Hanya pikiran spontan... hanya belajar...

Kamis, 31 Maret 2011

Bagaimana Seharusnya Saya Berdoa?

Saya sering merasa kagum mendengar keindahan doa orang. Saya berpikir dalam hati "How can I do that?". Sepertinya doa itu susah sekali. Doanya belok kiri, belok kanan, agak memutar baru ke sasaran. Saya memikir sangat keras bagaimana saya bisa membuat kata-kata yang sebegitu indahnya. "Apa harus dirancang dulu ya??", itulah yang saya pikirkan. Tetapi pikiran saya itu tidak menghalangi saya untuk tetap berdoa.

Ketika kita datang kepada Tuhan, kita dapat menjadi diri kita apa adanya. Apalagi kita datang kepada Sang Imanuel. Dimana saja kita dapat berdoa. Tidak perlu lagi pendeta atau imam sebagai perantara. Sebelum kita berdoa pun, Dia sudah tau apa yang akan kita minta. Jadi kita tidak perlu menyetel keindahan doa itu. Tetapi memang ada orang-orang yang dapat berpuisi dalam doanya. Begitulah ia diciptakan Tuhan. Saya diciptakan dengan sangat berbeda pula.

Aku Tak Pandai Berdoa

Kepada Yth,
Tuhan Yesus Yang Maha Kuasa
di
Surga

Dear God,
Terimakasih buat hari ini. Terimakasih karena Engkau baik bagiku.
Tuhan ampuni aku karena kesalahan dan dosaku. Layakkan aku Tuhan.
Tuhan, aku datang kepadaMu karena Engkau tidak pernah gagal. Engkau Allah Yang Kuat dan Perkasa. Aku senang karena Engkau tak pernah menolak aku. Engkau tetap Allah El-Shadday bagiku. Hmm... aku ga punya permohonan sekarang, hmm.... aku lupa, hanya mau bilang You are The Almighty God, never failed and always woww for me.

Amin

Selasa, 29 Maret 2011

3 Keys to Help You Understand the Message of the Bible

Bible is great christian book in this world. But how many people concern to read bible for everyday? The Word of God is a lamp for our feet and a light for our path. Bible is more than letters, but there is some wisdom to guide every step we take, give us courage.

Sometimes we're not interesting to read it, because we're not understand it. I want share you 3 Keys to Help You Understand the Message of the Bible:

Rabu, 23 Maret 2011

Cerita-cerita aja: Ikan yang ngajarin tentang "kebiasaan"

Haii apa kabar semua. Rasanya kangen banget utk bisa menulis di dinding blog lagi. Saya sedang sibuk untuk persiapan Rise Up Young Generation 2, dan juga menulis beberapa rh dan kesibukan lainnya. hidup nomaden dari satu kota ke kota lain, wow... amazing... make my life so living.

Suatu hari, gw ga bisa tidur, tentu saja karena stress. Stress kali ini agak berbeda. Lemmi tell you first... STRESS adalah respon berlebihan (tidak biasa) terhadap perubahan. Perubahan yang dimaksud biasanya berupa tekanan, makanya pemilihan katanya 'stress'= menekan/ tekanan. Stress gw kali itu adalah karena terlalu senang, bahagia sehingga pikiran ini tak mau berhenti bekerja. Pikiranku sudah kuajak bermain game plant vs zombie pun dia tetap bekerja tak mau berhenti. Seolah ga rela jantung adalah pemenangnya. (jantung tetap bekerja, sekalipun kita tidur selama kita hidup). *ngelantur*

Ok.. gw cerita yang lain, cerita berbobot. Beberapa harini gw terkesima dengan salah satu makhluk Tuhan yang diciptakan-Nya pada hari kelima, yaitu ikan Cichild, bermarga Cichildae. Ikan ini adalah salah satu jenis ikan dari 300 jenis lainnya yang menjadi penghuni Danau Galilea dan juga dari perairan Sungai Nil, Mesir. Ikan ini juga dinamakan ikan Santo Petrus.

Jumat, 11 Maret 2011

Cichilid -- Mouth Brooding Fish -- di Danau Galilea

*Kebiasaan aktifitas sebelum tidur adalah browsing. Gara-gara penasaran ikan apa sih yang ada di Mat 17:27. Ada yang mengatakan hookfish, pas di searching ehh.. yg nongol gambar kail semua. Sebelumnya sudah pernah baca sih tentang jenis-jenis ikan yang ada di Danau Galilea, ada sekitar 25 jenis, tapi ada yang paling terkenal adalah Cichild atau Tilapia atau yang disebut dengan ikan Santo Petrus. Ga keinget sama sekali nama ikannya. Ingetnya Ciladea, atauu... Ciladaa... cii... Akibat penasaran, berusaha menahan kantuk sampai bener2 menemukan nama ikan itu adalah Cichild.



Singkatnya gini... Kenapa bisa ada uang 4 dirham (setara dengan upah bekerja selama 4 hari, ini tax yang dikenakan untuk 2 orang) dalam perut ikan? Rupa-rupanya ikan Cichild ini sudah terbiasa 'mengantongi' telur2nya dalam mulutnya sampai jadi anak. Nah... setelah menetaspun mereka masih di simpan dalam mulut ibunya sampai mereka bisa survive sendiri. Jika dalam bahaya ibunya segera menangkap ikan2 yang sudah dilepas tadi masuk kembali ke mulut induknya itu.

Kebiasaan induk Cichild ini untuk menyimpan sesutau di mulutnya, membuat ia ketika anak2nya sudah tidak ada dalam mulutnya, ia menggali sesuatu di dasar danau dan menemukan apa saja untuk 'dikantongi' dalam mulutnya. Makanya ga heran kalau dalam mulutnya ada koin (4 dirham).

Ketika Yesus mengatakan ini " Tetapi supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya" (Mat 17:27), Yesus seraya memanggil ikan Cichild yang 'mengantongi' koin 4 dirham untuk segera datang ke permukaan danau. Wow...



sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Cichlid
Scientific classification
Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Class: Actinopterygii
Order: Perciformes
Suborder: Labroidei
Family: Cichlidae

Subfamilies
Astronotinae
Cichlasomatinae
Cichlinae
Etroplinae
Geophaginae
Heterochromidinae
Paratilapiinae
Pseudocrenilabrinae
Ptychochrominae
Retroculinae


Dan ternyata eh ternyata... Cichild ini di Indo dikenal dengan nama Ikan Nila atau dikenal juga dengan sebutan Tilapia. Di Indo sendiri, ikan nila masih dikenal baru. Mungkin diimport dari negara tetangga kita, ga harus dari Afrika.

Senin, 07 Maret 2011

Malam Biru (Kasihku), by Sandy Sandoro

Gw suka lagu ini krn cord-nya ga biasa :) dan easy listening aja...


Download mp3. Gw dpt mp3nya dari convert file youtube-nya di www.vidtomp3.com, becareful with the advertise yaaaa...

from http://chord.chordpoprock.net, Chord Gitar dan Lirik Lagu Sandy Sandoro Malam Biru (Kasihku) :

Intro : Am Dm 2x

Am Dm
Suatu malam yang biru tanpa dirimu
Am Dm
Berjuta juta Rindu ku padamu
Am Dm
Sendiri ku pun harus menikmati
D# Dm
Nyanyian sang rembulan


Am Dm
Engkau yang seharusnya disisiku
Am Dm
Engkau yang slalu ada dihayatku
Am Dm
Semoga kau mendengar lagu ini
D# Dm
Yang ku cipta untukmu

Chorus
G C
Oh kasihku
F C
Ini ini laguku
F Em
Hanya untuk dirimu
A F
Tanda cintaku
G
Padamu oh sayang

Am Dm Am Dm

Am Dm
Engkau yang seharusnya disisiku
Am Dm
Engkau yang slalu ada dihayatku
Am Dm
Semoga kau mendengar lagu ini
D# Dm
Yang ku cipta untukmu

Chorus
G C
Oh kasihku
F C
Ini ini laguku
F Em
Hanya untuk dirimu
A F
Tanda cintaku
G
Padamu oh

A# D# A# D# G# F G

Chorus
C
kasihku
F C
Ini ini laguku
F Em
Hanya untuk dirimu
A F
Tanda cintaku
G
Padamu oh

C
kasihku
F C
Ini ini laguku
F Em
Hanya untuk dirimu
A F
Tanda cintaku
G
Padamu oh

Outro : Am Dm 3x Am

Membanggakan Indonesia: Sidney Mohede

Wow... gw kagum aja sama orang ini. Dari beliau ini gw belajar, bahwa setiap orang mungkin dapat bersinar jika mau mengeluarkan potensi yang telah Tuhan berikan. Kita tidak perlu iri dgn apa yang di tangan orang lain tetapi kita dapat mengerjakan apa yang ada di tangan kita. Salah satu tema yg gw inget dari beliau ini adalah "narrowing your focus!", off course he has proved it. How bout you?

Selain menjadi Cover M.E.X Magazine, beliau juga menjadi Special Guest Singers 20 Maret at Brooklyn Tabernacle, Gereja berjemaat sepuluh ribu orang lebih yang digembalakan oleh Ps Jim Cymbala dan istrinya Carol Cymbala.

Dengan segala macam kegiatan yang super very padat (dapat dilihat di www.sidneymohede.com), salut deh Sidney Mohede dan team Louder Than Life bersedia menerima undangan Renungan Harian dailyGLOW dalam rangkaian acara Rise Up Young Generation II pada 20-21 Mei 2011 di Medan. Mohon doanya yaa...

-0000-


M.E.X magazine interviewed Sidney Mohede, download the magazine --> http://ireadmex.com/downloads/M.E.X%20-%20Issue2%20(Download).pdf or download here :)

M.E.X magazine is the new Christian digital magazine from the U.K created by Adam and Matthew Brooks, founders of www.m-briomusic.com one of the fastest growing, most up to date Christian music website in the world. http://ireadmex.com
-0000-


* (copied from http://www.brooklyntabernacle.org/eventDetail.aspx?id=103517)
Sidney Mohede is widely recognized as one of the most influential worship leaders and Christian songwriters in Indonesia today. His songs and powerful-yet-intimate worship leading have left an indelible mark as they helped to transform and propel the country's praise and worship music.
Sidney received Christ as a teenager in Los Angeles and had started leading worship for the youth group of a local church in southern California. In 1995, after a decade of living in the United States, he answered God's call to return to the city of his birth, Jakarta, where he found the true purpose of his musical gifts and talents. Eager to plant himself in a local Body of Christ, he joined a fledgling fellowship called Jakarta Praise Center Youth Ministry (JPCYM). Since his return to Indonesia, Sidney has recorded, produced or been involved in over 35 albums. Many are from his previous band Giving My Best (GMB) albums; while more than a dozen are albums done with the worship team True Worshipers. A prolific songwriter, he has also written/co-written more than 200 songs.

As of 2008, Sidney was signed as one of the songwriters under the umbrella of Insight Unlimited Publishing, and in 2011, Insight Unlimited Publishing has partnered with three most prominent music publishing companies in the world today: EMICMG Publishing (covering North America), Brettian Publishing (covering Africa), and KI Publishing (covering Australia, New Zealand and Europe). Although many of his songs have been familiar to most Indonesian churches for more than a decade, it's just recently that one of Sidney's song begins to be recognized internationally. Believers in South Korea, India, Australia, Netherlands, U.S.A., South Africa and other corners of the globe are lifting up their voices in worship with “Hosanna (Be Lifted High)”, an anthemic chorus that Sidney wrote in 2009 for True Worshippers' “God Is Our Victory” live worship album. His good friend Israel Houghton wrote a beautiful chorus to the song and also included it in his “Love God. Love People.” album, which recently won the 2011 Grammy Award for Best Pop/Contemporary Christian Album.

Throughout this journey, Sidney never saw or labeled himself as a Christian 'artist', but solely as a worship leader. For him it's never about establishing a 'career' or a name for himself, but about discovering his God-given talent and purpose and living them fully with passion. He is also very passionate about the local church, keeping himself plugged in JPCYM as that community grew and matured over the years and became Jakarta Praise Community Church or JPCC, now a thriving and vibrant church in the heart of Jakarta. As a matter of fact, the aforementioned worship team True Worshippers is wholly comprised of music ministers serving in JPCC, including Sidney himself as a worship leader and the team's Creative Director.

As a thanksgiving and celebration of God's grace and love throughout his 20-years of ministry in praise and worship, Sidney (backed with full support from his JPCC family) held his first solo concert called “Louder Than Life” in Jakarta on May 20, 2010. He took 22 of his 'best' songs and with the help of other skilled musicians, rearranged and presented them in new styles (including rock, rap, acoustic and orchestral). The 'live in concert' album was released later that year and to date it still remains a best-selling record.

Setting a new challenge for himself, in early 2011 Sidney has begun pre-production work on his next project titled “The Rescue”, which is slated to be an all-English/international recording scheduled for release in the later half of the year.

In addition to contributing in creative capacities, Sidney had also served as JPCC's Youth Pastor (2004-2010) and is now serving as the church's Network Pastor.
Sidney currently lives in Jakarta with his wife Etha and two children, Ethan and Chelsea.

Sabtu, 05 Maret 2011

Biru Blue Tekhelet: Tzitzit

Aktivitas di kala NyepiDay adalah menatap layar laptop, browsing ga jelas, hmmm... chatting juga, sampai akhirnya dapet sesuatu yg menarik hati, "blue is blue". Ok duueehhh gw ceritain, but cmiiw yaa... just learning this topic and againnn... I am amaze.

Bil 15:38
"Berbicaralah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka, bahwa mereka harus membuat jumbai-jumbai pada punca baju mereka, turun-temurun, dan dalam jumbai-jumbai punca itu haruslah dibubuh benang ungu kebiru-biruan."
Daber el-Benei Yisrael veamarta alehem veasu lahem Tzitzit al-kanfei vigdeihem ledortam venatnu al-Tzitzit hakanaf petil tekhelet


Tzitzit


-000-

Kitab Bilangan menggambarkan tuntutan Allah akan iman dari umat-Nya, balasan dan hukuman-Nya atas pemberontakan, dan bagaimana maksud-Nya yang berkelanjutan itu akhirnya diwujudkan. Kitab Bilangan adalah "Kitab Disiplin Ilahi" yg menunjukkan bahwa Allah memang mendisiplinkan dan menghukum umat-Nya sendiri ketika mereka terus mengeluh dan tidak percaya (Bil 13:1 -- 14:45). Kitab bilangan adalah kitab iman. Tanpa iman tidak mungkin kita berkenan kepada Allah (Ibrani 11:6). Israel tidak beriman, memberontak dan tidak berterimakasih atas mujizat-mujizat dan pemeliharaan Allah. Kitab Bilangan yang berbahasa Ibrani dikenal dengan nama "Di Padang Gurun". (copied from http://sabdaweb.sabda.org/study/)
-000-


Kata Tzitzit sendiri secara harfiah berarti "kepang, anyaman". Dengan demikian desain Tzitzit harus seperti yang dari jalinan / mengepang rambut yang desain sama dengan link di rantai. Mengenakan tzitzit adalah perintah Alkitabiah, dalam Bilangan 15:38 dan juga dalam Ulangan 22:12, "Anda harus membuat diri benang memutar, pada empat sudut pakaian Anda dengan yang Anda menutup sendiri." Menurut Taurat, tujuan mengenakan tzitzit adalah untuk mengingatkan orang-orang Yahudi dari kewajiban agama mereka. Selain itu, ia berfungsi sebagai pengingat keluar dari Mesir (Bilangan 15:40).

Rumbai-rumbai (tzitzit) pada setiap sudut terbuat dari empat helai, yang ketika benang dan lilitan menggantung tampaknya delapan (dikenal sebagai shemoneh kaful)


Cara untuk mengikat jumbai


Bahasa Inggris Alkitab Terjemahan biasanya menerjemahkan kata Ibrani tekhelet, yaitu warna "biru". Tetapi lama kelamaan perintah ini tidak lah dilakukan sepenuhnya karena ada tzitzit yang hanya berwarna putih tanpa ada benang berwarna biru-nya. Alasan untuk meninggalkan perintah untuk menempatkan benang berwarna biru pada Tzitzit adalah bahwa pewarna yang diperlukan untuk biru telah hilang.

Dr Koren, menemukan bahwa pewarna yang digunakan dalam sampel Masada, sepotong benang bordir kebiruan-ungu, berasal dari keturunan dari siput Murex trunculus akrab bagi Israel modern. warna seperti pada tekstil jarang ditemukan karena mereka biasanya dipakai secara eksklusif oleh royalti atau bangsawan. (Warna "biru" dianggap yang paling penting dari tiga warna ritual dikutip dalam Alkitab. Dua lainnya argaman, berwarna ungu kemerahan, dan shani, yang dikenal sebagai merah). Beberapa saat setelah orang-orang Yahudi diasingkan dari Israel pada tahun 70 M, pengetahuan tentang bagaimana untuk menghasilkan pewarna tekhelet hilang. Pewarna ini juga mahal untuk membuatnya dibutuhkan ratusan siput yang digunakan untuk membuat bahkan batch kecil, dan beberapa di zaman kuno menyatakan itu senilai 20 kali berat emas.

"Blue" mungkin terjemahan bahasa Inggris yang paling sederhana dari istilah tekhelet, tetapi seperti yang sering terjadi dalam menterjemahkan bahasa Ibrani, sesuatu nuansa yang hilang. "Tekhelet adalah warna langit," kata Dr Koren di laboratoriumnya. "Ini bukan warna langit seperti yang kita tahu itu. Itu warna langit di tengah malam, ketika kita sendirian di malam hari, kita dapat menjangkau Allah, dan itulah yang tekhelet yang mengingatkan kepada Allah.

Benang berwarna biru yang ikut terjalin dalam kepangan tzitzit, melambangkan kehadiran Allah dalam kehidupan yang mentaati perintah Allah. Perintah ini sepertinya sepele dan terkesan sangat religius yang statis, tetapi Tuhan benar-benar serius dengan Bangsa Israel. Perintah yang dibuat bukanlah untuk menyusahkan hidup Israel itu sendiri tetapi justru untuk memudahkan Israel untuk mendapatkan perhatian dari Allah. Kitab Bilangan adalah kitab iman, dimana Tuhan mengajarkan iman kepada bangsa Israel. Artinya Tuhan mengajarkan kebergantungan Israel kepada Tuhan sendiri melalui mentaati perintah-Nya itu. Walaupun Bangsa Israel memberontak terhadap Tuhan, sepertinya Tuhan masih saja memberi peluang 'reward' bagi siapa yang mentaati Dia. Natur Allah adalah diberikan penghormatan. Ketika kita dapat menghormati Allah, seperti kita menekan tombol yang benar untuk membuat Allah mengarahkan mata-Nya kepada kita dan memberikan apa saja yang kita minta.

-000-

Secara kronologis, Bilangan merupakan sambungan sejarah yang dicatat di kitab Keluaran. Setelah tinggal di Gunung Sinai selama sekitar satu tahun -- ketika itu Allah menetapkan perjanjian dengan Israel, memberikan hukum Taurat dan pola Kemah Suci kepada Musa, serta memberikan pengarahan mengenai isi kitab Imamat -- bangsa Israel bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan mereka menuju tanah yang dijanjikan Allah kepada mereka sebagai keturunan Abraham, Ishak, dan Yakub. Akan tetapi, sejenak sebelum meninggalkan Gunung Sinai, Allah menyuruh Musa membuat sensus menghitung semua laki-laki Israel yang sanggup berperang (Bil 1:2-3). Sembilan belas hari kemudian bangsa itu berangkat mengadakan perjalanan singkat ke Kadesy (Bil 10:11). Bilangan mencatat pemberontakan serius Israel di Kadesy dan hukumannya di padang gurun selama 39 tahun, sehingga Allah membawa suatu angkatan orang Israel yang baru ke dataran Moab, yang terletak di seberang Sungai Yordan dari Yeriko dan tanah perjanjian.
(copied from http://sabdaweb.sabda.org/study/)
-000-


Tuhan ingin kita aman di bawah perlindungan hukum-hukum-Nya itu. Penyebab manusia jatuh dalam dosa adalah keinginan manusia untuk keluar dari perlindungan hukum Allah itu, manusia merasa tidak 'aman' berada di bawah hukum Allah dan mencari perlindungan yang baru, yang dia pikir dapat membuat 'aman' hatinya. Manusia memilih hukum lain yang bukan hukum Allah untuk 'merasa aman' di situ. Jika sudah keluar dari hukum Allah, maka manusia tak perlu taat kepada hukum Allah itu tetapi hukum lain yang baru dianutnya itu. Ini membuat Allah marah terhadap manusia, oleh sebab itu manusia dikatakan telah memberontak terhadap Allah. Dosa ini seperti dosa perselingkuhan, umat-Nya telah berselingkuh dan meninggalkan Dia. Tak sadar manusia telah tergadai dan menjadi budak pada majikan barunya yang mempunyai hukum lain itu. Oleh sebab itu Allah mengirimkan Anak-Nya sendiri untuk menebus, mengambil kembali umat-Nya yang telah tergadai itu. Tebusannya tidak tanggung-tanggung, darah Anak-Nya sendiri. Allah harus relakan Anak-Nya disembelih demi untuk mendapatkan kembali umat-Nya itu.

Tzitzit atau fringes/ tassel = pinggiran/ rumbai, dapat juga kita lihat di Perjanjian baru dalam Luk 8:44, disebut kraspedou = the fringe of a garment = pinggiran/rumbai baju
Mari kita bandingkan:
Luk 8:44 --> he slipped in from behind and touched the edge of Jesus' robe (kraspedou). At that very moment her hemorrhaging stopped. (The Message)
Bil 15:38 --> "Speak to the People of Israel. Tell them that from now on they are to make tassels (tzitzit) on the corners of their garments and to mark each corner tassel with a blue thread. (The Message)

Perempuan pendarahan yang menyentuh jumbai/ rumbai/ ujung jubah Yesus lalu menjadi sembuh


Ketika perempuan yang pendarahan itu menyentuh ujung jumbai (tzitzit/ kraspedou) jubah Yesus, seketika itu juga ia menjadi sembuh, dan Yesus merasakan seperti ada kuasa yang keluar dari diri-Nya, "Siapa yang menjamah Aku..... Ada seorang yang menjamah Aku, sebab aku merasa ada kuasa yang keluar dari diri-Ku". Ketika kita berani datang kepada Allah dan menyentuh-Nya dengan hormat (dengan iman), maka perhatian-Nya akan tertuju kepada kita. Apa yang kita minta segera mengalir untuk kita. Asalkan kita mau tunduk dan bernaung dalam hukum-Nya, maka berkat itu akan tercurah. Perintah-Nya itu bukanlah untuk menyulitkan kita tetapi justru memudahkan kita mendapatkan apa yang kita minta. Yesus berkata "mintalah maka kamu akan diberi", sederhana dan tidak terdengar religius. Sebenarnya murid2 meminta hal yang religius, berpola, dan sistematik "ajarkan kami berdoa seperti Yohanes mengajarkan murid-muridnya". Yesus tidak menolak untuk menjawab permintaan mereka, Yesus mengajarkan Doa Bapa Kami, yang sampai saat ini masih diliturgikan di beberapa gereja, that's good, karena ini adalah ajaran Yesus sendiri. Namun kia dapat melihat di Luk 11, bahwa Yesus mengajarkan hal lain yang lebih simpel dan ga religius sama sekali, dan memberikan penekanan khusus, sampai memberikan ilustrasi supaya murid-murid mengerti, "mintalah maka akan diberi".

Beriman kepada Tuhan Yesus Kristus berarti, bersandar pada-Nya, bersedia hidup di bawah Firman yang Dia ucapkan. Jubah yang berbeda, yang ber-'tzitzit' itu membuat orang yang memakainya menjadi berbeda. Orang yang taat akan Firman terkadang (tapi ga selalu lohh) akan terlihat lebih aneh, nyentrik, berbeda, "gw beda", namun esensinya adalah ketaatan kita akan hal-hal yang terlihat sepele menentukan hal-hal besar yang akan diberikan-Nya sebagai tanggung jawab. Kekristenan akan menjadi lebih masuk akal ketika kita mau taat terhadap hal kecil (tidak menunggu hal besar dulu -- menghadapi hal yg terlihat mustahil baru kelimpungan cari Tuhan, makanya terlihat jadi lebih aneh dan freaky). Jika kita sudah terbiasa mentaati perintah Tuhan yang terlihat sepele/ kecil/ sederhana banget (melalui hati nurani -- oleh Roh Kudus), maka kita tidak perlu mengeluarkan usaha yang terlalu besar untuk menghadapi perkara yang terlihat lebih besar. Otot dan insting dan intuisi kita pastinya sudah lebih terlatih.

Ketaatan adalah kunci iman