado, orang tidak bisa memberi alasan yang jelas lagi. Tidak kah aneh ada banjir di gunung? Orang kristen harus banyak belajar, jangan cepat bereaksi, jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan yang hanya memberi makan jiwa, sedangkan secara logika tidak dapat diterima sama sekali. Mari kita belajar secara logis. Mari kita ajarkan generasi ini untuk berpikir, bukan haya menerima "berita cenayang".
Btw saya tidak menentang nubuat, saya hanya mau mengajak teman-teman muda untuk mengumpulkan data secara logis terlebih dahulu sebelum mengintepretasikannya.
Saya belajar skema ini:
Hermeneutika -> Eskatology -> Eklesialogy -> Hermeneutika.
Hermeneutika itu ilmu tafsir, intepretasi
Eksatology itu ilmu tentang akhir zaman
Eklesialogy itu adalah ilmu tentang gereja
Jadi dari skema itu Penafsiran kita menentukan bagaimana kita dapat mengerti tentang akhir zaman. Pengertian kita tentang akhir zaman menentukan hidup kita dalam bergereja. Hidup bergereja akan menetukan penafsiran kita. So... ini seperti rantai yang tak terputus. Sebelum kita menafsirkan/ mengintepretasikan sesuatu harus ada data. Jika kita terlalu cepat untuk mengintepretasi, pengertian kita tentang akhir zaman pun akan sangat dangkal. Pengertian yang dangkal tentang akhir zaman akan membuat dangkal juga pengertian kita sebagai gereja, sehingga kita hanya berpikir "yang penting gw dah selamat", "mengutamakan 'grace' dan melupakan tujuan untuk 'melakukan perbuatan baik' ". Gereja seharusnya menjadi terang, tetapi masih end up menjadi garam. Akibatnya intepretasi ketika membaca alkitab pun menjadi sangat dangkal.
Selama ini memang ada gereja yang kuat di hermeneutika, tetapi lemah di eskatology, berarti ada yang nyangkut di hermeneutika. Ada juga yang menganggap diri kuat di eskatology tetapi sebenarnya output di eklesialogy sangat lemah, jadi sebenarnya input hermeneutikanya lemah. Ada juga gereja yang kuat di hermeneutika tetapi langsung cut off ke eklesiology, sehingga kita tau ada input yang kurang dari eskatology sehingga ekelsialogy (masih bisa berdiri tapi) kurang komplit. Aniway blum ada gereja yang sempurna, tetapi kita harus bekerja sesempurna mungkin, nanti "grace" yang akan membuat komplit.
Menanggapi soal bencana global, cuaca ekstrim tidak menentu, banyak orang kristen yang mulai menjadi cenayang, I meant mencari-cari hal-hal yang nge-roh, karena tidak mampu menjawab secara logis. Tidak ada yang salah untuk menilik beberapa nubuat dari beberapa orang yang berkarunia nabi, namun kita tidak perlu mengkultuskannya. Seolah-olah Mesias mau datang besok, akibatnya pekerjaan rutinnya menjadi terbengkalai. Ketakutan, heroic, reaktif. Artinya hanya cari Tuhan ketika lagi ada bencana aja.
Belakangan ini sangat banyak nubuat yang muncul ketika kematian Ariel Sharon. Banyak sekali broadcast link melalui bbm seperti http://dunia.news.viva.co.id/news/read/472669-kematian-ariel-sharon-dan-ramalan-kedatangan-al-masih. Masih banyak lagi. Okey.. saya tidak mau ketinggalan untuk menuliskan ini, walaupun sebenarnya sudah terlebih dahulu dituliskan oleh blog "Glory of God Ministries" (http://sonnyelizaluchu.blogspot.com/2014/01/rabi-kaduri-ariel-sharon-nubuatan.html). Saya tidak akan membahas ayat-ayat yang sudah dibahas di blog "Glory of God Ministries". Silahkan Saudara membacanya sendiri.
Saya akan membahas tentang nubuatan Mesias akan segera datang. Kenyataannya Mesias akan datang untuk kedua kalinya, apakah ada yang menubuatkannya dalam masa ini ataupun tidak ada. Ada nubuatannya pun tidak perlu dirisaukan dan menjadi takut. Mari kita menyikapi setiap nubuatan berdasarkan apa yang Alkitab katakan. Makanya perlu untuk membaca Alkitab dan mengerti tentang apa yang dibaca itu.
Seperti yang telah disinggung di atas, banyak orang yang membahas tentang Kaduri. Yitzhak Kaduri adalah seorang Yahudi Kabalah. Informasi singkatnya, Kabalah adalah paham Yahudi yang menganut mistisme, berpikir secara mistis. Sebelum akhir hidupnya, Kaduri berpesan bahwa sesudah kematian Ariel Sharon maka akan terungkap tentang Mesias. Ariel Sharon meninggal Sabtu 11 Januari 2014. Kaduri meninggal 28 Januari 2006. Sebelum meninggal ia menitipkan surat pesan singkat untuk pengikutnya. Ia meminta agar surat tersebut dibuka setelah 1 tahun kematiannya. Dimana sebelum ia meninggal, katanya sih ia sudah bertemu dengan Mesias. Isi suratnya:
Reishei-Tivot of Mashiach:
Yarim Ha'am Veyojiakh Shedvaro Vetorato OmodimIni adalah huruf inisial yang menunjuk ke Yeshoshua atau Yeshua. Mengingat bahwa sebagian orang Yahudi tidak percaya Yesus sebagai Mesias, maka pesan Kaduri ini begitu penting bagi orang Yahudi pada zaman sekarang ini. Bagi orang yang sudah percaya kepada Yesus sebagai Mesias, pesan ini agaknya menjadi pesan yang lain, yaitu tentang kedatangan Mesias kedua kali. Padahal Kaduri di sini menunjuk bahwa Yehosua (Yesus) yang sudah datang itu adalah Mesias. Pesan ini semakin memuncak ketika muncul teori Four Blood Moon yang akan terjadi nanti pada saat Paskah 2014 dan 2015. Seolah-olah pesan ini menyatakan bahwa Mesias akan datang setelah peristiwa Four Blood Moon ini. Adapun tanggal yang agak beragam di sini Four Blood Moon akan terjadi:
- Passover 15/4/2014
- Sukkot 8/10/2014
- Adar 29 Nissan 1 20/3/2015
- Passover 4/4/2015
- Sukkot 28/9/2015
Sebanrnya tentang ke-Mesias-an Yesus lebih mudah diterima oleh orang yang belum mengenal Taurat sebelumnya (Yes 9:1). Menurut orang Yahudi, Yes 53:1 itu bukan menunjuk kepada Yesus. Hal ini yang membuat mereka sulit untuk menerima Yesus sebagai Mesias. Rabi Kaduri telah bertemu dengan Mesias sebelum ia meninggal, itulah pengakuannya. Dan ia ingin agar pengikutnya menjadi percaya kepada Yesus sebagai Mesias, dan tidak perlu menunggu lagi Mesias yang akan datang.
Ada orang bijak yang mengatakan bahwa "Mempunyai persiapan, rencana, menyatakan bahwa orang tersebut mempunyai iman". Ya tentu ini benar sekali. Dalam hal ini, kita harus mengerti tentang nubuatan dan tidak perlu takut. Jika kita merasa hidup kita lagi ga bener, ya harus bertobat dan dibenerin. Para kaum Mesianic sedang mempersiapkan diri dengan versinya mereka untuk segera bertemu dengan Mesias. Persiapan apa yang sudah kita lakukan untuk bertemu dengan Mesias? Kita hanya perlu percaya dan bersatu dengan Dia, Mesias, Kristus itu.
Masalah kapan Mesias akan datang, tidak seorang pun yang mengetahuinya. Hal yang dapat kita lakukan adalah mempersiapkan diri dengan tetap percaya kepada-Nya. Kitab Yohanes ditulis agar para pembacanya dapat percaya, dan terus percaya kepada Kristus Yesus Tuhan. Dalam kitab Yohanes juga dapat kita temukan karakteristik "percaya". Apa yang Yohanes pikirkan ketika menulis injil ini adalah agar pembacanya dapat keep on believing. Sehingga ketika Yesus datang kembali ke bumi, kita dapat dijemput-Nya sebagai mempelai yang berlayak.
Ketika Yesus memberikan tubuh dan darahnya, yang kita peringati dalam perjamuan kudus (1 Kor 11:23), Ia sedang meminang gereja-Nya degnan darah-Nya sendiri. Kebiasaan orang Yahudi ketika meminang mempelai perempuan, ia akan meminangnya dengan segelas anggur. Ketika itu sah disaksikan oleh orang-orang sebagai saksi, maka ia pulang ke rumah untuk mempersiapkan segala sesuatu. Menyampaikan maksudnya kepada orangtua dan keluarganya. Sementara mempelai perempuan harap-harap cemas menantikan kapan datangnya mempelai pria untuk melangsungkan pernikahan. Demikian juga kedatangan Kristus. Kita sebagai gereja, mempelai perempuan harus menyiapkan diri untuk menyongsong kedatangan mempelai pria, Kristus, untuk menjemput kita di bawa ke rumah-Nya.
So... apapun nubuatan orang-orang tentang kedatangan Mesias, kita tidak peru takut. Persiapkan diri saja. Nanti akan banyak orang yang berkata, Mesias ada di sini.. di sana... Tetapi kita perlu untuk keep on believing.
Teman-teman, kitatidak hidup karena perkataan manusia. Mari kita mulai pelajari Alkitab dan temukan kebenarannya!